You are on page 1of 9

Part *4 Shinhye memperhatikan seung-yong, ''seungho ah, aku hamil. Kita akan punya anak''. ''mweo???'', teriak seung-yong.

''kapan aku menghamilimu!!'', kata seung-yong lagi. Shinhye hanya bisa melongo mendengar pernyataan seungho sedangkan namja itu asik menikmati makanannya. ''apa kau bilang??'', seru shinhye. *pletak* shinhye memukul seung-yong dengan sendok. ''kau memukulku lagi?? Aiss!!'', seru seung-yong mencengkram tangan shinhye erat lalu menatap yeoja itu lekat. ''kau seorang gadis yang punya kebiasaan memukul kepala orang! Aku bisa saja mematahkan tanganmu'', teriak seung-yong setengah emosi. ''tega2nya kau bilang tidak pernah menghamiliku? lalu siapa yang membuatku hamil kalau bukan kau??'', teriak shinhye ngotot. Seung-yong pov #gadis ini benar2 menakutkan? Jika memilih hidup sehari bersamanya, lebih baik aku mati. kenapa ada gadis sepertinya? Putra mahkota sungguh tragis memiliki gadis ini. Aku penasaran berapa benjolan yang ada di kepalanya akibat sering dipukul gadis ini#end.

''lepaskan tanganku!!'', teriak shinhye seraya menarik tangannya. ''tidak akan ku lepaskan'', seru seung-yong dan semakin erat mencengkram tangan shinhye. Shinhye menggigit tangan seung-yong. ''hyaaa!! aiss!!'', teriak seung-yong lalu mengibaskan tangannya karena kesakitan. Shinhye berlari keluar dari paviliunnya dan seung-yong mengejarnya. ''tunggu! Hei kau!'', seru seung-yong. ''tidak!'', teriak shinhye. ''aku akan menangkapmu. Awas saja'', Shinhye terus berlari namun langkahnya terhenti tatkala melihat rombongan ibu suri.

''ibu suri'', sapa shinhye. Ibu suri hanya memandang shinhye sinis tanpa membalas sapaan gadis itu lalu melihat sosok putra mahkota yang telah kembali ke istana. ''putra mahkota??'', sapa ibu suri tersenyum. Seung-yong hanya diam memandang wanita didepannya itu. ''aku tidak boleh gegabah lagi, posisiku sekarang begitu menguntungkan. Siapapun wanita ini, yang pasti dia orang yang sangat dekat dengan putra mahkota'', batin seung-yong. ''kau sudah kembali? Kenapa kau tidak menemuiku?'', tanya ibu suri tersenyum. Seung-yong tersenyum kaku, ''aku akan menemuimu nanti, maafkan aku''. ''apa kau sudah bertemu dengan yoona?'', tanya ibu suri lagi. ''yoona?? Apakah gadis itu bernama yoona?'', batin seung-yong. ''oh ya, aku sudah bertemu dengannya''. ''yoona sangat khawatir denganmu, kau harus lebih perhatian dengannya''. Shinhye hanya terdiam tanpa menyahut sepatah katapun. Shinhye pov #aku ingin berteriak pada ibu suri, kenapa memperlakukan aku seperti ini? Apakah ibu suri bisa menunjukkan dimana letak kesalahanku sehingga aku tidak pantas untuk yoo seungho? Ini sangat menyakitkan#end. ''bukankah istriku adalah dia? gadis yang bernama yoona itu bukan istriku, aku tidak perlu bersikap berlebihan padanya'', kata seung-yong. Shinhye menoleh ke arah seung-yong lalu tersenyum. Kata2 pria itu membuatnya sedikit lega. Mendengar seung-yong membela shinhye membuat ibu suri marah dengan menatap yeoja itu tajam. ''shinhye tidak pantas untukmu, kau tidak tahu asal usulnya, sedangkan yoona anak dari kepala biro keamanan, dari keturunan bangsawan'', kata ibu suri. ''ibu suri, kenapa anda selalu bersikap seperti itu padaku?'', tanya shinhye. ''karena aku tidak menyukaimu. Itu sudah sangat jelas bukan? Aku rasa kau sudah menyadarinya''.

