You are on page 1of 25

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari kucing merupakan hewan yang dikenal sebagai binatang peliharaan yang selalu dekat dengan manusia. Seiring dengan berkembangnya minat masyarakat untuk memelihara kucing sebagai hewan kesayangan, maka semakin tinggi pula kepedulian dan perhatian masyarakat terhadap kesejahteraan dan kesehatan hewan peliharaannya. Jenis pasien yang paling sering ditemukan di klinik, rumah sakit dan praktek hewan kecil adalah kucing. Hal ini disebabkan tingginya minat masyarakat untuk memelihara kucing yang juga memerlukan perawatan lebih dari pemiliknya. Perubahan perilaku kucing akan membuat pemilik hewan kesayangan segera datang ke tempat praktek dokter hewan. Apabila hewan kesayangan menderita maka siklus kegiatan sehari-hari pemilik hewan akan terganggu sehingga mengakibatkan terjadinya stres (Dharmajono 2001). Kucing sejak dahulu dikenal sebagai salah satu hewan kesayangan yang paling banyak digemari oleh manusia. Kelincahan dan kelenturan tubuh kucing menyebabkan manusia menjadikan mereka sebagai hewan untuk bermain sekaligus untuk mengurangi tekanan hidup dan stres. Sejarah mencatat kucing memiliki hubungan yang dekat dengan kehidupan manusia sejak ribuan tahun lalu melalui proses domestikasi (Suwed & Budiana 2006). Beberapa tindakan medis sering dilakukan pada kucing baik untuk perawatan maupun penyembuhan dan penanganan kesehatan. Salah satu penyakit yang sering diderita oleh kucing adalah Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD). FLUTD merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada kucing terutama kucing jantan. Masalah kesehatan ini mengganggu vesika urinaria (VU) dan uretra kucing. Gangguan pada uretra terjadi disebabkan oleh struktur uretra kucing jantan yang

berbentuk seperti tabung memiliki bagian yang menyempit sehingga sering menimbulkan penyumbatan urin dari VU ke luar tubuh (Nash, 1997). Akan tetapi, dalam penegakan suatu diagnosa dan prognosa yang akurat dan tepat seorang dokter hewan harus melakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah, x-ray dan urin.

Tujuan Tujuan dari makalah kasus ini adalah untuk mengetahui dan memahami mengenai gejala klinis, terapi, dan perkembangan suatu kasus penyakit FELINE LOWER URINARY TRACT DISEASE pada kucing MOCHA.

Manfaat Manfaat dari makalah kasus ini adalah untuk melatih dan memperdalam kemampuan dalam hal penegakkan diagnosa dan untuk mengetahui perkembangan serta penanganan dari suatu penyakit sehingga kita dapat memberikan terapi yang tepat dan rasional.

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kucing (Felis catus) Kucing merupakan salah satu hewan kesayangan yang sering dijadikan sebagai peliharaan karena memiliki karakter yang unik dan berbeda dibandingkan dengan hewan kesayangan lainnya. Kucing adalah sejenis karnivora kecil dari famili felidae yang telah dijinakkan selama ribuan tahun (Suwed & Budiana 2006). Klasifikasi kucing menurut Linnaeus (1758) yaitu sebagai berikut: Kingdom Superphylum Phylum Subphylum Infraphylum Superclass Class Ordo Subordo Family Subfamily Genus Spesies : Animalia : Deuterostomia : Chordata : Vertebrata : Gnathostomata : Tetrapoda : Mamalia : Karnivora : Feliformia : Felidae : Felinae : Felis : Felis catus

