You are on page 1of 11

bukan

API SEJARAH KAMMI


Surat Cinta dari KAMMI untuk KAMMI

Bismillah .. Wahai orang-orang yang beriman ! jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukamu. (QS. Muhammad 47 : 7) Dengan nama Allah, yang bersama nama-Nya tidak celaka segala sesuatu yang ada di Bumi dan di Langit. Dan Dia-lah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi) Aku berlindung dengan kalimatullah yang sempurna dari keburukan yang Dia Ciptakan (HR Ibn Hibban) Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan bakhil, dari tekanan hutang, dan kesewenang-wenangan orang HR Abu Daud)

Kami awali dengan sebuah keyakinan bahwa Ke-Ridha-an Allah lebih baik dari sekedar penilaian Manusia (dan didalamnya Kader KAMMI). Kami hujamkan baik-baik niat ini tidak semata-mata ingin membela diri atau mencari kekuasaan, melainkan atas dasar kecintaan terhadap KAMMI (kebangkitan KAMMI untuk kemaslahatan Ummat) yang menjadikan kegelisahan ini berbuah tulisan. Kami pegang erat-erat keyakinan bahwa tidak selamanya dan seluruhnya kami dalam kebenaran, setiap kami berpotensi salah dan kami siap minta maaf bila memang ijtihad ini penuh kesalahan, dan bila ada kebenaran di dalamnya kami ingin berlindung dari secuil pun rasa keangkuhan atau kesombongan dan kami kembalikan kepada Allah yang segala puji hanyalah milikNya, sumber kebenaran dan segala kebaikan. Semoga Allah melindungi dan senantiasa menyertai kami (Maiyyatullah). Semoga perjuangan (KAMMI) ini bisa menjadi salah satu sumber datangnya keridhaan Allah, amin. Tulisan ini di peruntukan khusus untuk Kader KAMMI Bogor sebagai wujud Apresiasi kami atas kedewasaannya menyikapi perbedaan sikap dan pendapat dengan keterbatasan Informasi yang bertanggungjawab, semoga semakin matang . Kami sadar bahwa cukup sulit untuk AB1 memahami fase demi fase perjalanan Organisasi ini terlebih statemen-statemen yang masing-masing menjadi cermin kepribadiannya, oleh karena nya semoga menjadi lecutan untuk terus intensif pada Madrasah demi Madrasah KAMMI nya sehingga bisa memahami dengan tetap menjaga Jati Diri KAMMI. Assalamualaikum Wr.Wb Inilah Nyata ku dan bukan Maya ku, inilah pertanggungjawaban dan wujud tindakan ku manakala orang-orang dan termasuk raga ku bertanya pada jiwa ini, Mengapa Aku Mencintai KAMMI. Semoga tulisan ini bisa membawa sedikit pencerahan dan dapat dipertanggungjawabkan. Kami hanya anggota KAMMI yang tergabung dengan cara yang sangat tidak disengaja, seorang demisioner pengurus Lembaga Dakwah Kampus yang mengikuti mendampingi adik kelasnya dalam training Kepemimpinan KAMMI sampai usai di detik-detik menjelang Wisuda nya. Bilangan waktu (keterlambatan bergabung) yang terkadang diri ini mengatakan, kita bukan siapa-siapa di Organisasi ini dan perlu mempelajarinya dengan cepat dan banyak.

Bekerja tanpa Prasangka


Tahun 2008 akhir kami baru bergabung dan dipastikan tidak mengalami peristiwa sejarah MLB beberapa waktu sebelumnya. Termasuk kami tidak menemukan catatan sejarah yang menjelaskan validitas dasar terjadinya dan proses tabayun-bayanat secara terbuka. Tetapi energi KAMMI disudut kampus yang baru bangkit kembali Komisariatnya (Akademi Kimia Analisis) terlalu besar sehingga menutupi prasangka demi prasangka yang dibiarkan bebas oleh pemimpin disaatnya. Sampai saat Muktamar Aceh (2011) yang memperkenalkan kami pada tautan megah Ukhuwah lintas daerah. Termasuk ketika seorang yang tidak terlalu dikenal mengajak berbincang secara intensif dengan intonasi yang cukup persuasif dan mengarahkan untuk mengambil alih hak suara kamda kami pada sidang Ahwa kala itu. Ia selalu mengatakan buat saya tidak penting siapa yang terpilih, yang penting jangan Fikri, fikri ini begini dan begitu. Nama yang saat itu sangat asing buat kami. Sampai pada sebuah kesempatan kami diperkenalkan sepintas oleh senior kepada sosok yang bernama fikri dan hingga Muktamar berakhir masih menjadi angin lalu buat kami. Pada tahun 2011, Hasil Muktamar kala itu terasa sebagai Energi terbarukan yang kami asumsikan sebagai titik balik islah dan kebangkitan organisasi ini. Catatan demi catatan masa lalu yang mulai terbuka kami simpan baik-baik demi aura kebangkitan yang menggelora saat itu. Pelanggaran Konstitusi pun sempat terabaikan karena euforia demi euforia setiap kamda yang ingin dilantik langsung oleh Pimpinan tertinggi. Perjalanan demi perjalanan mengantarkan banyak agendaagenda nasional yang berujung pada aktivitas seremonial. Agenda kedaerahan cukup banyak mengambil peran Internalisasi ke-KAMMI an yang menjadikan Ruh-ruh itu berkolaborasi dengan sisi organisasi, Kredo-kredo yang menghujam dan nilai-nilai idealis yang cukup membentengi semangat kritis yang kontributif. Organisasi ini mengajarkan kami untuk bermental pejuang mengkritisi segala sesuatu tanpa taklid. Terbuka untuk belajar dan membangun secara objektif. Mengkritisi LKPJ-LKPJ Walikota dan Bupati tahun demi tahunnya. Mengkoreksi kinerja demi kinerja pembangunan daerahnya dengan asumsi bahwa semua anggota KAMMI di Indonesia melakukan hal yang serupa membangun daerahnya. Dan tentunya manakala analisa kritis itu kita persembahkan untuk daerah, mengapa tidak untuk Organisasi ini, tentunya sudah menjadi keharusan dan harus lebih kritis untuk perbaikan bersama.

