You are on page 1of 25

GANGGUAN KOGNITIF

ANDRIANI

Pengertian

Kognitif ialah masalah kemampuan berfikir dan memberi rasional,termasuk proses mengingat, menilai orientasi, persepsi dan memperhatikan (Stuart dan sundceen, 87).

Gangguan kognitif merupakan respon maladaptif yang ditandai oleh daya ingat terganggu, disorientasi, inkoheren dan sukar berfikir logis

Rentang Respon
Respon Adaptif Respon maladaftif Tegas Ingatan utuh Orientasi bagus Persepsi akurat Koheren Ketidaktegasan periodik Kadang lupa Kadang tidak dapat berfikir jernih kadang mispersepsi kadang tidak dapat mengambil keputusan Ketidak mampuan membuat keputusan Inkoheren Disorientasi Lupa Mispersepsi

Jenis Gangguan Kognitif


Delirium adalah fungsi kognitif yang kacau yang ditandai dengan kekacauan kesadaran yang meliputi salah persepsi dan perubahan proses fikir (Stuart & Laraia, 1998). Demensia adalah gangguan fungsi kognitif yang ditandai oleh penurunan fungsi intelektual yang berat disertai kerusakan daya ingat, pemikiran abstrak, daya nilia, emosi dan kepribadian (Stuart & Laraia, 1998).

Karakteristik Delirium & Demensia


Delirum Onset Biasanya tiba-tiba Demensia Biasanya berlahan

Lama

Biasanya singkat

Biasanya lama dan progresif (bulan) berubah pada tingkat fungsi sebelumnya.
yang paling banyak 60 thn. Hipertensi, hipotensi, alradi, trauma, sel otak anemia, defisiensi vitamin, tumor Daya ingat hilang, disorientasi, gangguan penilaian, fikiran tidak sesuai, afek labil,gelisah, agitasi, menolak perubahan

Umur Stressor

Semua umur Racun, Infeksi,

Perilaku

Fluktuasi kesadaran, gelisah agitasi, ilusi, halusinasi, disorientasi, gangguan penilaian dan pengambilan keputusan, afek yang labil

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Delirium

PROSES KEPERAWATAN
1. 2. 3. 4. 5. Pengkajian Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi

Pengkajian
Faktor Predisposisi
Gangguan fungsi susunan saraf pusat. Kekurangan nutrisi mengakibatkan gangguan fungsi ssp. Mis.: Penyakit infeksi sistemik, gangguan peredaran darah, keracunan zat (Beck, Rawlins & Willians, 84)

Faktor Presipitasi

Hipoksia : Anemia Hipoksia Histotoksik Hipoksia Hipoksemia hipoksia Iskemik hipoksia Gangguan Metabolisme Ke otak, mis : hipertiroidisme, hipoglikemi Racun, Virus, bakteri, Mis. Sifilis Perubahan struktur otak : trauma, tumor

Prinsip Intervensi Delirium


1. Fisiologis Prioritas; menjaga keselamatan hidup * Pemenuhan nutrisi * Jika sangat gelisah pengikatan/restrain sebagai alternatif akhir * Mengorientasikan klien pada situasi lingkungan * Gangguan tidur * Kolaborasi th/obat tidur * Temani K menjelang tidur minum susu, menggosok punggung dan berbicara lembut. * Penerangan yang cukup.

lanjutan .
2. Halusinasi * Lindungi klien dan orang lain dari perilaku merusak * Ruangan harus aman K yang panik lari kesana kemari tanpa tujuan. * Orientasi realitas yang berulang. 3. Komunikasi * Pesan disampaikan dengan jelas, simpel dan pemberian alternatif yang terbatas. 4. Pen Kes. Pada saat K mulai bertanya tentang dirinya pada saat itulah tepat di rencanakan Pen Kes. mis. : perawatan di rumah harus diikuti oleh anggota keluarga lain.

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DGN DEMENSIA

PENDAHULUAN
Demensia adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir tanpa adanya penurunan fungsi kesadaran Sering tjadi pd pasien lansia, umur > 60 thn

500.000 lanjut usia di INA mengalami demensia dgn berbagai penyebab.

Tanda Gejala Demensia


Sulit melaksanakan ADL Sulit belajar & mengingat informasi baru Cepat marah & Sulit diatur Disorientasi waktu, tempat, orang

Pelupa
Sering Mengulang kata-kata

Membina Hubungan Saling Percaya Dengan Pasien Lansia

Assalamualaikum, Nama saya.... biasa dipanggil.. Nama ibu/bapak siapa.... biasa dipanggil.... Tujunan.... aktivitas....

Bersikap empati Tehnik komunikasi Lingkungan terapeutik

BHSP

PENGKAJIAN
Observasi Perilaku Lansia (Data Objektif)
Sukar melakukan kegiatan sehari-hari Pelupa Sering mengulang kata-kata. Disorientasi waktu, orang, tempat. Cepat marah, sulit diatur Daya ingat hilang Sulit belajar Kurang konsentrasi Kurang kebersihan diri Risiko kecelakaan Tremor Kurang koordinasi gerakan

Data Subjektif didapatkan melalui wawancara dengan menggunakan Mini Mental State Examination (MMSE)

Nama pasien Usia pasien Pendidikan

Mini Mental State Examination : .............................. Nama pewawancara :.............................. Tanggal wawancara :................................. Waktu wawancara

:.................................. :.................................. :..................................