Karakteristik Kucing Kucing merupakan hewan yang fleksibel dalam ketergantungannya pada manusia, karena pada umumnya kucing mampu bertahan hidup di lingkungan liar. Hubungan antara kucing dan manusia adalah hubungan saling menguntungkan atau simbiosis. Kucing memperoleh tempat berteduh, ketersediaan makanan, dan perawatan kesehatan sedangkan kita sebagai pemilik kucing memperoleh pengendali rodensia dan sebagai teman bermain. Tidak seperti anjing, kucing tidak selalu menganggap manusia sebagai bagian dari kelompok sosialnya sendiri (Meadows & Flint 2006). Perkembangan evolusi keluarga kucing terbagi dalam 3 kelompok, yaitu Panthera, Acinonyx, dan Felis. Felis adalah sejenis kucing kecil, salah satunya Felis sylvestris yang kemudian berkembang menjadi kucing modern (Suwed & Budiana 2006). Kucing memilliki kelenjar keringat yang kecil dan terletak pada dagu, bibir (daerah wajah), bagian antara kuku dan sole serta daerah anus. Selain itu, kucing memiliki kelenjar keringat yang menghasilkan feromon digunakan sebagai penanda teritorial untuk menemukan pasangan dan sebagai alat komunikasi (Royal Canin 2004). Kucing merupakan binatang karnivora sejati yang dilengkapi dengan cakar yang kuat dan struktur gigi taring yang besar, melengkung dan berbentuk pisau belati serta gigi geraham yang kecil dan agak runcing (Ensiklopedia Indonesia 2003). Kucing memiliki struktur tulang yang ramping dengan ukuran panjang serta lebar tubuhnya seimbang dan proporsional yang ditunjang oleh tulang yang kuat membuat gerakannya semakin lincah dan mampu berlari kencang (Suwed & Budiana 2006). Indra penciuman kucing sangat tajam dilengkapi dengan alat khusus yaitu organ vomeronasal atau organ jacobson yang membantunya mendeteksi bau (Meadows & Flint 2006).

Kucing mempunyai penglihatan stereoskopis yang baik dengan kemampuan mendeteksi cahaya tiga sampai delapan kali lebih baik daripada kemampuan manusia. Selain itu, kucing memiliki struktur khusus yaitu tapetum cellulosum yang memantulkan kembali cahaya ke dalam retina sehingga mampu melihat dengan baik dalam keadaan gelap (Meadows & Flint 2006). Ketika cahaya yang ada terlalu sedikit untuk melihat, kucing akan menggunakan misainya (vibrissae) untuk membantunya menentukan arah, mendeteksi perubahan angin yang amat kecil dan menjadi alat indera tambahan (Ensiklopedia Indonesia 2003). Meadows dan Flint (2006) menyatakan bahwa kucing amat sensitif pada bunyi frekuensi tinggi yaitu 60 kHz, yang dapat mendeteksi pekikan ultrasonik rodensia. Selain memiliki pendengaran yang tajam, kucing juga memiliki detektor getaran dalam kakinya yang membuatnya dapat mendeteksi bunyi 200-400 Hz namun hanya untuk periode waktu yang pendek.

Anatomi dan Fisiologi Organ Urinaria Kucing Sistem urinaria merupakan proses perjalanan yang penting dalam pembersihan produkproduk yang tidak berguna dalam tubuh. Proses pembersihan tersebut meliputi semua produk yang larut di dalam darah, mentransport semua material keluar dari tubuh dan juga mengeliminasi kelebihan air dalam tubuh (Colville 2002). Sistem urinaria pada hewan kecil terdiri dari beberapa bagian yaitu dua ginjal, dua ureter, vesika urinaria dan uretra, seperti pada gambar 1. Gambar 1 Sistem urinaria kucing (Sumber: Royal Canin 2006).

Gambar 1 Sistem urinaria kucing (Sumber: Royal Canin 2006).

Ginjal Ganong (2001) menyatakan bahwa ginjal ialah organ tubuh yang menjalankan proses filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus dan sekresi tubulus. Cairan yang menyerupai plasma difiltrasi melalui dinding kapiler glomerulus ke tubulus renalis di ginjal. Dalam perjalanannya sepanjang tubulus ginjal, volume cairan filtrat akan berkurang dan susunannya berubah akibat proses reabsorpsi tubulus untuk membentuk urin yang akan disalurkan ke dalam pelvis renalis. Filtrasi glomerulus berdasarkan faktor-faktor hemodinamik dan osmotik. Kucing dalam kondisi normal menghasilkan total kuantitas urin per hari sebesar 10-15 ml per kg berat badan (Royal Canin 2004).