Shinhye pergi meninggalkan seung-yong dan rombongan ibu suri. Seung-yong memandang shinhye berlari semakin jauh darinya, ''ternyata gadis itu begitu menderita, istana ini begitu jahat padanya dan juga gadis yang bernama yoona itu''. ''sikapmu pada shinhye membuatku semakin membencinya, seungho ah!'', kata ibu suri. Seung-yong berlalu dari tempat itu dan ibu suri memanggil namja itu untuk kembali. ''putra mahkota!!'', panggil ibu suri. Seung-yong menoleh. ''jangan lupa, kau temui yoona''. ''ne! Aku akan menemui istriku dulu''. ''mweo? Seungho ah'', teriak ibu suri. Seung-yong terus berjalan tanpa memperhatikan ibu suri yang terus memanggilnya. ''wanita tua itu cerewet sekali. Aku saja tidak betah mendengar ocehannya. Apalagi gadis itu setiap hari selalu mendapat perlakuan yang tidak baik'', guman seung-yong.

=taman sekolah seni= Shinhye duduk di taman sekolah seni dan perlahan menghapus air matanya. ''aku akan tetap bertahan. Aku akan bersikap biasa walau aku harus berdiri di tempat yang tidak biasa'', guman shinhye. ''shinhye ah, kau punya karakter seperti rajawali. Kau pasti bisa hadapi ini semua! Phaitting!'', kata shinhye pada dirinya sendiri. Hongki melihat shinhye dari kejauhan lalu datang menghampiri gadis itu. ''apa yang kau pikirkan?'', tanya hongki. Shinhye menoleh lalu tersenyum ke arah hongki. ''anio, gwaenchana, apa kau sudah selesai mengajar?'', kata shinhye. Hongki menggeleng lalu duduk di sisi shinhye. ''apa ibu suri memperlakukanmu dengan tidak baik lagi?'', tanya hongki. shinhye mengangguk, ''uhm hongki ah, apa yang membuatku tidak layak berada disini?''. ''kau layak ada disini. Jangan pikirkan apa kata orang. Tetaplah menjadi pribadi yang hangat seperti shinhye ku dulu''. ''mweo?? Apa maksudmu dengan shinhye ku dulu?''.

''uhm anio. Maksudku shinhye yang ku kenal'', ucap hongki sedikit gugup. Shinhye tertawa melihat ekspresi wajah hongki yang terlihat tegang. Hongki ikut tertawa untuk menghilangkan rasa gugupnya. ''kenapa kau jadi gugup seperti itu, hongki ah'', kata shinhye sambil menutup mulutnya karena menahan tawa. ''bagaimana kabar putra mahkota?''. ''jal jinaeseyo (baik2 saja). Aku merasa seungho sedikit berbeda, tatapan matanya sangat berbeda''.

Seung-yong mencari shinhye dan melihat gadis itu duduk di taman sekolah seni dengan hongki. ''siapa pria itu?'', guman seung-yong lalu mulai mendekati mereka. Mendengar shinhye dan hongki membicarakan dirinya, seung-yong menjadi enggan untuk menemui mereka. ''mereka membicarakan aku? Aku harus tetap waspada'', batin seung-yong.

=di tengah hutan= Gerombolan hitam itu sedang membicarakan tentang posisi mereka yang sudah tercium oleh biro keamanan joseon. ''ketua, apa mungkin kita tidak bisa merampok kaum bangsawan lagi? Posisi kita sudah sangat berbahaya'', kata seorang dari gerombolan itu. Chul-ho hanya terdiam dan tampak sedang berpikir. ''ketua, apa yang akan kita lakukan? Rakyat miskin yang selalu berharap pemberian dari kita, bagaimana kita bisa menolong mereka lagi?''. ''mweoya? Merampok untuk dibagi kepada rakyat miskin?'', batin chul-ho begitu terkejut ternyata selama ini gerombolan hitam merampok untuk kepentingan rakyat. ''ketua? Ketua bang chulyong?'', panggil seorang anak buah chulyong kepada chul-ho. ''mweoya?''. ''ketua, kau terlihat berbeda''. ''anio, aku hanya sedikit terkejut. Gwaenchanayo!''. Seungho pov

