Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas . Proses ini berlangsung melalui
interaksi antara guru dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif.
Melalui proses belajar mengajar inilah peserta didik akan mengalami proses
perkembangan kearah yang lebih baik dan bermakna . Agar hal tersebut dapat
terwujud maka diperlukan suasana proses belajar mengajar yang kondusif bagi
efektif sehingga menjadi pribadi yang percaya diri, inovatif dan kreatif.
(Surya,1992 : 179)
Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) merupakan salah satu disiplin ilmu yang
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan,
fungsi guru dalam kegiatan pembelajaran saat ini cenderung masih dominan.
Aktifitas guru masih sangat besar dibandingkan dengan aktifitas siswa yang masih
1
2
materi akan tetapi sebagai figur yang dapat merangsang perkembangan siswa.
Sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum 2006 ( KTSP ) mata pelajaran IPA
proses dan sikap ilmiah, dalam hal ini seorang guru harus memiliki kompetensi
kompetensi diharapkan akan lebih baik dan mampu menciptakan suasana dan
lingkungan belajar yang efektif, sehingga hasil belajar siswa akan optimal.
Sehubungan dengan hal diatas metode mengajar yang digunakan oleh guru
hendaknya sedemikian rupa bervariasi sesuai dengan tujuan dan materi yang
diajarkan. Dengan metode yang variatif inilah siswa akan bergairah dalam belajar
secara inovatif dan kreatif. Metode mengajar yang digunakan guru dalam
kondisi pembelajaran yanga kondusif dalam arti pembelajaran itu harus bersifat
aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan maka dari itu peranan dan
fungsi guru dalam pembelajaran harus dapat memberikan warna dan bentuk
terhadap proses pembelajaran dan dapat menciptakan situasi kelas yang kondusif,
dikemukakan oleh Uzer Usman (2000: 31) bahwa “Belajar yang efektif harus
mulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman konkret dan menuju kepada
global dimensi yang hendak dicapai oleh serangkaian tujuan kurikuler pendidikan
sains (IPA) dalam kurikulum pendidikan dasar adalah mendidik anak agar
dan tujuan pendidikan IPA sebagimana dipaparkan di atas sudah tentu tidak serta
merta dapat dicapai oleh materi pelajaran IPA, melainkan dengan melibatkan
oleh Uzer Usman (2000: 31) bahwa “Pengajaran yang menggunakan banyak
4
menarik bila siswa gembira belajar karena merasa tertarik dan mengerti pelajaran
yang diterimanya.”
Dengan demikian banyak hal yang bisa siswa dapatkan melalui metode
pengajaran inkuiri yang akan menggiring siswa lebih aktif dalam proses
IPA, untuk itu penelitian ini diberi judul “Penerapan Metode Inkuiri dalam
Cahaya”
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan metode inkuiri
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pada
konsep cahaya ?”
sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
untuk:
metode inkuiri
D. Kegunaan Penelitian
kepada semua pihak yang terkait,secara khusus manfaat penelitian ini yaitu:
1. Bagi siswa
belajar.
2. Bagi guru
3. Bagi sekolah
E. Klarifikasi Konsep
1. Metode Inkuiri
kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa
bantuan guru. Metode ini melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental
2. Pembelajaran IPA di SD
sikap ilmiah. Sebagaimana dalam kurikulum 2006 (KTSP), tujuan mata pelajaran
rasa ingin tahu , sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
siswa unruk menemukan sejumlah informasi dengan atau tanpa bantuan guru.
Penerapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini menekankan pada kegiatan
3. Hasil belajar
Hasil belajar biasanya dapat terlihat dari perubahan tingkah laku siswa
setelah melalui proses belajar, karena belajar meupakan proses perubahan tingkah
laku pada seseorang dengan adanya interaksi dengan lingkungannya. Hasil belajar
8
perubahan tingkah laku melalui proses belajar yang dapat terlihat dari penguasaan
KAJIAN TEORITIS
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam
kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya metode mengajar ini merupakan cara atau
teknik yang digunakan oleh guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada
siswa, diantaranya :
masalah.
9
10
(Independent study).
belajarnya.
(fisika/Sains) dan mengacu pada salah satu cara untuk mempertanyakan, mencari
yang kreatif. Peranan guru dalam metode ini adalah adalah membantu murid
secara kritis. Murid dalam pelaksanaan metode ini harus belajran mengajukan
kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan
guru. Metode ini melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental dalam
(Sumantri,1998/1999:164)
1997:76). Siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental maupun fisik.
Materi yang disajikan guru bukan begitu saja diberikan dan diterima oleh siswa,
IPA yang membutuhkan penguasaan berfikir secara ilmiah. Metode ini akan
menggiring siswa lebih aktif melakukan penelitian di dalam maupun di luar kelas
1. Inkuiri terpimpin
membimbing.
2. Inkuiri bebas
Berdasarkan masalah yang diajukan guru, dengan konsep atai teori yang
berpikir.
b. Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses
berpikir siswa.
c. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan
kelas.
e. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang
diharapkan.
g. Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka
dari kelebihan dan kekurangan , seperti halnya metode inkuiri, yang menjadi
dapat dipercaya.
2. Belajar tidak hanya diperoleh dari sekolah tetapi juga dari lingkungan
sekitar.
menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses
belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai
pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu
masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah
beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan
pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan
Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang harus
evaluasi, sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat
dikonstruksi.
Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau
menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat
hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang
17
diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua
jawaban benar.
ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui
sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara
bagaimana mempelajarinya; informasi baru apa setiap siswa peroleh; apa yang
membimbing pengalaman belajar tanpa ikut campur terlalu jauh atas minat dan
2. Friendly (Bersahabat)
5. Creative (Kreatif)
7. Entusiastic (Antusias)
interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan
19
tatap muka maupun kegiatan tidak langsung yaitu dengan cara menggunakan
oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah teknik penyajian yang dikuasai
guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam
kelas, baik secara individu ataupun kelompok, agar pelajaran dapat diserap,
dipahami, dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin baik metode
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, atau prinsip saja
dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara
keputusan.
serta keterampilan berpikir dapat dilatihkan kepada pesrta didik dalam usaha
memberi bekal pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang diperlukan untuk
“mengerjakan” yang dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara
sangat cepat.
pendekatan yang menggunakan cara bagaimana atau jalan apa yang harus
ditempuh oleh murid dengan bimbingan guru untuk sampai pada penemuan-
penemuan dan bukan penemuan itu sendiri. Dalam pendekatan inkuiri Ilmu
yang fositif pada diri seseorang baik dari segi keterampilan, kebiasaan,
kecakapan”.
dan menurut Hilgard “Belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku muncul
“Belajar adalah proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari
menyatakan bahwa “belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas)
belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil satu tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.
hanya suatu penguasaan hasil latihan saja, melainkan mengubah perilaku. Bukti
23
yang nyata jika seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku
pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti.
sasaran atau tujuan belajar, baik yang berjangka panjang (tujuan institusional,
psikomotor, masing-masing ranah tersebut, terbagi atas beberapa sub ranah yang
bersifat hierarkis, mulai dari yang rendah sampai yang tertinggi. Hasil belajar
bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah
laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur
sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-
1. Pengetahuan
2. Kebiasaan
3. Keterampilan
4. Apresiasi
5. Emosional
24
6. Hubungan sosial
7. Jasmani
9. Sikap
terjadinya perubahan dalam salah satu aspek atau beberapa aspek tingkah laku
tersebut.
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan
mengajar. Untuk itu guru dituntut menguasai taksonomi hasil belajar yang selama
kategori, yakni :
karakterisasi.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
adalah cara yang tersusun dan teratur untuk mencapai tujuan khususnya dalam hal
ilmu pengetahuan.
tentang jalan yang ditempuh untuk memperoleh pemahaman tentang sasaran yang
yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna
penelitian, sempel penelitian dan teknik pengolahan data serta analisis data.
26
27
yang harus dukumpulkan, alat apa yang digunakan untuk memperoleh data dan
penelitian merupakan prosedur atau cara yang digunakan peneliti untuk membuat
permasalahan yang tersusun secara sistemaits dan terarah guna mencapai tujuan
penelitian.
pelajaran IPA. Ini berarti behwa penelitian ini dilaksanakan untuk memecahkan
model Kemmis dan Mc Taggart, yang menggunakan sistem spiral refleksi diri
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
meningkat.(Wardhani, 2008:1.4)
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru
yang dilakukan oleh guru dalam lingkup kelas sebagai upaya memperbaiki atau
sebagai rutinitas kegiatan yang berlangsung pada saat itu saja tanpa adanya tindak
sekolahnya. PTK sebagia satu bentuk inovasi di sekolah akan dapat tumbuh
subur.
pembaruan.
6. Guru dan siswa harus mempunyai rasa percaya diri yang tinggi bahwa mereka
sedang melakukan pembaruan yang didukung oleh Kepala sekolah dan orang
tua.
7. Guru harus siap menghadapi berbagai konflik karena yang baru biasanya
kecemburuan sosial.
dan meningktkan profesional guru dalam pembelajaran di kelas. Hal ini dilakukan
Seluruh persoalan tersebut berdampak langsung terhadap guru itu sendiri agar
dapat bekerja keras dan lebih profesional dalam menghadapi semua persoalan
tersebut.
dan melakukan refleksi seperti tampak pada gambar 1.1. hasil refleksi terhadap
tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana jika
ternyata tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana
jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memperbaiki praktik atau
belum memecahkan masalah yang menjadi kerisauan guru. (Wardhani, 2007 : 2.3)
refleksi (reflect). Kemudian pada siklus yang kedua dan seterusnya jenis kegiatan
yang dilakukan peneliti pada dasarnya sama, tetapi ada modifikasi pada tahap
PRA PENELITIAN :
• Menentukan permasalahan
• Mengumpulkan data awal tentang hasil belajar kognitif
dan psikomotorik siswa sebagai studi awal
Rencana Tindakan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Tindakan
Observasi
Pelaksanaan
Tindakan
Observasi
Rencana Tindakan
Refleksi
Siklus III
Pelaksanaan
Tindakan
Observasi
Indikator
tercapai
Selesai
1. Rencana
a. Refleksi Awal
dalam kegiatan pembelajaran saat ini cenderung masih dominan. Aktifitas guru
masih sangat besar dibandingkan dengan aktifitas siswa yang masih rendah
akan tetapi sebagai figur yang dapat merangsang perkembangan siswa. Ini berarti
harus ada tindakan perbaikan agar terjadi perubahan sesuai tujuan yang
diharapkan. Tindakan yang dilakukan sangat penting sebagai upaya peneliti dalam
langkah atau tindakan yang telah dilakukan perlu direncanakan secara rinci agar
b. Rancangan tindakan
sebagai berikut :
33
penelitian.
oleh guru sebagai peneliti yang mencakup kegiatan yang harus dilakukan
tindakan di kelas.
setiap tindakan.
2. Tindakan
yang telah dirumuskan. Tujuan utama pada proses tindakan adalah mengupayakan
Peneliti dalam hal ini guru harus mampu membuat metodologi penelitian
agar tidak mengganggu komitmen guru dalam mengajar, sehingga penelitian tetap
Tambahna guru sebagai peneliti harus harus disikapi sebagai nuansa profesional
yang semestinya memberi nilai tambah bagi guru dan bagi pembelajaran yang
3. Observasi
Hal ini dilakukan untuk melihat hasil atau dampak dari tindakan yang
refleksi dan revisi terhadap rencana dan tindakan yang telah dilakukan untuk
menyusun rencana dan tindakan selanjutnya yang diharapkan lebih baik dari
diinginkan.
4. Refleksi
Melalui refleksi peneliti akan dapat menentukan apa yang telah dicapai, apa yang
belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran
selanjutnya.
memberikan makna tehadap proses dan hasil yang terjadi akibat adanya tindakan
yang dilakukan.
pertimbangan diantaranya :
dalam hal ini penelitian penerapan metode inkuiri yang membutuhkan sarana
yang duduk di kelas V (lima) Sekolah Dasar dengan jumlah siswa 39 orang dan
C. Data Penelitian
data diantaranya observasi, wawancara, angket, dan tes hasil belajar. Sumber data
kegiatan pembelajaran.
data yang didapatkan lebih baik dengan pertimbangkan jenis data, tingkat akurasi
1. Observasi
observation the reasercher learn about behavior and teh meaning attached to
those behavior” melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna
sedangkan aktivitas guru berupa lembar observasi kelas untuk kegiatan guru
37
Tujuannya untuk mencatat masalah yang terjadi pada saat tindakan yang
2. Wawancara
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
dengan tujuan untuk mengetahui pendapat mereka tentang kendala atau kesulitan
serta motivasi belajar yang mereka dapat dari penerapan metode inkuiri dalam
pembelajaran IPA. Selai itu wawancara juga dilakukan terhadap guru untuk
3. Angket
siswa terhadap pembelajaran inkuiri. Angket disebar dan diisi oleh siswa dengan
terhadap metode yang digunakan dalam pembelajaran IPA yaitu metode inkuiri.
