Professional Documents
Culture Documents
3. Fitria Ningsih
4. Abang Zul 5. Imam Ismat 6. Samsul Hadi 7. Septian Eka Sandi 8. Iswandi
Definisi
Dyspepsia adalah keadaan tidak nyaman pada perut bagian atas (epigastric) yang bersifat akut, kronik atau rekuren(Berulang) dengan gejala sebagai berikut : perasaan perut penuh, mual, muntah, cepet kenyang, sering bersendawa, dan perut kembung. dyspepsia menurut Rome II adalah perasaan nyeri atau ketidaknyamanan yang terjadi di bagian atas abdomen.
Patofisilogi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zatzat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung,
Etiologi
Perubahan pola makan
Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang lama Alkohol dan nikotin rokok Stres Tumor atau kanker saluran pencernaan
Manisfestasi klinis
a. Nyeri Perut (Abdominal Discomfort) b. Rasa Perih Di Ulu Hati c. Mual, Kadang-kadang Sampai Muntah d. Nafsu Makan Berkurang e. Rasa Lekas Kenyang f. Perut Kembung
Komplikasi
Penderita sindroma dispepsia selama bertahun-tahun, dapat memicu adanya komplikasi yang tidak ringan seperti: - Ulkus Peptikum - Pendarahan saluran cerna - Tukas Eliana
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium 2. Radiologis
3. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)
4. USG (ultrasonografi) 5. PCR (Polymerase Chain Reaction)
6. Entero test
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan non farmakologis Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang pedas, obat-obatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stres. Atur pola makan
Penatalaksanaan farmakologis yaitu: a. Obat-obat yang digunakan untuk kondisi dyspepsia antara lain : b. Antacid (menetralkan asam lambung) Contohnya : Al, Mg, Ca, OH, Almagate, Hidrotalcite c. Golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) Contohnya : Pirenzepin, d. Golongan obat antagonis reseptor H2 Contohnya : Ranitidin, Simetidin, Famotidin, e. Golongan Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI) Contohnya : Omeprazole, Esomeprazole, pantoprazole, Lansoprazole, Rabeprazole f. Golongan Sitoprotektif Contohnya : Sucralfat, koloid bismuth
Klasifikasi Dyspepsia
Dispepsia terbagi atas dua yaitu: Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebab atau adanya kelainan sistemik yang jelas misalnya ( tukak peptik, gastritis,pankriatitis,kolesitis dan lain-lainnya ) Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya.Dispepsi fungsional tanpa disertai
Adapun klasifikasi klinis berdasarkan gejala yang ditimbulkan, antara lain: 1.Dyspepsia tipe refluks yakni adanya rasa terbakar pada epigastrium, dada atau regurgitasi dengan gejala perasaan asam di mulut. 2.Dyspepsia tipe dismotilitas yakni nyeri epigastrium yang bertambah setelah makan,disertai kembung, mudah kenyang, dan banyak flatus. 3.Dyspepsia tipe ulkus yaitu nyeri epigastrium yang reda setelah makan atau minum antacid, biasanya nyeri dirasakan sebelum makan.
Kasus
Tn. H berusia 27 tahun dengan status sudah menikah, bersuku bugis makasar dan beragama Islam. Tn. H sebagai pekerja swasta dan
Pengkajian
Identitas Klien Nama : Tn. H
Usia
TTL Masuk RS Jenis Kelamin Pekerjaan Alamat Agama
: 27 tahun
: Makasar, 21 Maret 1986 : 22 Agustus 2010 : laki-laki : Swasta : Jln. Veteran 10, No.103 RT. 02 RW.13 : Islam
Suku
Status
: Bugis Makasar
: Menikah
Jenis kelamin
Umur Pekerjaan
: Laki-laki
: 38 tahun : Swasta
Alamat
Hubungan dengan klien
sebelumnya juga pernah mengalami nyeri pada abdomennya, namun tidak terlalu lama dan tidak sampai dibawa ke Rumah Sakit. Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga klien mengatakan ibu klien juga
pernah mengalami hal seperti apa yang dirasakan klien, tapi tidak sampai masuk Rumah Sakit dan tidak separah klien. TTV TD : 110/ 60 mmHg N R S : 100 x/menit : 20 x/menit : 38C
LANJUTAN........
A. Aktifitas dan Istirahat
Klien merasa terganggu dengan kondisi sekarang dan tidur tidak pernah nyenyak
akibat nyeri ulu hati dan rasa mual. B. Nutrisi Klien mengatkan makan 2x sehari, nafsu makan menurun karena mual. C. Eliminasi klien mengatakan tidak ada BAB dan BAK hanya 1 kali. D. Psikososial
Psikologi klien tampak ramah dan sopan, hubungan klien dengan keluarga,
perawat, dokter dan tim medis lainnya baik. E. Spiritual Klien beragama Islam dan klien selalu berdoa untuk kesembuhannya.