#inikah gambaran kerajaan yang aku pimpin dengan banyak rakyat miskin diluar gerbang istana? Dengan kelompok yang menentang kaum bangsawan untuk membela rakyat miskin hingga rela dianggap sebagai penjahat? Ya Tuhan, kemana aku selama ini hingga aku tidak menyadarinya#end. Chul-ho menyuruh anak buahnya untuk mencari informasi di pusat joseon. Menjelang malam, anak buah suruhan chul-ho kembali ke hutan. ''ketua?'', panggilnya. Chul-ho yang sedang istirahat tertidur dibawah pohon membuka matanya, ''mweo?''. ''aku melihat prajurit joseon mengumumkan penerimaan prajurit baru, aku rasa biro keamanan memiliki suatu rencana. Apa yang akan kita lakukan?''. ''ya itu bagus, itu seperti yang aku harapkan, terima kasih'', kata chul-ho lalu menepuk bahu pria itu dan tersenyum. Tiba2, anak buah chul-ho meneteskan air mata, dia menangis sambil tersenyum. ''kau kenapa?'', tanya chul-ho penasaran melihat anak buahnya tiba2 menangis. ''ketua mengucapkan terima kasih padaku, aku sangat terharu. aku belum pernah mendengar itu sebelumnya'', kata pria itu lalu menghapus air matanya. Chul-ho tersenyum, ''sekarang hapus air matamu, jadilah kuat layaknya seorang laki2 dan bijaksana layaknya seorang pria''. Pria itu mengangguk, ''gomapseumnida sunbaenim''. ''sekarang istirahatlah'', kata chul-ho. ''apa kau sudah makan,ketua? Tidak ku biarkan kau kelaparan''. ''kelompok ini begitu memperhatikanku. Aku bangga pada kalian'', kata chul-ho lalu masuk ke dalam pondok. Beberapa orang dari kelompok itu saling berbisik. ''bagaimana kesanmu dengan perubahan sikap ketua?'', tanya seorang pria yang berdiri di dekat pohon. ''neomu joahae'', jawab mereka serentak.

=malam hari, rumah yoona=

Yoona mendekati ayahnya yang baru saja pulang dari biro keamanan. ''ayah, aku dengar biro keamanan sedang membutuhkan prajurit baru?'', tanya yoona. Tuan im mengangguk, ''yoona ah, neomu phigonhaeyo (aku sangat lelah)''. ''aku akan menyiapkan air hangat untuk ayah''. ''apa kau sudah menemui seungho hari ini?''. ''kenapa ayah memaksaku. Tidak perlu terburu2''. ''ibu suri sangat mendukungmu, tidak ada halangan lagi, tinggal kau meyakinkan seungho''. Yoona mengangguk lalu pergi ke dapur.

=paviliun shinhye= Seung-yong terlihat kikuk melihat seorang yeoja tidur sekamar dengannya. ''kenapa menatapku seperti itu?'', tanya shinhye. ''anio, kenapa tempat ini jadi panas sekali'', ucap seung-yong sambil mengibaskan telapak tangannya. Shinhye menatap seung-yong, ''seungho ah kau semakin tampan. Aku sangat menyukainya''. ''mweo? Aiss!!'', ujar seung-yong sambil mendorong muka shinhye ke belakang. ''hyaaa!!!'', shinhye memukul seung-yong dengan bantal. Seung-yong tidur membelakangi shinhye dengan selimut hampir menutup seluruh tubuhnya. ''aku begitu gugup. Ya benar2 gugup, tidur bersama seorang yeoja seperti ini. Ya ampun!'', batin seung-yong.

''Uhm, seungho ah, apa kau ingin pergi bersamaku, kita bermain lampion'', ajak shinhye. ''mana ada lampion disini, kau seperti anak umur 5 tahun'', kata seung-yong lalu berbalik memandang shinhye. ''kita pergi ke tempat hongki, disana ada banyak lampion''. ''guraeyo (baiklah), gaja! (ayo pergi)''.

Seung-yong beranjak dari tempat tidurnya dan membuka pintu paviliun.

Tidak lama kemudian, shinhye dan seung-yong sampai dikediaman hongki. *tok tok tok* Shinhye mengetuk pintu rumah hongki. ''hongki ah! Hongki ah!'', panggil shinhye. Didalam rumah, hongki sedang sibuk dengan lampion2nya mendengar shinhye mengetuk pintu rumahnya. ''eung, shinhye ah, ada apa?'', tanya hongki. ''apa kau punya lampion untukku?'', tanya shinhye. Hongki memandang seung-yong yang berdiri di samping shinhye. ''hai, halo uhm hongki ah'', ucap seung-yong kaku. Hongki mengangguk dan terkesan cool.

