You are on page 1of 26

i

KATA PENGANTAR
Assallamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada seluruh mahluk-Nya. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya tersebut akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa pula shalawat serta salam selalu kita limpahkan kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW. Pembuatan makalah ini berjudul Konsep Asuhan Keperawatan pada Neonatus merupakan salah satu prasyarat penilaian untuk mata pelajaran

Keperawatan Anak pada Pendidikan Program Studi S.1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yarsi Pontianak. Pada penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan masalah, tetapi setelah mendapat bimbingan, dorongan, arahan serta bantuan dari Ibu Martina Ekacahyaningtyas, S.Kep., Ns. selaku dosen pembimbing, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah, ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih, baik bagi pambaca maupun penulis. Amin.

Pontianak, Oktober 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN


Latar Belakang ............................................................................... 1 Tujuan Penulisan ............................................................................ 2 Metode Penulisan ........................................................................... 2 Sistematika Penulisan .................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Konsep Tumbuh Kembang Pada Bayi ................................................. 3 B. Masalah kesehatan pada bayi ............................................................... 12 C. Bimbingan Antisipasi pada Bayi (Anticipatori Guidance) .................. 14 D. Asuhan Keperawatan pada Bayi .......................................................... 20

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................. 22 B. Saran ........................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 23

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Orang sering kali menganggap bahwa kelahiran bayi adalah permulaan dari sebuah kehidupan, tentu saja hal ini tidak bisa di salahkan , tetapi sebenarnya kelahiran hanyalah suatu tahap dalam proses yang telah dimulai sejak dalam kandungan yang memberikan banyak pengaruh pada bayi. Bayi merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari neonatal hingga bayi. Masa bayi merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan. Memahami anak-anak dan pertumbuhan serta perkembangn mereka merupakan hal yang esensial untuk meningkatkan kesehatan dan menetapkan pola yang sehat. Kita sebagai perawat harus memiliki pemahaman yang jelas tentang pertumbuhan yang normal atau pertumbuhan yang diharapkan dan perilaku pada awal tahap perkembangan untuk membimbing dan

meningkatkan kondisi normal dan untuk mendeteksi dan untuk mencegah kondisi abnormal masalah kesehatan, dan bimbungan antisipasi (anticipatory guidance) yang diberikan . Pertumbuhan adalah sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ketingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran. Jadi, pertumbuhan berhubungan dengan perubahan pada kuantitas yang maknanya terjadi perubahan pada jumlah dan ukuran sel tubuh yang ditunjukkan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh. Perkembangan berhubungan dengan perubahan secara kualitas, diantaranya terjadi peningkatan kapasitas individu untuk berfungsi yang dicapai melalui proses pertumbuhan, pematangan, dan pembelajaran, jadi jika tubuh anak semakin besar dan tinggi, kepribadiannya secara simultan juga semakin matang. (Whalay Dan Wong, 2000)

B. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu untuk memahami konsep tumbang , memahami permasalahan yang akan terjadi pada bayi dan bimbingan antisipasi serta menerapkannya dalam konsep tumbang . 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa dapat memahami konsep tumbuh kembang pada usia bayi b. c. Mahasiswa dapat memahami masalah kesehatan pada bayi Mahasiswa dapat memahami bimbingan antisipasi yang diberikan pada bayi d. Mahasiswa dapat memahami konsep asuhan keperawatan pada bayi

C. METODE PENULISAN Dalam penulisan makalah ini kami mengunakan metode deskriptif dan literature dari berbagai media, textbook maupun browsing internet.

D. SISTEMATIKA PENULISAN Adapun sistematika penulisan makalah ini terdiri atas tiga bab,cyaitu: BAB I PENDAHULUAN : Terdiri dari Latar belakang, Tujuan penulisan, Metode penulisan, Sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN TEORI : Terdiri dari Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan pada Bayi, Masalah

Kesehatan pada Bayi, Bimbingan Antisipasi (Anticipatory Keperawatan. BAB III PENUTUP DAFTAR PUSTAKA : Terdiri dari Kesimpulan dan Saran. Guidance) dan Asuhan

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Konsep Tumbuh Kembang Pada Bayi Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang dapat di ukur dengan ukuran berat (gram, pound, kg); ukuran panjang dengan cm atau meter, umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalium dan nitrogen tubuh; sedangkan perkembangan (development) adalah

bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan (ngastiyah.2003, hal ; 1-2). Whalay dan Wong(2000) mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ketingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran. Jadi, pertumbuhan berhubungan dengan perubahan pada kuantitas yang maknanya terjadi perubahan pada jumlah dan ukuran sel tubuh yang ditunjukkan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh. Perkembangan berhubungan dengan perubahan secara kualitas, diantaranya terjadi peningkatan kapasitas individu untuk berfungsi yang dicapai melalui proses pertumbuhan, pematangan, dan pembelajaran, jadi jika tubuh anak semakin besar dan tinggi, kepribadiannya secara simultan juga semakin matang. Maslow (1988) mengungkapkan pertumbuhan sebagai suatu peningkatan ukuran tubuh yang dapat diukur dengan Meter atau centimeter untuk tinggi badan dan kilogram atau gram untuk berat badan. Pertumbuhan ini dihasilkan oleh adanya pembelahan sel dan sistesis protein dan setiap anak mempunyai potensi gen yang berbeda untuk tubuh. Sedangkan perkembangan ialah sebagai peningkatan keterampilan dan kapasitas anak untuk berfungsi secara bertahap dan terus menerus.

