You are on page 1of 9

MODUL 2 KESELAMATAN KERJA

(Peran & Fungsi K3 Pada Pekerjaan Konstruksi)

TINGKAT : XI PROGRAM KEAH LI AN TEKN I K PEM AN FAATAN TEN AGA LI STRI K

DISUSUN OLEH : Dr s. SOEBANDONO

KESELAMATAN KERJA PERAN DAN FUNGSI K3 PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI

LEM BAR KERJA SISWA 2

A. LATAR BELAKANG Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang melibatkan bahan bangunan, peralatan, perlengkapan, teknologi dan tenaga kerja yang secara sendiri ataupun bersama-sama dapat menjadi sumber potensial terjadinya kecelakaan. Selain itu pekerjaan konstruksi pada umumnya merupakan pekerjaan di lapangan terbuka yang mudah terpengaruh oleh cuaca. Macam pekerjaan dapat berlangsung dibawah tanah, dalam genangan air, pada tempat-tempat lembab ataupun gelap yang berpotensi terhadap kesehatan kerja. Tenaga kerja merupakan sumber daya yang sangat penting. Oleh karena itu perlu dilindungi. Apalagi bila tenaga kerja yang telah trampil atau yang mempunyai keahlian mendapatkan kecelakaan yang akan berakibat terhadap waktu penyelesaian pekerjaan dan pada akhirnya merugikan bagi kontraktor. Oleh sebab itu dibuatlah suatu peraturan perundang-undangan yang mewajibkan kontraktor untuk melaksanakan Kesehatan dan Keamanan Kerja (K3) pada proyek yang menjadi tanggung jawabnya guna menjamin perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan dan gangguan kesehatan kerja. Pelaksana lapangan sebagai petugas kontraktor di lapangan perlu mengetahui pokok-pokok kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada pekerjaan konstruksi yang meliputi : - Peraturan Perundangan yang berlaku. - Organisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). - Sebab-sebab serta cara pencegahan terjadinya kecelakaan. - Sebab-sebab serta cara pencegahan gangguan kesehatan tenaga kerja pada pekerjaan konstruksi. B. PERATURAN DAN PERUNDANGAN YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI Peraturan dan perundangan yang berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada pekerjaan konstruksi adalah : 1. Bangsa Indonesia sebagai bangsa-bangsa didunia, telah turut serta pada Konvensi Internasional tentang perlindungan terhadap tenaga kerja. 2. Pada tahun 1989 telah dikeluarkan Undang-undang No.14 tahun 1989 tentang Kesehatan Tenaga Kerja. Yang sebelumnya pada tahun 1970 telah dikeluarkan Undang-undang No.1 tentang Keselamatan Kerja. 3. Pada tahun 1980 Menteri Tenaga Kerja telah mengeluarkan Peraturan No.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan. 4. Pada tahun 1986 Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja menerbitkan Surat Keputusan bersama No.174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986 tentang Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Tempat Pekerjaan Konstruksi.

SMKN 2
PROBOLINGGO

Program Keahlian :

Dikeluarkan oleh :

Tanggal :

Teknik Ketenagalistrikan
Nama Siswa :

Halaman :

Drs. Soebandono

17

KESELAMATAN KERJA PERAN DAN FUNGSI K3 PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI

Dengan adanya peraturan perundangan tersebut, maka telah lengkap dan mantap landasan hukum untuk melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada pekerjaan konstruksi. Oleh karena itu menjadi kewajiban semua pihak yang terlibat pada konstruksi antara lain pemberi kerja, pemborong, pengawas dan tenaga kerja untuk melaksanakan peraturan dan perundangan tersebut.

C. ORGANISASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Peraturan Perundangan

MENAKERTRANS

MENKIMSARWIL

SK Bersama

INSPEKTOR

PROYEK PROYEK

PROYEK

KONTRAKTOR

KONTRAK

Petugas Kesehatan

INSPEKTOR

Site Manager

Petugas Kesehatan

Pelaksana Lapangan

Pelaksana Lapangan

SMKN 2
PROBOLINGGO

Program Keahlian :

Dikeluarkan oleh :

Tanggal :

Teknik Ketenagalistrikan
Nama Siswa :

Halaman :

Drs. Soebandono

27

KESELAMATAN KERJA PERAN DAN FUNGSI K3 PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI Penjelasan : Di Indonesia Peraturan Perundangan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) telah memadai. Departemen Pekerjaan Umum bertanggung jawab terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Pekerjaan Konstruksi. Dilingkungan Departemen Tenaga Kerja ada unit/petugas yang melakukan tugas pengawasan / inspeksi yaitu para Inspektor Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Dilingkungan Departemen Pekerjaan Umum terdapat unit/petugas yang melaksanakan inspeksi / pengawasan, termasuk pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Dalam kontrak pekerjaan konstruksi tercantum klosul tentang kewajiban kontraktor untuk melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Kontraktor harus mempunyai petugas dalam bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang disebut Petugas Kesehatan.

Adapun tugas petugas kesehatan adalah : 1. Membuat perencanaan dan program pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Proyek. 2. Melakukan penyuluhan dan pemberian informasi serta latihan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). 3. Mencatat data kecelakaan. 4. Mencegah terjadinya kecelakaan dan gangguan kecelakaan.

D. KERUGIAN BILA TIDAK MELAKSANAKAN K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sangat penting dan bermanfaat baik bagi pemberi kerja, pemborong maupun tenaga kerja. Bila tidak melaksanakannya dapat menimbulkan kerugian. Kerugian-kerugian antara lain : 1. Bagi Pemberi Kerja Bila terjadi kecelakaan dan terjadi musibah (misalnya kebakaran), maka proyek dapat tertunda penyelesaiannya. Sekalipun pemberi kerja tidak akan mengeluarkan biaya tambahan karena adanya kebakaran tsb, namun tertundanya penyelesaian proyek bearti merupakan penundaan manfaat proyek yang dibiayai dari dana kredit, jelas pemberi kerja akan menanggung bunga kredit itu selama waktu tertundanya proyek beroperasi. 2. Bagi Kontraktor Banyak sekali kerugian yang harus dipikul. Baik kerugian dalam keuangan, beban pikiran dan reputasi. Bila terjadi kecelakaan dan kecelakaan tersebut menimbulkan kerugian masyarakat yang besar, kontraktor akan diprotes, dituntut bahkan dicacimaki oleh Pers. 3. Bagi Tenaga Kerja (Naker) Bagi tenaga kerja yang mendapat kecelakaan, apalagi cacat berat bearti yang bersangkutan akan kehilangan kesempatan bekerja sesuai kemampuan yang dimilikinya, atau tidak dapat bekerja sama sekali. Bagi yang sudah berumahtangga kecelakaan dapat menimbulkan penderitaan istri dan anak-anaknya.

SMKN 2
PROBOLINGGO

Program Keahlian :

Dikeluarkan oleh :

Tanggal :

Teknik Ketenagalistrikan
Nama Siswa :

Halaman :

Drs. Soebandono

37

KESELAMATAN KERJA PERAN DAN FUNGSI K3 PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI

E. KECELAKAAN PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI Pekerjaan konstruksi tergolong pekerjaan yang mengandung atau mempunyai potensi terjadinya kecelakaan yang cukup besar. Kecelakaan pada pekerjaan konstruksi bermacam-macam. Ada kecelakaan akibat terkena benda jatuh atau yang disebabkan karena terpukul, benda tajam, sengatan aliran listrik, tergelincir dll. Data statistik kecelakaan pada pekerjaan konstruksi di Indonesia digambarkan sebagai berikut :
Kriteria Prosentase Sebab-sebab kecelakaan

30 % 29 % 5% 26 % 10 %

Pengangkutan dan lalu-lintas Kejatuhan benda Kebakaran Tergelincir, terpukul Jatuh dari ketinggian

