You are on page 1of 14

KEPENTINGAN NASIONAL REPUBLIK RAKYAT CINA MENOLAK BERGABUNG DENGAN MEKONG RIVER COMMISSION (MRC) TAHUN 1995-2012 Feronika

Sianturi Hp.: 085270116849 e-mail:feronikasianturi@gmail.com Anggota: Indra Pahlawan S.IP., M.Si. Abstract: This research is a study of international relations on foreign policy in which a country will take action to get maximum benefit for the country. Focusing to explain the interests of China refused the membership of the Mekong River Commission since 1995 through 2012. MRC is an inter-governmental body to promote, support, cooperate and coordinate in the development of the full potential of sustainable benefits to all riparian States and the prevention of wasteful use of Mekong River Basin waters.China as a powerfull country continues their development in the Mekong River without any regard to others states in Mekong. This research applies qualitative research method and data were obtained by books, journals, thesis, newspapers, articles, reports, and websites. Researcher uses neorealism perpective/structural realism by Kenneth N. Waltz to explain Chinas behavior. MRC as an inter-governmental agency that regulates the sustainable development and care for the environment in the Mekong River had refused by China. China as a country that has more strength geographic, political, economic, and military continue their development in the Mekong without any regard to the interests and the state of the downstream countries and has no attention to the environmental issues. China doesnt want submit the MRCs rules. Keywords: Mekong River Commission, sustainable development, hydropower, Riparian States, national interest. PENDAHULUAN Penelitian ini merupakan studi Hubungan Internasional yang akan menganalisa mengenai kepentingan Cina menolak keanggotaan Mekong River Commission (MRC). Cina menolak keanggotaan penuh MRC sejak tahun awal berdirnya komisi tersebut. Pada awalnya komisi ini dibentuk untuk menangkal pengaruh komunisme di kawasan Mekong sehingga Cina tidak dilibatkan. Setelah itu persoalan Mekong bukan lagi masalah ideologi, idealnya Cina harus bergabung, tetapi Cina menolak keanggotaan dan hanya berpartisipasi sebagai pengamat dan mitra dialog. Sungai Mekong bersumber dari Gunung Guzongmucha, Qinghai, Cina di dataran tinggi Tibet dan mengalir sejauh kurang lebih 4.200 km melalui enam

negara yaitu Cina, Laos, Myanmar, Thailand, Kamboja, dan Vietnam 1 serta bermuara di delta Mekong, Laut Cina Selatan (Vietnam). Sungai Mekong merupakan salah satu sungai yang sangat besar dan panjang. Merupakan sungai terbesar kedelapan dalam hal jumlah debit air dan kedua belas dalam hal panjang di dunia, serta terbesar dan terpanjang di Asia Tenggara.2 Sungai Mekong mengalir dalam dua kawasan subregion Asia yaitu mengalir sepanjang Asia Timur dan Asia Tenggara. Cina sebagai negara yang sedang mengalami perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang besar membutuhkan banyak sekali sumber daya energi untuk menyokong industri dalam negerinya tetap berjalan. Pertumbuhan ekonomi Cina mencapai 13% tahun 2007, 9% tahun 2008, dan 7% di tahun 2009.3 Seiring dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, kebutuhan listrik nasional Cina juga mengalami peningkatan. Oleh karena besarnya kebutuhan listrik Cina dan didukung meningkatnya harga sumber energi dunia seperti minyak dan gas bumi maka perlu bagi Cina untuk mengurangi impor dan ketergantungan energi terhadap negara lain dengan cara berswasembada listrik. Salah satu upaya Cina berswasembada listrik adalah dengan membangun sejumlah bendungan di Sungai Mekong. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) melalui pembendungan sungai diperkirakan dapat memenuhi 70% kebutuhan Cina akan listrik4. Kebutuhan energi menjadi alasan utama pemanfaatan tenaga air oleh Cina di Sungai Mekong dan melalui pembangunan sejumlah PLTA di sepanjang aliran sungai maka Cina dapat menyimpan dan menggunakan energi listrik sesuai dengan kebutuhan. Cina sebagai negara paling hulu dari aliran sungai telah melakukan pembendungan dan pembangunan yang paling banyak dibandingkan dengan negara-negara lembah Sungai Mekong lainnya. Cina tampaknya berusaha untuk menguasai Mekong termasuk negara-negara di bagian hilir5. Pada wilayah propinsi Yunnan telah dibangun sejumlah bendungan yaitu Bendungan Manwan, Bendungan Dachaosan, Bendungan Xiaowan yang merupakan sokoguru suplai listrik di propinsi tersebut serta berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan listrik nasional Cina baik untuk kebutuhan sipil maupun industri. Pembangunan bendungan masih akan terus dilaksanakan oleh Cina, blueprints pembangunan 15 bendungan baru telah dibuat. Sampai saat ini Cina adalah satu-satunya negara
1

