You are on page 1of 13

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM EKSPERIMEN IIA DERET BALMER (DB)

Nama NPM Partner NPM Hari/Tgl Praktikum Asisten

: Siska Pratiwi : 140310110035 : Sasti Dwi T D : 140310110036 : Selasa/24 September 2013 :

Laboratorium Fisika Eksperimen Lanjutan Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran 2013

LEMBAR PENGESAHAN DERET BALMER (DB)

Nama NPM Partner NPM Hari/Tgl Praktikum Asisten

: Siska Pratiwi : 140310110035 : Sasti Dwi T D : 140310110036 : Selasa/24 September 2013 :

Laporan Awal

Speaken

Laporan Akhir

Speaken Lapak

Jatinangor, 24 September 2013 Asisten

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Telah diketahui dalam dualisme cahaya, dimana cahaya dapat dipandang sebagai gelombang atau berkas. Ketika dipandang sebagai gelombang yang merambat dengan frekuensi dan panjang gelombang tertentu mengenai suatu zat, maka sebagian energinya akan diserap dan sebagian akan dipantulkan. Elektron valensi memegang peranan penting dalam suatu molekul penyusun atom hingga terbentuk suatu materi. Jika dikenakan suatu energi, Elektron elektron yang dimiliki suatu molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi). Zat mampat pada temperatur yang berbeda akan memancarkan radiasi dengan panjang gelombang dan intensitas yang berbeda pula. Panjang

gelombang dalam setiap deret spektral dapat dispesifikasikan dengan rumus emiris sederhana. Deret spektral pertama yang memperlajari bagian spektrum hidrogen adalah deret Balmer. Dengan deret balmer hidrogen dan analisis spektrumnya, dapat ditentukan berbagai panjang gelombang.

1.2 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana menentukan berbagai panjang gelombang dari spektrum hidrogen dengan deret balmer yang memanfaatkan berbagai spektrum yang dihasilkan lampu balmer ?

1.3 Tujuan 1. Mempelajari striktur elektronik atom hidrogen dan atom atom lainnya 2. Memahami kuantisasai energi elektron atomik 3. Memahami mekanisme pemancaran cahaya (foton) oleh suatu atom

BAB II TEORI DASAR

2.1 Spektroskopi Spektroskopi adalah studi tentang analisis cahaya sebagai fungsi dari panjang gelombang. Sedangkan spektrum adalah warna warna yang timbul ketika cahaya polikromatik dilalukan pada sebuah media pendispersi. Terdapat dua macam jenis spektrum yaitu spektrum kontinu ( energi pada seluruh panjang gelombang) dan spektrum diskret (energi hanya pada panjang gelombang tertentu).

2.1.1 Spektrum Kontinu Spektrum kontinu dapat dihasilkan oleh sembarang benda padat, cair ataupun gas yang berada pada temperatur di atas nol mutlak. Spektrum ini termasuk yang paling sederhana karena bentuknya hanya tergantung pada temperatur sumber, contohnya pelangi. Karakteristik spektrum kontinu adalah : 1. Dihasilkan pada semua panjang gelombang oleh objek baik padat, cair, maupun gas yang memiliki temperatur di atas nol mutlak 2. Bentuk spektrumnya hany abergantung pada temperatur benda sumber. 3. Benda dengan temperatur lebih tinggi akan menghasilkan cahaya yang lebih banyak pada seluruh panjang gelombang. 4. Untuk temperatur yang lebih tinggi, puncak spektrum bergeser ke arah panjang gelombang yang lebih pendek atau frekuensi tinggi. 5. Perubahan kecil dalam temperatur akan menghasilkan perubahan besar dalam jumlah energi yang dipancarkan tip satuan luas permukaan benda sumber, pernyataan ini dikelan dengan dengan Hukum Stefan Boltzman F = T4

Gambar 1. Spektrum Radiasi Elektromagnetik

2.1.2 Spektrum Diskret Garis Absorpsi ini merupakan spektrum kontinyu diselang-seling dengan garis-garis gelap pada panjang gelombang tertentu. Di bintang, garis gelap tersebut dibentuk oleh gas dingin renggang menyerap energi pada panjang gelombang tertentu dari cahaya yang dihasilkan gas panas mampat di bawahnya. Berbeda dengan spektrum absorpsi, soektrum emisi dihasilkan oeh gas panas yang renggang. Contohnya di bawah ini menunjukan spektrum diskret dihasilkan oleh gas hidrogen

