You are on page 1of 13

BIOMEMBRAN SEL

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Biokim Yang Dibina oleh Dr. Nuniek Hardiyanti, M.Si

Oleh : MUHAMAD GHADAFI DANA KINANTI MARTINA NUR FAJRI 113234019 113234014 113234022

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakang Sel merupakan unit kehidupan yang paling sederhana, dan sel merupakan unit fungsional dan unit struktural. Meskipun sel merupakan bagian terkecil dari suatu organisme, bukan berarti sel tidak melakukan aktivitas didalamnya. Sel bersifat dinamis, artinya sel mampu melakukan gerak karena sel itu hidup (melakukan aktivitas). Hal tersebut tentunya didukung oleh adanya membran sel yang secara umum disebut biomembran yang bisa melindungi sel dari lingkungan luarnya. Biomembran adala suatu struktur yang sagat tipis yang biasanya dapat divisualisasikan hanya dengan mikroskop elektron (Becker, 1986). Konsep dari biomembran telah berkembang dengan berkembangnya dan digunakannya metoda kimia dan morfologi. Sekarang disepakati bahwa biomembran adalah suatu susunan yang teratur dari molekul-molekul protein, fosfolipid, dan kadang-kadang kolesteril, yang tebalnya kira-kira 10 nm. Biomembran terbagi kedalam 3 kategori : 1. Membran plasma 2. Membran sitoplasma 3. Membran nukleus

1.2.Rumusan Masalah Bagaimanakah struktur umum dari biomembran dan fungsi-fungsi setiap bagian penyusun biomembran ? Bagaimana aktivitas yang terjadi didalam biomembran ?

1.3.Tujuan Untuk mengetahui struktur umum dari biomembran dan fungsi-fungsi setiap bagian penyusun biomembran Untuk mengetahui aktivitas yang terjadi didalam biomembran

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Struktur umum membrane sel dan fungsinya Membran sel atau membran plasma merupakan struktur yang menyerupai selaput yang bertugas untuk memisahkan sel yang hidup dengan lingkungannya yang mati. Membran ini berupa lapisan yang sangat tipis dan memiliki sifat permeabelitas selektif, hal ini berarti bahwa membran ini memungkinkan beberapa substansi dapat melewatinya dengan mudah daripada substansi yang lain sehingga sel memiliki kemampuan untuk membedakan pertukaran kimiawi dengan lingkungan disekitarnya. Membran sel merupakan mosaik fluida yang terdiri atas lipid, protein, dan karbohidrat. Lapisan lipid pada membran sel membentuk suatu lapisan bilayer. Membran sel haruslah bersifat fluida agar dapat bekerja secara maksimal, membran itu biasanya sekental minyak salad. Apabila membeku maka permeabelitasnya akan berubah dan protein enzimatik didalamnya mungkin mejadi inaktif. Hal ini berarti bahwa sifat mosaik fluida dari membran sel ditentukan oleh substansi penyusun membran sel itu sendiri. Dimana substansinya terdiri atas :

Gambar 1. Lapisan lipid yang bilayer

1. Lipid Lipid yang jumlahnya paling melimpah dalam membrane sel ialah dalam bentuk fosfolipid. Fosfolipid merupakan suatu molekul yang bentuknya panjang dan tidak simetris pada

bagian ujungnya, molekul ini bersifat amfipatik dimana ujung yang satu bersifat hidrofilik atau polar dan ujung yang lain bersifat hidrofobik atau non polar. Fosfolipid dapat berupa fosfatidil etanolamin, fosfatidil serin, fosfatidil inositol, fosfatidil kolin (lesitin), sfingomielin, dan kolesterol. Kolesterol merupakan gabungan antara glikolipid dengan sterol. Kolesterol steroid yang letaknya terjepit diantara molekul-molekul fosfolipid dalam membran plasma, membantu menstabilkan membran tersebut. Hal ini dikarenakan pada suhu yang relatif hangat kolesterol mampu membuat membran kurang bersifat fluida dengan mengontrol gerakan fosfolipid.

