You are on page 1of 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN Hari/tanggal Pokok Bahasan Pukul Sasaran Alokasi Waktu Tempat : Rabu, 24 Juli 2013 : VBAC/

BSC : 06.00-06.30 WIB : Ny. A : 30 menit : Ruang Bersalin RSUD Dr. M. Soewandhi

1. Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang BSC atau VBAC diharapkan Ny.A mampu memahami dan menjelaskan kembali persalinan dengan BSC

2. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan diharapkan Ny A di Ruang bersalin mampu : 1) Memahami dan menjelaskan pengertian BSC atau VBAC 2) Memahami dan menjelaskan factor resiko BSC atau VBAC 3) Memahami dan menjelaskan kriteria seleksi dalam melakukan VBAC 4) Memahami dan menjelaskan kontraindikasi BSC atau VBAC 5) Memahami dan menjelaskan manfaat dilakukan VBAC 6) Memahami dan menjelaskan komplikasi dilakukan VBAC

3. Materi 1) Pengertian BSC atau VBAC 2) Factor resiko BSC atau VBAC 3) Kriteria seleksi dalam melakukan VBAC 4) Kontraindikasi BSC atau VBAC 5) Manfaat dilakukan VBAC 6) Komplikasi dilakukan VBAC

7) Metode 1) Ceramah 2) Diskusi / tanya jawab

8) Media 1) Leaflet

9) Jadwal Pelaksanaan KEGIATAN NO TAHAP 1 Pembukaan WAKTU 5 menit PENYULUHAN Mengucapkan salam Memperkenalkan diri Menjelaskan PESERTA Menjawab salam dan KEGIATAN

mendengarkan

tujuan penyuluhan Melakukan kontrak waktu Menyebutkan

dari

materi penyuluhan yang 2 Pelaksanaan 15 menit diberikan Menjelaskan pengertian atau VBAC Menjelaskan factor resiko BSC atau VBAC Menjelaskan kriteria seleksi BSC akan Mendengarkan dan memperhatikan Bertanya tentang yang jelas materi kurang

dalam melakukan VBAC Menjelaskan kontraindikasi BSC atau VBAC Menjelaskan manfaat dilakukan VBAC Menjelaskan komplikasi dilakukan VBAC 3 Evaluasi 5 menit Menanyakan pada Menjawab dan

keluarga tentang yang

pasien materi diberikan

menjelaskan pertanyaan

dan reinforcement kepada keluarga

pasien bila dapat menjawab menjelaskan kembali pertanyaan 4 Penutup 5 menit materi. Mengucapkan terima kasih Mengucapkan salam / Menjawab salam dan

10) Pengorganisasian

Pembimbing

: 1. Anggraeni Rahmawati,Amd.Keb 2. Ns. Endah Suprihatin,M.Kep.,Sp.Mat

Penyaji

: Zulfida Nurainiyah

11) Evaluasi 1) Evaluasi Struktur a. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di RSUD dr. Moh.

Soewandhi Surabaya.

b. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.

2) Evaluasi Proses a. Pasien memperhatikan terhadap materi penyuluhan. b. Pasien bertanya tentang materi penyuluhan. c. Pasien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.

3) Evaluasi Hasil a. Pasien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tentang BSC atau VBAC

MATERI PENYULUHAN VBAC

1. Definisi VBAC

VBAC (Vaginal Birth After C-Section) ialah proses persalinan per vaginam yang dilakukan terhadap pasien yang pernah mengalami seksio sesaria pada kehamilan sebelumnya atau pernah mengalami operasi pada dinding rahim (misalnya satu ataupun lebih miomektomi intramural). Seksio sesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut 2. Faktor Resiko Resiko yang ditakutkan dari VBAC ini adalah robeknya Rahim atau disebut dengan rupture uteri. Untuk menghindari terjasinya komplikasi ini, kita harus tahu dulu factor resiko yang terdapat pada pasien sebelum dilakukan VBAC a) Teknik Operasi Sebelumnya Pasien bekas seksio dengan sayatan segmen bawah Rahim tranversal merupakan salah satu syarat dalam melakukan VBAC. Pasien dengan sayatan jenis ini mempunyai resiko terjadinya robekan Rahim lebih rendah dari jenis sayatan lain. b) Jumlah seksio sesarea sebelumnya Resiko robeknya Rahim meningkat seiring dengan jumlah operasi sebelumnya. Terjadi peningkatan 3 kali lipat resiko terjadinya robekan Rahim pada wanita yang mencoba melahirkan per vaginam dengan riwayat dua kali sesar dibandingkan riwayat satu kali sesar. Seorang peneliti, Jamelle mengatakan bahwa pernyataan orang yang sekali melakukan seksio sesar harus selalu melakukan seksio sesarea tidaklah benar. Tetapi beliau setuju dengan pendapat bahwa setelah wanita dua kali melakukan seksio sesarea maka kedepannya akan selalu seksio sesarea pada kehamilan selanjutnya.