Muktamar KAMMI dan Pergolakan Jiwa kami Hentakan demi hentakan itu mulai meregang. Ini bukan tentang Megapolitan atau perebutan Pimpinan. Tetapi penyadaran demi penyadaran bahwa kita memang belum matang dan masih jauh dari definisi teruji. Bahwa kita masih ditopang oleh nama besar abang-abang kita yang menjadikan Muktamar di Tanggerang itu cukup membuat diri ini terhenyak. Sekali lagi ini bukan tentang Megapolitan atau sekedar perebutan Pimpinan. Ini yang menyebabkan kami memilih sikap berbeda dalam menyikapi Muktamar, termasuk sedikit ada beberapa perbedaan dengan Megapolitan yang terakhir menyebabkan keramaian antara Pimpinan Baru dengan PD KAMMI Bogor, ya kami lupa memperkenalkan bahwa kami dari Bogor yang mengambil sikap untuk dilantik oleh PW Megapolitan. Ada beberapa hal yang akan coba kami sampaikan alasan dan kritik konstruktif untuk KAMMI yang jujur kami tidak terlalu menyukai mendiskusikan tanpa arah dan penyelesaian dimediamedia yang bukan pada pihak-pihak berwenang atau harus bertanggungjawab. A. Pertama kami ingin sampaikan bahwa kami bukan yang paling atau selalu benar, tetapi kami berupaya untuk kritis mencari dan menegakkan yang menurut kami benar. B. Kami memandang Muktamar adalah forum terbesar dalam tubuh Organisasi sehingga seharusnya ini menjadi momentum yang serius membenahi organisasi secara Profesional.

C. Mendudukan hal-hal ke Organisasian sesuai dengan kedudukannya tanpa ada yang ditutup-tutupi dengan tetap menjaga nama baik anggota dan Organisasi. D. Kami berusaha untuk jujur menilai dan oleh karena nya kami siap di koreksi Dengan dasar sudut pandang tersebut kami menilai dan bersikap : 1. Tentang LPJ a. Terkait LPJ ini bagi kami yang akan memberikan pembelajaran positif pada organisasi bukan terletak pada diterima atau ditolaknya LPJ tetapi bagaimana LPJ menjadi sebuah momentum menyampaikan nilai dan hasil perjuangan atas Mandat dan kepercayaan kader. Sehingga yang kami harapkan bukan batasan waktu yang mempersempit eksplorasi amanah tetapi penyampaian secara utuh tentang hal-hal yang berkaitan dengan Organisasi selama masa amanah secara Transparan dan tetap dalam menjaga nama baik saudara. Hal ini penting dalam proses pembelajaran, penyadaran dan perbaikan organisasi kedepan. b. Kami tetap menjaga khusnudzon terhadap pengurus, tetapi hal-hal yang sangat sensitif seharusnya bisa disampaikan dengan jelas agar tidak ada prasangka-prasangka yang berkembang. c. Terkait LPJ anggaran yang disampaikan menurut kami tidak rasional dan belum transparan (Bila dibandingan dengan Arus Keuangan Standar Daerah dan dibandingkan dengan Trend Total Pemasukan Anggaran Pengurus Pusat Tiga Tahun belakangan, bisa lihat dan cek di LPJ Keuangan PP 2006, 2008 dan 2011 dan dibandingkan 2013. Kami sempat berharap ada penjelasan lanjutan. Kami pahami mungkin ada kebijakan-kebijakan yang sifatnya strategis bersifat internal seperti bantuan terhadap kamwil,kamda atau bahkan personal kader dan itu sangat bisa kami maklumi dengan kerangka tanggungjawab pemimpin , tetapi se-amniyah apapun itu kami berharap tetap dapat didudukan dalam ranah kedudukannya (organisasi profesional) sehingga dapat menjadi pelajaran bersama baik kendala internal maupun eksternal. Permintaan-permintaan seperti ini diharapkan tidak dianggap sebagai serangan politik internal, melainkan kewajiban yang sudah selayaknya di sampaikan. Sungguh tidak ada itikad menyudutkan, sematamata agar ini menjadi referensi organisasi dan patokan dalam hal profesionalisme organisasi bagi pengurus wilayah, daerah dan komisariat. d. Terkait PROJEK, kami memandang sudah seharusnya Pemegang mandat (Pimpinan) menyampaikan transparansi pihak, bidang atau departemen atau personal mana di tubuh KAMMI yang mendapatkan bantuan atau Proyekproyek pemerintah. Bentuk, Besaran dan peruntukannya untuk apa. Karena kami memandang salah satu permasalahan serius ti tubuh organisasi ini adalah Kepercayaan. Bila budaya transparansi dan tanya jawab ini dihindari maka akan sulit membangun organisasi dan menumbuhkan ketaatan pada pemimpin serta loyalitas pada Organisasi. Kami khawatir proyek atau bantuan-bantuan yang sangat sensitif itu bila tidak ada transparansinya bisa menimbulkan potensi friksi-friksi dan perbedaan pendapat yang tak kunjung selesai. Minimal perwakilan setiap wilayah atau daerah diberitahu apabila memang terdapat unsur strategi atas kerahasiaannya. Mengapa hal ini

