You are on page 1of 25

Logo

Minyak Bumi

Logo

Minyak Bumi
Kompetensi Dasar

Indikator

Minyak Bumi

Bahan Bakar Minyak


Dampak Pembakaran Bahan Bakar

Logo Kompetensi Dasar

Menjelaskan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi fraksi minyak bumi serta kegunaannya

Menjelaskan kegunaan dan komposisi senyawa kimia dalam kehidupan sehari hari dalam bidang pangan, sandang, papan, perdagangan, seni dan estetika.

Logo

Indikator
Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam Menjelaskan komponen komponen utama penyusun minyak bumi Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik pemisahan fraksi fraksi minyak bumi Menjelaskan pemanfaatan fraksi fraksi minyak bumi dalam industri petrokimia Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktan Menganalisa dampak pembakaran BBM terhadap lingkungan Menjelaskan manfaat dan dampak dari unsur unsur aluminium, karbon, nitrogen, oksigen, belerang, silicon, besi, kromium, tembaga, dan lain lain serta senyawanya dalam kehidupan sehari hari dan industri Menjelaskan pembuatan unsur dan senyawa di laboratorium dan industri ( misalnya : H2SO4, N2, NH3 )

Logo

Minyak Bumi
1. Pembentukan Minyak Bumi
Salah satu teori terjadinya minyak bumi adalah teori dupleks. Menurut teori ini, minyak bumi terbentuk dari jasad renik yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang telah mati. Jasad renik tersebut terbawa air sungai bersama lumpur dan mengendap di dasar laut. Akibat pengaruh waktu yang mencapai ribuan bahkan jutaan tahun, suhu tinggi, dan tekanan oleh lapisan di atasnya, jasad renik berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas. Lumpur yang bercampur dengan jasad renik tersebut kemudian berubah menjadi batuan sediment yang berpori, sementara bintik minyak dan gas yang terbentuk dari plankton bergerak merembes ke tempat yang bertekanan rendah dan terakumulasi pada daerah perangkap (trap) yang merupakan batuan kedap. Pada daerah perangkap tersebut gas alam, minyak, dan air terakumulasi sebagai deposit minyak bumi. Rongga bagian atas merupakan gas alam kemudian cairan minyak mengambang di atas deposit air. Minyak bumi terbentuk melalui proses yang sangat lama, sehingga minyak bumi dikelompokkan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

Logo

Oleh sebab itu, penggunaan minyak bumi harus tepat guna dan hemat.Sumber (deposit) minyak bumi di Indonesia umumnya terdapat di daerah pantai atau lepas pantai, yaitu pantai utara Jawa (Cepu, Wonokromo, Cirebon), daerah Sumatra bagian utara dan timur (Aceh, Riau), daerah Kalimantan bagian timur (Tarakan, Balikpapan), dan Daerah kepala burung Irian (Papua). Minyak dari daerah pengeboran umumnya diangkut dan diolah di tempat-tempat pengilangan minyak atau diekspor langsung sebagai minyak mentah. Tempat pengilangan minyak di Indonesia, antara lain Pangkalan Brandan dengan kapasitas olah 5000 barel/hari, Plaju dan Sungai Gerong (132.5000 barel/hari), Dumai dan Sungai Pekning (170.000 barel/hari), Cilacap (300.000 barel/hari), Balongan Cirebon.

Logo

2. Komposisi Minyak Bumi Minyak bumi yang baru dihasilkan dari sumur pengeboran berupa Lumpur yang berwarna hitam pekat disebut minyak mentah (crude oil). Setelah dianalisis ternyata dalam minyak bumi terdiri dari bermacam-macam senyawa berikut. a. Golongan alkana yang paling banyak terdapat dalam minyak bumi adalah n-alkana (tidak bercabang, jenuh) misalnya n-oktana dan isooktana (bercabang, jenuh) misalnya isooktana (2,2,4trimetilpentana)
CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 CH3 n-oktana CH3 CH3 C CH2 CH CH3 CH3 CH3 isooktana

Logo

b. Sikloalkana (membentuk cincin, jenuh) yang terdapat dalam minyak bumi adalah siklopentana dan sikloheksana, misalnya metil siklopentana dan etil sikloheksana

Logo

c. Hidrokarbon aromatik (membentuk cincin, tidak jenuh) yang terdapat dalam minyak bumi adalah benzena, misalnya etil benzena

Logo

d. Minyak bumi juga mengandung senyawa belerang (0,01-0,07%), senyawa nitrogen (0,01-0,9%), senyawa oksigen (0,06-0,4%), dan sedikit senyawa organologam (misalnya vanadium dan nikel)
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa minyak bumi tersusun atas lima unsur kimia, yaitu 82-87% karbon, 11-15% hidrogen, 0,016% belerang, 0-2% oksigan, dan 0,01-3% nitrogen. Berdasarkan jumlah komponen yang terbanyak dalam minyak bumi, minyak bumi dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu paraffin, naftalena, dan campuran parafin-naftalena. a. Golongan paraffin. Sebagian besar komponen dalam minyak bumi jenis ini adalah senyawa hidrokarbon rantai terbuka. Minyak bumi jenis ini digunakan sebagai sumber dan penghasil gasoline atau bahan bakar. b. Golongan naftalena. Sebagian besar komponen dalam minyak bumi jenis ini adalah senyawa hidrokarbon rantai kehidupan (siklis). Minyak bumi jenis ini digunakan sebagai bahan pelumas (oil) dan aspal (pengeras jalan). c. Golongan campuran paraffin dan naftalena. Minyak bumi jenis ini mengandung campuran paraffin dan naftalena.

