You are on page 1of 8

NUR CHAYATI PENGAUDITAN I / F0311088 RANGKUMAN MATA KULIAH

BAB 9 MATERIALITAS, RISIKO AUDIT, DAN STRATEGI AUDIT AWAL

MATERIALITAS Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan audit yang harus dikeluarkan. FASB 2 mendefinisikan materialitas sebagai besarnya penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang, demgan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan seseorang yang bijaksana yang mengandalakan informasi tersebut mungkin akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut. Karena auditor bertanggung jawab apakah laporan keuangan salah saji secara material, maka auditor harus berdasarkan temuan salah saji yang material dan menyampaikannya kepada klien sehingga bisa dilaukan tindakan koreks. Auditor mengikuti lima langkah yang saling terkait erat dalam menerapkan materialitas.

Langkah-langkah dalam menerapkan materialitas


Langkah 1 Menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas

Langkah 2 Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke segmen-segmen

Merencanakan luas pengujian

Langkah 3 Mengestimasi total salah saji dalam segmen

Langkah 4 Memperkirakan salah saji gabungan

Mengevaluasi hasil-hasil

Langkah 5 Membandingkan salah saji gabungan dengan pertimbangan pendahuluan atau yang direvisi tentang materialitas

MATERIALITAS DAN RISIKO

MENETAPKAN PERTIMBANGAN PENDAHULUAN TENTANG MATERIALITAS Faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertimbangan pendahuluan auditor tentang materialitas untuk seperangkat laporan keuangan tertentu : 1. Materialitas adalah konsep yang bersifat relatif ketimbang absolut 2. Dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi materialitas 3. Faktor-faktor kualitatif yang juga mempengaruhi materialitas

MENGALOKASIKAN MATERIALITAS DITOLERANSI) KE

PERTIMBANGAN SEGMEN-SEGMEN

PENDAHULUAN (SALAH SAJI

TENTANG DAPAT

YANG

Alokasi pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke segmen-segmen perlu dilakukan karena auditor mengumpulkan bukti per segemen dan bukan untuk laporan keuangan secara keseluruhan. Auditor menghadapi tiga kesulitan utama dalam

mengalokasikan materialitas pada akun-akun neraca : 1. Auditor memperkirakan akun-akun tertentu mengandung lebih banyak salah saji dibanding akun-akun lainnya 2. Baik lebih saji ataupun salah saji harus dipertimbangkan 3. Biaya audit relatif mempengaruhi pengalokasian ini Pada akhir audit, auditor harus menggabungkan semua salah saji aktual dan yang diestimasi. Selanjutnya auditor harus membandingkannyadengan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas.

MENGESTIMASI

SALAH

SAJI

DAN

MEMBANDINGKAN

DENGAN

PERTIMBANGAN PENDAHULUAN Ketika meleksanakan prosedur audit untuk setiap segmen audit, auditor membuat kertas kerja untuk mencatat semua salah salah saji yang ditemukan.salah saji yang ditemukan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Salah saji yang diketahui (Salah saji dalam akun yang jumlahnya dapat ditentukan oleh auditor) 2. Salah saji yang mungkin ( Salah saji yang mungkin terbagi menjadi dua jenis,yaitu salah saji yang berasal dari perbedaan antara pertimbangan manajemen dan auditor tentang estimasi saldo akun serta proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel dari populasi) MATERIALITAS DAN RISIKO 2

RISIKO Terdapat hubungan yang erat antara materialitas dan resiko. Auditor menerima beberapa tingkat risiko atau ketidak pastian dalam melaksanakan fungsi audit. Auditor yang efektif akan mengakui bahwa memang ada risiko dan akan menangani risiko tersebut dengan tepat Model risiko audit PDR = PDR : risiko diteksi yang direncanakan AAR : risiko audit yang dapat diterima IR : risiko inheren CR : risiko pengendalian

Ilustrasi perbedaan bukti antar siklus

Siklus Siklus penjualan dan pembelian penagihan dan pembanyaran auditor Memperkiran Memperkiran A Penilaian atas ekspektasi salah beberapa salah banyak salah saji yang material saji saji sebelum (sedang) (tinggi) pengendalian internal (risiko inheren) auditor Keefektifan Keefektifan B Penilaian atas keefektifan sedang tinggi pengendalian (sedang) (rendah) internal untuk mencegah/ mendeteksi salah saji yang material ( risiko pengendalian ) auditor Kesediaan Kesediaan C Kesediaan untuk membiarkan rendah rendah salah saji yang (rendah) (rendah) MATERIALITAS DAN RISIKO

Siklus penggajian dan personalia Memperkiran sedikit salah saji (rendah)

Siklus Siklus persediaan dan perolehan dan pergudangan pembayaran kembali modal Memperkiran Memperkiran banyak salah sedikit salah saji saji (tinggi) (rendah)

Keefektifan tinggi (rendah)

Keefektifan rendah (tinggi)

Keefektifan sedang (sedang)