38
penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA selain itu tes hasil belajar
Metode analisis data penelitian ini adalah deskriptif persentase. Data hasil
penelitian yang dianalisis meliputi rata-rata kelas, ketuntasan belajar individu, dan
ketuntasan belajar secara klasikal. Selanjutnya hasil analisis data diperolah baik
Metode analisis data penelitian ini adalah deskriptif persentase. Data hasil
penelitian yang dianalisis meliputi rata-rata kelas, ketuntasan belajar individu, dan
ketuntasan belajar secara klasikal. Selanjutnya hasil analisis data diperolah baik
rumus :
X = ΣX
N (Sudjana, 1989 : 109)
Keterangan :
X = Rata-rata kelas
N = Banyak siswa
39
1. Pengumpulan Data
1. Sumber data
2. Jenis data
hasil wawancara dengan guru kelas, nilai laporan ulangan harian siswa.
e. Data hasil belajar afektif (sikap) diperoleh melalui lembar angket sebagai
terbimbing.
2. Validasi Data
kebenaran data yang diperoleh dari sumber lain yakni guru dan siswa. Teknik
guru dan peneliti. Selain itu dalam dilakukan juga wawancara dengan siswa
metode inkuiri dalam pembelajaran IPA terutama dalam konsep cahaya. Hasil
baik kepada guru maupun siswa melalui kegiatan reflektif kolaboratif pada
tanggapan, sanggahan atau informasi tambahan baik dari guru maupun siswa
temuan peneliti kepada para ahli untuk memperoleh arahan dan masukan
3. Interpretasi
intuisi guru mengenai situasi pembelajaran yang baik dan efektif tentang
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan disajikan mengenai deskripsi hasil penelitian serta
poin, diantaranya: (A) Deskripisi data lokasi penelitian dan data awal
pembelajaran IPA . (B) Deskripsi pelaksanaan tindakan serta tanggapan dari siswa
pembelajaran IPA.
1. Lokasi Penelitian
a. Identitas Sekolah
Sekolah yang menjadi pusat penelitian adalah sekolah negeri dengan nama
kegiatan belajar yang memadai, diantaranya: luas tanah 4800 m2, yang terdiri dari
Lapangan Upacara, Bangunan 2 Unit dengan Ruang Kelas 6 Unit, Ruang Kantor
Unit. Selain itu terdapat pula arena olahraga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
42
43
Gambar 4.1
DENAH LOKASI U
SD NEGERI 2 CIBOGOGIRANG T
A
R
A
2 3 4 5 6
TAMAN SEKOLAH
1
7
Keterangan:
1. Ruang Kantor 6. R. Komputer
Ruang Guru Ruang UKS
Ruang Kepala Sekolah Ruang Perpustakaan
2. Toilet dan Sekretariat Pramuka & Olahraga
Dapur Sekolah 7. Ruang Kelas 4
3. Ruang Kelas 1 8. Ruang Kelas 5 (Lokasi Penelitian
4. Ruang Kelas 2 Pembelajaran Inkuri)
5. Ruang Kelas 3 9. Ruang Kelas 6
44
yang terdiri dari dua unit bangunan permanen yang cukup baik, berada di tengah
perumahan warga dan lingkungan yang cukup kondusif dengan udara yang cukup
bersih karena tidak terlalu dekat dengan jalan raya namun terjangkau oleh
Kondisi fisik bangunan cukup baik dan layak dipergunakan oleh warga
sekolah terutama siswa untuk belajar. Unit pertama terdiri dari tiga lokal
digunakan oleh siswa / siswi kelas I, II dan III. Luas kelas masing-masing adalah
4 x 6 meter². Unit kedua terdiri dari tiga lokal digunakan oleh siswa / siswi kelas
IV,V dan VI dengan luas kelas yang sama yaitu 4 x 6 meter². Selain itu terdapat
juga ruang guru yang cukup luas dengan ukuran 5 x 10 Meter², dengan berbagai
fasilitas seperti meja dan kursi kerja, satu set meja tamu, rak penyimpanan piala,
rak buku, satu unit komputer, dan perangkat lain yang mendukung.
Kelas III A, Kelas III B, Kelas IV, Kelas V, Kelas VI. Yang didukung dengan
Tabel 4.1
Kondisi
No Perkakas Jumlah
Baik Sedang Rusak
1 Bangku 13 - 13 -
2 Meja Murid 110 90 20 -
3 Kursi murid 158 148 10 -
4 Lemari 8 7 1 -
5 Meja Guru 17 14 3 -
6 Kursi Guru 15 12 3 -
7 Papan Tulis 6 6 - -
8 Kursi Tamu 1 1 Set - -
9 Rak Buku 2 2 - -
Dari tabel diatas dapat terlihat keadaan perkakas atau mebeuler yang
dimiliki SDN 2 Cibogogirang yang cukup layak digunakan dalam proses belajar
mengajar di sekolah. Di setiap kelas tertata rapi meja dan kursi murid serta meja
dan kursi guru, serta hiasan dengan aneka hasil kreasi siswa yang diletakkan di
dinding dan didepan kelas. Selain itu, di depan kelas di lengkapi pula dengan pot
bunga dengan berbagai jenis bunga yang ditanam. Selain itu SDN 2 Cibogogirang
2. Karakteristik Siswa
kelamin laki-laki sejumlah 136 dan siswi berjenis kelamin perempuan berjumlah
141 orang. Dari 277 siswa , 39 orang adalah siswa kelas V (Lima) yang akan
menjadi sampel dalam penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
46
Tabel 4.2
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa perempuan lebih
38,47 % .