Skor Max 5

Skore Pasien

Pertanyaan Sekarang (hari), (tgl), (bulan), (tahun),berapa dan (musim) apa?

Keterangan Orientasi

5
3

Sekarang kita berada dimana? (jalan), (no.rumah), (kota), (kabupaten), (propinsi)


Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda; lemari, sepatu, buku (satu detik untuk setiap benda). Lansia mengulang ke 3 nama benda tsb. Berikan satu angka untuk setiap jawaban yang benar Hitunglah berturut-turut seling 5 mulai dari 40 ke bawah. 1 angka untuk jawaban yang benar, berhenti setelah lima hitungan. (35,30,25,20,15) Tanyakan kembali nama 3 benda yang telah disebutkan di atas. Berilah 1 angka untuk setiap jawaban yang benar.

Orientasi
Registrasi

5 3 9

Atensi dan kalkulasi Mengingat Bahasa

Apakah nama benda ini?. Perlihatkan pensil dan jam tangan (2 angka) Ulangilah kalimat berikut: jika tidak dan atau, tetapi (1 angka) Laksanakan 3 buah perintah ini: Peganglah selembar kertas dengan tangan kanan, lipatlah kertas itu pada pertengahan dan letakkanlah di lantai!: (3 angka) Bacalah dan laksanakan perintah berikut: pejamkan mata anda! (1 angka) Tulislah sebuah kalimat: Saya ingin cepat sembuh (1 angka) Tiruhlah gambar ini: pohon (1 angka)
Nilai 11 - 20: Demensia sedang

Hasil :

Nilai 21 30: Demensia ringan

Nilai < 10: Demensia berat

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Proses Pikir: Pikun/Pelupa Risiko Cidera : Jatuh

RENCANA KEPERAWATAN PD LANSIA DEMENSIA DGN GGN PROSES PIKIR :PIKUN/PELUPA


TUJUAN PD PASIEN TUJUAN PD KELUARGA

Pasien mampu:
Mengenal/berorientasi terhadap waktu orang dan tempat Melakukan aktiftas sehari-hari secara optimal.

Keluarga mampu:
Mengorientasikan pasien terhadap waktu, orang dan tempat Menyediakan sarana yang dibutuhkan pasien untuk melakukan orientasi realitas Membantu pasien dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

TINDAKAN KEPERAWATAN PD PASIEN


1) Beri kesempatan bagi pasien untuk:
mengenal barang milik pribadinya mengenal waktu menyebutkan namanya dan anggota keluarga terdekat mengenal dimana dia berada

2) Berikan pujian jika pasien dapat menjawab dengan benar. 3) Observasi kemampuan pasien untuk melakukan aktifitas sehari-hari 4) Beri kesempatan kepada pasien untuk memilih aktifitas yang dapat dilakukannya. 5) Bantu pasien untuk melakukan kegiatan yang telah dipilihnya 6) Beri pujian jika pasien dapat melakukan kegiatannya. 7) Tanyakan perasaan pasien jika mampu melakukan kegiatannya. 8) Bersama pasien membuat jadwal kegiatan sehari-hari.

TINDAKAN KEP. PADA KELUARGA


1) Diskusikan dengan keluarga cara-cara mengorientasikan waktu, orang dan tempat pada pasien 2) Anjurkan keluarga untuk menyediakan jam besar, kalender dengan tulisan besar 3) Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang pernah dimiliki pasien 4) Bantu keluarga memilih kemampuan yang bisa dilakukan pasien saat ini

LANJUTAN.
5) Anjurkan kepada keluarga untuk:
Membantu lansia melakukan kegiatan sehari-hari sesuai kemampuan yang dimiliki Memantau kegiatan sehari-hari pasien sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Membantu pasien melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki Memberikan pujian jika pasien melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan yang sudah dibuat.

6) Jelaskan pada keluarga tentang obat yg diperoleh o/ pasien

Risiko Cedera : jatuh


Pasien Tujuan Pasien terhindar dari cedera Pasien mampu mengontrol aktifitas yang dapat mencegah cedera

TINDAKAN KEPERAWATAN
Jelaskan faktor-faktor risiko yang dapat menimbulkan cedera dengan bahasa yang sederhana Ajarkan cara-cara untuk mencegah cedera, misalnya: bila jatuh jangan panik tetapi berteriak minta tolong Berikan pujian terhadap kemampuan pasien menyebutkan cara-cara mencegah cedera.

Tujuan: Keluarga mampu: Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan cedera pada pasien Menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah cedera. Tindakan :
Diskusikan dengan keluarga faktor-faktor yang dapat menyebabkan cedera pada pasien Anjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang aman Anjurkan keluarga agar selalu menemani pasien di rumah serta memantau aktivitas harian yang dilakukan.

Keluarga

Salam Sukses

You might also like