Ellen Bruzelius Backer. Paper Tiger Meets White Elephant: An Analysis of the Effectiveness of the Mekong River Regime. Lysaker: The Fridtjof Nansen Institute Report. 2006. [Online] <http://www.fni.no/doc%26pdf/ebb-mekong-2007.pdf> (diakses 12 Oktober 2012). 2 John Dore. Politics of the Commons di dalam Regional Centre for Social and Sustainable Development (RCSD), The governance of increasing Mekong regionalism. White Lotus, Bangkok 11-14 Juli. Chiang Mai University, Thailand, 2003. [Online] < http://h2o.ablkomplet.cz/wpcontent/uploads/2010/12/John_Dore__Mekong.pdf> (diakses 12 Oktober 2012). 3 Wayne M. Morrisson. Chinas Economic Condition. Congressional Research Service. 2009, hal. 2. 4 Joshua D. Freeman. Taming the Mekong:The Possibilities and Pitfalls of a Mekong Basin Joint Energy Development Agreement, Asian-Pacific Law & Policy Journal, vol. 10, no. 2, 2009, hal. 453. 5 Catharin Dalpino and Juo-yu Lin. Cina and Southeast Asia: The Difference of a Decade. Brookings Northeast Asia Survey 200203. Hal. 86.

yang telah membendung aliran Sungai Mekong, sementara negara lainnya hanya melakukan pembendungan di anak sungai saja6. Pada 5 April 1995 di Chang Rai, Thailand atas prakarsa empat negara subregion Sungai Mekong yaitu Thailand, Laos, Kamboja, dan Vietnam Selatan dibentuk suatu komite koordinasi investigasi lembah Sungai Mekong bawah yaitu Mekong River Commission (MRC)7 yang juga diinisiasi oleh PBB di tahun 1997. Mekong River Commission (MRC) adalah perjanjian kerjasama dalam pembangunan berkelanjutan di lembah Sungai Mekong dan perjanjian untuk berbagi air dan sumber daya yang disediakan Mekong untuk meningkatkan ekonomi rakyat di lembah sungai tersebut. Mekong River Commission (MRC) merupakan sebuah organisasi supranasional yang dirancang untuk mengawasi pembangunan berkelanjutan dari Sungai Mekong8. Beberapa wilayah kewenangan MRC adalah seputar irigasi, PLTA, navigasi, pengendalian banjir, perikanan, pengambangan kayu, rekreasi dan pariwisata. Perjanjian tersebut juga berfokus untuk meminimalkan dampak lingkungan dari pembangunan di Sungai Mekong. Cina sebagai negara hulu dari Sungai Mekong memiliki peran yang sangat besar dalam mengontrol aliran air ke hilir. Kegiatan yang dilakukan Cina di hulu sangat memengaruhi kondisi di hilir. Hal ini kemudian memengaruhi jumlah debit air yang mengalir ke hilir dan menyebabkan penurunan kuantitas maupun kualitas sumber daya Sungai Mekong. Keempat negara anggota MRC terletak pada bagian hilir sungai sehingga sulit untuk memantau keadaan sungai secara menyeluruh terutama informasi tentang keadaan air di hulu sulit untuk diketahui9. Cina sebagai negara yang terletak paling hulu (extreme upstream) dan merupakan negara terkuat baik secara militer maupun ekonomi diantara semua negara yang berada di Lembah Sungai Mekong menolak menjadi anggota MRC. Cina juga terus melakukan pembangunan yang tidak hirau pada masalah lingkungan. Pembendungan yang dilakukan Cina menyebabkan penurunan kualitas hidup masyarakat sekitar sungai. Hasil tangkapan perikanan mengalami penurunan antara 50-90 persen10. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kepentingan Negara-Negara Mekong Keenam negara di sepanjang aliran sungai memiliki kepentingan di sungai Mekong sebab sungai ini memang memiliki arti penting bagi perekonomian di Asia. Cina memiliki ambisi besar untuk memanfaatkan air sungai untuk PLTA.
6

Manassinee Mottatarn, Marijke van Leeuwen & Charlie Lancaster. Mekong river special report: Mekong lifeline, Sea-Globe, 11 April 2011, <http://www.sea-globe.com/Related-Articles/mekonglifeline.html> (diakses 17 Oktober 2012). 7 Mekong River Commission (MRC). The Story of Mekong River Cooperation, <http://www.mrcmekong.org/about-the-mrc/history/> [diakses 10 Oktober 2012] 8 Freeman. op. cit., hal. 454. 9 Mekong River Commission (MRC). Assessing the impact of development, <http://www.oxam.org/Mekong River Commission _ Oxfam Australia.htm > (diakses 12 Oktober 2012) 10 Baker, op. cit, hal. 12.