Logo
Minyak bumi diperoleh dengan jalan pengeboran daerah antiklinal baik di darat maupun di lepas pantai. Pengeboran kadang-kadang mencapai kedalaman 3 km atau lebih. Di Indonesia, minyak bumi terdapat dalam lapisan-lapisan sedimen tersier yang terbentuk antara 600 ribu sampai 70 juta tahun yang lalu. Lapisan ini terdapat di sepanjang pulau Sumatra bagian timur, pulau Jawa bagian utara, Kalimantan bagian timur, dan daerah kepala burung di Papua. Meskipun telah dieksploitasi selama hampir 2 abad, ternyata baru 30 cekungan yang telah dieksploitasi dan umumnya berada di wilayah barat Indonesia.

3. Pengolahan Minyak Bumi

Logo

Sementara itu, 30 cekungan lagi di wilayah Timur Indonesia belum dieksploitasi. Minyak mentah yang baru dihasilkan masih berupa campuran dan belum dapat dimanfaatkan dan harus dilakukan pengolahan lebih lanjut. Pengolahan tersebut pada prinsipnya adalah memisahkan (memurnikan) komponen-komponen penyusun minyak bumi. Proses pemisahan komponen-komponen minyak bumi dilakukan di pabrik kilang minyak (refineries).

Logo

Pada umumnya proses pengolahan minyak bumi melalui 2 tahap yaitu desalting dan distilasi. a. Desalting Minyak mentah (crude oil), selain mengandung kotoran juga mengandung zat-zat mineral yang larut dalam air. Proses penghilangan kotoran disebut desalting atau penghilangan garam. Desalting dilakukan dengan cara mencampur minyak mentah dengan air sehingga mineral-mineral akan terlarut dalam air. Untuk meghilangkan senyawa-senyawa nonhidrokarbon, ke dalam minyak mentah ditambah dengan asam dan basa. Proses desalting dilakukan untuk mencegah korosi pipa-pipa minyak dan mencegah tersumbatnya lubang-lubang di menara fraksinasi. Setelah minyak mentah mengalami proses desalting, selanjutnya minyak mentah dialirkan ke tangki pemanas untuk menguapkan minyak mentah dan kemudian uap minyak mentah dialirkan dalam menara fraksinasi (menara distilasi).

Logo

b. Destilasi Setelah zat-zat bukan hirokarbon dipisahkan, minyak mentah diolah dengan distilasi (penyulingan) bertingkat. Distilasi adalah cara pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih dari berbagai komponen yang menyusun campuran tersebut. Karena isomer-isomer hidrokarbon mempunyai titik didih yang berdekatan. Fraksi-fraksi tersebut berupa campuran hidrokarbon yang mendidih pada trayek suhu tertentu. Distilasi dilakukan dalam kolom atau menara distilasi. Dalam menara distilasi terdapat pelat-pelat dengan jarak tertentu yang mempunyai sejumlah sungkup gelembung udara (bubble caps).

Logo

Proses dalam menara distilasi dimulai dengan memompakan minyak mentah yang telah dipanaskan sampai suhu 350C ke dalam menara distilasi. Di dalam menara sebagian minyak akan menguap dan bergerak melalui bubble caps, sebagian uap akan mencair dan mengalir melalui pelat sehingga terpisah dari fraksi lain. Uap yang tidak mencair akan akan terus naik dan lamakelamaan akan mencair sedikit demi sedikit sesuai dengan titik didihnya pada pelat-pelat yang ada di atasnya. Selanjutnya, akan diperoleh fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan titik didihnya.

Logo

Jadi uap minyak yang titik didihnya lebih tinggi akan mengembun pada pelat pengembunan yang lebih rendah, sedangkan fraksi minyak bumi yang titik didihnya lebih rendah akan mengembun pada pelat pengembunan di bagian atas. Berikut ini fraksi-fraksi minyak bumi yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar maupun sebagai bahan dasar industri petrokimia.
Fraksi LPG Bensin Natta Kerosin Solar Minyak pelumas Residu Titik Didih (C) -40 (-160) 35 75 70 170 170 250 250 340 350 500 > 500 Jumlah Atom C 14 5 10 8 12 10 14 15 25 19 35 >70 Manfaat Bahan bakar rumah tangga Bahan bakar kendaraan Bahan baku industri kimia (petrokimia) Bahan bakar pesawat, kompor Bahan bakar mesin diesel Pelumas, lilin Aspal