Jadi perkembangan adalah suatu proses untuk menghasilkan peningkatan kemampuan berfungsi pada tingkat tertentu. Dari kedua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu secara bertahap anak akan semakin bertambah berat dan tinggi. Pertumbuhan berkaitan dengan kuantitas fisik individu anak. Sedangkan perkembangan adalah suatu proses yang terjadi secara simultan dengan pertumbuhan yang dihasilkan kualitas individu untuk berfungsi, yang dihasilkan melaui proses pematangan dan proses belajar dari lingkungannya. (Supartini Yupi. 2004, hal.49) 1. Parameter umum Indikator terbaik untuk kesehatan menyeluruh yang baik adalah

peningkatan secara terus-menerus, terutama tinggi badan , berat badan, dan lingkar kepala serta dada , dengan perubahan fontanel yang normal. a. Tinggi badan Antara usia 0 dan 6 bulan , bayi tumbuh 2,5 cm perbulan hingga panjang tubuh rata-rata 63,8 cm. Antara usia 6 sampai 12 bulan, panjang lahir bayi meningkat 50% hingga ukuran rata-rata pada usia 12 bulan, yaitu 72,5 cm. b. Berat badan Antara usia 0 dan 6 bulan berat bayi bertambah 682 g per bulan.Berat badan bayi meningkat 2 kali ketika usia 5 bulan.Berat badan rata-rata usia 6 bulan adalah 7,3 kg. Antara usia 6 dan 12 bulan berat bayi bertambah 341 g per bulan.berat lahir bayi meningkatkan 3 kali lipat pada usia 12 bulan . berat badan rata-rata bayi usia 12 bulan adalah 9,8 kg. c. Lingkar kepala (LK) atau lingkar fronto-oksipital (LFO) Antara usia 0 dan 6 bulan ,LK bertambah 1,32 cm per bulan hingga ukuran rata-rata 37,4 cm Antara usia 6 sampai 12 bulan , LK meningkat 0,44 cm per bulan hingga mencapai ukuran rata-rata 45 cm.Pada usia 12 bulan, LK meningkat sepertiganya dan berat otak bertambah 2,5 kali dari berat lahir.

d.

Lingkar dada Ukuran normal sekitar 2 cm lebih kecil dari LK Ukuran lingkar dada sejajar dengan puting

e.

Perubahan fontanel Saat lahir, bagian terlebar fontanel anterior yang berbentuk berlian berukuran sekitar 4-5 cm; fontanel ini menutup pada usia 12 bulan dan 18 bulan. Saat lahir, bagian terlebar fontanel posterior yang berbentuk segitiga sekitar 0,5 1 cm ; fontanel ini menutup pada usia 2 bulan.

Pertumbuhan dan perkembangan dipantau dengan pemetaan hasil pengukuran pada grafik pertumbuhan standar, yang spesifik pada anak perempuan dan laki-laki, dari lahir sampai usia 3 sampai 18 tahun. Tugas bayi paling dasar adalah bertahan hidup yang terdiri dari tugas fisik seperti bernafas, menghisap, makan, tidur, dan eliminasi. 2. Nutrisi a. Sumber makanan awal Air susu ibu adalah sumber makanan lengkap yang paling disenangi selama 6 bulan pertama. Air susu ibu secara gizi adalah yang paling unggul, aman dari bakteri, dan sedikit menyebabkan alergi. Air susu ibu juga mengandung faktor anti-infeksi dan sel-sel imun. Produk susu formula diperkaya besi yang siap saji adalah pilihan selain ASI yang dapat diterima. Asupan susu formula bervariasi pada setiap bayi, tetapi asupan rata-rata adalah 113 g enam kali per hari dalam 1 bulan sampai 119 g lima kali perhari selama 6 bulan saat makanan padat dikenalkan. Penyapihan dari payu dara atau botol ke gelas harus bertahap. Kecendrungan bayi untuk meniru (antara 8 dan 9 bulan) meningkatkan keberhasilan penyapihan.

b.