Selain Cina negara-negara di sepanjang Sungai Mekong memiliki kepentingan terhadap sungai. Sebagai negara yang belum lama menganut sistem demokrasi, Kamboja memiliki fokus utama pada pengembangan ekonomi, peningkatan sektor pertanian, dan perlindungan lingkungan Tonle Sap, danau air tawar terbesar di Asia Tenggara. Sungai Mekong sendiri memiliki peran utama dalam keberlangsungan Tonle Sap. Sungai Mekong memiliki posisi yang sangat strategis sehingga sangat tepat untuk mengelola dan mengembangkannya demi peningkatan pertumbuhan ekonomi kawasan. Pembangunan yang saat ini sedang banyak berkembang adalah pembangunan sejumlah bendungan untuk dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air. Pembangunan bendungan-bendungan di Sungai Mekong maupun di anak sungainya semakin banyak dalam kisaran waktu sepuluh tahun terakhir. Laos sebagai negara yang tidak memiliki laut memiliki kepentingan dan ketergantungan yang sangat besar terhadap Sungai Mekong. Bagian sungai yang melintasi Laos yang hampir mencapai 1.900 km menjadi tumpuan hidup banyak masyarakat negara ini. Dimanfaatkan sebagai jalur transportasi, ikan di sungai ini merupakan sumber protein penting bagi warga dan Mekong juga menjamin mata pencaharian banyak orang. Sejak bertahun-tahun pemerintah Laos berusaha untuk melaksanakan pembangunan bendungan untuk menghasilkan listrik. Listrik menempati urutan paling atas dalam daftar ekspor Laos. Laos seperti dicanangkan pemerintah, Laos diharapkan dapat mengekspor energi dalam skala besar, sehingga dapat menyebutkan diri sebagai baterai Asia11. Thailand memiliki kepentingan untuk mempertahankan dan mengembangkan sektor pertanian dan terutama produksi padi negaranya khususnya di sebelah Baratdaya negara tersebut. Sungai Mekong juga penting bagi penyediaan air bersih dan mendukung sektor perikanan air tawar yang sedang giat dikembangkan di Thailand. Vietnam memiliki kepentingan yang besar di Sungai Mekong karena lebih dari delapan belas juta penduduknya hidup dari sungai ini dan mengairi sawah sebagai sumber setengah kebutuhan beras Vietnam.12 B. Mekong River Commission (Mrc) Melarang Penggunaan Sumber Daya Air Sungai Mekong Secara Bebas Pada tanggal 5 April 1995, Mekong Agreement ditandatangani oleh Thailand, Laos, Vietnam dan Kamboja. Berdasarkan Perjanjian tersebut, negaranegara anggota MRC sepakat untuk bekerja sama di semua bidang pembangunan berkelanjutan, dan dalam pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian air dan sumber daya terkait di Mekong River Basin. Misalnya dalam bidang navigasi, pengendalian banjir, perikanan, pertanian, tenaga air, dan perlindungan lingkungan.
11

Eshter Felden. Ambisi Laos di Mekong, <http://www.dw.de/ambisi-laos-di-mekong/a16236305-1> [diakses 13 September 2012] 12 Dao Trong Tu, 2011. A Vietnamese Perspective on Proposed Mainstream Mekong Dams. [Online] diakses dari http://www.stimson.org/summaries/a-vietnamese-perspective-on-proposedmainstream-mekong-dams/ pada 10 Oktober 2012.

MRC mengeluarkan sejumlah aturan yang berkaitan dengan penggunaan dan pemanfaatan air dari sungai. Peraturan mengenai pemanfaatan air sungai turut mengatur mengenai pembangunan bendungan dan PLTA. Kualitas air sungai perlu dijaga agar tetap bisa memberikan manfaat yang maksimal bagi seluruh pihak yang membutuhkan. MRC mengeluarkan sejumlah aturan yang berkaitan dengan penggunaan dan pemanfaatan air dari sungai. Peraturan mengenai pemanfaatan air sungai turut mengatur mengenai pembangunan bendungan dan PLTA. Mekong River Commission memiliki sejumlah Prosedur yang digunakan untuk memudahkan kinerja komisi menjalankan fungsinya. Berikut ini adalah tabel Prosedur dan petunjuk-petunjuk yang telah diasosiasikan ke dalam MRC: 1. Prosedur Kualitas Air13 a. Prinsip Selain prinsip-prinsip yang diatur dalam Mekong Agreement, prosedur juga diatur oleh prinsip-prinsip efektivitas biaya, akuntabilitas, transparansi. b. Cakupan Prosedur yang diterapkan untuk menjaga kualitas air pada arus utama Sungai Mekong. Cakupan mengenai sungai lintas batas Lembah Sungai Mekong, negara yang bersangkutan harus bertindak berdasarkan Mekong Agreement dan ketentuan yang relevan dari Prosedur dan Pedoman yang ada dan membuat setiap usaha untuk menjaga kualitas air dan dapat diterima oleh semua pihak. c. Implementasi Pengelolaan kualitas air Bertujuan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam prosedur. d. Situasi Kualitas Air Darurat Negara-negara anggota secaraindividu harus menjaga air, dan bila perlu bersama-sama, mengembangkan rencana darurat untuk menanggapi masalah kualitas air khusus yang merupakan keadaan darurat yang membutuhkan respon segera. 2. Tata Cara Pemberitahuan, Konsultasi, dan Pra Perjanjian Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air MRC (Procedures for Notification, Prior Consultation and Agreement (PNPCA)) Protokol PNPCA dan Pedoman Prosedural Tahun 2005 mengharuskan negara-negara anggota untuk memberitahukan kepada MRC setiap rencana pembangunan PLTA maupun infrastruktur lain di aliran sungai utama maupun di anak sungai. Sebelum melakukan pembangunan maka terlebih dahulu dilakukan perjanjian konsultasi yang meliputi prosedur pemberitahuan, pra-konsultasi, dan kemudian tahap perjanjian (PNPCA). Setiap negara sebelum memulai suatu proyek pembangunan harus melewati tahap-tahap yang telah disepakati bersama. Setelah itu akan dilakukan analisis secara rinci terhadap semua isu-isu yang terkait hingga dicapai suatu kesimpulan. Salah satu yang menjadi bagian dari serangkaian proses MRC adalah Kajian Lingkungan Hidup Strategis sebagai salah satu proses dalam PNPCA. Proses ini memberikan kerangka analisis manfaat,
13