Gambar. 2a Ket : Gambar 2a menunjukan letak kolesterol

Gambar. 2b

Gambar 2b menunukkan salah satu fungsi kolesterol

Lipid membran dapat melakukan gerakan, dan gerakannya lebih banyak daripada protein membran. Lipid dapat bergerak kearah lateral dalam waktu 1-2 detik. Lipid juga dapat melakukan gerakan melintang atau disebut gerak flip-flop, dimana lapisan permukaan sel bergerak kearah sitosol atau sebaliknya. Akan tetapi lipid yang berhubungan dengan protein membran sukar mengadakan gerakan, lipid yang seperti ini dinamakan dengan boundary lipid. Selain kedua gerakan tersebut lipid juga bisa menggerakkan ekornya yang mana gerakan tersebut disebut gerakan fleksi.

Gerakan lipid dan protein dapat menyebabkan ketidakstabilan membran atau fluiditas membran. Derajad ketidakstabilan membran tergantung pada tingkat kejenuhan asam lemak. Asam lemak jenuh akan memberikan sifat yang kaku sedangkan asam lemak yang tidak jenuh akan memberikan struktur yang lebih cair. Selain itu fluiditas membran juga dipengaruhi oleh suhu. Dimana sel yang hidup pada daerah suhu yang rendah mempunyai asam lemak tidak jenuh yang lebih tinggi dibanding dengan sel yang hidup pada suhu tinggi. Susunan seperti ini menyebabkan sel tetap bersifat fluida pada suhu yang lebih rendah karena adanya kekusutan pada ikatan ganda yang dimiliki oleh asam lemak tak jenuh sehingga susunan hidrokarbon dalam membran tidak rapat.

Gambar. 3. Menunjukkan cara pergerakan pada lipid

2. Protein Protein yang terdapat pada sisi membran bagian dalam dan bagian luar tidak sama atau tidak simetris, hal ini merupakan komposisi yang sangat penting dalam proses transportasi dan translokasi zat lewat membran. Protein membran dapat dibagi menjadi : 1). Protein ekstrinsik atau periferal yang terletak diluar membrane dan mudah dipisahkan dengan ekstraksi, hal ini disebabkan karena protein perifer tidak berinteraksi langsung dengan fosfolipid didalam lapisan ganda. Protein jenis ini dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu perifer ektoprotein dan perifer endoprotein. Dimana perifer ektoprotein letaknya menempel pada permukaan luar membran, sedangkan perifer endoprotein letaknya menempel pada permukaan dalam. 2). Protein intrinsik atau integral terletak diantara molekul-molekul lemak membrane dan sulit dilepaskan dari membrane pada waktu ekstraksi. Protein integral dibagi lagi menjadi dua yaitu ektoprotein integral dan endoprotein integral. Dimana ektoprotein

integral dicirikan dengan adanya penonjolan yang lebih besar dari bagian hidrofiliknya pada permukaan luar membran, sedangkan endoprotein integral dicirikan dengan adanya penonjolan ke permukan dalam yakni pada bagian sitoplasma.

Gambar 4. Menunjukkan letak dan jenis-jenis protein dalam membran sel

Protein perifer tidak melekat kuat pada membran dan mudah lepas, dan protein ini mengandung asam amino dengan sifat hidrofilik sehingga mudah bereaksi dengan air. Sebelah luar protein perifer biasanya berisi molekul gula atau karbohidrat. Protein periferal yang telah bergabung dengan substansi lain. Protein integral umumnya merupakan protein trans membran dengan daerah hidrofobik yang seluruhnya membentang di sepanjang interior hidrofobik membran. Protein integral mempunyai dua bagian, yaitu bagian hidrofob atau protein yang terdapat di dalam lapisan lemak, dan bagian yang lain bersifat hidrofilik yaitu protein yang menyembul ke permukaan. Protein yang hidrofob bergabung dengan ekor molekul lemak yang hidrofob. Pada dasarnya sama seperti lipid, protein juga mampu melakukan gerak hanya saja gerakannya lebih lambat jika dibanding dengan lipid. Hal tersebut dikarenakan ukuan protein yang jauh lebih besar daripada lipid. Sebagian protein membran juga bergerak dengan cara yang sangat terarah, mungkin digerakkan di sepanjang serabut sitoskeleton oleh protein motor yang dihubungkan dengan ujung sitoplasmik protein membran. Akan tetapi, banyak protein membran yang dibuat tidak bergerak dengan keterikatannya dengan sitoskeleton.