ANALISA DATA
DATA
DS : Klien mengatakan nyeri pada abdomen atas (epigastrium) Klien mengatakan nyeri pada abdomen karena tidak ada makan Klien mengatakan nyerinya seperti ditusuktusuk Klien mengatakan nyerinya bisa berjam-jam Klien mengatakan nyeri saat abdomennya ditekan DO : Klien tampak meringis kesakitan Skala nyeri 8 (berat)
ETIOLOGI
Iritasi pada mukosa lambung
MASALAH
Nyeri akut
LANJUTAN...............
DATA
DS : Klien mengatakan tidak nafsu makan Klien mengatakan hanya menghabiskan 5 sendok makan Klien mengatakan mual DO : Mukosa bibir klien tampak kering Abdomen terdengar hipertimpani
ETIOLOGI Anoreksia
LANJUTAN.................
DATA DS : Keluarga klien mengatakan klien tidak dapat beraktivitas sendiri DO : Klien tampak lemah dan terbaring ditempat tidur ETIOLOGI Tirah baring/ imobilisas MASALAH Intoleransi aktivitas
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Prioritas :
Nyeri akut berhubungan dengan iritsi pada mukosa lambung. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Anoreksia. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Tirah baring/ imobilisasi.
No 2
Dx
Ketidakseimbang an nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Anoreksia ditandai dengan DS: Klien mengatakan tidak nafsu makan Klien mengatakan hanya menghabiskan 5 sendok makan Klien mengatakan mual. DO: Mukosa bibir klien tampak kering Abdomen terdengar hipertimpani
Tujuan
Setelah dilakukan tidakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi. Kriteria hasil: Klien mengatakan menghabiskan porsi makanan yang disediakan RS Klien mengatakan tidak mual lagi Mukosa bibir tampak lembab Abdomen terdengar timpani
Intervensi
Kaji status nutrisi Timbang BB tiap hari Ajarkan makan sedikit tapi sering Kaji sejauh mana ketidakadekuata n nutrisi
Implementasi
Mengkaji status nutrisi Menimbang BB tiap hari Menganjurkan makan sedikit tapi sering Mengobservasi penyebab tidak nafsu makan.
Evaluasi
S :Nafsu makan klien meningkat dan tidak merasa mual. O :Mukosa bibir lembab A : Masalah sudah teratasi. P : Stop Dx
Intervensi No 1 Dx
Nyeri b.d Iritasi pada mukosa lambung ditandai dengan DS: Klien mengatakan nyeri pada abdomen atas (epigastrium) Klien mengatakan nyeri pada abdomen karena tidak ada makan Klien mengatakan nyerinya seperti ditusuktusuk DO: Klien tampak meringis kesakitan Klien tampak memegang bagian yang nyeri Skala nyeri 8 (berat)
Tujuan
Setelah dilakukan tidakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan nyeri berkurang dan dapat tidur nyenyak. Kriteria Hasil : Klien tidak lagi merasa adanya nyeri Klien tidak lagi tampak meringis kesakitan Skla nyeri 0
Intervensi
Kaji status nyeri Observasi TTV Berikan kompres hangat Berikan posisi nyaman Kolaborasi dengan pemberian obat analgetik
Implementasi
Mengkaji status nyeri Mengobservasi TTV Memberikan kompres hangat Memberikan posisi yang nyaman Lakukan kolaborasi
Evaluasi
S : Klien tidak mengekspresikan nyeri dan tidur nyenyak. O : Klien nampak tidak gelisah dan tingkat nyeri berkurang. A : Masalah sudah teratasi. P : Stop Dx
No 3
Dx
Intoleransi aktivitas b.d Tirah baring/ imobilisasi ditandai dengan DS: Keluarga klien mengatakan klien tidak dapat beraktivitas sendiri DO: Klien tampak lemah dan terbaring ditempat tidur Skala aktivitas 2
Tujuan
Setelah dilakukan tidakan keperawatan selama 2x24 jam diharapakan kriteria hasil: Klien dapat beraktivitas secara mandiri Klien tidak lagi tampak lemah Skala aktivitas 0
Intervensi
Kaji tingkat toleransi aktivitas Berikan lingkungan yang tenang Anjurkan untuk membatasi aktivitas dan melakukan perawatan sesuai kebutuhan Meningkatkan periode istirahat klien shingga meminimalisis kelelahan
Implementasi
Mengkaji tingkat toleransi aktivitas Memberikan lingkungan yang tenang Menganjurkan untuk membatasi aktivitas dan melakukan perawatan sesuai kebutuhan Meningkatkan periode istirahat klien shingga meminimalisis kelelahan
Evaluasi
S :Klien dapat beraktivitas secara mandiri. O :Klien tidak tampak lemah A : Masalah sudah teratasi. P : Stop Dx
Any Question?