MRC. Procedures for the Maintenance of Flows on the Mainstream. <http://www.mrcmekong.org/publications/policies-procedures-and-guidelines/> [diakses pada 24 Januari 2013]

biaya, dan dampak dari usulan proyek secara keseluruhan. MRC wajib berperan aktif dalam membantu Komite Bersama dalam menilai apakah usulan proyek tersebut wajar dan adil. Pada dasarnya negara-negara di dorong untuk mencapai kesepakatan yang didasarkan pada konsensus dan prinsip-prinsip kebersamaan. Proses PNPCA mengharuskan Komite Bersama untuk mencapai suatu keputusan mengenai usulan suatu proyek dan untuk mencegah terjadinya perselisihan antar negara dengan menyelesaikan dan menentukan apakah pembangunan14: 1) mengoptimalkan penggunaan air 2) memberikan manfaat yang lebih baik 3) memiliki suatu aturan yang mapan terhadap usulan 4) menyediakan perencanaan keamanan Ada beberapa prinsip Keberlanjutan Lingkungan Hidup dari negara anggota yang diterapkan di SEA sebelum memutuskan apakah suatu proyek layak dilanjutkan atau tidak yaitu perlu dilakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Sebagai bagian dari tahapan SEA, tim pemerintah pusat dari berbagai institusi mendata aturan mengenai pembangunan berkelanjutan dan ekologis yang diterapkan dalam kebijakan nasional untuk kemudian digunakan sebagai kerangka kerja terhadap usulan proyek yang akan dibangun. 3. Tahap Perencanaan Pembangunan Proyek di Sungai Mekong Empat tahap utama harus dilalui dalam perencanaan dan pengambilan keputusan untuk mengajukan usulan pembangunan PLTA. Keempat tahapan utama tersebut adalah: 1) Perencanaan Nasional, 2) Tinjauan Regional 3) Keputusan di tingkat nasional dan regional 4) Implementasi di tingkat nasional dan regional15. Berikut ini adalah tahap-tahap yang harus dilalui sebelum melakukan pembangunan di Sungai Mekong: 1. Perencanaan Nasional Masing-masing negara anggota melakukan pertimbangan terhadap proyek yang diusulakn oleh pihak pengembang dan melalukan studi yang lebih luas misalnya seperti Laos yang melakukan studi optimasi sebelum mengajukan usulan proyek keenam bendungan yang akan dibangun. 2. Tinjauan Regional Sebelum tahap pemberitahuan dan proses konsultasi (PNPCA). setelah melalui tahapan ini dan perjanjian telah disepakati maka negara dapat melanjutkan pembangunan dengan tanggung jawab atas segala konsekuensi apabila terjadi dampak buruk secara regional. persetujaun harus didapat dari minimal dua negara. 3. Keputusan Tingkat Nasional dan Regional Pengambil keputusan utama tetaplah negara dan pihak kedua yang mendapat pengaruh secara langsung dapat campur tangan pada proyek dengan proses negosiasi. walaupun terdapat kebebasan antara masing-masing pihak,
14

Strategic Environmental Assessment Hydropower on the Mekong Mainstream. Final Report. Prepared for the MRC by ICEM-International Centre for Environmental Management October 2010. Hal. 41. <http://www.mrcmekong.org/ish/SEA.htm > [diakses pada 24 Januari 2013\] 15 Ibid. hal. 38.

Komite Bersama MRC tetap merupakan forum konsultasi yang dapat mempengaruhi keputusan nasional. 4. Implementasi di Tingkat Nasional dan Regional Pembangunan PLTA di aliran utama Mekong memerlukan manajemen institusi dan pengaturan koordinasi yang sangat rumit termasuk dalam pengaturan lintas batas. Negara yang berencana melakukan pembangunan di aliran utama Mekong sekalipun dalam teritorial negaranya harus melakukan koordinasi dengan negara-negara tetangga. 4. Manajemen Sumber Daya Air Terpadu (Integrated Water Resources Management (IWRM) based Basin Development Strategy) Manajemen Sumber Daya Air Terpadu adalah sebuah proses yang mempromosikan pengembangan dan pengelolaan air, tanah, dan sumber daya terkait lainnya untuk kesejahteraan sosial tanpa merusak dan mengganggu keberlanjutan ekosistem. IWRM melakukan fungsinya secara terkoordinasi. IWRM merupakan sarana untuk mencapai tiga tujuan utama organisasi yaitu Efisiensi, Ekuitas dan Keberlanjutan16. Efisiensi: memaksimalkan ekonomi dan kesejahteraan sosial yang berasal sumber daya Mekong baik air maupun dari investasi pada pelayanan penyediaan air yang berkualitas. Ekuisitas yaitu tentang alokasi sumber daya air yang langka dan layanan dalam bidang ekonomi dan sosial. Keberlanjutan yaitu berhubungan dengan sumber daya air sebagai hal yang mendasar di kaitkan dengan keterbatasan ekosistem. C. REPUBLIK RAKYAT CHINA MENOLAK BERGABUNG DENGAN MEKONG RIVER COMMISSION (MRC) 1. Cina Menolak Bergabung dengan Mekong River Commission Cina telah mengembangkan pembangunan PLTA secara sepihak tanpa campur tangan negara-negara bagian bawah. China telah menolak menjadi anggota lembaga regional di Sungai Mekong yaitu MRC yang mana komisi ini bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan isu-isu lingkungan. Negara-negara bagian bawah terlambat menyadari rencana pembangunan hydropower oleh Cina yang telah dimulai sejak tahun 1990-an. China belum menunjukkan minat untuk bergabung dengan MRC yang menangani masalah lingkungan dan sumber daya air. China lebih memilih bergabung dengan Bank Pembangunan Asia, Greater Mekong Subregion (GMS ADB) yang fokus pada proyek-proyek pembangunan ekonomi daerah, pengembangan tenaga listrik terutama di tingkat regional dan transfer energi, dan pengembangan jaringan infrastruktur daerah (termasuk jalan raya regional dan pembukaan dari sungai Mekong untuk navigasi oleh kapal-kapal komersial besar).17