Tabel 4.3
3. Karakteristik Guru
disebut guru yang merupakan aspek penting yang akan menjadi fasilitator dan
Cibogogirang terdapat 13 orang guru dan 1 orang penjaga sekolah yang terdiri
dari 9 orang berjenis kelamin laki-laki dan 5 orang berjenis kelamin perempuan.
Tabel 4.4
Ijazah
Nama/ Tempat Tgl Mengajar Gol/
No NIP Agama / Jabatan
Lahir Kelas Ruang
Tahun
D II
HASANUDIN 1958 07 27 Islam PGSD Kep.Sek I-VI IV/A
1 BANDUNG, 27-07-1958 1978 03 1 1999
003
HUSEN 1964 12 11 D II
2 PGSD Guru VI IV/A
PURWAKARTA, 11-12 1964 1986 10 1 001 Islam
2000
WAHYUDIN D II
3 1966 06 01 PGSD IV IV/A
PURWAKARTA, 01-06-1966 Islam Guru
1989 04 1 001 2000
DEDEN PITRIANTINI SI
4 480184135 UNWIR V III/A
PURWAKARTA, 07-11-1972 Islam Guru
2002
ELIS IMAS HAYATI D II
5 480184190 PGSD I/A II/B
PURWAKARTA, 17-10-1980 Islam Guru
2002
NENENG MULYANINGSIH D II
6 PGSD III/A II/A
PURWAKARTA, 21-06-1972 480194075 Islam Guru
2008
LINDA MARLIANI D II
7 PGSD III/B II/B
PURWAKARTA, 16-12-1982 480193938 Islam Guru
2004
MAMAN SAEPUROHMAN D II PAI I-VI II/B
8 480184291 Islam Guru
PURWAKARTA, 14 - 4 - 1980 2002
EKA L KONCARA - D II
12 UNWIR I-VI -
PURWAKARTA, 16-06-1984 Islam Guru
2006
13 HAMDANI - SMK Guru II/B -
Islam
PURWAKARTA, 10-03-1986 2005
14 DADANG - SMP Penjaga - -
Islam
GARUT, 03-04-1966 1987
Dari tabel diatas dapat dilihat kualifikasi guru yang mengajar cukup
memadai. Terdapat 10 orang guru dengan tingkat pendidikan D2 baik dari jurusan
umum maupun dari agama. Dengan demikian banyak sekali tenaga profesional
4. Sumber Belajar
kepandaian pada diri peserta didik. Berdasarkan penelitian sumber belajar yang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006), dan sumber belajar kedua
yaitu buku paket yang bersumber dan dikelurkan oleh pemerintan yang
Matematika, Buku PKn, Buku IPA, Buku IPS, Buku SBK, dan buku lainnya yang
mendukung.
pelajaran IPA cukup bervariatif dari berbagai penerbit. Hal tersebut menunjukkan
pembelajaran sehingga tidak tefokus pada salah satu buku sumber saja. Dengan
49
disampaikan kepada siswa tetapi tetap berpedoman pada kurikulum yang berlaku
Nasional. Jakarta.
Dari berbagai data yang dihasilkan mengenai sarana dan prasarana serta
fasilitas yang ada di SDN 2 Cibogogirang yang cukup memadai, maka sangatlah
penelitian. Observasi pertama dilakukan pada tanggal 30 Maret 2009 pada jam ke-
1 pelajaran yaitu pukul 07.30- 08.40 WIB dengan pokok bahasan cahaya.
kegiatan rutin seperti berdo’a bersama, guru mengabsen siswa, mencatat meteri
pelajaran dengan materi cahaya, melakukan tanya jawab dan diakhiri dengan
penelitian dengan inisial “D” menyuruh siswa “anak-anak coba buka buku IPA
halaman 105 !” pada waktu itu buku yang digunakan adalah buku Belajar Sains
penjelasan dari “D”. Setelah penjelasan selesai, “D” menulis rangkuman materi
cahaya pada papan tulis sebagai catatan untuk siswa. Pada akhir kegiatan “D”
terhadap materi yang sudah dijelaskan. Dan siswa diberikan pekerjaan rumah.
masih adanya domonasi guru dalam kegiatan belajar dikelas, dan siswa tidak
Tabel 4.5
Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
kurang baik. Hal tersebut dapat terlihat dari kemampuan rata-rata kelas yang
hanya mencapai 56,28. Jumlah siswa yang masih mendapat nilai dibawah KKM
sebanyak 29 orang, 7 orang dengan nilai yang cukup baik dan hanya 3 orang
52
mendapat nilai baik diatas rata-rata KKM. Grafik nilai hasil belajar siswa pada pra
Gambar 4.2
Grafik Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus
dibawah rata-rata KKM. Hal tersebut menjadi refleksi bagi guru kelas khususnya
langsung terhadap siswa akan materi IPA khususnya pokok bahasan cahaya.
Terlebih jika dikaitkan dengan tujuan kurikulum KTSP pada mata pelajaran IPA
yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
53
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru demi mencapai perubahan yang
diinginkan.
a. Analisis
Pertama, Pada awal pembelajaran pra siklus guru memasuki ruang kelas,
sebagai median rangsang bagi siswa terhadap materi yang akan di berikan.
tulis.
siswa.
b. Refleksi
pembelajaran yang dilakukan oleh guru SDN 2 Cibogogirang pada kelas V khusus
eksperimen melalui metode inkuiri atau disebut juga metode penemuan terpimpin
menemukan konsep-konsep suatu materi dalam hal ini konsep sifat-sifat cahaya.
Maka dari itu penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan adalah
penelitian penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA pada pokok bahasan
cahaya.
1. Tindakan Pertama
a. Perencanaan
(KTSP 2006).
3) Menyiapkan ruang kelas serta alat dan bahan eksperimen yang akan
sebagai berikut :
Tabel 4.6
1) Kegiatan Awal
April 2009. Pada pelaksanaan tindakan pertama materi yang dibahas adalah “sifat
kemudian disusul dengan pemberian salam dari siswa untuk guru. Setelah
rutinitas tersebut dilaksanakan, guru mengabsen siswa. Pada waktu itu seluruh
cahaya yang dapat menembus benda bening, adapun kegiatan apersepsi pada
“kalian masih ingat salah satu sumber cahaya adalah lilin?”. “Nah hari ini kita
2) Kegiatan Inti
jumlah 39 orang menjadi 8 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang
siswa. Kemudian siswa denga gesit mengatur bangku dan meja mereka sesuai
dengan kelompok yang telah dibuat. Kondidi ruang kelas cukup gaduh dengan
suara meja dan kursi yang digeser-geser oleh siswa. Pada situasi seperti ini guru
belum bisa menenagkan siswa. Setelah semua selesai mengatur tempat duduk
menunjuk teman yang mereka anggap lebih pintar untuk menjadi ketua. “
ada di meja ibu ”. siswa secara spontan berhambur mendekati meja guru.