Kebutuhan cairan Susu ( dan makanan saring lanjutan ) merupakan sumber air utama bagi bayi. Kebutuhan air rata-rata 125 sampai 150 mL/kg/hari dari usia 0 sampai 6 bulan, dan 120 sampai 135 mL/kg/hari dari usia 6 sampai 12 bulan. Makanan padat tidak dianjurkan sebelum usia 4 sampai 6 bulan Karena penonjolan atau refleks mengisap dan imaturitas saluran gastrointestinal dan sistem imun. ASI atau susu formula tetap sebagai sumber nutrisi utama untuk usia 6 sampai 12 bulan, meskipun makanan padat harus sudah diberikan. Bubur susu atau nasin tim saring bayi biasanya merupakan makanan padat awal bagi bayi . Jenis makanan ini mudah dicerna, mengandung besi, dan jarang menyebabkan reaksi alergik. Bubur susu dapat dicampur dengan ASI atau susu formula. Makanan tambahan biasanya mencakup jenis bubur lain, kemudian buah-buahan dan sayuran, serta daging. Makanan diperkenalkan pertama kali selama beberapa hari berturut-turut, biasanya berakhir setelah periode 3 hari,karena kemungkinan adanya alergi makanan. Makanan yang dapat dipegang (misalnya : craker kunyah atau buah segar) diperkenalkan pada usia 8 atau 9 bulan. Madu tidak diperbolehkan karena dapat mengakibatkan botulisme pada bayi. Botulisme adalah suatu keadaan yang jarang terjadi yang bisa berakibat fatal, yang disebabkan oleh keracunan toksin (racun) yang di produksi oleh clostridium botulinum.

c.

Pola Tidur kebanyakan bayi tidur saat sedang tidak makan selama bulan pertama. kebanyakan bayi tidur 9 sampai 11 jam dimalam hari antara usia 3 dan 4 bulan. kebanyakan bayi tidur pada pagi dan sore hari di usia 12 bulan.

ritual tidur harus di mulai pada masa bayi untuk mempersiapkan bayi tidur dan mencegah maslah bayi tidur di kemudian hari.

d.

Kesehatan Gigi Anak usia 6 bulan atau lebih yang mendapatkan ASI eksklusif, atau yang menerima formula siap saji, atau yang tinggal di tempat dengan air lokalnya mengandung florida yang tidak di adekut memerlukan suplemen florida. Anak anak ini harus menerima suplemen florida 20 menit sebelum makan. Erupsi gigi primer biasanya di mulai pada usia 6 bulan pada seri gigi tengah mandibular primer. orang tua harus membersihkan gigi bayi dengan kain basah. pemberian makan dengan ASI dan melalui botol selama tidur tidak di anjurkan. Hal ini untuk mencegah karies gigi akibat dari kontak dengan susu yang lama.

e.

Eliminasi Pola eliminasi biasanya berkembang pada usia kedua kehidupan dikaitkan dengan frekuensi dan jumlah pemberian makanan. konsistensi dan warna feses tergantung pada apa yang bayi makan. Pada semua bayi, perubahan kualitas bayi sejalan dengan di perkenalkan makanan padat ( penyuluhan anak dan keluarga 2-1). pengeluaran urine rata-rata 200 sampai 300 mL/hari selama masa bayi.

3.

Perkembangan motorik a. Motorik kasar Bayi baru lahir dapat memutar kepala dari sisi yang satu ke sisi lain pada posisi tengkurap kecuali jika permukaannya sangat lunak yang dapat menyebabkan tercekik. (asfiksia) Bayi memperlihatkan hampir tidak ada keterlambatan dalam kemampuan mengangkat kepala di usia sekitar 3 bulan. Bayi berguling dari depan kebelakang kira-kira pada usia 5 bulan. Berguling dapat sedikit terhambat pada beberapa bayi akibat dari posisi tidur terlentang untuk mengurangi kemungkinan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).

Bayi duduk bersandar pada usia 7 bulan, Bayi duduk tanpa di topang pada usia 8 bulan, Bayi mulai naik pada usia 9 bulan. Bayi merambat (bayi berjalan dengan berpegangan pada objek seperti meja atau pegangan pengaman) pada usia 10 bulan,bayi berjalan sambil memegang tangan seseorang pada usia sekitar 12 bulan b. Motorik halus Bayi memiliki genggaman yang kuat pada usia sekitar 1 bulan. Reflek menggenggam bayi memudar dan bayi dapat memegang mainan (terutama yang mengelurkan bunyi) pada usia sekitar 3 bulan, Bayi dapat menggenggam secara sadar pada usia 5 bulan, Bayi dapat memindahkan dari tangan ketangan pada usia sekitar 5 bulan. , Bayi dapat menggenggam dengan ibu jari dan jari lain pada usia 7,5 sampai 8,5 bulan. Bayi mengembangkan gerakan menjepit pada usia sekitar 9 sampai 10 bulan. Bayi mencoba untuk membangun menara dua-blok pada usia sekitar 12 bulan. 4. Perkembangan Psikososial a. Tinjauan menurut Erikson Menurut Erikson, ia menyebutkan bahwa krisis masa bayi adalah percaya vs tidak percaya. Kemampuan bayi mempercayai orang lain yang berkembang pada tahun pertama membentuk dasar untuk seluruh tugas psikososial selanjutnya. Orang penting pertama dalam proses membangun rasa percaya adalah orang yang merawat bayi atau pengasuh (misalnya orang tua) merupakan faktor yang sangat penting. Bayi yang menerima perawatan dengan penuh perhatian, belajar bahwa hidup dapat diprediksikan dan bahwa kebutuhan mereka akan cepat terpenuhi sehingga akan membantu mengembangkan rasa percaya tersebut.