Carlton dan McGavin (1995) menyatakan bahwa fungsi utama ginjal dapat disimpulkan dalam lima komponen dasar yaitu pembentukan urin untuk mengeleminasi sisa metabolit; regulasi asam-basa; regulasi keseimbangan cairan; fungsi endokrin melalui pembentukan eritropoietin, renin dan vitamin D serta mempertahankan konsentrasi normal ion potassium extracellular melalui reabsorpsi di dalam tubulus proksimal dan sekresi tubular dalam tubulus distal di bawah pengaruh aldosteron. Jika ginjal mengalami kegagalan untuk membuang substansi dari plasma, maka konsentrasi cairan plasma dapat meningkat ke level toksik dan dapat menyebabkan kematian hewan (Colville 2002). Organ ginjal diselimuti oleh kapsul jaringan ikat fibrosa. Parenkim ginjal terdiri dari korteks dan medula, dengan rasio perbandingan korteks-medula sekitar 1:2 atau 1:3 (Carlton dan McGavin 1995). Bagian-bagian dari ginjal terdiri dari hilus yang merupakan area di sisi medial ginjal dan relatif luas berisi darah dan buluh limfe, saraf dan ureter yang masuk dan keluar ginjal. Hilus terbuka ke arah sinus ginjal (Getty 1975). Di dalam hilus terdapat pelvis renalis yang berbentuk seperti corong. Pelvis renalis merupakan kamar koleksi urin yang merupakan bentuk awal dari ureter. Bagian luar dari ginjal dinamakan korteks renalis, berwarna coklat kemerahan dan berbentuk kasar, granular. Bagian dalam di sekitar pelvis renalis ialah medula renalis yang memiliki permukaan yang halus dengan area luar berwarna ungu tua sampai ke korteks dan area dalam berwarna abu-abu-merah pucat yang meluas sampai ke pelvis renalis (Colville 2002). Bagian medula ginjal terbagi menjadi beberapa massa jaringan berbentuk kerucut yang disebut piramida ginjal. Dasar dari setiap piramida dimulai pada perbatasan antara korteks dan medula serta diakhiri pada papila yang menonjol ke dalam ruang pelvis renalis (Guyton & Hall 1997). Ginjal kucing dan anjing, termasuk tipe unipiramidal atau unilobar yang tersusun atas satu

piramida renalis dengan ujung apexnya yaitu papila renal yang masuk ke dalam pelvis renalis (Getty 1975). Ukuran ginjal kucing termasuk besar, berwarna merah cerah atau merah tua kehitaman, tebal dan berbentuk kacang dengan permukaan dorsal yang sedikit rata. Ukuran panjang 38-44 mm dengan lebar 27-31 mm dan tebalnya 20-25 mm. Beratnya bervariasi antara 15-30 gram dengan letak simetris. Letak topografi hampir sama dengan anjing yaitu terletak retroperitoneal dan berlokasi di sublumbar pada kedua sisi dari aorta dan vena cava caudalis, kedua ginjal extrathoracic. Ginjal kanan terletak ventral pada processus transversus vertebrae lumbalis I-IV dan ginjal kiri pada processus transversus vertebrae lumbalis II-V (Getty 1975). Menurut Crouch dalam Getty (1975), ginjal kucing terletak retroperitoneal dengan hanya permukaan ventral ginjal yang tertutupi oleh peritoneum, keduanya melekat pada kapsula adiposa dan lebih terfiksir bebas oleh fascia renalis daripada ginjal anjing.

Ureter Setiap ginjal memiliki saluran yang disebut ureter terdapat di hilus dan merupakan saluran berotot yang mengangkut urin dari ginjal menuju vesika urinaria. Ureter terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar fibrosa, lapisan otot tengah yang dibentuk oleh otot halus dan lapisan dalam epitel transisional. Ureter merupakan lanjutan dari pelvis renalis. Tiap ureter meninggalkan ginjal di hilus. Epitel transisional menyebabkan ureter meregang ketika dilewati oleh urin sampai ke vesika urinaria (Colville 2002). Lapisan otot halus pada ureter adalah lapisan yang fungsional, menggunakan gerak peristaltik untuk memindahkan urin, sama seperti kontraksi usus. Gerak peristaltik adalah suatu kontraksi gelombang otot untuk menggerakkan isi saluran

dalam satu arah. Dalam hal ini, urin didorong untuk pembukaan bagian dasar vesika urinaria (Dyce et al. 2002). Ukuran ureter bervariasi, ureter kanan sedikit lebih panjang karena letak ginjal kanan yang lebih cranial (Mc Farland dalam Getty 1975). Ureter kucing merupakan tubulus otot fibrosa. Menurut Crouch dalam Getty (1975), bagian dorsal ureter kucing menuju ke arah peritoneum parietal dan bagian ventralnya ke arah otot psoas dan ke pembuluh darah circumflexa iliaca profundal. Ureter kucing memasuki vesika urinaria melalui dinding secara obliqus.