penting disampaikan, karena potensi seperti ini sudah menjadi informasi yang di konsumsi umum, bahkan dengan status pernah AB1 saja bisa membantu kelulusan pada seleksi menjadi guru SD IT. e. Kami menganggap semua transparansi itu diharapkan agar muncul kepercayaan dan kebanggaan terhadap Organisasi. 2. Tentang Pemilihan Ketua a. Ada fitnah yang dibiarkan beredar. Seperti yang kami alami di aceh, di Muktamar tanggerang ini terulang kembali dengan sosok yang sama. Sosok itu mendatangi junior kami ketua KAMMI Bogor terpilih dan melakukan upaya persuasif yang sama agar mengambil alih hak suara Ahwa dan mengatakan yang penting bukan Fikri. Sosok itu mengatakan kepada dua Orang kader kami bahwa ia akan membuat Muktamar ini seperti Muktamar di Aceh. b. Sehingga kami melihat kala itu kerangka kita tidak sedang mencari sosok terbaik untuk organisasi ini tetapi karakter kepribadian dan cara yang kami anggap kurang tepat ini yang justru mendominasi c. Tentang Jual beli Suara dan tentang pihak-pihak yang mencari uang di Muktamar. Sekali lagi ini Iklim Organisasi yang tidak baik yang oleh Pimpinan tertinggi menjadi Kewajiban baginya untuk di klarifikasi. Karena kami dan beberapa teman kami tidak pernah merasa menjual atau dibeli hak suaranya, dan tentunya tidak pernah pula ada proses tawar menawar berapa harga suara kami. Bahkan kawan kami rela kehilangan tiket pesawat karena Muktamar yang diundur mendadak. Dan ada yang menggunakan uang pinjaman, lalu pada saat muktamar mereka merasa disudutkan mendapat tiket dengan menjual hak suaranya. Fitnah-fitnah seperti ini yang terbiarkan menyebar dengan sepengetahuan Pengurus saat itu sehingga proses pemilihan kami anggap tidak baik dan tidak sehat. d. Karena yang menggunakan tiket dan kehilangan tiket itu sebagian dari rekanrekan Indonesia Timur, lalu sebagian mereka mendapat persepsi suaranya di beli, maka kami melihat adanya kejadian peristiwa pemukulan pada saat muktamar itu efek dari akumulasi fitnah yang disebarkan sosok tersebut. Dan fitnah ini sejatinya telah memukul hati-hati kami jauh sebelum pemilihan terjadi. Fitnah-fitnah ini yang terkadang membuat ukhuwah diantara kita merenggang. Walaupun harus kami akui tindakan pemukulan itu tidak tepat, tapi kami sangat memahami bahwa saat itu tidak ada yang mampu berbuat sesuatu membela kader-kader yang terdzalimi ini, menegakan hak mereka. Pemukulan yang dimaksud terjadi adalah di lobi hotel dekat Lift manakala sebagian rekan-rekan Indonesia Timur mendapat info sosok yang bersangkutan akan keluar dari area Muktamar sehingga sebagian kami inisiatif mengejar dan bermaksud menahan, namun yang terjadi sebagian rekan-rekan tersulut emosi dengan perilaku sosok tersebut dan terpancing, menurut informasi yang kami dengar terdapat satu kali pemukulan. Kami menjadi saksi saat diruangan kamar hotel dan proses pertemuan sosok tersebut mengelak melakukan fitnah dan kegiatan persuasif yang jelas-jelas mayoritas dari rekan-rekan kami merasakan atau mengalami langsung pembicaraan fitnah tersebut. Sehingga kami menjadi saksi hal itu yang