Bayi yang tidak tidak terpenuhi kebutuhannya secara konsisten atau yang mengalami keterlambatan lama dalam memenuhi kebutuhan tersebut, akan mengembangkan perasaan tidak menentu, mengarah rasa yang tidak percaya pada pengasuh dan pada lingkungan. b. Rasa Takut Bayi yang memperlihatkan respons terkejut (moro) yang reflektif terhadap suara keras, benda yang jatuh, dan gerakan yang tiba-tiba disekitarnya. Ansietas terhadap orang asing biasanya muncul pada usia 6 bulan. Pelukan dan kehangatan pengasuh dapat menenangkan rasa takut. Seorang bayi biasanya mencari kenyamanan dari benda yang menimbulkan rasa aman (misalnya selimut atau mainan yang disukai) selama waktu yang tidak menentu atau menegangkan. c. Sosialisasi Rasa sayang terhadap orang yang berarti dimulai pada saat lahir dan meningkat dengan jelas setelah usia 6 tahun. Tanda-tanda kemajuan sosialisasi hampir terjadi tiap bulan, yaitu: Bayi memperlihatkan senyum sosial pada usia 6 bulan. Bayi mengenali wajah-wajah yang familier pada usia 3 bulan. Bayi menikmati interaksi sosial pada usia 4 bulan. Bayi tersenyum pada bayanga dicermin pada uusia 5 bulan. Bayi mulai takut terhadap orang asing pada usia 6 bulan. Bayi secara konsisten menunjukkan ansietas terhadap orang asing pada usia 8 bulan. Bayi memperlihatkan emosi seperti rasa cemburu dan rasa sayang pada usia 12 bulan.

d.

Bermain dan Mainan Bermain merupakan tugas anak. Untuk bayi: Bermain mencerminkan perkembangan dan kesadaran terhadap lingkungan. Bermain terutama secara mandiri (tidak interaktif). Bayi mengembangkan keterampilan sensorik dan motorik dengan memanipulasi mainan dan benda lain. Tujuan mainan adalah sebagai berikut: Menstimulasi perkembangan psikologis. Memberi pengalihan dari rasa bosan, nyeri, dan

ketidaknyamanan. Menyediakan alat untuk komunikasi dan mengekspresikan perasaan. Membantu mengembangkan keterampilan sensorimotorik. Mainan bayi harus aman dan sesuai pada usianya. e. Disiplin Memanjakan bayi adalah hal yang sulit; memenuhi kebutuhan bayi selalu menjadi hal yang utama untuk mendisiplinkan anak (latihan yang membentuk perilaku). Seorang bayi tidak mempunyai kemampuan untuk menunda kepuasan; kesabarab berkembang dengan cepat selama masa bayi. Tindakan melatih disiplin untuk bayi tampak tidak ada hasil nya. Namun demikian memberi batasan harus dimulai sejak usia bayi, karena melatih disiplin akan efektif jika di mulai sejak dini, dan memudahkan bagi anak untuk melanjutkannya. Tindakan yang mendisiplinkan yang efektif dapat meliputi suara negatif, kontak mata yang tegang, dan didiamkan, hukuman fisik tidak dianjurkan. 5. Perkembangan Psikoseksual a. Tinjauan menurut sigmund Freud Tahap Oral pada perkembangan dimulai dari lahir sampai pada usia 18 bulan.