Vesika Urinaria Vesika urinaria menampung urin yang diproduksi dan mengeluarkannya secara periodik dari tubuh. Vesika urinaria memiliki dua bagian yaitu kantung otot dan leher yang terlihat seperti balon. Ukuran dan posisi vesika urinaria bervariasi berdasarkan jumlah urin yang terkandung di dalamnya. Vesika urinaria dilapisi oleh epitel trasisional yang meregang ketika berisi urin. Ketika otot berkontraksi, vesika urinaria tertekan dan urin akan keluar (Colville 2002). Otot polos vesika urinaria disebut otot detrusor (Guyton & Hall 1997). Leher vesika urinaria merupakan lanjutan caudal dari vesika urinaria menuju uretra. Pada leher vesika urinaria terdapat otot halus yang bercampur dengan banyak jaringan elastik yang berfungsi sebagai otot sphincter internal (Reece 2006). Kontraksi dan relaksasi otot sphincter di bawah kontrol kesadaran, membuka dan menutup jalan urin meninggalkan vesika urinaria dan memasuki uretra (Colville 2002). Secara struktural vesika urinaria karnivora (anjing dan kucing) merupakan membran muscular dan berbentuk seperti buah pear (Getty 1975). Menurut Crouch dalam Getty (1975),

vesika urinaria kucing terletak di bagian ventral rongga abdomen diantara dinding tubuh ventral dan colon descenden. Vesika urinaria memiliki leher caudal yang panjang melewati bagian dorsal menuju symphysis ischiatic dan pubis dalam rongga pelvis. Vesika urinaria dibungkus oleh peritoneum dan terfiksir pada lehernya oleh ligamentum medial dan lateral.

Uretra Uretra adalah lanjutan dari leher vesika urinaria yang berjalan melalui ruang pelvis menuju lingkungan luar (Reece 2006). Uretra dilapisi oleh epitel transisional yang menyebabkan uretra dapat meluas. Uretra jantan berjalan sepanjang pusat penis, membawa urin dari vesika urinaria sampai ke lingkungan luar. Uretra jantan juga mempunyai fungsi sebagai alat reproduksi. Vas deferens dan kelenjar asesoris masuk ke uretra melalui ruang pelvis. Sedangkan pada uretra betina hanya memiliki fungsi urinaria saja. Menurut Dyce et al. (2002), uretra betina berjalan secara caudal di atas lantai pelvis di bawah saluran reproduksi. Uretra betina relatif pendek menghubungkan vesika urinaria menuju sphincter uretra eksternal. Sedangkan pada jantan relatif lebih panjang, saluran tersebut berjalan melalui kelenjar prostat dan berjalan sepanjang penis sebelum mencapai sphincter eksternal. Sphincter uretra eksternal bekerja di bawah kesadaran (voluntarily) dan direlaksasikan ketika waktu dan tempat yang cocok untuk urinasi telah ditentukan (Colville 2002). Sphincter eksternal terletak di luar vesika urinaria, tersusun dari otot rangka yang melingkari uretra (Reece 2006).

Keterangan gambar: 1. ductus deferens:saluran sperma 2. ureter : menghubungkan ginjal dengan kandung kemih/vesica urinaria 3. vesica urinaria : kantung kemih/kantung urin 4. colon : usus besar 5. uretra : saluran pembuangan urin 6. tulang kemaluan 7. kelenjar prostat 8. rektum 9. kelenjar bulbo-uretralis 10. preputium: kulit pembungkus penis 11. penis 12. testis : organ penghasil sperma