16

MRC. Integrated Water Resources Management-based Basin Development Strategy hal. 1 <http://www.mrcmekong.org/publications/strategy-and-work-programmes/> [diakses pada 26 Maret 2013) 17 MRC. Integrated Water Resources Management-based Basin Development Strategy hal. 21 <http://www.mrcmekong.org/publications/strategy-and-work-programmes/> [diakses pada 26 Maret 2013)

2. Cina Menolak Kembali Keanggotaan pada KTT I 2010 MRC di Thailand Pada KTT I MRC yang diselengarakan di Thailand 4-5 April 2010 China melalui Wakil Negara untuk Urusan Luar Negeri mengumumkan bahwa China akan terus bekerjasama dengan MRC untuk bertukar informasi pada saat pintu air dibuka atau ditutup selama musim hujan dan kering. Pernyataan China tersebut secara langsung menyiratkan bahwa China tetap tidak mau bergabung menjadi anggota penuh dari MRC. Mr. Lim Kean Hor said, All member countries of the Mekong River Commission try their utmost to encourage China and Myanmar to become members of the Commission. We have been doing this work for many years.18 Sejak lama negara-negara anggota MRC telah mencoba upaya terbaik mereka untuk mendorong China menjadi anggota penuh. KTT I yang diselenggarakan di Hua Hin Thailand ini memiliki makna yang sangat penting bagi MRC. Perdana Menteri dari keempat negara anggota hadir bersama dengan Wakil Menteri Luar Negeri China dan Myanmar. KTT berfokus pada bagaimana pengembangan Sungai Mekong secara berkelanjutan. China mendorong diadakannya kerjasama namun tetap menolak untuk bergabung. China lebih memilih kerjasama secara bilateral dengan masing-masing negara anggota, seperti yang dinyatakan Wakil Menteri Luar Negeri China, China mendukung dan mendorong kerjasama dengan Kamboja. Kamboja sedang dalam giat-giatnya mengajukan usulan pembangunan proyek bendungan. Tahun 2010 merupakan tahun peningkatan kerjasama antara China dengan MRC. China memulai suatu tindakan dengan menyambut kerjasama yang ditawarkan MRC. China menyatakan akan menyediakan dan membagi data dari Bendungan Manwan dan Bendungan Jinghong, mempertimbangkan kepentingan negara-negara hilir pada saat akan merencanakan pembangunan sungai, dan bersedia untuk mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan dampak pembangunan tersebut.. Mekong River Commission merupakan saluran penting untuk berhubungan secara resmi antara negara-negara Mekong. Pasa saat badan ini mulai dirintis pada tahun 1990-an, hubungan Cina dengan negara-negara Mekong Bawah memang belum dinormalisasi sehingga Cina tidak diundang untuk berpartisipasi. Saat ini hubungan persahabatan antara Cina dan negara lainnya sudah pulih dan sudah semakin intens. Idealnya Cina mengambil bagian dalam komisi ini. Namun, dengan sejumlah kepentingan yang dimiliki, China menganggap bergabung dengan komisi adalah tindakan yang tidak efisien. China tidak mau ditahan dan dibatasi oleh komisi dan memilih untuk tetap sebagai pengamat saja. China secara sepihak memutuskan apa yang hendak mereka lakukan terhadap sungai. Pada lain pihak China berusaha mencitrakan diri bahwa China bukan tidak mau menghiraukan kepentingan negara-negara hilir. China berdalih bahwa terjadi konflik kepentingan antara berbagai pihak mengenai waduk baru, relokasi,
18

China Continues to Refuse to Become a Member of the Mekong River Commission (http://www.expat-advisory.com/articles/southeast-asia/cambodia/china-continues-refuse-becomemember-mekong-river-commission) The Mirror Posted: April-07-2010 Vol. 14, No. 659 Tuesday, 6.4.2010