10

Bayi menghisap untuk kesenangan sama seperti makanan dan juga mencapai kepuasan dengan menelan, mengunyah, dan mengigit. b. Manifestasi Pada tahap ini, bayi memenuhi kebutuhan oralnya dengan menangis, mengecap, makan dan bersuara dini. Bayi mengguanakan gigitan untuk mengendalikan lingkungan dan untuk mencapai rasa kontrol yang lebih besar. Bayi menggunakan genggaman dan sentuhan untuk mengali variasi di lingkungan. 6. Perkembangan Kognitif a. Tinjauan teori menurut Piaget Selama tahap sensori motorik (antara lahir dan 18 bulan), kemampuan intelektual berkembang dan bayi memperoleh

pengetahuan tentang lingkungan melalui indra. Perkembangan mengalami kemajuan dari aktivitas refleksif ke tindakan yang memiliki tujuan, yang terbagi dalam 5 subtahap: a) Subtahap 1 (dari lahir sampai usia 1 bulan) Periode ini ditandai dengan penggunaan refleks yang dibawa sejak lahir dan dapat diduga untuk bertahap hidup (misal menghisap dan menggenggam). b) Subtahap 2 (usia 1-4 bulan) Reaksi sirkular primer ditandai dengan pengulangan yang stereotip dan bayi fokus pada tubuhnya sendiri sebagai pusat perhatian (misalnya Bayi menemukan bagian tubuhnya sendiri). c) Subtahap 3 (usia 4-8 bulan) Reaksi sirkular sekunder di karakteristikkan dengan adaptasi yang diperoleh dan mengalihkan perhatian pada objek dan lingkungan (misalnya bayi mencari objek yang jatuh). d) Subtahap 4 (usia 8-12 bulan) Pola yang disengaja dan konsolidasi serta koordinasi menandai koordinasi pada pola sekunder (misalnya bayi secara aktif mencari objek yang tersembunyi.)

11

B. Masalah kesehatan pada bayi 1. Diare a. Definisi diare Diare merupakan kondisi di mana seseorang kehilangan kontrol kemampuan, membuang kotoran secara normal menyebabkan selalu harus membuang-buang air besar pada setiap saat. b. Faktor infeksi Infeksi interal yaitu infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut: Infeksi bakteri : vibrio,e.coli, salmonella, sigella, campylobakt,yer sinia, aeromonas, dan sebagainya. Infeksi virus : enterovirus (virus ECHO, coxsackie, poliomyelitis) adeno virus , rotavirus, astrovirus, dan lain-lain. Infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongyloides); protozoa (entamoeba hystolitica, giardia lamblia, trichomonas hominis);. Jamur (candida albicans).

Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti otiti media akut (OMA), tonsilitis / tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah dua tahun. c. Faktor malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa); monosakarida, (intoleransi glukose, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa). Malabsorsi protein: Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar.

12

2. Dehidrasi Kadar air dalam lean body masa bayi (tubuh tanpa jaringan lemak) lebih kurang 82%. Apabila bayi kehilangan cairan 5% atau lebih, akan terjadi dehidrasi. Pada masa gestasi akhir sampai minggu pertama sesudah kelahiran, fungsi ginjal mengalami perubahan sedemikian rupa sehingga

mempengaruhi keseimbangan air dan garam. Air di dalam tubuh terdapat di dalam sel (cairan intraseluler) atau diluar sel (cairan ekstraseluler). Pada masa gestasi akhir cairan ekstraseluler bertambah, tetapi pada waktu lahir terjadi perubahan fisiologik yang menyebabkan

berkurangnya cairan ekstraseluler.dengan ginjal yang makin matur dan beradaptasi dengan kehidupan ekstrauterin, ekskresi urin bertambah mengakibatkan berkurangnya cairan ekstraseluler (sebagai salah satu penyebab turunnya berat badan bayi baru lahir pada minggu-minggu permulaan). Kecepatan filtrasi glomerulus berkurang, sehingga

kehilangan Natrium melalui urin berkurang dan kecepatan reabsorbsi ginjal terhadap Natrium melalui tubulus juga berkurang. Sebagai akibatnya terjadilah keseimbangan cairan dan elektrolit yang negative dan dapat berlanjut sampai minggu kedua bahkan ketiga. Pada bayi premature karena fungsi ginjal imatur, ketidakseimbangan ini lebih berat. 3. Hipertermia Hiertermia adalah peningkatan suhu inti tubuh manusia yang biasanya terjadi karena infeksi. Juga dapat di definisikan yang terlalu panas atau tinggi (>37,5 C). Hipertermia cenderung lebih sering terjadi pada bayi dan anak di bawah usia 4 tahun dan orang tua yang berumur 65 ke atas. Lingkungan yang terlalu panas juga berbahaya baik keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan dengan sumber panas dalam ruangan yang udaranya panas, terlalu banyak pakaian dan selimut.

