You are on page 1of 5

ANALGETIK

Analgetik adalah kelompok obat yang memiliki aktivitas menekan atau mengurangi rasa nyeri. Efek ini dapat dipakai dengan berbagai cara : menekan kepekaan reseptor nyeri terhadap rangsangan mekanik, termik, listrik atau kimiawi di pusat atau perifer atau dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin sebagai mediator sensasi nyeri. Golongan ini dapat dibagi menjadi analgesik opioid dan analgesik non opioid. Golongon opioid menghilangkan rasa nyeri yang bekerja sentral di sistem saraf pusat sedangkan golongan non opioid atau aspirin-like drugs berkerja dengan menghambat biosintesis prostaglandin. Beberapa metode dapat digunakan untnuk menentukan efek analgesik dari suatu senyawa dan tergantung dari rangsang nyeri: Rangasangan Panas A. Metode Wolfe-Macdonald Metode ini menggunakan lempeng panas dari seng. Hewan coba diletakkan diatas lempeng tersebut pada suhu tertentu (50-600C) dalam silinder kaca, silinder kaca dimaksudkan agar hewan tetap berada di atas lempeng panas. Reaksi sakit ditunjukkan dengan gerakan-gerakan kaki belakang, depa, atau keduanya yang menyatakan rasa nyeri setempat. B. Metode Eddy-Leimbach Metode ini menggunakan lempeng panas, lempeng panas diletakkan diatas campuran ethyl formeat dan aseton mendidih yang dapat mempertahankan lempeng tersebut pada suhu 5555,50C. C. Metode Grotto-Sulman Metode ini menggunakan kotak plastik. Ekor hewan dibenamkan dalam penangas air pada suhu 500C. Respon nyeri berdasarkan atas pergerakan ekor tersebut. D. Metode Jentik Ekor DAmour dan Smith Metode ini berdasarkan atas reaksi hewan terhadap rangasangan radiasi lampu osram 6460 bellaphot. Rangsangan tersebut dikenakan pada bagian tengah ekor hewan tersebut. Alat analgesimeter terdiri dari silinder yang terdiri dari suatu alat pengatur cahaya, lensa, dan lampu osram 6464 bellaphot. Hewan yang akan digunakan diletakkan di dalam kandang kecil sedemikian rupa sehingga ekornya terletak di luar dan diletakkan di atas celah yang sempit. Bila hewan tenang makan diberi rangsangan nyeri, reaksi jentik ekor terhadap rangsangan nyeri yang langsung dapat dibaca pada alat pencatat digital. Rangsangan Tekan (Rendall dan Selitto) Metode ini berdasrkan tekanan yang diberikan pada ekor hewan dengan semprit yang berisi minyak mineral. Semprit tersebut dihubungkan dengan semprit lain dan suatu manometer air raksa sehingga membentuk pipa T. Respon ditandai dengan hewan meronta dan mencicit, bila ekornya diebri tekanan yang cukup besar.

Rangsangan Listrik (Mielsen) Metode ini menggunakan rangsangan listrik yang dikenakan pada ekor melalui elektroda yang dibalut emas. Elektroda dikaitkan dengan penjepit berpegas dan penjepit lain yang berkait pada wadah berisi hewan. Elektroda dapat masuk ke dalam ekor hewan sampai 25mm dari pangkal ekor. Kejutan diberikan setiap detik sampai didapat respon hewan mencicit. Rangsangan Zat Kimia (Ziegmund) Metode ini menggunakan senyawa kimia yang dapat menimbulkan rasa nyeri, seperti: asam asetat, HCL 2%, 5-hidroksitriptamin, phenyl benzoquinon, bradikinin, dll. Senyawa tersebut diberikan secara intraperitoneal 30 menit sebelum diberikan obat. Reaksi nyeri diperlihatkan ioleh hewan antara lain: menggeliat, menggeser-geserkan perut pada alas kandang. Jumlah geliat langsung diamati selama 30 menit dengan selang waktu 5 menit.

Praktikum Analgetik Metode Geliat Asetat Selasa,1 Oktober 2013


Dasar : Petidin adalah analgetik opioid yang memiliki efek analgetik kuat dibandingkan AINs Tujuan : Untuk mengetahui efek analgetik dari petidin dan membandingkan dengan AINs Bahan Alat : Mencit putih jantan usia 7-9 minggu dan berat badan 20-35 gram Aquadest Larutan asam asetat glacial 0,1 ml dengan konsentrasi 1% Injeksi Petidin 0,13 ml Garam Fisiologis 0,13 ml (injeksi NaCl) Etanol : Jarum suntik Stopwatch Timbangan mencit

Cara Kerja 1. Setiap kelompok menyiapkan 2 ekor mencit, 1 ekor mencit diberi injeksi petidin dan 1 ekor lagi diberi garam fisiologis (NaCl) 2. 1 ekor mencit diinjeksi petidin 0,13 ml di daerah intra peritoneal dan di tunggu sampai 5 menit 3. 1 ekor mencit diinjeksi NaCl 0,13 ml di daerah intra peritoneal dan di tunggu sampai 5 menit 4. Setelah 5 menit, diberikan injeksi asam asetat glacial 0,1 ml dengan konsentrasi 1% secara intraperitoneal. 5. Kemudian diamati dan dicatat jumlah geliat yang ditunjukkan mencit setiap 10 menit selama 90 menit 6. Kemudian hasil pengamatan dihitung dengan rumus persen proteksinya yaitu : Persen Proteksi = ( 1- P/K ) x 100 % Keterangan :P K = Jumlah geliat kelompok perlakuan = Jumlah geliat kelompok control negatif

PRAKTIKUM ANALGETIK METODE HOT PLATE Kamis, 3 oktober 2013


Tujuan : untuk mengetahui efek analgesik dari novalgin. Alat dan Bahan : 1. Mencit dengan jenis kelamin dan berat badan yang sama 2. Beaker glass 3. Waterbath yang berisi air 4. Jarum suntik 5. Novalgin inj 6. Larutan garam fisiologis 7. Etanol Prosedur Kerja: 1. Timbang mencit dan hitung dosis yang diberikan 2. Beaker glass dimasukkan dalam waterbath yang berisi air, kemudian waterbath dipanaskan hingga suhu 65C. Setelah suhu mencapai 65C, mencit dimasukkan kedalam waterbath tersebut 3. Amati respon yang terjadi, yaitu berupa gerakan menjilat kaki dan atau melompat. Pengamatan dilakukan selama 1 menit. Catat respon yang terjadi 4. Suntikkan novalgin inj 0,013 ml pada mencit pertama dan larutan garam fisiologis (NaCl inj) 0,013 ml pada mencit kedua secara intraperitoneal. Tunggu 5 menit 5. Mencit kemudian dimasukkan kembali ke beaker glass untuk diamati sebanyak 4x, yakni pada menit ke 30, 60,90, dan 120 6. Catat respon yang terjadi pada tiap pengamatannya

Data Pengamatan Respon pada Masing-masing Kelompok Jumlah Respon Tikus Setelah Perlakuan 30 menit 60 menit 90 menit L J T L J T L J T

Perlakuan

Sebelum Perlakuan L J T

120 menit L J T

Keterangan: L : Lompat J : Jilat T : Total

You might also like