Gambar 2. Spektrum Diskret

Skema pembentukan kedua jenis spektrum di atas dijelaskan melalui gambar di bawah ini. Terlihat bahwa spektrum dengan garis absorpsi terbentuk ketika temperatur gas renggang lebih rendah daripada temperatur sumber cahaya sumber cahaya di latar belakang. Dalam keadaan ini, spektrum dengan garis emisi terbentuk ketika gas renggang berpijar. Pada spektrum diskret, pola garis yang terbentuk tergantung pada komposisi kimiawi gas renggang, masing masing unsur kimia atau molekul memiliki pola garis yang khas. [1]

Gambar 3. Pembentukan Spektrum

2.2 Deret Balmer Pengamatan menunjukan bahwa gas yang bersuhu tinggi memancarkan cahaya dengan spektrum gari yang memiliki garis keteraturannya sendiri. Spektrum gas juga juga dapat diperoleh dengan menempatkan gas itu di dalam tabung yang diberi beda potensial cukup tinggi.

Tabel 1. Literatur Panjang Gelombang Spektrum Hidrogen

Atom hidrogen merupakan atom yang paling sederhana. Terdiri dari sebuah proton dan sebuah elektron. Pada tahun 1913 Niele Bohr mengajukan postulat tentang atom hidrogen, sebagai berikut : 1. Atom hidrogen terdiri dari sebuah elekron yang bergerak dalam suatu lintasan edar berbentuk lingkaran mengelilingi inti atom, gerak elektron tersebut dipengaruhi oleh gaya tarik coulomb sesuai dengan kaidah mekanika klasik. 2. Lintas edar elektron dalam atom hidrogen yang mantap hanyalah yang mempunyai harga momentum anguler L yang merupakan kelipatan dari tetapan planck di bagi 2. [2]

Pengukuran panjang gelombang yang dipancarkan oleh atom hidrogen tereksitasi didasarkan pada prinsip interferensi dengan menggunakan kisi kisi interferensi konstruktif terjadi bila beda lintasan merupakan kelipatan dari

panjang gelombangnya. Lebar kisi dapat dihitung dengan mengunakan kisi difraksi. =R( )

Deret Balmer merupakan himpunan garis spektrum atom hidrogen yang bersangkutan dengan de-eksitasi ke edaran dengan bilangan satu utama n = 2. Garis dengan panjang gelombang terbesar 656,3 nm diberi lambang H disebelahnya yang panjang gelombangnya 486,3 nm diberi lambang H , dan seterusnya. Ketika panjang gelombangnya bertambah kecil, garisnya didapatkan bertambah dekat dan intensitasnya lebih lemah sehingga batas deret pada 364,6 nm dicapai, diluar batas itu tidak terdapat lagi garis yang terpisah, hanya terdapat spektrum kontinu yang lemah. Setiap zat bila dipanaskan atau dieksitasi dengan medan listrik dapat memberikan spektrum yang khas dengan memancarkan energi radiasi. Spektrum yang didapatkan dengan cara ini disebut dengan spektrum emisi. Matahari memancarkan cahaya dari semua warna yang menghasilkan spektrum kontinu. Atom dalam keadaan tereksitasi dapat memancarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang menghasilkan spektrum garis. Spektrum garis merupakan sifat yang khas dari atom. Kedua spektrum kontinu dan spekrum garis yang disebut diatas merupakan spektrum emisi. [3] Deret Balmer hanya berisi panjang gelombang pada bagian tampak dari spektrum hidrogen. Garis spectral hidrogen dalam daerah ultra ungu (ultra violet) dari infra merah jatuh pada beberapa deret lain. Dalam daerah ultra ungu terdapat deret Lyman yang mengandung panjang gelombang yang ditentukan oleh rumus

R(

1 1 - ) n 2 ,3,4,... 12 n2

BAB III PROSEDUR PERCOBAAN

3.1

Alat dan Bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Balmer lamp (Hidrogen, Natrium, Nitrogen) Balmer lamp, power supply unit Bench top clamp Small optical bench Leybold multiclamps 6 buah Adjustable slit Spring clamp holder Copy of the Rowland grating Lens f = 50 mm

10. Lens f = 100 mm


11. Translucent screen

3.2

Prosedur Percobaan 1. Disusun peralatan optis seperti pada gambar. 2. Dinyalakan lampu, kemudian ditunggu sekitar 1-2 menit, diukur pita spektrum biru, biru-hijau dan merah dari terang pusat. 3. Divariasikan jarak kisi ke layar (24 variasi), melakukan prosedur 2.