Gambar. 5. Menunjukkan macam-macam pergerakan protein

Protein membran dapat berfungsi sebagai pembawa (carrier) senyawa-senyawa yang melewati membrane baik secara difusi atau transport aktif. Selain itu protein membrane juga dapat menerima isyarat (signal) hormonal dan meneruskan kebagian sel atau pada sel yang lain. Persebaran protein sendiri tidak merata seperti pada lipid

Gambar. 6. Menunjukkan persebaran protein dalam membran sel

3.Karbohidrat. Sel memiliki kemampuan untuk membedakan satu jenis sel tetangga dari sel jenis lain. Cara sel mengenali sel lain ialah dengan memberi kunci pada molekul permukaan yang

seringkali berupa karbohidrat pada membran plasma. Karbohidrat membran biasanya berupa oligsakarida bercabang dengan kurang dari 15 satuan gula. Beberapa oligosakarida ini secara kovalen terikat dengan lipid dan membentuk glikolipid. Akan tetapi sebagian besar oligosakarida terikat secara kovalen dengan protein sehingga disebut glikoprotein selain glikoprotein juga terdapat glikolipid dimana oligosakarida berikatan dengan lipid. Oligosakarida pada sisi luar membran plasma berbeda beda dari satu sel ke sel lainnya dalam satu individu. Keberagaman molekul dan lokasinya pada permukaan sel membuat oligosakarida dapat berfungsi sebagai penanda yang membedakan satu sel dari sel yang lainnya.

Gambar. 7. Menunjukkan persebaran karbohidrat. 2.2. Transpor Lintas Membran Tidak semua bahan yang berpindah dari dan ke intraselular tergantung pada transpor langsung melalui membran sel. Beberapa bahan, terutama molekul besar atau molekul kompleks berpindah melalui pembentukan vesikula atau fusi membran plasma. Perpindahan demikian, ke dalam sel disebut endositosis, sedangkan perpindahan ke luar disebut eksositosis. Ion-ion dan molekul kecil dapat masuk dan ke luar sel melalui dua cara, yaitu transpor pasif dan transpor aktif. Transpor pasif tergantung pada gradien kadar antara intraselular dan ekstraselular. Jika suatu molekul lebih tinggi kadarnya di dalam sel, maka arah transpor ke luar sel. Transpor pasif ion-ion selain dipengaruhi kadar, juga dipengaruhi perbedaan muatan antara kedua sisi membran (gradien elektrokimia). Karena tergantung gradien kadar, transpor pasif

tidak memerlukan energi. Pada transpor aktif, bahan-bahan berpindah melawan gradien kadar. Tak sama dengan transpor pasif, transpor aktif memerlukan energi. Transpor aktif tak akan terjadi tanpa tersedianya energi dalam sel. Sifat hidrofobik pada interior membran sel hanya memungkinkan beberapa kelompok molekul dengan mudah dapat melintas membran yaitu molekul-molekul yang hidrofobik, dan molekul-molekul polar berukuran kecil tak bermuatan. Molekul-molekul polar berukuran besar dan ion seberapapun ukurannya-tidak dapat melintas membran tanpa adanya bantuan protein membran (Gambar 3). Transpor lintas membran tanpa bantuan protein membran, hanya tergantung pada gradien kadar disebut dengan difusi biasa/ simple diffusion (merupakan transpor pasif), sedangkan jika dengan bantuan protein membran dan tergantung gradien kadar (pasif) disebut dengan difusi terfasilitasi (facilitated diffusion). Transpor aktif memerlukan bantuan protein membran (protein carrier) dan energi, karena melawan gradien kadar (Gambar 4). Perubahan konformasi protein carrier akan memindahkan ion/molekul dari satu sisi ke sisi lain membran. Tabel 1. Kadar beberapa jenis ion di dalam dan di luar akson cumi dan sel mamalia Jenis ion Akson cumi Sel (intraselular) Darah (ekstraselular ) Mamalia Sel ) Darah )

(intraselular (ekstraselular

K+ (mM) Na+(mM) CL(mM) Ca2+ (mM)

400 50 40-150 0,0003

20 440 560 10

139 12 4 <0,0002

4 145 116 1,8

Kadar ion-ion dan molekul intraselular tidak selalu sama dengan ekstraselular. Kadar ion potasium (K+) cairan intraselular dipertahankan lebih besar dibanding kadarnya dalam cairan ekstraselular. Sedangkan kadar ion sodium (Na+), klorida (Cl-), dan kalsium (Ca2+) lebih tinggi di

cairan ekstraselular. Dengan keadaan tersebut ion potasium cenderung ke luar sel dan ion sodium (juga ion klorida dan kalsium) cenderung masuk ke sel melalui protein channel (pasif).