menjadi sumber kekesalan rekan-rekan Indonesia Timur dan Megapolitan yang ada diruangan saat itu. Kami pun menjadi saksi bahwa di dalam ruangan tidak terjadi pemukulan, bahkan kami sempat memasukan dan mengunci kader dari Indonesia Timur yang sangat begitu kesal kedalam kamar mandi untuk berwudhu dan mengendalikan dirinya. e. Tentang proses pemilihan, alokasi waktu yang kita luangkan untuk memilih sosok yang tepat sangat terbatas dan terkejar-kejar waktu dengan dalih waktu terbatas. Karena Muktamar kala itu disesaki Seminar-seminar dan penampilan tokoh yang entah kemana transparansinya. Kami berharap kedepan agenda pemilihan ketua menjadi Prioritas sehingga tidak ada keterburu-buruan dalam pemilihan f. Tentang pengumpulan atau forum di dalam forum yang berdasarkan beberapa rekan yang di ajak mereka merasa di arahkan kepada salah satu calon oleh Pengurus Demisioner. Kami melihat adanya upaya penggunaan atas nama arahan-arahan internal yang justru wacana ini dalam media sosial di alamatkan pada manuver kader megapolitan. Sesuatu yang kami anggap kontradiksi. Dan kami tetap pada sikap untuk diam karena mengasumsikan itu fitnah. Kami menjadi saksi bahwa selama pertemuan di megapolitan dan silaturahim dengan rekan Indonesia Timur, tidak pernah Kader Megapolitan menjual suara-suara Internal. Dari awal kami yakini perjuangan mengusung wakil kami adalah karena kami melihat kapasitas yang kami yakini momentumnya tepat untuk kembali mengangkat KAMMI. 3. Tentang Sidang Ahwa a. Pertama yang harus dijelaskan adalah mati nya lampu aula seketika saat sidang ahwa, dan ketika rekan kami menanyakan kepada operator petugas teknis, mereka mengatakan jangan salahkan kami, kami hanya menjalankan permintaan dari panitia yang namanya kami kenal (anggap saja bulan). Sehingga proses sidang ahwa mengulur lebih dari satu jam dan harus berpindah tempat. Bila benar ini rekayasa, apa maksud dantujuannya ? b. Kedua yang harus dijelaskan adalah alternatif pemilihan tempat pengganti yang akhirnya di Mesjid di ujung gerbang Kampus. Kami tidak sedikit pun membenci masjid, bahkan sebagian rekan kami pun menjadi sempat untuk sholat. Tetapi tampak seolah ada pengkodisian, padahal ruang yang dijadikan tempat penutupanMuktamar atau ruang-ruang dadadakan untuk sidang komisi bisa digunakan. c. Kami cukup sedih dan tidak bersemangat ketika pada sidang ahwa banyak kata-kata yang kami anggap tidak bertanggungjawab dan sangat mendeskreditkan tanpa bayan-bayan yang jelas. Terlebih ungkapanungkapan yang kami anggap provokatif menyerang secara jelas itu muncul di sidang ahwa, seperti tendensi tentang menjual Organisasi dan Kader yang mengenai Bab ini (Kapitalisasi) belum sedikit pun ada pembahasan resmi tentang definisi atau batasan dan regulasi nya. Organisasi kita belum memiliki Manhaj tentang Gerakan nya sehingga kami anggap penyudutan itu tidak tepat terutama tanpa ada bayan dan klarifikasi yang jelas. Tendensi dan cara deskredit ini memang wajar dalam dunia politik tetapi kami melihat ini bukan ruh KAMMI sehingga kami mengganggap Proses ini tidak sehat.

d. Setelah sidang Ahwa selesai kami ditanya oleh Eks.ketua Megapolitan, dan kami masih sangat menghormati kesepakatan di Ahwa bahwa menjaga amniyah sampai forum resmi Muktamar. Tetapi tidak lama kemudian masih dalam hitungan menit, kami mendapat sms (dari 085770581xxx) tentang selamat atas kemenangan salah satu calon dan lengkap dengan perhitungan hasil polingnya. Dititik itu kami sangat meyakini bahwa rangkaian demi rangkaian Muktamar ini tidak sehat dan menurut kami tidak konsisten. e. Kami sangat memahami dan menghormati mekanisme syuro (AHWA), tetapi yang kami permasalahkan adalah bahwa Muktamar kali ini tidak sehat secara rangkaian nya dan ini bukan untuk dimaafkan melainkan untuk dibenarkan, dibenahi dengan jujur apa adanya. Itulah yang menjadi titik point landasan sikap politis internal kami khususnya PD Bogor menyikapi kepemimpinan KAMMI. Ini upaya kami menolak lupa agar kelak tidak dijadikan pembenaran dan landasan historis untuk KAMMI kedepannya. 4. Tentang Pasca Sidang Ahwa a. Perlu kami sampaikan sesuai informasi yang kami pegang bahwa sampai H-1 hari selesai administrasi biaya Muktamar belum diselesaikan sedangkan penanggungjawab OC adalah pengurus kamda. b. Kami dari Bogor, bekasi dan depok pun pernah di minta bantuan oleh OC untuk membuat MOU kepada SC Muktamar dalam hal jaminan pelunasan administrasi, hal ini dilakukan karena panitia tidak mendapat kejelasan sumber dan pencapaian dana Muktamar dengan kondisi agenda sudah akan selesai. c. Ketidakpastian tersebut yang menjadikan panitia mendapat permintaan dari managemen Hotel untuk segera mengosongkan ruangan. Awalnya pada malam hari dan berhasil dinego sampai pagi. d. Terkait kehadiran Polisi di area Muktamar, berdasarkan informasi yang kami dapat dari pihak polisi yang betugas mereka diminta managemen hotel dan terkait pembiayaan yang belum selesai, ini informasi yang kami pegang walaupun beredar informasi yang lainnya. e. Sehingga, karena ketidakjelasan pembayaran dan jaminan pelunasan itu, kami melihat sebagian panitia mengambil keputusan meninggalkan tempat Muktamar dan mengerahkan kadernya. f. Dan alasan untuk Bogor meninggalkan tempat Muktamar pada pagi hari itu adalah karena kami merasa dijanjikan oleh dua orang pimpinan KAMMI saat itu untuk dilakukan Klarifikasi tentang fitnah-fitnah yang beredar dan akan dihubungi kembali untuk dilaksanakan Pemilihan Ulang. g. Saat itu kami merasa sekalipun pemilihan ulang, hasil tidak akan berbeda. Tetapi yang kami inginkan adalah proses yang sehat yang menyebabkan Pemimpin terpilih di akui dan mendapat kepercayaan. h. Tetapi informasi atau jarkom atau telepon maupun sms itu tak pernah ada, yang terjadi ternyata Muktamar dilanjutkan tanpa sepengetahuan kami yang sudah pulang dan bogor beserta megapolitan tidak hadir sehingga munculah isu Pemboikotan.