Logo

Setelah minyak mentah mengalami proses distilasi. FraksiFraksi minyak bumi tersebut selanjutnya diolah dengan prosesproses selanjutnya, seperti proses reforming, polimerisasi, treating, dan blending. a. Reforming adalah suatu proses peningkatan mutu bensin dengan merubah bentuk struktur dari rantai karbon lurus menjadi bercabang, dengan menggunakan katalis

Logo

b. Polimerisasi adalah suatu proses penggabungan molekulmolekul sederhana menjadi molekul-molekul yang lebih kompleks

Logo

c. Treating adalah suatu proses penghilangan pengotor pada minyak bumi Tahap-tahap treating sebagai berikut Cooper sweetening yaitu proses menghilangkan pengotor yang berbau tidak sedap. Acid treatment yaitu proses menghilangkan lumpur. Desulfuring yaitu proses menghilangkan unsur belerang. Dalam bahan bakar, unsur belerang harus dihilangkan karena pada proses pembakaran bahan bakar, belerang akan teroksidasi menjadi oksida belerang (SOx) yang dapat menyebabkan hujan asam d. Blending, yaitu proses penambahan zat aditif Contoh: Penambahan TEL (tetra ethyl lead) pada bensin

Logo

Bahan Bakar Minyak


Bensin merupakan salah satu bahan bakar yang paling banyak digunakan. Sementara itu, fraksi bensin dalam minyak bumi sangat sedikit. Oleh karena itu, untuk meningkatkan jumlah fraksi bensin perlu dilakukan proses cracking terhadap senyawa hidrokarbon rantai panjang 1. Bensin Bensin adalah campuran isomer-isomer heptana (C7 H16) dan oktana (C8 H18). Nama lain bensin adalah petrol atau gasolin a. Bilangan Oktan Bilangan oktan merupakan suatu bilangan yang menyatakan kualitas bensin. Makin besar bilangan oktan suatu bensin maka kualitasnya semakin baik yang berarti pembakaran di dalam mesin dapat berlangsung sempurna. Bensin yang tersusun oleh hidrokarbon berantai lurus, ternyata kualitasnya kurang baik. Hal ini karena bensin tersebut dapat mengakibatkan penyalakan (knocking atau ketukan) tak terkendali pada mesin sehingga mesin bergetar sangat hebat dan menimbulkan panas yang terlalu tinggi. Apabila hal tersebut terjadi, mesin akan cepat rusak

Logo

b. Dampak Negatif TEL Pengunaan TEL pada bensin sangat diperlukan karena dapat mengurangi getaran pada mesin sehingga akan menambah keamanan si pemakai. Namun di samping kenyamanan ini, ternyata TEL dalam bensin ini dapat menimbulkan masalah yang sangat serius bagi kesejahteraan umat manusia. Hal ini dikarenakan pada proses pembakaran bahan bakar, partikel-partikel timah hitam (dari TEL) dibebaskan dan diembuskan ke udara sehingga udara tercemar oleh partikel-partikel timah hitam. Partikel-partikel timah hitam yang terhirup oleh kita sewktu bernapas dapat menimbulkan gangguangangguan serius seperti kerusakan sumsum tulang belakang (menghalangi pembentukan hemoglobin), menyebabkan gangguan kerja enzim, dan iritasi pada saluran pernapasan. Dewasa ini TEL sudah mulai dikurangi bahkan di negaranegara maju tidak digunakan lagi. Sebagai pengganti TEL untuk meningkatkan nilai oktan digunakan dibrom etana (C2H4Br2), metil tersier butil eter (MTBE)

Logo

2. Dampak Negatif BBM


Udara dengan kadar CO 100 ppm dapat menyebabkan sakit kepala dan cepat lelah Udara dengan kadar CO 750 ppm dapat menyebabkan kematian

Logo

Dampak Pembakaran Bahan Bakar


1. Karbon Monoksida ( CO ) Gas karbon monoksida adalah gas yang tidak berwar, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak merangsang. Gas CO ini berbahaya karena dapat membentuk senyawa dengan hemoglobin membentuk HbCO, dan ini merupakan racun bagi darah. 2. Karbon Dioksida ( CO2 ) Sebagaimana gas CO, maka gas karbon dioksida juga mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak merangsang. Gas CO2 merupakan hasil pembakaran sempurna bahan bakara minyak bumi maupun batu bara. Keberadaan CO2 yang berlebihan di udara memang tidak berakibat langsung terhadap manusia sebagaimana gas CO.

Logo
3. Oksida Belerang ( SO2 dan SO3 ) Gas belerang dioksida ( SO2 ) mempunyai sifat tidak berwarna, tetapi berbau sangat menyengat dan dapat menyesakkan nafas meskipun dalam keadaan rendah. Penyebab terbesar berlebihnya kadar oksdia belerang di udara adalah pembakaran batu bara. 4. Oksida Nitrogen ( NO dan NO2 ) Gas nitrogen monosida memiliki sifat tidak berwarna, yang pada konsentrasi tinggi juga dapat menimbulkan keracunan. Gas oksida nitrogen juga dapat mejadi penyebab ujan asam. Keberadaan gas nitrogen monoksida di udara disebebkan karena gas nitrogen ikut terbakar bersama dengan oksigen yang terjadi pada suhu tinggi.

Logo

You might also like