Proses inkuiri pada tahap awal adalah siswa membaca LKS yang diterima
cahaya yang dapat menembus benda bening. “anak-anak coba perhatikan LKS
yang ada di kelompok masing-masing kemudian isi dengan jawaban yang benar
!”. sebagian anak kebingungan sehingga banyak muncul pertanyaan yang sama
LKS, kemudian lihat kolom isian dan isilah kkolom tersebut sesuai dengan hasil
Namun ada sebagian yang hanya mengganggu teman lainnya saja. Waktu yang
3) Kegiatan Akhir
depan kelas. Dan pada akhir kegiatan guru mengajukan pertanyaan sebagai acuan
hasil temuan kalian dapat di ketahui bahwa benda apa yang dapat ditembus
Kegiatan akhir guru memberikan beberapa soal latihan kepada siswa secara
individu”. Waktu yang di berikan kurang lebih 15 menit untuk siswa menjawab
bening. Setelah selesai siswa mengumpulkan hasil pekerjaan mereka dan guru
menilainya.
Tabel 4.7
HASIL PENGAMATAN TERHADAP GURU PADA SIKLUS 1
masalah
9. Memberikan penguatan
pada siswa
10. Membimbing siswa
membuat kesimpulan
tentang materi yang
diajarkan
Dari data yang dihasilkan melalui tabel diatas aktivitas guru dalam
sering terabaikan , seperti menyusun kegiatan inti dan pemberian tes pada akhir
postest. Sasaran yang ingin dicapai melalui postest ini yaitu, untuk mengetahui
tingkat kemampuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan serta mengukur
dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Hasil postest dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
60
Tabel 4.8
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus 1
No Nama Nilai No Nama Nilai
1 Ai Lela 50 21 Ikbal Maulana 55
2 Amirudin 50 22 Ila Nurlaela 55
3 Arip Hidayah 50 23 Ila Nurmilah 50
4 Arip Hidayat 70 24 Intan Nurajijah 60
5 Arip Munandar 70 25 Iyan Sopian 60
6 Asep Ahmad R 70 26 Kiki Jakiah 75
7 Dede M Rahman 70 27 Lia Yulianti 60
8 Deni Saprudin 75 28 Liah Sopiah 60
9 Desi Oktaviani 75 29 Mia Kusmiati 60
10 Dina Andriana 75 30 M Jaidan 65
11 Dudung Ismail 70 31 Mulyadi 65
12 Eli Nurjanah 60 32 Novi Alinda 65
13 Elim Halimah 60 33 Nurhalimah 65
14 Eneng Nurliani 70 34 Pani Julianti 75
15 Enjen Jaenal M 70 35 Putri Herawati 70
16 Fitri Nurjanah 70 36 Siti Jenab 65
17 Hasan Mubarok 70 37 Sri Nuraeni 65
18 Hasanudin 65 38 Yeni Rohaeni 70
19 Hoerunnisa 75 39 Rani Sopiah 70
20 Hoho Siti J 70
Jumlah 2.545
Rata-rata 65,25
Keterangan :
Dari tabel 4.9 daftar nilai hasil belajar pada siklus pertama dapat terlihat
bahwa siswa yang dianggap berhasil memperoleh nilai > 65 sebanyak 26 orang
sebanyak 13 orang dengan prosentase 33,34 %. Nilai rata-rata yang diperoleh dari
tindakan pertama adalah 65,25. Hasil belajar siswa pada siklus pertama dapat
Gambar 4.3
Grafik Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
Selain tes hasil belajar, penelitian dilakukan pula pada aspek kegiatan
Tabel 4.9
PENILAIAN KEGIATAN SISWA
Aspek observasi
No Nama Siswa Tanggung Keterangan
Keaktifan Ketelitian
jawab
1 Ai Lela K K K
2 Amirudin K K C
3 Arip Hidayah K C C
4 Arip Hidayat C C B
5 Arip Munandar B B B
6 Asep Ahmad R C C K
7 Dede M Rahman C C K B = Baik
8 Deni Saprudin B B C
9 Desi Oktaviani B C C C = Cukup
10 Dina Andriana B C C
11 Dudung Ismail K C C K = Kurang
12 Eli Nurjanah K K K
13 Elim Halimah K K K
14 Eneng Nurliani K C C
15 Enjen Jaenal M C B C
16 Fitri Nurjanah C C C
17 Hasan Mubarok K C C
18 Hasanudin K K K
19 Hoerunnisa B B B
62
20 Hoho Siti J C C C
21 Ikbal Maulana C C C
22 Ila Nurlaela K K K
23 Ila Nurmilah K K K
24 Intan Nurajijah C C K
25 Iyan Sopian K K K
26 Kiki Jakiah C C C
27 Lia Yulianti K K K
27 Liah Sopiah K K K
28 Mia Kusmiati K K K
29 M Jaidan K K K
31 Mulyadi C C K
32 Novi Alinda C C C
33 Nurhalimah K K C
34 Pani Julianti C C C
35 Putri Herawati K K C
36 Siti Jenab K K K
37 Sri Nuraeni K K K
38 Yeni Rohaeni C C C
39 Rani Sopiah K C C
Jumlah K 21 16 17
Jumlah C 13 19 19
Jumlah B 5 4 3
Berdasarkan tabel diatas, pada siklus pertama aktivitas siswa pada saat
proses pembelajaran berlangsung masih belum terlalu baik, hal tersebut dapat
terlihat dari prosentase keaktifan siswa yang hanya mencapai 12,82 % yang
1) Analisis
yang dilakukan oleh mitra peneliti, strategi guru dalam penggunaan metode
63
mengarah pada pemberitahuan konsep yang seharusnya dicari sendiri oleh siswa,
sehingga guru terlihat lebih mendominasi dan lebih aktif dalam proses
pembelajaran.