BAB IV TUGAS PENDAHULUAN

1. Amati Spektrometer dari gas hidrogen terionisasi, hitung panjang gelombang dari gas merah, biru dan ungu 2. Hitung energi foton yang terkait dengan masing-masing warna di atas dalam joules 3. Bandingkan hasil perhitungan energi anda dengan perbedaan energi yang ditunjukan oleh beberapa referensi , apakah sama ? apa makna dari perbedaan energi tersebut.? 4. Siapkan tabel energi total untuk n = 1-7. Untuk setiap foton cahaya tampak yang teramati , tentuka bilangan kuantum n yang menunjukan dari level mana dieksitasi ke n=2 pada atom hidrogen tersebut terjadi. 5. Warna mana yang memiliki energi tertinggi ( terendah)? 6. Tentukan panjang gelombang balmer minimum dalam deret Balmer dengan mengasumsikan n = . Apakah berada di daerah tampak?

Jawaban 1. Rumus Balmer untuk panjang gelombang memenuhi n = 3,4,5,

R sebagai tetapan Rydberg, yang mempunyai harga R = 1,097 x 107 m-1 R = 0,01097 nm Untuk Berbagai spectrum cahaya : A. Merah (dari n = 3 ke n = 2), maka ( )

B. Biru (dari n = 4 ke n = 2), maka ( )

C. Ungu (dari n = 6 ke n = 2), maka ( )

2. Menghitung energi foton

Sehingga : ( ( ( ) ) ) ( ( ( )( )( )( ) ) )

3. Perbedaanya tidak jauh bahkan hampir sama, jika dibandingkan dengan literatur . dapat dilhat dari nilai E dari lieratur Ef (Merah) = 3,0372 x 10-19 Joule Ef (Biru) = 4,0915 x 10-19 Joule Ef (Ungu) = 4,8492 x 10-19 Joule 4. Tabel tingkat energi dengan rumus En = -13,6 ev /n2
n 1 2 En (ev) -13,6 -3,4 En (Joule) -2,176E-18 -5,44E-19

3 4 5 6 7

-1,5111111 -0,85 -0,544 -0,3777778 -0,277551

-2,4178E-19 -1,36E-19 -8,704E-20 -6,0444E-20 -4,4408E-20

pada jawaban nomor 1, bilangan kuantum n yang menunjukan cahaya tampak ketika dieksitasi ke n=2 adalah :

Merah (n = 3)

Biru (n = 4)

Ungu (n = 6)

Berdasarkan soal nomor 4, dapat diketahui bahwa bilangan kuantum n yang dieksetitasi ke n = 2 untuk masing-masing cahaya tampak, maka dapat dihitung energi totalnya dengan menggunakan rumus : Et = Ei Ef Et (Merah) = E3 E2 =( -1,51 (-3,4) ) ev = 1,89 ev Et (Biru) = E4 E2 =( -0,85 (-3,4) ) ev = 2,55 ev Et (Ungu) = E6 E2 =( -0,37 (-3,4) ) ev = 3,02 ev 5. Terlihat bahwa warna yang memiliki energi tertinggi adalah warna Ungu , karena panjang gelombangnya pun lebih rendah dari yang warna lainnya 6. Batas deret bersesuaian dengan n = , panjang gelombangnya minimum dan bisa ditentukan dengan rumus = 4/R , maka

Tidak ada pada daerah cahaya tampak.

Daftar Pustaka

[1]

Aria Utama, Judistira, M.Si. ________. Modul Spektroskopi.Pdf http://www.scribd.com/document_downloads/direct/15996688 [online] diakses 22 September 2013

[2]

Spektroskopi.pdf http://www.scribd.com/document_downloads/direct/93643089 [online] diakses 22 September 2013

[3]

Beisser, Arthur. 1990. Konsep Fisika Modern Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga.

You might also like