Kesediaan rendah (rendah)

Kesediaan rendah (rendah)

Kesediaan rendah (rendah) 3

material tetap ada setelah menyelesaikan audit (resiko audit yang dapat diterima) luas Level sedang D Perencanaan bukti yang akan (sedang) dikumpulan auditor (risiko deteksi yang direncanakan) JENIS-JENIS RISIKO

Level sedang (sedang)

Level rendah (tinggi)

Level tinggi (rendah)

Level sedang (sedang)

Terdapat empat jenis risiko, yaitu : 1. Planned Detection Risk (PDR : Risiko Deteksi Terencana) Ukuran risiko bahwa bukti audit atas segmen tertentu akan gagal mendeteksi keberadaan salah saji yang melebihi suatu nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi. Point utama : PDR hanya akan berubah jika auditor melakukan perubahan pada salah satu dari ketiga faktor lainnya tersebut. Risiko ini menentukan nilai bukti substantif yang direncanakan oleh auditor untuk dikumpulkan, yang merupakan kebalikan dari ukuran PDR itu sendiri. 2. Inheren Risk (IR : Risiko Inheren) Suatu ukuran yang dipergunakan auditor dalam menilai adanya kemungkinan bahwa terdapat sejumlah salah saji yang material (kekeliruan/kecurangan) dalam suatu segmen sebelum ia mempertimbangkan keefektifan dari pengendalian intern yang ada atau kerentanan laporan keuangan terhadap timbulnya salah saji yang material. Hubungan antara IR PDR Bukti audit yang direncanakan : IR saling berlawanan dengan PDR tapi memiliki hubungan yang searah dengan bukti audit. 3. Control Risk (CR : Risiko Pengendalian) Ukuran yang dipergunakan auditor untuk menilai kemungkinan terdapat sejumlah salah saji material yang melebihi nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi atas segmen tertentu akan tidak terdeteksi oleh pengendalian intern yang dimilki klien. CR memperlihatkan : Penilaian tentang keefektifan pengendalian intern yang dimiliki klien untuk mencegah atau mendeteksi salah saji. Kehendak auditor membuat penilaian tersebut senantiasa berada di bawah nilai maksimum (100%) sebagai bagian dari rencana audit yang dibuatnya. 4. Acceptable Audit Risk (AAR : Risiko Akseptibilitas Audit) MATERIALITAS DAN RISIKO 4

Ukuran atas tingkat kesediaan auditor untuk menerima kenyataan bahwa laporan keuangan mungkin masih mengandung salah saji yang material setelah audit selesai dilaksanakan serta suatu laporan wajar tanpa syarat telah diterbitkan. Ketika auditor memutuskan untuk menetapkan suatu tingkat AAR yang lebih rendah, berarti bahwa auditor ingin memperoleh tingkat keyakinan yang lebih tinggi bahwa laporan keuangan tidak mengandung salah saji yang material.

MENILAI RISIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMA Auditor memutuskan risiko penugasan dan kemudian menggunakannnya untuk memodifikasi risiko audit yang dapat diterima. Derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan keuangan adalah ukuran klien, distribusi kepemilikan, sifat dan jumlah kewajiban.

Faktor-faktor

Metode yang digunakan praktisi untuk menilai risiko audit yang dapat diterima

Ketergantungan pemakai eksternal pada laporan keuangan

1. Menelaah laporan keuangan, termasuk catatan kaki 2. Membaca notulen rapat dewan direksi untuk menentuukan rencana masa depan 3. Menelaah formulir 10K untuk perusahaan terbuka 4. Mambahas rencana pembiayaan dengan manajemen

Kemungkinan terjadinya keuangan kesulitan

1. Menganalisis laporan keuangan untuk mengenali dengan menggunakan rasio serta prosedur analitis lainnya 2. Menelaah laporan arus kas historis dan yang diproyeksikan untuk mempelajari sifat arus kas masuk dan arus kas keluar

Integrasi manajemen

Mengikuti prosedur yang dibahas pada bab 8 tentang penerimaan dan kelanjutan klien

MENILAI RISIKO INHEREN Pencantuman risiko inheren pada model risiko audit adalah salah satu konsep terpenting dalam auditing. Auditor harus mempertimbangkan beberapa faktor-faktor utama ketika menilai risiko inheren, antara lain : 1. Sifat bisnis klien 2. Hasil audit sebelumnya 3. Penugasan awal versus penugasanberulang MATERIALITAS DAN RISIKO 5

4. Pihak-pihak yang terkait 5. Transaksi nonrutin 6. Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan tepat 7. Unsur-unsur populasi 8. Faktor yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang tepat 9. Faktor yang berkaitan dengan misapropriasi aktiva