KASUS

Signalment Pada hari Selasa tanggal 9 Juli 2013, Nn. Reza yang beralamat di Keputih Tegal Timur I / 18-20 Surabaya memeriksakan kucingnya di RSHP Unair yang bernama Mocha, dengan jenis kelamin jantan, berwarna putih krem, berusia 3 tahun 4 bulan. Anamnesis Kucing Mocha sebelumnya merupakan rujukan dari drh. Lianny. Pada tanggal 6 Juli 2013 telah dilakukan x-ray. Kucing Mocha masih mau makan tetapi tidak mau minum, defekasi normal, urinasi abnormal keluar hanya sedikit-sedikit, cara kencing merejan, kalau tidur urin keluar sendiri, pernah operasi vesica urinaria tgl 13 Juni 2013. Pemeriksaan Fisik Temperatur rektal Frekuensi pulsus Frekuensi nafas Berat Badan Kondisi umum Kulit bulu Membran mukosa Kelenjar limfa Muskuloskeletal Sistem Sirkulasi Sistem Respirasi : 37,5 C (normal 37,6 C-39,4 C) : 132 /menit (normal 92-150/menit) : 18 /menit (normal 20-40 /menit) : 3 kg : Normal : Normal : Normal : Normal : Normal : Normal : Normal

Sistem Digesti Sistem Urogenital

: Normal : Abnormal => Palpasi (Pembesaran pada daerah Vesica Urinaria)

dengan poisi stand position bagian abdomen caudal Sistem saraf Mata Telinga Diagnosa Penunjang Tanggal 6 Juli 2013 : Pemeriksaan x-ray posisi lateral abdominal : Normal : Normal

Interpretasi : Tampak statis urin di dalam vesica urinaria dan tampak sedikit penebalan dinding vesica urinaria Ada bentukan peningkatan opasitas di dalam vesika urinaria Diagnosa : suspect urolithiasis

Tanggal 9 Juli 2013 : pemeriksaan laboratorium darah lengkap Jenis Pemeriksaan Darah Lengkap Hb Leko Eri Thrombosit MCV MCH MCHC Hematokrit Diff Faal Ginjal BUN Kreatinin 6,3 mg/dL 1,5 mg/dL 15-34 mg/dL 1,0-2,2 mg/dL 9,8 g/dL 14,7x109/L 6,48x1012/L 257x109/L 46,8 fL 15,1 pg 32,3 g/dL 30,3 % -/-/-/28,8/22,0/49,2 9,0-16,7 4,2-17,5 5,24-10,89 170-600 41,0-56,2 13,0-18,0 29,5-34,8 Hasil Nilai Normal

Tanggal 10 Juli 2013 : Pemeriksaan Laboratorium Urin Jenis Pemeriksaan Urina Albumin Reduksi Bilirubin Leko pH negatif negatif negatif negatif 6,8 5,5 - 8,0 Hasil Nilai Normal

BD Sedimen Eri Leko Epitel Bakteri Diagnosa Banding : Urolithiasis Diagnosa : FLUTD Prognosa : infausta Terapi : Kateterisasi, operasi cystotomy Rekam Medik Kucing Mocha Hari & tanggal Selasa, 9 Juli2013 Jam 21.0 0 21.4 0 22.1 5 23.3 0 24.0 0 01.0 0 06.0 0 08.0 0 08.1 5 09.4 T (C) 34,4 34,3 34,8 36,2 36,7 P R

1.010

> 50 /lp 15-20 /lp 4-6 /lp Positif (+)

Obat Atropin sulfat 0,3 cc

Makanan

Keterangan Post operasi, infra red Muntah makanan

13 8 18 0 12 0

Infus Normal saline

Infra red dimatikan, mulai sadar,urin(-)

Rabu, 10 Juli 2013

35,9 35,1 35,5 Viccillin 0,5 cc Metoclopramide 0,3 cc 37 Cimetidine 0,3cc Makan whiskas tuna junior

Urinasi (+) tanpa kateter (lepas) Muntah hitam, makanan (-) Urinasi lumayan lancar

5 09.5 0 11.1 0 11.4 5 15.0 0 15.1 4 16.3 0 07.3 0 37,7 09.0 0 12.5 0 17.0 0 17.1 5 18.4 5 19.4 5 20.5 5 78 35,8 36,8 36,5 35,2 35,9 37,0 36,1 12 0 96 1 11 4 12 0 15 6 2 4 Viccillin 0,5cc Furosemide 0,2 cc 2 4 3 0 3 6 3 0 Air madu+bubur 37,4 38,4 Viccillin 0,3 cc

Mau makan pindang+minum sendiri Mau makan pindang+nasi+minum sendiri Urinasi berupa tetes berwarna merah kekuningan

Kamis, 11 Juli 2013

Urinasi netes, berwarna merah Urinasi netes, berwarna merah (lumayan banyak) Defekasi (+)

Infra red, infuse NaCl, kompres air hangat Infra red, infus NaCl, kompres air hangat Infra red, infus NaCl, kompres air hangat Oksigen RIP