5. Tentang Orang Suruhan atau Bayaran atau Preman yang hadir di Area atau sekitar Muktamar (apapun istilahnya yang pasti itu bukan Kader ataupun anggota KAMMI) a. Jujur kami tidak tahu persis, tetapi ini disaksikan langsung oleh kader kami yang saat itu berinisiatif kembali ke Kampus UT. Dan hal ini di akui oleh beberapa kader Indonesia Timur yang mengalami langsung peristiwanya b. Sekarang kami ingin bertanya, bagaimana pendapat anda bila melihat ada kader terbaik KAMMI yang harus keluar dari area Muktamar dengan mencaricari jalan belakang gedung, melompati tembok dan terdapat banyak sampah disana. c. Sekarang kami ingin bertanya, bagaimana pendapat anda bila terdapat kader terbaik KAMMI dari utusan daerah yang terpaksa menyatakan sebuah pendapat yang tidak ia kehendaki dalam forum penutupan Muktamar karena ia merasa di ancam (ia sempat melihat orang bayaran tersebut seperti membawa senjata tajam di tubuhnya) dan tidak mendapatkan pembelaan dari kader lainnya. Karena ia pikir urusannya masih banyak, sehingga ia memilih mengalah. d. Jujur kami sedih bila teringat masa-masa dimana kami melaksanakan APEL KAMMI di Bogor dan berulang-ulang dengan lantang kami membacakan Kredo, Prinsip dan lagu-lgu perjuangan. Indonesia Memanggil, memanggil siapa .. KAMMI. e. Otak intelektual itu pun, pasca muktamar sempat menebar ancaman via sms kepada kader Indonesia Timur dan mencari-cari alamat rumah kader Megapolitan. Pada saat beberapa kader Indonesia timur hendak pulang secara mendadak ke kampung halamannya, lalu kami mendatangi ke tempat mereka singgah di jakarta daerah selatan, kami mendengar pengakuan mereka secara langsung tentang ancaman demi ancaman yang terus ada setelah Muktamar usai, kami mendengarkan informasi itu sampai pukul 03.00 pagi f. Pertanyaan kami saat itu, dimana kader-kader yang bertarbiyah dan Ukhuwah ini. g. Kami merasa tidak habis pikir bahwa organisasi sebesar ini membiarkan kader-kader utusan terbaiknya yang datang dengan tiket hangus serta pulang dengan uang pinjaman, lalu di tempat muktamar mendapat perlakuan yang tidak sepantasnya sampai-sampai masih merasa di ancam saat hendak ke Bandara. 6. Tentang sedikit perbedaan sikap PD Bogor dan PW Megapolitan a. PD Bogor memegang perkataan pimpinan KAMMI saat bertemu dengan Pimpinan PD se Megapolitan dan beberapa PD Indonesia Timur tentang dua opsi menyikapi fitnah-fitnah yang terbiarkan selama muktamar. Opsi pertama PP akan melakukan klarifikasi kepada rekan KAMMI yang lain dan mengadakan pertemuan lanjutan terkait muktamar ini yang dipimpin oleh Presidium atau opsi yang kedua PP tetap dengan hasil muktamar tanpa melakukan klarifikasi atas fitnah-fitnah yang dibiarkan tersebar. Dan saat itu pengurus PP memilih opsi pertama untuk melakukan klarifikasi atas fitnahfitnah tersebut dan akan menjarkom kembali untuk melakukan pertemuan lanjutan. Tetapi pasca PD Bogor pulang, tanpa ada pemberitahuan dalam

b.