2) Refleksi
pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sehingga masih terdapat
artinya pembelajaran sudah mulai berpusat pada siswa, namun dalam kondisi
tersebut masih banyak siswa yang tak mengerti makna pembelajaran yang sedang
berlangsung. Banyak diantara mereka yang hanya bermain dan tidak melakukan
menggunakan metode inkuiri. Guru dan siswa mulai aktif berkomunikasi multi
serta kelemahan yang terjadi saat proses pembelajaran berlangsung, maka dari itu
dan berfokus pada siswa dengan menyusun kegiatan yang lebih bermakna pada
2. Tindakan Kedua
a. Perencanaan ulang
3) Menyiapkan ruang kelas serta alat dan bahan eksperimen yang akan
sebagai berikut :
65
Tabel 4.10
1) Kegiatan Awal
2) Kegiatan Inti
“anak-anak seperti minggu lalu, coba perhatikan lembar kerja yang sudah ibu
bagikan !”. “iya bu.”. selain LKS, siswa juga disuruh mengambil benda-benda
inkuiri dengan susunan yang sesuai. Siswa aktif bekerja dengan masing-masing
kelompoknya. Ada yang memegang LKS, ada pula yang menggunakan benda-
Pada saat kegiatan inkuri guru mengisi formulir observasi aktivitas siswa
untuk menilai proses kerja siswa dengan berkeliling kesetiap kelompok. Hal
aktivitas membimbing siswa dalam mengisi LKS. Tak lepas dari pengawasan
mengagguk setuju.
67
disimpan di dalam gelas kosong dengan pensil yang di simpan ke dalam gelas
berisi air. “Nah.. sekarang adakah parbedaan bentuk pensil pada gelas pertama
dan gelas kedua?”. salah satu siswa bertanya “ko.. pensil yang dicelupkan
kedalam gelas yang kedua terlihat patah bu…”. “mengapa bisa terjadi hal
semacam itu?”. Siswa mulai mencari tahu tentang konsep pembiasan yang terjadi.
antusias dan tidak ada satu orang pun yang beranjak dari ruang kelas sebelum
waktu istirahat. Kegiatan tanya jawab pun berlangsung secara spontan antara
guru dengan siswa maupu siswa dengan siswa. Materi pembiasan cahaya cukup
pensil yang seperti patah karena air. Dan uang logam terlihat dangkal bila dilihat
di atas permukaan air. Guru pun memberi penjelasan dan penyamaan konsep
dengan siswa “jika pensil tersebut dimasukkan kedalam gelas kosong, maka
bentuknya masih sama, tetapi jika dalam gelas itu berisi air maka pensil terlihat
seperti patah”. “Mengapa demikian?”. “apakah udara dan air sama?”. Siswa
menjawab “beda bu”. “karena perbedaan zat tersebutlah maka bagian pensil yang
3) Kegiatan Akhir
68
pekerjaan setiap kelompok. “anak-anak LKS nya akan ibu periksa, minggu depan
akan ibu bagikan kembali dengan nilainya”. Di akhir kegiatan guru mengulang
Rangkaian kegiatan pada siklus kedua, diperoleh data hasil tes yang
diberikan pada siswa serta hasil observasi terhadap penampilan guru dalam proses
Tabel 4.11
HASIL PENGAMATAN TERHADAP GURU PADA SIKLUS 2
Hasil Pengamatan
Segi Tingkah Laku yang Diamati Keterangan
Baik Cukup Kurang
11. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
12. Menyiapkan alat-alat yang
diperlukan.
13. Menggunakan metode inkuiri
dalam proses pembelajaran
14. Menggunakan alat peraga
dalam pembelajaran
15. Menjelaskan langkah -
langkah tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa
16. Memberi kesempatan pada
siswa melakukan inkuiri
melalui eksperimen
17. Membeimbing kelompok /
individual
18. Memberi pertanyaan yang
mengarah pada pemecahan
masalah
19. Memberikan penguatan pada
siswa
20. Membimbing siswa membuat
kesimpulan tentang materi
yang diajarkan
69
Berdasarkan tabel diatas kegiatan guru sudah mulai mengacu pada rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada siklus kedua ini Guru sudah mulai dapat
sehingga siswa dapat memahami dan melakukan percobaan dengan tertib dan
disiplin.
Setelah kegiatan inti selesai, siswa diberikan tes hasil belajar untuk
siswa pada siklus kedua dapat terlihat pada tabela berikut ini :
Tabel 4.12
Dari tabel daftar nilai tes pada tindakan kedua diatas dapat terlihat mulai
ada peningkatan nilai dibandingkan dengan nilai hasil belajar pada siklus pertama.