21.4 0 22.2 1 22.3 9

PEMBAHASAN

Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD) atau sering disebut dengan Feline Urologic Syndrome (FUS) adalah suatu kondisi dimana terdapatnya bentukan crystal yang menyumbat saluran urinasi bagian bawah seperti vesica urinaria, bladder sphincter, dan uretra, sehingga kucing mengalami kesulitan urinasi. Kondisi ini sering terjadi pada kucing muda, bisa jantan ataupun betina, namun lebih sering terjadi pada kucing jantan. Gangguan pada uretra terjadi disebabkan oleh struktur uretra kucing jantan yang berbentuk seperti tabung memiliki bagian yang menyempit sehingga sering menimbulkan penyumbatan urin dari vesica urinaria ke luar tubuh (Nash, 1997).

Kucing yang memakan pakan kering akan mendapat sedikit air dari pakan mereka, selain itu didukung pula dengan kurangnya minum. Pakan kering akan menyebabkan urin lebih terkonsentrasi dan jumlah sedimen yang lebih besar. Pakan yang mengandung protein tinggi membantu pembentukan urolit struvit karena konsumsi protein tinggi dapat meningkatkan konsentrasi urea dan NH4 dalam urin. Pakan yang mengandung oksalat, defisiensi vitamin A (karena menyebabkan perubahan metaplastik epitel transisional), dan dehidrasi (akibat pemasukan air yang terbatas sehingga memberi kesempatan unsur mineral tetap berada dalam urin yang konsentrasinya sangat jenuh) adalah faktor yang dapat menyebabkan urolitiasis. Konsentrasi urin yang sangat jenuh tersebut umumnya disebabkan bekurangnya jumlah air yang diminum (kurang minum). Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan, temperatur kucing Mocha adalah 37,5C, frekuensi pulsus 132x/menit, sedangkan respirasi 18x/menit. Panas tubuh berkurang karena : radiasi, konduksi dan evaporasi (vasodilatasi, polypnea, perubahan posisi tubuh yang menyebabkan perubahan luas permukaan tubuh, tempat dingin). Sistem urogenital kucing Mocha membesar pada daerah vesica urinaria yang dapat diketahui dengan palpasi caudal dari abdomen. Pembesaran ini disebabkan adanya akumulasi urin yang tidak keluar melalui urethra sehingga menyebabkan vesica urinaria penuh berisi urin. Pada proses palpasi tersebut, kucing mocha juga merasa gelisah. Menurut Gieg dkk. (2006), kucing yang mengalami FLUTD biasanya akan merasa kesakitan pada saat palpasi abdomen. Pada pemeriksaan x-ray, tampak statis urin di dalam vesica urinaria dan tampak sedikit penebalan dinding vesica urinaria. Hal ini dapat dirasakan pada saat palpasi abdomen. X-ray juga menunjukkan adanya bentukan peningkatan opasitas di dalam vesika urinaria. Hal ini diduga adanya plak pada dinding vesica urinaria. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap menunjukkan

hasil normal, kecuali pada faal ginjal yaitu hasil Blood Urea Nitrogen (BUN) 6,3 mg/dL dengan nilai normal 15-34 mg/dL. Penurunan nilai BUN disebabkan oleh defisiensi protein dan gangguan fungsi hati. Rasio BUN rendah dengan kreatinin normal dijumpai pada uremia prarenal, diet tinggi protein, perdarahan saluran cerna, keadaan katabolic. Hampir seluruh ureum dibentuk di dalam hati, dari metabolisme protein (asam amino). Urea berdifusi bebas masuk ke dalam cairan intra sel dan ekstrasel. Zat ini dipekatkan dalam urin untuk diekskresikan. Kadar dalam darah mencerminkan keseimbangan antara produksi dan ekskresi urea. Ureum berasal dari penguraian protein, terutama yang berasal dari makanan. Kadar rendah biasanya tidak dianggap abnormal karena mencerminkan rendahnya protein dalam makanan atau ekspansi volume plasma. Namun, bila kadarnya sangat rendah bisa mengindikasikan penyakit hati berat. Penurunan kadar urea sering dijumpai pada penyakit hati yang berat. Pada nekrosis hepatik akut, sering urea rendah asam-asam amino tidak dapat dimetabolisme lebih lanjut.