perubahan tingkat air, pencegahan banjir dan kekeringan, dan kepentingan operasional PLTA itu sendiri. 3. Petition to the Honorable Secretary of State Madam Hillary Rodham Clinton Petisi ini berisi seruan rakyat Kamboja tentang pentingnya sungai bagi kehidupan masyarakatnya secara langsung. Siklus hidup orang-orang pribumi Kamboja berkaitan dengan siklus air Sungai Mekong. Bendungan mengancam kepunahan berbagai spesies ikan dan bendungan menyempitkan aliran alami sungai yang kemudian mempengaruhi produksi beras dan kegiatan pertanian di Delta Mekong. Kehadiran AS di Mekong dengan didirikannya Mekong Initiative yang bertujuan sebagai penyeimbang kekuatan di kawasan Mekong tidak banyak membantu negara-negara Mekong hilir. China tetap mengabaikan upaya-upaya MRC terhadap pembangunan berkelanjutan di sungai. Petisi ini berisi permintaan kepada Hillary Rodham Clinton agar lebih peduli pada isu lingkungan di Mekong dan meminta China untuk19: 1 Bergabung dengan Komisi Sungai Mekong (MRC) dan mematuhi peraturan Komisi 2. Memberikan transparansi pada bendungan saat ini dan masa depan dan dampak ekologis 3. Berhenti membangun lebih bendungan dan untuk membantu melindungi sumber daya perikanan dan spesies yang terancam punah dengan menerapkan rute migrasi ikan di sekitar bendungan semua di DAS Mekong. 4. Cina Tidak Mengikuti Aturan dan Prosedur Pembangunan Sungai oleh Mekong River Commission Terlepas dari keharusan China melalukan pembangunan demi ekonomi, studi di China sebagian besar tidak memperhitungkan dampak pembangunan terhadap wilayah hilir, sebab rencana dibuat secara sepihak oleh pemerintah China. Bagi negara China, perkembangan di Mekong merupakan bagian dari isu nasional negara. Banyak kritik dan protes dari para aktivis anti-bendungan dan LSM internasional mengenai pembangunan yang dilakukan tetapi China melalui para pakarnya menyatakan para aktivis telah menyebarkan informasi yang tidak akurat dan dianggap sebagai upaya menodai dan merusak reputasi China. Pada saat yang sama, para ahli menyatakan agar pemerintah di semua negara memperhatikan dampak buruk bendungan terhadap warga dan ekologi. 5. Pembangunan di Lembah Sungai Mekong Potensi pembangkit listrik tenaga air di Greater Mekong Subregion (GMS) mencapai 176.350 - 250.000 MW. Empat negara LMB dari Kamboja, Laos, Thailand dan Viet Nam diperkirakan memiliki potensi tenaga air nasional 50.000 64.750 MW, dimana 30.000 MW tersedia di Sungai Mekong Bawah. Berikut dengan Sungai Lancang di Provinsi Yunnan, seluruh Mekong Basin memiliki
19

Stop China Dam Construction on the Mekong RiverPetition published by KAPP on Jul 24, 2010 http://www.gopetition.com/petitions/stop-china-dam-construction-on-the-mekong-river.html

Potensi tenaga air 53.000 MW.20 Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan pendorong utama negara melakukan pembangunan di Sungai Mekong. Ada tiga yang utama dan potensi sumber tenaga air di Mekong yaitu: 21 1) Upper Mekong Basin (UMB) berada di wilayah China, dimana dengan sudut elevasi penurunan yang besar menawarkan potensi besar untuk dikembangkan menjadi PLTA. China saat ini mengembangkan 8 proyek di Sungai Lancang dengan kapasitas terpasang mencapai 15.450 MW. Selain yang telah beroperasi China juga tetap merencanakan pembangunan sejumlah PLTA dengan kapasitas yang sangat besar yang diperkirakan mencapai 7.550-13.480 MW. 2) Anak Sungai Lower Mekong Basin. LMB memiliki potensi tenaga air yang sangat besar mencapai 9.364 MW 3) Sungai utama Lower Mekong Basin, saat ini sedang direncanakan pembangunan 12 proyek PLTA dengan kapasitas mencapai 14.697 MW. Sebagai tambahan di luar keempat sungai negara anggota yang juga memiliki potensi untuk dikembangkan 4) Non LMB Rivers of Thailand and Viet, maksudnya sungai yang berada diluar LMB, Vietnam memiliki potensi sekitar 31.000 MW yang mana 21.481 sebagai potensi ekonomi tambahan dan 1.302-1.548 MW di Thailand. 5) Myanmar, memiliki potensi tenaga air sekitar 37.000 MW. 6) Provinsi Yunnan, memiliki potensi sekitar 90.000-103.130 MW Sejak China membuka perekonomian ke dunia luar sejak 1990-an, pemerintah bersiap untuk melengkapi pengeluaran yang terjadi dengan bantuan asing dan investasi untuk infrastruktur regional dan proyek pembangkit listrik dari lembaga-lembaga internasional. Salah satu aspek dari pembangunan ekonomi nasional pemerintah China adalah memiliki peran yang ambisus untuk melakukan transfer listrik dari bagian barat wilayah negaranya ke bagian timur, selain itu juga berambisi untuk memasok tenaga air yang dihasilkan ke Asia Tenggara. China merupakan negara dengan sumber daya energi terbesar yang dieksploitasi dari tenaga air. Total sumber daya dieksploitasi mencapai 378 juta kw terkonsentrasi di bagian barat daya, tengah dan barat laut negara itu (di mana hanya kurang dari 30% telah dimanfaatkan sejauh ini), sementara daerah kunci dari meningkatnya permintaan di timur dan selatan ( Kotamadya Shanghai, Guangdong, Jiangsu, Zhejiang dan provinsi). Jadi PLTA barat ke timur mentransfer listrik besar sebagai bagian dari strategi nasional untuk membuka dan mengembangkan wilayah barat dipandang sebagai "pilihan yang tak terelakkan". Eksplorasi China di sungai Mekong telah dimulai tahun 1993, di mana pada tahun ini China telah menyelesaikan dua stasiun tenaga air serta telah membuat rencana untuk membangun sekitar tujuh stasiun tenaga air dengan memanfaatkan 60% aliran air sungai. Setelah ketujuh stasiun air ini selesai digarap maka diperkirakan akan menghasilkan kapasitas energi terpasang sebesar terpasang sebesar

20 21

Ibid. Ibid.