c. d.

e.

f. g.

bentuk apapun dan Penutupan di laksanakan bahkan dengan klarifikasi terbalik dimana terdapat pernyataan perwakilan kader Indonesia Timur yang menurut pengakuannya ia dalam kondisi terancam saat membuat pernyataan tersebut. Sehingga kami menganggap pengurus PP secara sepihak memilih opsi ke dua dan kami berada di luar struktur sampai Pengurus Pusat melakukan klarifikasi kembali. Sekali lagi kami sampaikan ini bukan semata-mata tentang siapa yg terpilih, tetapi tentang bagaimana terlaksananya Muktamar. Sikap ini kami ambil karena kami mencoba mendudukan sesuai kedudukannya. Menurut kami ini bukan sekedar sebuah kesalahan yang wajib bagi kami memaafkan, melainkan sesuatu yang kami anggap tidak benar dan wajib diluruskan. Hal ini tidak bisa diselesaikan dengan maaf karena kami tidak merasa dirugikan, tetapi kami menilai sistem dan iklim organisasi ini yang telah dicederai dan harus dibenarkan. Terkait pelantikan kami yang dianggap inkonstitusional ketika kami dilantik oleh PW Megapolitan kami berharap ada kajian mendalam tentang konstitusi KAMMI dan apabila terbukti kami menyalahi, kami siap mendapat sanksi atau dilantik ulang. Tetapi bagaimana nasib PD KAMMI Bekasi yang dilantik oleh Pengurus Pusat, dimana pelantikan tersebut dilantik oleh pihak yang belum dilantik. Maka letak konstitusinya dimana ? Dan kami berterimakasih atas hujatan serta vonis-vonis yang menyatakan sesat dan meyesatkan nya, karena nya kami dapat belajar lebih banyak. Terkait ijtihad rekan-rekan Megapolitan yang mengusung saudara Fikri menjadi Sekjend, kami rasa itu salah satu bentuk kelapangan rekan-rekan megapolitan dibandingkan dengan PD Bogor yang tetap pada sikap awal dengan harapan kendala ini dapat diselesaikan dengan tuntas (bukan dijadikan Api Sejarah). Dan kami rasa tataran posisi Pimpinan layak dipertimbangkan melihat yang bersangkutan punya suara yang cukup besar dari pendukungnya. Sehingga diharapkan banyak hal yang bisa diakomodir dari hampir sebagian besar kader KAMMI yang mendukung saudar Fikri. Justru kami melihat faktor Kepemimpinan adalah faktor Pengaruh dan kemampuan mempengaruhi oleh karenanya tidak selayaknya seorang pimpinan dipengaruhi atau dikendalikan arus. Tapi apapun ijtihad itu, PD Bogor hanya berharap ada klarifikasi sesuai yang dimaksud. Dan saat ini kami tidak sedikit pun punya kemauan dan kapasitas melakukan MLB seperti pembangunan opini politik gaya SBY yang sempat menyeruak.

KAMMI dan Inkonstitusinya Kami memandang bahwa kebiasaan inkonstitusional atas dasar politik substansial harus dihentikan, hal ini bisa menjadi pembenaran demi pembenaran dikemudian hari sehingga menghasilkan budaya afwan dan maaf yang tidak pada tempatnya, atau tidak sesuai kedudukannya. Kalau lah konstitusi yang kita buat lalu kita sendiri yang melanggarnya, apa artinya diskusi-diskusi dan perdebatan panjang saat dahulu menuyusunya, dimana kekuatan setiap keputusan yang diambilnya, dimana posisi integritas dan profesionalisme Organisasi. Mari kita lebih profesional dan menghargai upaya kritis setiap kader demi menjaga nilai-nilai