13

Tanda dan gejala: 1) Suhu tubuh bayi >37,5 2) Tanda dehidrasi, yaitu berat badan bayi turun, turgor kulit kurang, mata dan ubun-ubun cekung, lidah dan membran mukosa kering, banyaknya air kemih berkurang 3) Malas Minum 4) Frekuensi nafas lebih dari 60 x permenit 5) Denyut jantung >160 x permenit 6) Letargi 7) Irritabel

C. Bimbingan Antisipasi pada Bayi (Anticipatori Guidance) Cedera kecelakaan merupakan penyebab utama kematian selama masa bayi; termasuk hal-hal berikut ini: Jatuh dari tempat tidur dan tangga. Aspirasi benda-benda kecil. Keracunan akibat overdosis obat atau ingesti bahan-bahan/ substansi rumah tangga yang beracun. Asfiksia yang disebabkan oleh penutupan hidung dan mulut yang kurang hati-hati, tekanan atau tenggorokan atau dada, kekurangan udara yang lama (kemungkinan pada mobil yang tertutup saat parkir), atau terjepit (dari pengaman tempat tidur bayi/ anak atau peralatan rumah tangga yang menggunakan kawat/ tali). Luka bakar akibat cairan panas, makanan, air mandi yang panas, terpajan sinar matahari yang cukup lama, atau tersengat listrik. Kecelakaan kendaraan bermotor, paling banyak terkait dengan penggunaan yang tidak tepat, atau tidak menggunakan kursi duduk khusus bayi dimobil. 1. Usia Lahir 4 bulan Refleks Involunter, seperti refleks merangkak, dapat mendorong bayi kearah depan atau belakang dan refleks kejut dapat menyebabkan tubuh menjejak.

14

a.

Pencegahan cedera a) Aspirasi Tidak sebahaya pada kelompok usia ini, tetapi harus mulai untuk mempraktekkan penyelamatan sedini mungkin (lihat dibawah 4-7 Tahun). Jangan pernah menaburkan bedak pada bayi; tuangkan bedak ke tangan dan kemudian ke kulit bayi; simpan bedak dalam wadah yang tertutup dan diluar jangkauan bayi. Gendong bayi untuk memberi makan; jangan menyangga botol, Ketahui prosedur kedaruratan untuk tersedak-sedak. Gunakan empeng dengan kontruksi utuh dan pegangan melengkung. b. Sufokasi/ Tenggelam Simpan semua kantong plastik di luar jangkauan bayi, buang kantong kain plastik besar setelah diikat. Jangan menutup matras dengan plastik. Gunakan matras keras dan selimut ringan; tanpa bantal. Pastikan desain keranjang bayi mengikuti peraturan dan matrasnya pas. Posisikan keranjang bayi jauh dari perabot lain dan jauh dari radiator. Hindari tidur di tempat tidur dengan bayi. Jangan mengikatkan empeng dengan tali melingkar leher bayi, Lepaskan oto pada saat tidur. Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian di kamar mandi. Jangan meninggalkan bayi di bawah umur 12 bulan seorang diri di atas matras orang dewasa. c. Jatuh Pasang selalu pagar keranjang bayi. Jangan pernah meninggalkan bayi pada permukaan yang tinggi tanpa pelindung.

15

Bila ragu tentang dimana anda akan menempatkan bayi, gunakan lantai. Dapat berguling. Meningkatkan Restrein koordinasi tangan-mata dan refleks

menggenggam volunter. anak dalam kursi dan jangan pernah

meninggalkannya tanpa pengawasan ketika ia duduk di atas permukaan yang tinggi. Hindari penggunaan kursi yang tinggi sampai anak dapat duduk dengan baik dengan di topang d. Luka Bakar Pasang detektor asap rumah. Gunakan kewaspadaan bila formula penghangat berada dalam oven microwave; periksa selalu temperatur cairan sebelum memberi makanan. Periksa air mandi. Jangan menuangkan air panas apabila didekat bayi seperti duduk dipangkuan. Perhatikan abu rokok yang dapat menjatuhi bayi. Jangan meninggalkan bayi dibawah sinar matahari lebih dari beberapa menit, pertahankan agar area yang terpajan agar tertutup. Cuci pakaian tahan api sesuai dengan petunjuk label. Gunakan vaporizers cool-mist Jangan meninggalkan anak di mobil yang sedang di parkir. Periksa permukaan panas restrein mobil sebelum

menempatkan anak dikursi. e. Kendaraan Bermotor Jangan menempatkan bayi dikursi. Jangan menempatkan anak dalam keranjang atau kursi dorong dibelakang mobil yang sedang di parkir f. Cedera Tubuh 16