Pemeriksaan laboratorium urin menunjukkan nilai eritrosit > 50 /lp, artinya kucing Mocha mengalami hematuria. Hematuria adalah adanya peningkatan jumlah eritrosit dalam urin karena kerusakan glomerular, tumor yang mengikis saluran kemih, trauma ginjal, batu saluran kemih, infeksi, inflamasi, infark ginjal, nekrosis tubular akut, infeksi saluran kemih atas dan bawah, nefrotoksin, dll. Hematuria dibedakan menjadi hematuria makroskopik (gross hematuria) dan hematuria mikroskopik. Darah yang dapat terlihat jelas secara visual menunjukkan perdarahan berasal dari saluran kemih bagian bawah, sedangkan hematuria mikroskopik lebih bermakna untuk kerusakan glomerulus. Dinyatakan hematuria mikroskopik jika dalam urin ditemukan lebih dari 5 eritrosit/lp. Hematuria mikroskopik sering dijumpai pada nefropati diabetik, hipertensi, dan

ginjal polikistik. Hematuria mikroskopik dapat terjadi persisten, berulang atau sementara dan berasal dari sepanjang ginjal-saluran kemih. Hematuria persisten banyak dijumpai pada perdarahan glomerulus ginjal. Hasil pemeriksaan urin juga menunjukkan adanya nilai lekosit yaitu 15-20 /lp. Lekosit dalam urine umumnya adalah neutrofil. Lekosit dapat berasal dari bagian manapun dari saluran kemih. Lekosit hingga 4 atau 5/lp umumnya masih dianggap normal. Peningkatan jumlah lekosit dalam urine (leukosituria atau piuria) umumnya menunjukkan adanya infeksi saluran urogenital baik bagian atas atau bawah, pielonefritis, atau glomerulonefritis akut. Jika urine terakumulasi dalam jumlah berlebih di dalam vesica urinaria, akan menyebabkan balik ke ginjal. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya uremia dan sepsis yang berujung pada kematian karena toksin menyebar dalam aliran darah (Pinney, 2009). Leukosituria juga dapat dijumpai pada febris, dehidrasi, stress, leukemia tanpa adanya infeksi atau inflamasi, karena kecepatan ekskresi leukosit meningkat yang mungkin disebabkan karena adanya perubahan permeabilitas membran glomerulus atau perubahan motilitas leukosit. Nilai epitel dalam urin kucing Mocha adalah 4-6 /lp. Sel epitel yang biasa ditemukan adalah sel epitel tubulus, transisional dan skuamosa. Sel epitel tubulus berasal dari ginjal sehingga mengindikasikan disfungsi glomerulus. Sel epitel transisional berasal dari pelvis ginjal, ureter, kandung kemih (vesica urinaria) atau uretra. Sedangkan sel epitel skuamosa umumnya dalam jumlah yang lebih rendah dan berasal dari permukaan kulit atau dari luar uretra. Signifikansi utama sel ini adalah sebagai indikator kontaminasi. Hasil urine kucing Mocha juga menunjukkan positif bakteri. Dalam keadaan normal, urine tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Adanya bakteri dalam urine mengindikasikan adanya infeksi pada vesica urinaria. Akan tetapi, hasil ini juga dapat menjadi

salah jika bakteri tersebut berasal dari cemaran preputium atau dalam wadah pengumpul yang kurang steril saat penampungan urine. Pasca operasi, kucing Mocha diberikan atropine sulfat dengan tujuan menghambat aksi asetilkolin pada bagian parasimpatik otot halus, kelenjar sekresi dan SSP, meningkatkan output jantung, mengeringkan sekresi, mengantagonis histamin dan serotonin. Pemasangan infra red juga diberikan untuk menaikkan suhu tubuh kucing Mocha. Kemudian diberikan infus NS (normal saline) untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit yang diperlukan untuk metabolisme. Terapi lainnya adalah viccillin, metoclopramide dan cimetidine. Antibiotik biasanya diberikan jika disertai dengan infeksi bakteri (Merck, 2005). Viccillin memiliki kandungan ampicillin. Ampicillin termasuk dalam agen bakterisidal yang mempunyai spektrum aktivitas luas pada bakteri gram negatif dan positif. Bakteri yang rentan terhadap ampicillin antara lain streptococcus, staphylococcus, corynebacterium, clostridium, E.coli, klebsiella, shigella, salmonella, proteus, brucella, dan pasteurella. Ampicillin bekerja dengan menghambat sintesa dinding sel yaitu dengan menyerang peptidoglycan (Ganiswarna, 1995). Dosis pada kucing yaitu 10-20 mg/kg BB ( Allen et al, 1993). Diharapkan pada pemberian viccilin ini dapat mencegah bakteri yang menyebabkan infeksi pada saluran urinaria pada kucing Mocha. Metoclopramide adalah obat yang bekerja pada terget organ saluran cerna bagian atas. Obat ini mempengaruhi secara langsung chemoreceptor trigger zone (CTZ) medulla, yaitu dengan menghambat reseptor dopamin CTZ. Metoclopramide meningkatkan ambang rangsang CTZ dan menurunkan sensitivitas saraf visceral yang membawa impuls saraf aferen dari gastrointestinal kepusat muntah pada formasio reticularis lateralis. Cimetidine adalah obat yang