c) Riwayat persalinan pervagina

Riwayat persalinan pervaginam baik sebelum ataupun sesudah seksio sesarea mempengaruhi prognosis keberhasilan persalinan pervaginam pada bekas seksio sesarea. d) Jarak persalinan Semakin dekat antara waktu seksio dengan VBAC akan meningkatkan terjadinya robekan Rahim. Wanita yang memiliki jarak kurang dari 18 bulan memiliki resiko 2,3% terjadi robekan Rahim. Sedangkan wanita yang memiliki jarak lebih dari 18 bulan resikonya hanya sebesar 1%. e) Usia Usia ibu yang aman untuk melahirkan adalah sekitar 20 tahun sampai 34 tahun. Usia melahirkan dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun digolongkan resiko tinggi. Dari penelitian didapatkan wanita yang berumur lebih dari 35 tahun mempunyai angka seksio sesarea yang lebih tinggi. f) Usia kehamilan saat seksio sesarea sebelumnya Pada usia kehamilan < 37 minggu dan belum inpartu misalnya pada plasenta previa dimana segmen bawah rahim belum terbentuk sempurna kemungkinan insisi uterus tidak pada segmen bawah rahim dan dapat mengenai bagian korpus uteri yang mana keadaannya sama dengan insisi pada seksio sesarea klasik

3. Kriteria seleksi dalam melakukan VBAC Atas pertimbangan factor-faktor diatas maka American College of Obstetrician and Gyenelogt tahun 1999 memberikan kriteria untuk menyeleksi pasien yang direkomendasi untuk dilakukan VBAC. Kriterianya sebagai berikut : 1. Riwayat 1 atau 2 akli seksio sesarea dengan insisi atau sayatan segmen bawah Rahim. 2. Secara klinis luas panggul dan kepala bayi proporsional. 3. Tidak ada luka bekas operasi pada Rahim atau riwayat pernah terjasi robekan Rahim. 4. Tersedianya dokter selama persalinan aktif yang mampu memantau persalinan aktif yang mampu memantau persalinan dan melakukan seksio sesarea darurat.

5. Terjadinya fasilitas seksio emergency.

Berikut beberapa persyaratan lain yang harus diperhatikan : 1. Tidak ada indikasi seksio sesarea pada kehamilan saat ini seperti janin letak lintang, sungsang, bayi besar atau plasenta previa. 2. Terdapat catatan medic yang lengkap tentang riwayat seksio sesarea sebelumnya (operator, jenis sayatan, komplikasi dan lama perawatan) 3. Pasien sesegera mungkin dirawat di RS setelah terdapat tanda-tanda persalinan. 4. Tersedianya darah untuk transfusi. 5. Persetujuan tindak medis mengenai keuntungan dan resikonya. 6. Kehamilannya cukup bulan (37-41 minggu) 7. Presentasi kepala dan tunggal (tidak kembar) 8. Ketuban masih utuh atau tidak pecah lebih dari 6 jam. 9. Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti demam.l 10. Janin dalam keadaan aman dan sejahtera.

4. Kontraindikasi dilakukan VBAC a. Kontraindikasi Mutlak 1. Seksio sesarea terdahulu adalah seksio korporal ( klasik ). 2. Adanya APB ( Ante Partum Bleeding ) oleh sebab apapun. 3. Terbukti bahwa seksio sebelumnya adalah karena CPD ( Cephalo Pelvic Dysproportion). 4. Malpresentasi atau malposisi. 5. Bayi besar ( makrosomia ). 6. Seksio sesaria lebih dari satu kali. 7. Kehamilan post term ( > 42 minggu ) dengan pelvic score rendah. 8. Terdapat tanda-tanda hipoksia intrauterin ( dari frekuensi bunyi jantung janin, NST ataupun CST ). b. Kontraindikasi Relatif 1. Kehamilan kembar / gemeli 2. Hipertensi dalam kehamilan, termasuk preeklamsia.