Hindari objek tajam dan begerigi. Jaga agar peniti popok tetap tertutup dan jauh dari bayi. 2. Usia 4 7 Bulan Pencapaian perkembangan mayor meliputi berguling, duduk sebentar, memegang dan memainkan objek kecil, mengambil objek yang jatuh, mempunyai koordinasi tangan-mata yang berkembang baik. a. Pencegahan cedera a) Aspirasi Simpan kancing, biji-bijian, penutup jarum, dan objek kecil lainnya di luar jangkauan bayi. Pertahankan lantai bebas dari objek kecil. Jangan memberikan pada bayi permen keras, kacang, makan dengan biji-bijian, atau potongan bulat dari hotdog. Latih kewaspadaan ketika memberikan teething biskuit, karena potongan besar dapat terpecah dan teraspirasi. Jangan memberi makanan bayi ketika bayi berbaring Periksa mainan anak akan adanya bagian-bagian yang dapat di lepas Bila mengguanakan bedak bayi,simpan diluar jangkauan. Hindari menyimpan cairan pembersih dalam jumlah besar, cat, pestisida dan toksik lainnya. Buang wadah racun yang digunakan Jangan menyimpan toksik di wadah makanan b) Sufokasi Simpan balon yang tidak di gembungkan di luar jangkauan Pindah semua keranjang mainan bayi yang di ikat Mrnggantung di keranjang bayi bila anak mulai mendorong tangan atau lutut atau berusia 5 bulan Jatuh Lakukan restrein jika duduk di kursi yang tinggi, pertahankan pagar keranjang tempat tidur pada ketinggian penuh

17

Dapat memfokuskan dan melokalisasi objek yang sangat kecil Memasukan segala sesuatu kedalam mulut merupakan hal yang sangat menonjol Dapat mendorong dan lutut ke atas Merangkak mundur c) Keracunan Pastikan bahwa cat untuk perabot atau mainan tidak mengandung tembaga Tempatkan zat-zat yang beracun di rak yang tinggi atau di lemari yang terkunci Gantungkan tanaman atau tempatkan pada permukaan tinggi selain di lantai. Buang batrai-batrai yang kecil yang sudah tidak terpakai ;simpan batrai baru di tempat yang aman Ketahui nomor telpon pusat kendali keracunan lokal (biasanya terdaftar di petunjuk telpon) d) Luka bakar Pertahankan kran jauh dari jangkauan Tempatkan objek-objek panas (rokok, lilin, dupa) di permukaan tinggi Batasi terpapar sinar matahari; berikan tabir surya e) Cedera tubuh Berikan mainan halus dan bulat, terutama yang terbuat dari kayu atau plastik. Hindari objek lancip sebagai mainan Hindari mainan yang berbunyi keras Simpan objek tajam di luar jangkauan bayi 3. Usia 8 12 Bulan Pencapaian perkembangan mayor meliputi merangkak, berdiri, memegang pada perabot, berdiri sendiri, mengitari perabot, berjalan, memanjat, mendorong objek, melempar objek, mampu mengambil objek 18

kecil, mempunyai genggaman yang kuat, eksporasi dengan menempatkan objek dengan mulut, tidak suka bila di restrein, tksporasi dengan , menjauh dari orang tuaMeningkatkan pemahaman terhadap perintah dan kalimat seerhana. a. Pencegah Cedera a) Aspirasi Jaga agar kain tiras dan benda-benda kecil tidak berada dilantai dan perabot jauh kan dari gangguan anak-anak. Perhatikan dalam memberikan table food yang padat untuk memastikan bahwa yang di berikaan adalah potonganpotongan yang sangat kecil. Jangan menggunakan permainan yang membiarkan anak bermain-main dengan buncis-buncis kering. b) Sufokasi atau tenggelam Jaga agar pintu open, pencuci piring kulkas, pendingin, mesin pencuci dan pengering baju, tetap tertutup sepanjang waktu. Jika menyimpan alat-alat yang tidak terpakai seperti kulkas, lepaskan pintunya. Awasi kontak dengan balon-balon yang di gembungkan, segera buang balon yang meletus dan simpan balon yang tidak gembungakan di luar jangkauan, Pagari kolam renang. Awasi bila anak berada dekat dengan sumber air, seperti area drainasi dan toilet. Jaga agar pintu kamar mandi agar tetap tertutup. Kosongkan kolam- kolam yang tidak diperlukan. Pegang selalu satu tangan anak saat berada di kamar mandi. c) Jatuh Pagari tangga di bagian atas dab bawah jika anak dapat menjangkau bagian tertentu. Pakaikan bayi dengan sepatu dan pakaian yang aman. Hindari Walker, khususnya di dekat tangga. Pastikan bahwa perabot cukup berat untuk anak untuk didorong sendiri pada posisi berdiri dan meluncur.