10

15.550.000 kw (15.550 MW), dan akan menghasilkan 74100000000 kwh listrik per tahun. Pembangunan yang dilakukan oleh China diklaim bertujuan untuk memberikan manfaat bagi seluruh negara yang dialiri sungai yang meliputi pengembangan pelatihan energi terbarukan, membantu pengendalian banjir di musim hujan, dan meningkatnya pasokan air ke hilir selama musim kemarau untuk irigasi dan navigasi, serta mengurangi dampak buruk terjadinya banjir. Cina berencana membangun delapan bendungan yaitu bendungan Gongguoqiao, Xiaowan, Manwan, Dachaoshan, Nuozhadu, Jinghong, Ganlanba, dan Bendungan Mengsong sampai tahun 2006. Proyek bendungan baru juga telah direncanakan dimana diperkirakan pada tahun 2020 energi listrik dari air Mekong akan mencapai 60-80 Gigawatts22 atau memenuhi sekitar 80 persen kebutuhan akan energi listrik. 6. Dampak Pembangunan terhadap Ekosistem di Sungai Mekong Penelitian MRC telah menunjukkan bahwa selama bulan-bulan kering dari sekitar November sampai Mei, air yang mengalir dari dataran tinggi Tibet ke Vietnam dan keluar ke Laut China Selatan - berkurang menjadi 2.000 meter kubik air mengalir per detik. Selama bulan-bulan musim hujan, dari sekitar Juni sampai September, Mekong mengalir pada tingkat 50.000 meter kubik per detik.23 "The river's annual flood-drought cycles are essential for the substantial production of food crops on the floodplains and along the banks of the rivers during the dry season," says a brief by the US-based International Rivers Network (IRN).24 Pembersihan bagian tengah sungai mendapat kritik dari banyak pihak. Sejumlah kalangan keberatan terhadap tindakan tersebut terutama pemerintah Laos karena sebagain penduduk Laos bergantung pada Sungai Mekong untuk penghidupan mereka seperti para nelayan. Seperti yang diutarakan oleh seorang Diplomat Laos bahwa Sungai Mekong bukan hanya untuk sebagian pihak saja. Jika pembangunan menimbulkan masalah di hilir, maka harus dipertimbangkan. Jika manfaat pembangunan hanya dirasakan oleh sebagaian negara maka sama saja dengan ketidakadilan. "The Mekong River is not for Laos, Thailand, Myanmar and China. It also flows to Cambodia and Vietnam. If the clearance plans pose problems for the countries downstream, we have to reconsider it," a Laotian diplomat was quoted as saying by the English-language daily Bangkok Post last week. "It is unfair," he added, "if the project yields benefits for four countries but the others get nothing."25
22

Envirommental Security and the Lancang-Mekong River Basin: Conflicting Interests of Stakeholders on China. Juni 2007. hal. 3 [online], <http://www.fessglobal.org/publications/issuebriefs/ES_and_the_Lancang-Mekong_River_Basin.pdf> [diakses 24 Mei 2013] 23 http://english.caixin.com/2010-04-15/100135522.html 24 MRC. Integrated Water Resources Management-based Basin Development Strategy hal. 1 <http://www.mrcmekong.org/publications/strategy-and-work-programmes/> [diakses pada 26 Maret 2013) 25 Ibid.

11

Dampak negatif yang terutama akan muncul bagi negara-negara bawah adalah masalah ekologi dan politik, yaitu berpotensi menimbulkan konflik kerusakan lingkungan yang bisa saja memicu konflik tradional dan juga hubungan antara kerusakan lingkungan dan kesejahteraan sosial karena keamanan dan kesejahteraan akan mengalami gangguan akibat dari kelangkaan dan terjadinya degradasi lingkungan. Kerusakan lingkungan akan terjadi seiring dengan semakin pesatnya pembangunan di aliran Mekong. Terdapat banyak efek-efek yang ditimbulkan termasuk dalam bidang ekologi. Hal-hal yang terjadi meliputi terjadinya pengumpulan atau pengurungan air. Pembangunan bendungan secara besarbesaran membahayakan karena meningkatkan frekuensi dan besarnya tanah longsor dan gempa bumi oleh karena konstruksi, berat air yang telah beralih, dan terjadinya rembesan air ke jalur patahan di derah waduk. Dalam hal ini, tanah longsor besar (150.000 meter kubik tanah)26 terjadi selama pembangunan bendungan Manwan pada tanggal 7 Januari 1987 dan Xiaowan bendungan sangat dekat dengan sebuah wilayah yang rawan gempa. Perhatian utama saat ini mencakup keterlibatan secara signifikan dalam bidang ekologis secara luas meliputi pertanian, perikanan, dan isu mata pencaharian masyarakat di hilir. Masalah utama adalah bahwa rencana pembangunan dan proyek ambisius China tidak berdasarkan pandangan delta Mekong secara keseluruhan. China hanya berkonsentrasi pada dampak dal Studi yang dilakukan para ahli di Cina juga menemukan polusi bahan-bahan kimia berbahaya yang semakin meningkat. Polusi ini disebabkan oleh pabrik-pabrik karet dan gula di Yunnan dan juga pemupukan di Xishuangbanna Prefecture yang berbatasan langsung dengan Myanmar dan Laos. Analisa banyak pakar, ajakan MRC, tuntutan berbagai pihak seperti aktivis lingkungan tidak mengurangi ambisi Cina untuk membangun PLTA di Mekong hulu. Semua itu dilakukan demi kepentingan akan kebutuhan energi listrik Cina yang sangat tinggi. Perimbangan kekuatan yang tidak simestris antara Cina dengan negara-negara Mekong hilir semakin mempermudah hegemoni Cina terhadap kawasan Mekong27. Posisi Cina yang tidak menjadi anggota penuh dan hanya sebagai pengamat membuat Cina leluasa melakukan apapun sesuai dengan kehendak negaranya tanpa perlu mengkhawatirkan aturan-aturan MRC. SIMPULAN Letak geografis Sungai Mekong yang mengalir melalui banyak negara mulai dar China kemudian bermuara di Laut China Selatan menjadikan kawasan delta Mekong sebagai kawasan yang rentan terhadap konflik akibat adanya perbedaan kepentingan terhadap sungai. Tidak semua negara di sepanjang aliran Mekong bergabung dengan MRC. China dan Myanmar menolak bergabung dan mengambil peran sebagai mitra kerja dan pengamat saja yang artinya negara ini