3. Seksio terdahulu pasien dirawat lebih dari kewajaran ( > 7 hari ) 4. Terdahulu adalah operasi miomektomi multipel.

4. Manfaat dilakukan VBAC a. Menghindari bekas luka lain pada rahim, mengingat jika ibu ingin hamil lagi maka resiko masalah pada kehamilan berikutnya lebih sedikit. b. Lebih sedikit kehilangan darah dan lebih sedikit memerlukan tranfusi darah. c. Resiko infeksi pada ibu dan bayi lebih kecil. d. Biaya yang dibutuhkan lebih sedikit sedikit. e. Waktu pemulihan pasca melahirkan lebih cepat pada ibu.

5. Komplikasi dilakukan VBAC


Komplikasi paling berat yang dapat terjadi dalam melakukan persalinan pervaginal adalah ruptur uteri. Ruptur jaringan parut bekas seksio sesarea sering tersembunyi dan tidak menimbulkan gejala yang khas (Miller DA, 1999). Dilaporkan bahwa kejadian ruptur uteri pada bekas seksio sesarea insisi segmen bawah rahim lebih kecil dari 1 % (0,2 0,8 %). Kejadian ruptur uteri pada persalinan pervaginal dengan riwayat insisi seksio sesarea korporal dilaporkan oleh Scott (1997) dan American College of Obstetricans and Gynecologists (1998) adalah sebesar 4 9 %. Kejadian ruptur uteri selama partus percobaan pada bekas seksio sesarea sebanyak 0,8% dan dehisensi 0,7% (Martel MJ, 2005). Apabila terjadi ruptur uteri maka janin, tali pusat, plasenta atau bayi akan keluar dari robekan rahim dan masuk ke rongga abdomen. Hal ini akan menyebabkan perdarahan pada ibu, gawat janin dan kematian janin serta ibu. Kadang-kadang harus dilakukan histerektomi emergensi. Tanda yang sering dijumpai pada ruptur uteri adalah denyut jantung janin tak normal dengan deselerasi variabel yang lambat laun menjadi deselerasi lambat, bradiakardia, dan denyut janin tak terdeteksi. Gejala klinis tambahan adalah perdarahan pervaginal, nyeri abdomen, presentasi janin berubah dan terjadi hipovolemik pada ibu (Miller DA, 1999). Tanda-tanda ruptur uteri adalah sebagai berikut :

(Caughey AB, et al, 2001) 1. Nyeri akut abdomen 2. Sensasi popping ( seperti akan pecah ) 3. Teraba bagian-bagian janin diluar uterus pada pemeriksaan Leopold 4. Deselerasi dan bradikardi pada denyut jantung bayi 5. Presenting parutnya tinggi pada pemeriksaan pervaginal 6. Perdarahan pervaginal

Pada wanita dengan bekas seksio sesarea klasik sebaiknya tidak dilakukan persalinan pervaginal karena resiko ruptur 2-10 kali dan kematian maternal dan perinatal 5-10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seksio sesarea pada segmen bawah rahim (Chua S, Arunkumaran S, 1997).

DAFTAR PUSTAKA

ACOG Practice Bulletin #54:vaginal birth after previous cesarean. Obstet Gynecol 2004; 104:203. Cunningham, Mcdonald, Gant, 2005.Obstetry Williams. EGC : Jakarta. Flamm BL, Geiger AM. 1997.Vaginal Birth After Cesarean Delivery : an admission scoring system. Obstet Gynecol 90 : 907-10. Rustam Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi dan Patologi. EGC. Jakarta. http://id.scribd.com/doc/61774544/Persalinan-Pervaginam-Dengan-Riwayat-SeksioSesarea-VBAC http://id.scribd.com/doc/143957661/Definisi-Vaginal-Birth-After-Cesarean

SATUAN ACARA PENYULUHAN BSC atau VBAC

Oleh : Zulfida Nurainiyah P27820111074

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO SURABAYA 2013

You might also like