berpusat pada lambung dan usus. Mekanisme kerjanya menghambat kerja histamin secara kompetitif pada teseptor histamin sehingga efektif untuk menghambat sekresi asam lambung. Selain itu, kucing Mocha juga diberikan furosemide. Furosemide adalah sebuah obat yang digunakan untuk meningkatkan produksi urin. Obat ini biasa ditujukan untuk mengurangi pembengkakan dan retensi cairan yang disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan. Mekanisme kerjanya dengan menyebabkan ginjal untuk membuang air dan garam yang tidak dibutuhkan dari tubuh melalui urin. Sehingga akan sering buang air kecil yang dapat berlangsung hingga 6 jam setelah dosis pertama diberikan dan pemberian dosis harus menurun setelah penggunaan beberapa minggu. Dosis untuk kucing 1-2 mg/kgBB. Tiga hari pasca operasi, kucing Mocha meninggal dengan kondisi vesika urinaria membesar kembali. Terjadi penimbunan urine di dalam vesica urinaria sehingga menyebabkan vesica urinaria membesar. Keadaan urine yang tertahan dalam vesica urinaria dapat berbalik mengalir ke ginjal sehingga terjadi gangguan pada ginjal. Kematian yang terjadi pada kucing Mocha kemungkinan disebabkan karena urea yang terkandung dalam urine yang mengalir ke ginjal tersebut mengalami peningkatan dan masuk dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan uremia dan akhirnya sepsis.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan, baik anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa penunjang (X-ray, tes darah dan faal ginjal) pada kasus kucing Mocha, dapat disimpulkan bahwa kucing Mocha menderita penyakit Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD).

Daftar Pustaka

Carlton WW dan McGavin MD. 1995. Thomson's Special Veterinary Pathology. St. Louis: Mosby-Year Book, Inc. Hlm 209-245. Colville J. 2002. The Urinary System. Di dalam: Colville T dan Bassert JM, Editor. Clinical Anatomy and Physiology for Veterinary Technicians. USA: MOSBY. Hlm. 304-317. Dyce KM, Sack WO dan Wensing CJG. 2002. Textbook of Veterinary Anatomy. Edisi ke-3. USA: Saunders Company. Hlm. 175-433.

Ensiklopedia Indonesia. 2003. Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Mamalia 2. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. Ganong WF. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hlm. 671. Getty R.1975. Sisson and Grossman's The Anatomy of the Domestic Animals. Edisi ke-5. Philadelphia: W. B. Saunders Company. Hlm. 1577-1579. Guyton AC dan Hall JE. 1997. Buku Ajar Kedokteran. Edisi 7. Jakarta: Kedokteran EGC. Meadows G dan Flint E. 2006. Buku Pegangan bagi Pemilik Kucing. Batam: Karisma Publishing Group. Hlm. 56-64. Reece WO. 2006. Functional Anatomy and Physiology of Domestic Animals. Edisi ke-3. Australia: Blackwell Publishing Asia. Hlm. 269-302. Royal Canin. 2004. The Cat Encyclopedia. Paris: Aniwa Publishing. Hlm. 343-344. Royal Canin. 2006. Urinary Crystals and Stones. Austria: Waltham. Hlm. 5. Suwed MA dan Budiana NS. 2006. Membiakkan Kucing Ras. Jakarta: Penebar Swadaya. Hlm. 5-

You might also like