dan mental perjuangan yang telah dibangun dalam ranah Kaderisasi. Lagi-lagi Ini bukan tentang MLB, bahkan cinta ini lebih sederhana dari sekedar rekayasa cinta karena kami anggap ini hal yang mendasar dan cukup fundamental dalam hal Organisasi formal. 1. Kami awali dari pelanggaran terbaru, dimana Pengurus Pusat belum terbentuk dan belum dilantik setelah melebihi batas waktu sejak terpilihnya. 2. Proses dilantiknya PD KAMMI Bekasi yang dilantik oleh Pimpinan yang belum dinyatakan sah menjabat (dilantik). 3. Kebiasaan Proses Pelantikan Pengurus Daerah yang dilantik oleh pengurus Pusat, padahal ketika disaat penyusunan peran dan fungsi Pengurus Wilayah, Pengurus Wilayah bertugas melantik Pengurus Daerah dengan semangat pemberdayaan, pembagian tugas, peringanan beban Pengurus Pusat termasuk pertimbangan Efisiensi Anggaran bagi Pengurus Pusat. 4. Proses Pemilihan MPP yang harus sesuai Konstitusi apalagi Pimpinan MPP, semuanya harus sesuai syarat yang telah tercantum dalam konstitusi KAMMI. Karena melihat peran MPP yang sangat strategis dan bisa berdampak secara politis maka berpegang teguh pada konstitusi merupakan bagian dari menjaga Organisasi agar semua konsekuensi yang bisa terjadi tetap terbingkai memiliki legitimasi yang jelas. Mari kita fahami kembali konstitusi organisasi ini, karena kalau bukan oleh kita maka siapa lagi. Dan ingatkan kami bila ternyata kami salah dalam meng-interpretasikannya. KAMMI dan Perbaikan Kami menilai ada tiga hal mendasar yang menjadi permasalahan mendasar ditubuh organisasi ini yang bila tidak ada konsep pembenahan yang jelas dan keseriusan dalam pembenahannya, maka friksi-friksi turunan dan blok-blok masa lalu akan senantiasa terjadi dan menggerogoti nilai Kesatuan dalam ruh nama KAMMI, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia. Mungkin sebagian besar kader KAMMI tidak merasakannya karena mungkin tidak memahami perjalanan sejarah organisasinya, dan itu efek possitif dari kekurangan yang harus dirawat. Harus disadari bahwa mayoritas saat ini merupakan kaderkader yang tidak mengalami pertempuran-pertempuran Konsep atau gagasan yang beraroma Muktamar Luar Biasa. Kita harus memahami bahwa sebagian besar kader tidak memahami sejarahnya dan harus ada internalisasi mengenai sejarah itu dengan kejujuran dan semangat konstruktif. Tetapi disaat yang sama semua elemen KAMMI harus sangat benar-benar sadar bahwa upaya-upaya pelemahan atas kebangkitan KAMMI dan upayaupaya destruktif, fitnah dan pemecah belahan selalu ada. Sehingga kami menilai tiga hal mendasar ini perlu menjadi berbaikan serius. 1. Masalah internal Kader Ini masalah yang sangat fundamental melihat kondisi kemantapan Jiwa Kader yang masih jauh dari kematangan. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana setiap kader disemua level AB1, AB2 dan AB3 yang menyikapi permasalahan demi permasalahan tidak mengedepankan Indeks Jati Diri Kader nya. Hujatan dan cacian yang sangat mudah terlempar tanpa budaya menghormati status ke-Anggota-an sesama kader (tabayun). Oleh karenanya kami melihat beberapa point utama nya a. Proses Tarbiyah Kader yang macet atau terhenti b. Proses Madrasah KAMMI kader yang macet atau terhenti c. Proses Internalisasi ke-KAMMI-an Kader yang macet atau tidak terjadi

d. Proses pemantauan dan sanksi atas implementasi (Syaksiyah) Kepribadian Kader. Apa jadinya KAMMI bila kadernya tidak terbina secara tarbiyah, tidak pernah mengikuti madrasah KAMMI, tidak memahami organisasi nya termasuk sejarah dan arah visi konstruksinya, tidak terjaga Kepribadiannya (Syaksiyah Islamiyah, Daiyah Muharrikah, Qiyadiyah siyasiyah), tidak memahami profile Muslim Negarawan dan arah pemenuhan kapasitas diri nya. 2. Masalah hubungan antar sesama Kader Masalah utama ialah kepercayaan (TRUST) terhadap Sesama Kader yang terjadi akibat masalah Internal Kader dan Leadership Organisasi serta Iklim Organisasi yang tidak mampu dikendalikan Pimpinan. 3. Masalah hubungan antar kader dengan Oganisasinya Masalah utama ini adalah Manhaj Organisasi yang belum lengkap. Kita memiliki filosofi Harokatut tajnid dan Harokatul Amal. Organisasi Kader dan Organisasi Gerakan. Kita telah memiliki Manhaj Kaderisasi yang PR terbesarnya adalah Implementasi. Tetapi kita belum memiliki Manhaj Gerakan yang efeknya setiap kader yang memiliki kapasitas eksternal menafsirkan sepihak definisi benar dan salah dalam ranah gerakan khususnya eksternal. Konsekuensi nya muncul justifikasi dan penghukuman terhadap kader-kader yang ber-Ijtihad secara gerakan. Ada yang merasa benar dan menyalahkan pihak lain tanpa budaya tabayun berbingkai Ukhuwah, sehingga secara jujur kami amati bahwa tidak bisa dinafikan bahwa munculnya kedengkian demi kedengkian yang fatalnya penyakit hati ini dijadikan landasan dalam kita berorganisasi dan menentukan penilaian, (semoga kami salam dalam mengamati). Tidak ada yang selama nya benar dan tidak ada pula yang selamanya salah, ini hanya tentang kematangan yang di Organisasi ini kita terus di asah. Kami ingin sedikit membahas tentang hal yang sering disebut kapitalisasi Gerakan yang sebagian kader menilai ini adalah tabu dan cenderung Haram. Kami ingin melihat ini sebagai Sumberdaya yang selama ini dikuasai oleh organisasi lain yang kami yakin ketulusan kader KAMMI jauh lebih baik. Kami mengumpamakan Potensi-potensi anggaran tersebut ibarat sumur-sumur yang perlu kita kuasai seperti pada perang-perang zaman Rosul. Kami tidak melihat penguasaan sumur itu untuk penghidupan pasukan, tetapi selain menjaga stamina perang, penguasaan sumur-sumur ini menjadi serangan psikologis yang sangat telak bagi perang-perang Idealisme kita. Namun Jelas permasalahan ditubuh organisasi kita adalah KEPERCAYAAN. Mungkin hal ini timbul manakala ada beberapa pihak yang menguasai sumur untuk kepentingan Pribadi atau sebenarnya untuk kepentingan pasukan tetapi tidak ada Transparansi atau kesempatan Klarifikasi. Kami memandang kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat tidak dijadikan alasan mengHaram kan gerakan pengelolaan potensi Sumberdaya karena ini bagian dari strategi perjuangan. Kami faham benar kekhawatiran akan goyang nya orientasi, oleh karenanya hal dan manhaj atau aturan nya harus segera kita rancang seperti Islam mengatur tentang Ghanimah dan Fai dalam ranah perang dan pertempuran. Kami khawatir bila Manhaj ini tidak ada, maka kesempatan dan kecenderungan beberapa kader terhadapnya menjadi masalah yang terus muncul. Kita tidak bisa menutupi