Siswa yang dianggap berhasil memperoleh nilai > 65 sebanyak 29 orang dengan
orang dengan prosentase 25,64 %. Nilai rata-rata yang diperoleh dari tindakan
kedua adalah 70,64. Hasil belajar siswa pada siklus kedua dapat juga dilihat pada
Gambar 4.4
Grafik Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2
dari siklus sebelumnya sebanyak 2,73 %. Dengan penerapan metode inkuiri yang
inkuiri, penelitian ini dilengkapi pula dengan penilaian aspek kegiatan siswa
Tabel 4.12
PENILAIAN KEGIATAN SISWA
Aspek observasi
No Nama Siswa Tanggung Keterangan
Keaktifan Ketelitian
jawab
1 Ai Lela C K K
2 Amirudin K K C
3 Arip Hidayah K C C
4 Arip Hidayat C C B
5 Arip Munandar B B B
6 Asep Ahmad R B C K
7 Dede M Rahman B C K B = Baik
8 Deni Saprudin B B C
9 Desi Oktaviani B C B C = Cukup
10 Dina Andriana B B B
11 Dudung Ismail B C C K = Kurang
12 Eli Nurjanah K K K
13 Elim Halimah B K K
14 Eneng Nurliani B C B
15 Enjen Jaenal M B B B
16 Fitri Nurjanah B B C
17 Hasan Mubarok B B B
18 Hasanudin B C K
19 Hoerunnisa B B B
20 Hoho Siti J B C C
21 Ikbal Maulana B C C
22 Ila Nurlaela C B C
23 Ila Nurmilah K K C
24 Intan Nurajijah B C B
25 Iyan Sopian K C K
26 Kiki Jakiah B C C
27 Lia Yulianti C K C
27 Liah Sopiah K K C
28 Mia Kusmiati K K C
29 M Jaidan K K C
31 Mulyadi B B K
32 Novi Alinda B C B
33 Nurhalimah K K C
34 Pani Julianti B B B
35 Putri Herawati B K C
36 Siti Jenab K K K
37 Sri Nuraeni C K K
38 Yeni Rohaeni B B B
39 Rani Sopiah B B C
72
Jumlah K 10 13 10
Jumlah C 5 14 17
Jumlah B 24 12 12
Dengan menyimak data dari tabel di atas, pada silkus kedua tingkat
keaktifan siswa meningkat dibanding siklus sebelumnya. Pada siklus kedua, siswa
yang aktif dalam proses belajar mencapai 61,53 %. Siswa mulai mengerti alur
1) Analisis
Pada siklus kedua mulai ada peningkatan nilai, baik individu maupun rata-
rata kelas. Namun nilai yang diperoleh belum merupakan nilai maksimal. Guru
aktifitas siswa. Guru hanya sebagai pembimbing agar siswa tetap belajar sesuai
siklus kedua ini adalah siswa masih belum bisa secara lugas dan menggunakan
kalimat yang baik dalam melaporkan hasil penemuan mereka. Masih banyak
2) Refleksi
Pertama, guru sudah mulai mengacu dan mengikuti alur kegiatan rencana
Berdasarkan refleksi dari kegiatan pada siklus kedua hasil yang dicapai
sudah cukup baik yang ditandai dengan adanya peningkatan hasil belajar, namun
memaksimalkan kegiatan yang lebih rinci dan bermakna serta berfokus pada
siswa.
3. Tindakan Ketiga
a. Perencanaan Ulang
dalam siklus ketiga adalah mengenai jenis bayangan pada macam-macam cermin.
guru dan siswa serta alat penilaian akhir (tercantum dalam lampiran RPP).
Tabel 4.13
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal masih seperti biasa yaitu siswa membaca do’a bersama,
2) Kegiatan Inti
75
langkah pernemuan. Pada siklus ketiga siswa mulai terbiasa dengan tugas dan
tanggung jawab dalam melakukan percobaan. Mereka sudah terlihat tertib dan
tidak ada yang bermain-main. “anak-anak kalian isi LKS nya berdasarkan hasil
percobaan yang kalian lakukan !”. dengan hanya petunjuk sederhana saja siswa
yang memerlukan daya nalar siswa. Untuk menemukan konsep jawaban siswa
Siswa dengan teliti mencari tahu dan menemukan jenis-jenis bayangan pada
Pada siklus ketiga alat yang digunakan diantaranya : cermin datar, sendok
makan, dan kaca spion. Siswa mengamati bayangan yang dibentuk pada macam-
macam cermin tersebut. “bu..ternyata bayangan yang muncul pada tiga macam
cermin ini berbeda ya..”. Guru memberikan arahan “iya.. Nah tuliskan perbedaan
3) Kegiatan Akhir
76
percobaan secara bergilir. Pada kegiatan akhir kali ini guru memilih siswa terbaik
Tabel 4.14
HASIL PENGAMATAN TERHADAP GURU PADA SIKLUS 3
Hasil Pengamatan
Segi Tingkah Laku yang Diamati Keterangan
Baik Cukup Kurang
21. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
22. Menyiapkan alat-alat yang
diperlukan.
23. Menggunakan metode inkuiri
dalam proses pembelajaran
24. Menggunakan alat peraga
dalam pembelajaran
25. Menjelaskan langkah - langkah
tugas yang harus dikerjakan
oleh siswa
26. Memberi kesempatan pada
siswa melakukan inkuiri
melalui eksperimen
27. Membeimbing kelompok /
individual
28. Memberi pertanyaan yang
mengarah pada pemecahan
masalah
29. Memberikan penguatan pada
siswa
77
Selain aktivitas guru, yang menjadi sasaran penelitian adalah hasil belajar
siswa. Pada siklus ketiga, hasil belajar siswa menjadi lebih baik lagi. Hal tersebut
Tabel 4.15
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus 3
Dari tabel daftar nilai tes pada tindakan ketiga diatas dapat terlihat adanya
orang yang mendapatkan nilai 65 dengan prosentase 2,56 %. Nilai rata-rata yang
Hasil belajar yang baik yang tergambar pada siklus ketiga ini adalah buah
dari respon siswa terhadap metode inkuiri yang diterapkan khususnya pada mata
pelajaran IPA pokok bahasan cahaya. Respon baik siswa terhadap pembelajaran
Tabel 4.16
PENILAIAN KEGIATAN SISWA
Aspek observasi
No Nama Siswa Tanggung Keterangan
Keaktifan Ketelitian
jawab
1 Ai Lela C C K
2 Amirudin C C C
3 Arip Hidayah C C C
4 Arip Hidayat B B B
5 Arip Munandar B B B
6 Asep Ahmad R B B C
7 Dede M Rahman B B C B = Baik
8 Deni Saprudin B B B
9 Desi Oktaviani B C B C = Cukup
10 Dina Andriana B B B
11 Dudung Ismail B C C K = Kurang
12 Eli Nurjanah C C C
13 Elim Halimah B C C
14 Eneng Nurliani B B B
15 Enjen Jaenal M B B B
16 Fitri Nurjanah B B B
17 Hasan Mubarok B B B
18 Hasanudin B B C
19 Hoerunnisa B B B
20 Hoho Siti J B C C
21 Ikbal Maulana B C B
22 Ila Nurlaela B B C
79
23 Ila Nurmilah C C B
24 Intan Nurajijah B C B
25 Iyan Sopian B C B
26 Kiki Jakiah B B B
27 Lia Yulianti B C C
27 Liah Sopiah C C C
28 Mia Kusmiati B C C
29 M Jaidan B C B
31 Mulyadi B B C
32 Novi Alinda B C B
33 Nurhalimah B B B
34 Pani Julianti B B B
35 Putri Herawati B B C
36 Siti Jenab C B C
37 Sri Nuraeni B B C
38 Yeni Rohaeni B B B
39 Rani Sopiah B B B
Jumlah K - - 1
Jumlah C 7 17 17
Jumlah B 32 22 21
Dengan menyimak data dari tabel di atas, pada siklus ketiga tingkat
keaktifan siswa meningkat dibanding siklus sebelumnya. Pada siklus ketiga, siswa
yang aktif dalam proses belajar mencapai 82,05 %. Hal tersebut menunjukkan
3) Analisis
Pada siklus ketiga terlihat banyak peningkatan hasil belajar. Hal tersebut
dapat terlihat dari perolehan nilai posttes baik individu maupun rata-rata kelas
yang cukup memuaskan. Hal tersebut menunjukkan kinerja guru dalam proses
pembelajaran sudah cukup baik. Selain itu proses pembelajaran di kelas sudah
4) Refleksi
Pada tindakan ketiga ini, terdapat banyak sekali peningkatan hasil belajar .