Gambar 8. Permeabilitas relatif bilayer lipid artifisial (tanpa protein) terhadap berbagai kelompok molekul. Semakin kecil ukuran molekul, semakin cepat berdifusi melintas bilayer. Ion-ion tidak dapat melintas bilayer lipid.

Gambar 9. Diagram skematik transpor pasif dan aktif. Difusi biasa (simple diffusion) dan difusi terfasilitasi (facilitated diffusion) merupakan transpor pasif, tidak memerlukan energi. Sedangkan transpor aktif memerlukan energi.

Gambar 10. Perbandingan kinetika difusi biasa dengan difusi terfasilitasi.

Untuk mempertahankan kadar ion potasium tetap tinggi dan pada kisaran kadar tertentu di intraselular dan sodium tetap tinggi di ekstraselular, protein membran Na+K+-ATPase (sodium potassium ATPase/ sodium potassium pump) mengkatalisis ATP (adenosin triphosphate) menjadi ADP (adenosin diphosphate), dijadikan sumber energi mengeluarkan kelebihan ion sodium ke ekstraselular dan mengambil kekurangan potasium dari ekstraselular ke intraselular secara aktif karena melawan gradien elektrokimia. Tiap mentranspor 3 Na+ ke luar sel, pompa sodium memasukkan 2 K+ ke dalam sel. Ukuran partikel mempengaruhi perpindahan ion melintasi membran, dan harus diingat bahwa ion-ion dalam cairan tubuh ada dalam keadaan terhidrasi. Jadi, meskipun berat atom potasium (39) lebih besar dari sodium (23), tetapi ion sodium terhidrasi lebih besar dari ion potasium terhidrasi. Namun jelas bahwa ion dapat melintas membran melalui channel dan bukan hanya melalui pori sederhana. Konfigurasi muatan di sekitarnya dan variabel-variabel yang mempengaruhinya mengakibatkan channel tersebut relatif spesifik, sehingga ada channel terpisah untuk Na + , Cl- dan K+.

BAB III PENUTUP Kesimpulan Struktur umum membran sel tersusun dari 3 unsur utama, yaitu : Lipid, Protein, dan Karbohidrat. Membran sel tersusun secara bilayer dan termasuk dalam model mosaik fluid. Dan juga setiap bagian memiliki fungsi masing-masing yang bersifat spesifik. Salah satu fungsi utama biomembran adalah sevagai tempat terjadinya proses transport ion-ion baik transport aktif maupun pasif.

Daftar Pustaka

Adnan. Membran sel. (online), (http://www.scribd.com/doc/20509406/MEMBRAN-SELADNAN), diakses tanggal 20 September 2013 Anonim. 2009. Membran Sel, (online), diakses

(http://www.sith.itb.ac.id/profile1/pdf/bisel/3.MEMBRAN%20SEL2.pdf), tanggal 21 September 2013 Cambell, A. Membrane Structure and Function,

(online),

(http://www.pearsonhighered.com/campbell9einfo/assets/pdf/Campbell9e_Ch07.pdf) diakses tanggal 20 September 2012 Iriawati. Struktur dan Fungsi Membran Sel. (online),

(http://www.sith.itb.ac.id/profile/pdf/iriawati/bahan-kuliah/bahan2/StrukturDanFungsiMembranSel-februari09.pdf), diakses tanggal 20 September 2013 Mustahib. 2007. Membran Sel. (online), (http://biologi.blogsome.com/2007/07/05/membran-sel2/), diakses tanggal 18 September 2013 Rahman, Taufik. Membran Plasma, (online),

(http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196201151987031TAUFIK_RAHMAN/Membran_Plasma_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf), tanggal 20 September 2013 Santosa, Slamet. 2001. Biologi Sel. Surakarta, diakses (online), tanggal 20 diakses

(slamet.staff.fkip.uns.ac.id/files/2012/02/BIOSEL1.doc), Semptember 2013

Suarsana, I Nyoman. Membran Biologis. (online), (http://staff.unud.ac.id/~suarsana/wpcontent/uploads/2010/03/Matakuliah-Membranes-Sel.pdf), Semptember 2013 diakses tanggal 20

You might also like