19

d) Keracunan Berikan medikasi sebagai obat, bukan sebagai permen, jangan memberikan obat- obatan kecualijika diresepkan oleh dokter. Simpan obat-obatan dan zat beracun segera setelah digunakan letakkan kembali kap dengan tepat bila menggunakan kap pelindung anak. e) Luka bakar Tempatkan pelindung didepan dan mengitari alat panas, tempat api dan tungku pemanas, simpan kawat listrik secara tersembunyi atau di luar jangkauan, tempatkan pelindung plastik di luar jalur listrik,tempatkan perabot didepan stop kontak, simpan taplak meja diluar jangkauan (anak dapat menarik air panas atau obyek berat, dan tajam)

D. Asuhan Keperawatan pada Bayi Menurut potter pery hal: 305-308 (Pada asuhan keperawatan ini, akan dibahas mengenai bagaiamana peran perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada bayi. Bayi tidak dapat melakukan komunikasi secara verbal dengan orang lain, pada tahap ini bayi hanya dapat berkomunikasi secara non verbal. Seperti mengangguk, tertawa, menangis dan menggeleng. Pada tahap ini akan lebih sulit perawat mengerti kemauan si bayi, untuk mempermudah mengerti kemauan bayi melalui peran orang tua si bayi. Biasanya bayi akan acuh tak acuh pada orang yang baru dia kenal seperti perawat. Untuk membangun rasa percaya bayi pada perawat dengan cara mendekati orang tua terutama ibu karena pada tahap ini bayi lebih dekat pada ibu. Bagi si bayi ibu adalah tokoh utama dalam hidupnya. Membangun rasa percaya pada tahap ini, lebih sulit karena jika sang ibu tidak bersikap baik dengan perawat secara otomatis si bayi juga akan melakukan hal yang sama kepada perawat. Untuk itu perawat harus lebih memahami bagaimana membangun rasa percaya kepada si ibu dan bayi terutama adalah cara berkomunikasi. Komunikasi sangat penting bukan hanya pada saat perawat melakukan asuhan

20

keperawatan pada bayi tetapi juga kehidupan sehari-hari. Perawat dapat melakukan penkes kepada orang tua bukan hanya ibu. Denagn memberikan pees atau penyuluhan bagaimana memberikan asuhan keperawatan yang baik dan tepat pada bayi agar nantinya pertumbuhan dan perkembangan bayi akan sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya. Bayi pada umumnya hanya berkomunikasi secara non verbal, (mis menangis) karena bayi tidak dapat menggunakan kata-kata. Bayi merespons tingkah laku non verbal pemberi perawatan. Bayi akan lebih tenang akan kontak fisik yang lebih dekat. Bayi akan mendapatkan kenyamanan dari suara yang lembut meskipun kata-katanya tidak dimengerti. Suara yang keras dan kasar akan membuatnya ketakutan. Pada bayi yang agak besar (6 bulan) akan mengalami kecemasan karena berpisah dengan orang yang dianggapnya lebih dekat, oleh karena itu orang tua harus mengawasi ketika bayi digendong oleh orang asing. Oleh karena itu komunikasi dengan bayi membutuhkan pertimbangan khusus sehingga perawat mampu mengembangkan hubungan kinerjanya dengan pasien. Bagi bayi gerakan tubuh lebih memberikan arti dibandingkan dengan kata-kata.

21

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Tumbuh kembang bayi yang baik mengalami peningkatan secara terus menerus terutama tinggi badan yang rata-rata tumbuh 2,5cm perbulan berat badan yang rata-rata bertambah 682gram perbulan dan lingkar kepala bertambah 1,32cm perbulan serta dada dengan perubahan fontanel perbulan. Nutrisi yang baik bagi bayi ialah ASI, keseimbangan pola tidur serta eliminasi yang bila tidak ditangani akan menjadi masalah kesehatan pada bayi seperti diare, infeksi, malabsorbsi, keracunan, serta luka bakar. Dalam hal ini, perawat perlu mempelajari komunikasi bayi secara non verbal seperti menganggu, tertawa, menangis, dan mengeleng. untuk melakukan asuhan keperawatan pada bayi perawat harus mengerti kemauan si bayi karena pada usia pada bayi membangun rasa percaya lebih sulit karena jika ibu tidak bersikap baik dengan perawat si bayi juga akan melakukan hal yang sama kepada perawat. B. Saran 1. Perawat diharapkan dapat memahami konsep tumbuh kembang, masalah yang sering terjadi pada bayi, dan cara mengantisipasi terjadinya masalah. 2. Perawat diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik kepada bayi 3. Institusi pelayanan keperawatan khususnya rumah sakit maupun puskesmas diharapkan mampu menerapkan asuhan keperawatan dengan klien bayi.

22

DAFTAR PUSTAKA
W.Sudoyo Aru , Dkk. 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1 edisi V. Jakarta: Internal Publishing Patricia A. Poter & Perry.2005. Fundamental Keperawatan. Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC Hartono Andri, Kuncara H.Y, Dkk. 1996. Buku Ajar Keperawatan MedicalBedah Brunner & Suddarth Volume 3. Edisi 8. Jakarta: EGC Weni, Kristiyani. 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus Dan Anak. Yogyakarta: Muhamedika Marimbi Hanum. 2010. Tumbuh Kembangstatus Gizi dan Imunisasidasar Balita.Yogyakarta: Nuhamedika Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC. Suriadi Dkk. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC Wong, L Donna. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta: EGC

23

You might also like