26 27

Ibid. Envirommental Security and the Lancang-Mekong River Basin: Conflicting Interests of Stakeholders on China. Juni 2007. hal. 7 [online], <http://www.fessglobal.org/publications/issuebriefs/ES_and_the_Lancang-Mekong_River_Basin.pdf> [diakses 24 Mei 2013]

12

tidak masuk dalam lingkaran kebijakan atau langkah-langkah yang akan ditempuh MRC terhadap Sungai Mekong. Mekong River Commission sebagai badan antar pemerintah dengan perhatian utama tentang lingkungan dan air sungai mengatur mengenai pembangunan di Sungai Mekong. Aturan MRC meliputi aturan mengenai irigasi, navigasi, dan yang terutama yaitu mengenai aturan pemanfaatan air sungai untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (Hydropower). Pertumbuhan ekonomi China yang sangat besar mendorong dan memaksa China harus mencari sumber energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negerinya. Salah satu yang paling berpotensi adalah dengan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air di aliran Sungai Mekong. Sungai Mekong berpotensi mengasilkan 28.930 MW. China menolak bergabung dengan MRC yang telah berdiri sejak tahun 1995, sebagai negara yang juga dialiri oleh Sungai Mekong maka idealnya China juga bergabung menjadi anggota penuh dari MRC bukan hanya sebagai pengamat dan mitra kerja. China memiliki sejumlah pertimbangan sehingga memutuskan untuk tidak bergabung dengan MRC. Pembangunan-pembangunan bendungan di hulu sungai akan terhambat dan mengalami benturan dengan aturan MRC. DAFTAR PUSTAKA Backer, Ellen Bruzelius. Paper Tiger Meets White Elephant: An Analysis of the Effectiveness of the Mekong River Regime. Lysaker: The Fridtjof Nansen Institute Report. 2006. [Online] <http://www.fni.no/doc%26pdf/ebbmekong-2007.pdf> (diakses 12 Oktober 2012). Hirsch, Philip. et al. National Interests and Transboundary Water Governance in the Mekong. Australian Mekong Research Centre & Danish International Development Assistance & The University of Sydney, Sydney, 2006. Lin, Juo-yu & Catharin Dalpino. Cina and Southeast Asia: The Difference of a Decade. Brookings Northeast Asia Survey, 200203. Baker, G. Christopher. Dams, power and security in the Mekong: A nontraditional security assessment of hydro-development in the Mekong River Basin, NTS-Asia Research Paper No. 8, Singapore: RSIS Centre for NonTraditional Security (NTS) Studies for NTS-Asia, 2012. China Continues to Refuse to Become a Member of the Mekong River Commission (http://www.expat-advisory.com/articles/southeastasia/cambodia/china-continues-refuse-become-member-mekong-rivercommission) The Mirror Posted: Vol. 14, No. 659 - Tuesday, 6.4.2010 (April-07-2010) Envirommental Security and the Lancang-Mekong River Basin: Conflicting Interests of Stakeholders on China. Juni 2007. [online], <http://www.fessglobal.org/publications/issuebriefs/ES_and_the_LancangMekong_River_Basin.pdf> [diakses 24 Mei 2013] Freeman, D. Joshua. Taming the Mekong:The Possibilities and Pitfalls of a Mekong Basin Joint Energy Development Agreement, Asian-Pacific Law & Policy Journal, vol. 10, no. 2, 2009, hal. 453-481. Posey, Darren. Defining Interests: The Mekong River Commission, The journal of International Policy Solutions, Volume 2. Number 1, hal. 4, 13

<http://irps.ucsd.edu/assets/004/5381.pdf>, 2005 (diakses 17 Oktober 2012) Strategic Environmental Assessment Hydropower on the Mekong Mainstream. Final Report. Prepared for the MRC by ICEM-International Centre for Environmental Management October 2010. <http://www.mrcmekong.org/ish/SEA.htm > [diakses pada 24 Januari 2013\] Dore, John. Politics of the Commons di dalam Regional Centre for Social and Sustainable Development (RCSD), The governance of increasing Mekong regionalism. White Lotus, Bangkok 11-14 Juli. Chiang Mai University, Thailand, 2003. [Online] < http://h2o.ablkomplet.cz/wpcontent/uploads/2010/12/John_Dore__Mekong.pdf> (diakses 12 Oktober 2012). MRC. Integrated Water Resources Management-based Basin Development Strategy <http://www.mrcmekong.org/publications/strategy-and-workprogrammes/> [diakses pada 26 Maret 2013) MRC. Procedures for the Maintenance of Flows on the Mainstream. <http://www.mrcmekong.org/publications/policies-procedures-andguidelines/> [diakses pada 24 Januari 2013] MRC, Assessing the impact of development, <http://www.oxam.org/Mekong River Commission _ Oxfam Australia.htm > (diakses 12 Oktober 2012)

14

You might also like