Keaktifan siswa serta kinerja guru dalam mengajar pun mengalami perubahan
yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri pada
pembelajaran IPA khususnya pokok bahasan cahaya sangat efisien dan efektif
sebagai berikut :
cahaya.
mendorong mereka aktif mencari dan menemukan konsep materi pelajaran dengan
melakukan percobaan-percobaan.
pembelajaran.
Kelima, dengan metode yang variatif, hasil yang dicapai lebih maksimal.
Nilai yang diperoleh siswa sangat memuaskan. Hal tersebut menunjukkan adanya
2. Keinginan serta upaya yang keras dari seorang guru untuk mencari metode dan
dengan benar pada proses pembelajaran IPA khususnya pokok bahasan cahaya.
metode inkuiri, agar dalam pelaksanaannya siswa belajar aktif dan terarah
belajar pada siswa. Grafik perolehan hasil belajar pun meningkat dari siklus
adalh metode yang tetap digunakan pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
Data perolehan nilai hasil belajar dari ketiga siklus dapat terlihat pada tabel
berikut :
82
Tabel 4.17
Rekap Post Tes Hasil Belajar Siswa
Selain tabel nilai hasil belajar siswa, observasi penampilan guru dalam
bahasan cahaya. Berikut ini adalah tabel hasil pengolahan angket setelah di isi
oleh siswa sehubungan dengan penerapan metode inkuiri pada pembelajaran IPA
Tabel 4.18
pelajaran IPA yang mencapai 80,05 %. Penerapan metode inkuiri pada mata
pelajaran IPA pokok bahasan cahaya sangat menarik perhatian siswa sehingga
konsep cahaya melalui metode inkuiri ini mencapai mencapai 76,93 %. Selain itu
metode inkuiri juga memacu semangat siswa dalam belajar, hal ini dapat dilihat
dari prosentase minat dan semangat siswa di dalam proses pembelajaran yang
mencapai 87,18 %. Hampir lebih dari sebagian jumlah siswa memiliki semangat
wawancara terhadap siswa dan guru guna melihat seberapa besar respon mereka
pada pokok bahasan cahaya. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap siswa
sungguh. Belajar IPA menjadi lebih menyenangkan, terlebih lagi ketika mereka
percobaan. Siswa merasa cukup mempunyai waktu dan merasa sangat dihargai
85
percobaan.
merasa inilah metode yang sangat tapat dalam pembelajaran IPA. Siswa memang
pengetahuan terutama dalam mata pelajaran IPA. Namun ada kendala yang
ditemukan ketika metode inkuiri diterapkan pada sekolah yang kurang memiliki
peralatan yang cukup. Tetapi itu semua bisa diakali dengan kreatifitas dan daya
Berdasarkan data dari tabel diatas terlihat peningkatan hasil belajar siswa
pada setiap siklusnya. Perolehan nilai dari pra siklus adalah 56,28. ini
inkuiri dapat diketegorikan rendah atau kurang, karena berada dibawah rata-rata
siklus 1 hasil belajar yang diperoleh cukup baik melebihi batas nilai KKM dengan
nilai rata-rata kelas 65,25. Hasil belajar tersebut terus ditingkatkan dengan
melalui refleksi. Hasil yang diperoleh pada siklus 2 cukup meningkat dengan nilai
maksimal yang diperoleh pada siklus 3 dengan nilai rata-rata kelas 80,79. Hasil
belajar ini merupakan nilai rata-rata kelas yang cukup memuaskan karena sudah
jauh melebihi batas nilai KKM yang ditetapkan sebelumnya. Maka dapat
disimpulkan bahwa dengan penerapam metode belajar yang variatif, efektif dan
Dari tiga siklus yang dilakukan pada saat penelitian, hasil belajar yang
Gambar 4.5
Garfik Nilai Hasil Belajar Siswa
Jumlah Siswa
87
Selain nilai hasil belajar yang meningkat naik, penerapan metode inkuiri
mempengaruhi aktivitas siswa. Aktifitas siswa dari ketiga siklus dapat terlihat dari
grafik berikut:
Gambar 4.6
Grafik Rekap Aktivitas Siswa pada Proses Pembelajaran dengan
Menggunakan Metode Inkuiri
Jumlah Siswa
BAB V
B. Kesimpulan
belajar yang diperoleh siswa kurang baik, masih dibawah rata-rata KKM. Hal
catatan yang diberikan oleh guru tanpa adanya interaksi maupun percobaan
untuk mencari sendiri konsep-konsep IPA yang akan membuat siswa labih
pada aktivitas atau kegiatan pembelajaran yang lebih terfokus pada siswa
belajar. Dalam kondisi ini guru berperan sebagai pembimbing, fasilitator serta
materi.
88
89
cahaya, siswa lebih termotivasi untuk belajar lebih baik dan aktif serta
krestifitas dalam menciptakan gagasan dan ide-ide baru dalam kontek yang
lebih luas.
C. Rekomendasi
dalam pembelajaran IPA di SD pada pokok bahasan cahaya cukup baik. Oleh
karena itu metode tersebut dirasakan sangat efektif bagi guru dalam meningkatkan
1. Bagi guru yang ingin menggunakan metode inkuri dalam proses pembelajaran
kondisi sekolah.
eksperimen.
90
4. Guru harus mampu mengatur waktu seefisien mungkin pada saat inkuiri
dilakukan, sehingga siswa tidak banyak membuang waktu untuk hal-hal yang
sehingga hasil belajar siswa akan lebih baik. Penelitian dapat digunakan pada
Ali, M. (2004). Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru
Algensindo
91
91
www.idtesis.blogspot.com