bahwa Organisasi Eskternal ini mayoritas pendanaannya dari bantuan dan hibah serta komunikasi eksternal. Bahkan ini sudah difahami sampai pengurus di beberapa daerah. Kita perlu mengatur Regulasi itu agar tidak ada kader yang mencari pendanaan Organisasi secara sembunyi-sembunyi tanpa transparansi dan menimbulkan banyak prasangka. Benang merah regulasi ini adalah Transparansi dan Koordinasi, karena sangat tidak layak ada kapitalisasi dibelakang dan tanpa sepengetahuan Pimpinan. Pembahasan ini tidak dengan maksud menghilangkan nilai-nilai sundukuna Juyubuna dan Izzah Organisasi, ini hanya tentang bagaimana kita mengatur dan membatasinya agar nilai dan Ruh Organisasi tetap terjaga. Sama seperti ketika akan membunuh dalam berperang (dalam bab Sejarah Pertempuran), ada aturan demi aturan yang menjaga nilai kepribadian Islam. Kami melihat beban anggaran Organisasi apalagi sampai tingkat pusat tidak bisa lagi dibebankan sepenuhnya pada Kas-kas Kader. Kader AB1 punya banyak alokasi penggunaan kas nya pada agenda Komisariat, dan AB2 punya banyak kebutuhan penggunaan kas nya pada level agenda daerah. Sehingga sudah fitrahnya bahwa perjalanan organisasi ini membutuhkan anggaran yang terencana. Kami teringat pernyataan Andi Rahmat dalam video dokumenter. Pada pidatonya yang intisarinya beliau menyatakan bagaimana Mungkin KAMMI Organisasi yang besar ini tidak mampu membiayai Kebutuhan Organisasinya. Seperti kami ingin juga mengatakan, mana mungkin KAMMI organisasi sebesar ini tidak transparan dalam anggarannya. Ke-Tsiqohan dalam tataran organisasi formal dan profesional dibangun dari Rasionalitas dan Kapasitas yang difahami dan didukung Totalitas serta Loyalitas. Pada akhirnya kami ingin sampaikan bahwa 15 tahun adalah usia yang masih cukup belia dan tentunya ada fase-fase yang tentu harus dilalui dalam kerangka menuju kematangan, sehingga kita perlu menyikapinya dengan sebuah kedewasaan. Sejarah mengajarkan peran-peran usia Muda dan Belia tatkala penaklukan Konstantinopel, sehingga kami melihat potensi kerapuhan ini tidak boleh di tutup dengan euphoria dan kebanggaan Sejarah. Kami memandang semangat kebangkitan itu harus digalakan khususnya dengan pondasi yang kuat. Melihat potensi nya yang sangat besar dan bisa menggelegar, sedari awal kami menyadari bahwa Organisasi ini pasti pernah atau telah menjadi Target Operasi Penghancuran-Pelemahannya. Kita belajar bahwa Partai-Partai Islami saja banyak yang menyusupi bahkan sampai tingkat Pimpinan, bukan tidak mungkin Organisasi belia ini bersih dari padanya. Dititik inilah kami merasa telah ada upaya halus melalui pihak-pihak yang belum tersadari perannya dalam melemahkan Organisasi ini secara fundamental. Kami meminta maaf bila dalam tulisan ini terdapat kalimat yang kurang berkenan, sungguh sejatinya ini adalah upaya kami mengurai kegelisahan dan menyampaikan apa yang kami yakini kebenarannya. Dengan segala potensi kesalahan dan kelemahan pada diri kami, Semoga Allah menganugerahkan (kami) kita Bashirah yang tajam untuk membedakan mana penyusup dan mana proyektil. Kami yakin KAMMI mampu melewati proses ini dan membenahi sesuatu pada tempatnya. Semoga kita bisa berfikir Jernih dan jujur, karena segala Kebenaran kembali Hanya milik Allah SWT. Seperti kata Iqbal, Biarkan bintang tetap bersama malam, seperti KAMMI yang akan tetap bersamaku. Wallahualam. Maulana Syawal Syawal 1434 H

You might also like