HUBUNGAN RISIKO DENGAN BUKTI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO Sebagai tambahan untuk memodifikasi bukti audit, ada cara lain di mana auditor bias mengubah audit untuk merespon risiko, yaitu apabila bila perjanjian tersebut mungkin membutuhkan staf yang lebih berpengalaman dan perjanjian akan ditelaah kembali lebih teliti daripada biasanya. Risiko audit untuk segmen-segmen Risiko akseptibilitas audit umumnya ditetapkan oleh auditor selama fase perencanaan dan ditetapkan pada tingkat yang sama bagi setiap siklus dan akun utama.beberapa auditor menggunakan tingkat risiko akseptibiltas yang sama atas keseluruhan penugasan audit bagi tiap segmen auditnya. Mengaitkan nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi dan risiko-risiko kepada tujuan audit yang terkait dengan saldo. Para auditor dapat mengasosiasikan sebagian besar resiko pada berbagi tujuan audit yang berbeda dengan efektif, menentukan hubungan antara suatau resiko dengan satu atau dua tujuan audit cukup mudah dilakukan. Batasan Batasan Pengukuran Satu batasan utama dalam penerapan modelresiko audit ini adalah kesulitan pengukuran berbagai komponen model. Sebagian besar auditor menggunakan istilah pengukuran yang lebar dan subyektif, seperti rendah, sedang dan tinggi. Merupakan hal yang cukup sulit untuk suatu auditor dalam mengukur jumlah bukti audit yang diperlukan bagi suatu tingkat rencana deteksi terencana tertentu . dalam menerapkan model risiko audit, auditor sanagt memperhatikan masalah overauditing dan underauditing. Tapi yang paling banyak diperhatikan adalah underauditing, karana hal ini dapat membuat auditor bermasalah dengan hukum. Kertas kerja atas perencanaan pengumpulan bukti audit dari uji rincian saldo. Para praktisi audit mengembangkan beragam jenis kertas kerja untuk membantu mereka

MATERIALITAS DAN RISIKO

dalam menghubungkan berbagai pertimbanagn yang dapat mempengaruhi bukti audit. Sehingga mereka dapat menentukan bukti audit yang tepat yang harus dikumpulkan Hubungan antara risiko, materialitas, dan bukti audit. Konsep-konsep materialtitas dan risiko dalam auditing saling terkait erat dan tak terpisahkan. Risiko merupakan pengukuran atas ketidakpastian, sementara materialitas merupakan suatu pengukuran atas ukuran atau besaran. Secara bersama kedua hal tersebut mengukur tingkat ketidakpastian suatu nilai pada suatu besaran tertentu.

Faktor-faktor yang mempengruhi risiko Ketergantungan pemakai eksternal Kemungkinan kegagalan keuangan Integritas manajemen

Risiko
Risiko audit yang dapat diterima

Bukti audit

Sifat bisnis Hasil audit sebelumnya Penugasan awal vs penugasan berulang Pihak-pihak yang terkait Transaksi nonrutin Pertimbangan yang diperlukan untuk
T L
Risiko inheren

L L T
Risiko deteksi terncana

T T
Bukti audit yang direncanakan

mencatat saldo akun dan transaksi dengan tepat Unsur-unsur populasi Faktor yang berkaitan dengan salah saji yang timbul akibat pelaporan keuangan yang curang Kerentanan aktiva terhadap misapropriasi

Efektifitas pengendalian internal Rencana pengandalan

Risiko pengendalian

L = hubungan langsung ; T = hubungan terbalik

MATERIALITAS DAN RISIKO

MENGEVALUASI HASIL Setelah auditor melakukan perencanaan penugasan dan mengumpulkan bukti audit, hasilhasil audit dapat dinyatakan pula dalam sejumlah istilah dari versi evaluasi atas model risiko audit. Dalam SAS 47, model risiko audit untuk mengevaluasi hasil-hasil audit ini dinyatakan sebagai berikut:

Dimana: AcAR = risiko audit yang tercapai IR CR = risiko inheren = risiko pengendalian

AcDR = risiko deteksi yang dicapai

Terdapat tiga cara untuk mengurangi tingkat risiko audit yang tercapai hingga mencapai satu tingkat risiko yang dapat diterima : 1. Mengurangi tingkat risiko inheren 2. Mengurangi tingkat risiko pengendalian 3. Mengurangi tingkat risiko deteksi yang tercapai dengan meningkatkan uji-uji audit yang subtantif.

MEREVISI RISIKO-RISIKO DAN BUKTI AUDIT Auditor harus melakukan pertimbangan yang sangat hati-hati saat membuat keputusan, dengan berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan, bahwa penilaian awal atas risiko pengendalian atau risiko inheren telah ditetapkan terlalu rendah atau risiko aseptabilitas audit yang ditetapkan terlalu tinggi. Dalam situasi semacam ini auditor mengikuti suatu pendekatan dua langkah. Pertama auditor harus merevisi penilaia awal tentang tingkat risiko yang tepat. Kedua, auditor harus mempertimbangkan pengaruh revisi tersebuit terhadap kebutuhan akan bukti audit, tanpa mempergunakan model risiko audit.

MATERIALITAS DAN RISIKO

You might also like