F. SEBAB SEBAB KECELAKAAN Setiap kecelakaan tentu ada penyebabnya. Sebab-sebab terjadinya kecelakaan digolongkan dalam dua kelompok yaitu yang disebabkan faktor manusia dan faktor konstruksi (alat dan lingkungan). 1. Faktor Manusia Bahaya kecelakaan kerja umumnya disebabkan oleh manusia itu sendiri (human error). Antara lain karena kurangnya pengertian, kurang pengetahuan, kurang disiplin, kondisi mental misalnya emosi, kejenuhan dll. 2. Faktor Konstruksi (Alat dan Lingkungan) Bahaya kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor konstruksi (alat dan lingkungan) antara lain tidak adanya perencanaan K3, minimnya pengamanan, penggunaan/pengoperasian alat tidak benar/tidak sesuai, konstruksi salah sehingga roboh. Keadaan lingkungan yang kurang baik misalnya lapangan atau tempat kerja licin, gelap, pengap, berdebu dll.

SMKN 2
PROBOLINGGO

Program Keahlian :

Dikeluarkan oleh :

Tanggal :

Halaman :

Teknik Ketenagalistrikan
Nama Siswa :

Drs. Soebandono

47

KESELAMATAN KERJA PERAN DAN FUNGSI K3 PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI

G. UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN Telah diuraikan diatas bahwa penyebab terjadinya kecelakaan adalah karena faktor manusia dan faktor konstruksi (alat dan lingkungan). Melihat kenyataan tersebut, maka kunci pencegahan terjadinya kecelakaan adalah mendorong adanya ketertiban dan disiplin kerja serta menjamin agar keadaan lapangan kerja (lingkungan) tertata dengan baik, teratur dan bersih. Pencegahan kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia dapat ditempuh berbagai upaya antara lain : 1. Kampaye dan penyuluhan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) secara berkala untuk menumbuhkan kesadaran ber Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). 2. Mengadakan latihan dan demontrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi para pekerja maupun staff kontraktor misalnya : latihan eveluasi bahaya kebakaran, cara-cara P3K dsb 3. Melakukan pengecekan secara teratur terhadap alat-alat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), peralatan P3K, alarm/sirine tanda kebakaran dsb. 4. Memasang poster dan tanda-tanda Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ditempat strategis. 5. Memberikan sanksi bagi pekerja yang melanggar peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan memberikan penghargaan bagi pekerja yang telah patuh dan melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). 6. Mengadakan pertemuan, dialog atau diskusi khusus tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi seluruh karyawan. 7. Penelitian bersifat teknis 8. Penelitian medis 9. Penelitian psikologis 10. Standarisasi alat dan perlengkapan kerja 11. Pengawasan bersifat umum dan khusus 12. Asuransi kecelakaan

SMKN 2
PROBOLINGGO

Program Keahlian :

Dikeluarkan oleh :

Tanggal :

Halaman :

Teknik Ketenagalistrikan
Nama Siswa :

Drs. Soebandono

57

KESELAMATAN KERJA PERAN DAN FUNGSI K3 PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI

RANGKUMAN
.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

SMKN 2
PROBOLINGGO

Program Keahlian :

Dikeluarkan oleh :

Tanggal :

Halaman :

Teknik Ketenagalistrikan
Nama Siswa :

Drs. Soebandono

67

KESELAMATAN KERJA PERAN DAN FUNGSI K3 PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI

SOAL
1. Sebutkan beberapa 2 peraturan perundangan yang berkaitan dengan K3 pada pekerjaan konstruksi ! 2. Kerugian pihak manasaja bila pekerjaan konstruksi tidak melaksanakan K3 ? 3. Sebutkan sebab-sebab terjadinya kecelakaan kerja yang dikarenakan sengatan Listrik ! 4. Sebutkan faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kecelakaan ! 5. Sebutkan berbagai upaya guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja !

JAWABAN

SMKN 2
PROBOLINGGO

Program Keahlian :

Dikeluarkan oleh :

Tanggal :

Halaman :

Teknik Ketenagalistrikan
Nama Siswa :

Drs. Soebandono

77

Daft ar Pust aka


Drs. Heru Subagyo, Keselamatan Kerja, APEI- JATIM 2000 Ir. Imam Soebari, Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3), APEI- JATIM 2000 H.N.C. Stam, Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja, KatalisJakarta 1989 Tia Setiawan, Harun Keselamatan Kerja dan Tata Laksana Bengkel, Depdikbud 1980

You might also like