Hongki memperhatikan seung-yong yang sudah berlalu dari pelataran rumahnya di komplek asrama sekolah seni. ''apa yang terjadi dengan seungho. Benar kata shinhye, seungho sedikit berbeda'', guman hongki.

Shinhye dan seung-yong keluar dari istana namun dihalangi oleh penjaga pintu gerbang. ''biarkan kami keluar'', kata shinhye. ''tidak, ini peraturan. joesonghamnida'', kata penjaga pintu. ''buka pintunya!! Putra mahkota yang memberimu perintah'', teriak seung-yong. Penjaga pintu itu terpaksa membuka pintu gerbang untuk shinhye dan seung-yong.

Seung-yong menggandeng tangan shinhye. (ost 4 minute- creating love) Shinhye tersenyum, ''gomaweoyo, walau kau sedikit berbeda tapi genggaman tanganmu masih tetap hangat''.

Seung-yong tersenyum, ''akupun merasakan hal yang berbeda didalam diriku''. ''mweo? Berbeda? Bagaimana rasanya?''. ''itu rahasia seorang pria, aku tidak akan memberitahumu''.

Shinhye dan seung-yong berjalan beriringan ke arah padang rumput, tempat biasa shinhye menerbangkan lampionnya. Disaat yang sama, chul-ho berjalan untuk menikmati udara segar di malam hari. ''ketua, kau akan pergi kemana? Ini sudah sangat larut?'', tanya seorang pria yang sedang berdiang didekat api unggun. ''aku hanya ingin menikmati udara malam, aku akan segera kembali'', kata chul-ho. Langkah kakinya menapaki jalanan setapak di dalam hutan dan Matanya tertuju pada padang rumput, tempat dimana ia dan shinhye menerbangkan lampion. ''padang rumput ini, tempat dimana aku dan shinhye menerbangkan lampion. Aku sangat mengenali tempat ini'', guman chul-ho. ''shinhye ah, mianhae aku belum bisa menemuimu sekarang'', ucapnya lirih. Chul-ho memasuki area padang rumput. Ketika sedang menikmati indahnya rasi bintang orion di langit dan didalam kegelapan padang rumput, chul-ho sayup2 mendengar suara dua orang namja dan yeoja semakin mendekat ke arahnya. ''kenapa kau memilih tempat ini, shinhye ah?'', tanya seung-yong. ''aiss!! Kenapa kau baru protes sekarang? Bukankah setiap kita menerbangkan lampion selalu disini?'', seru shinhye. ''tempat ini sangat gelap untukmu, bagaimana jika nanti ada lubang dan kau terjungkal lalu terantuk batu?'', kata seung-yong sedikit khawatir mengingat shinhye sedang hamil. ''aku tidak takut, karena ada kau disini''. Seung-yong menoleh ke sekeliling padang rumput. ''tempat ini sepertinya tidak jauh dari pondokku, uhm'', batin seung-yong.

Ditempat yang tidak terlihat oleh shinhye dan seung-yong, disisi lain dipadang rumput itu, chulho merasa mengenali suara yeoja itu. ''itu seperti suara shinhye, apa aku sedang bermimpi?'', guman chul-ho.

''mana lampionnya?'', pinta seung-yong. ''sebentar, aku sedang mencari pematiknya'', ujar shinhye lalu tanpa sengaja menjatuhkan pematik api miliknya. ''eomeo! Pematiknya jatuh'', shinhye meraba2 rerumputan didekatnya untuk mencari pematik api miliknya. ''hyaa!! Aku baru tahu ada seorang putri istana yang bodoh sepertimu'', gerutu seung-yong. ''apa kau bilang? Apa kau ingin aku memukulmu lagi, jangan katakan aku bodoh'', teriak shinhye. ''waeyo?''. ''apa kau tidak ingat dulu kau selalu mengataiku dengan sebutan gadis ayam yang bodoh?''. ''baik baik. jangan cerewet, teruslah mencari pematik itu''. Seung-yong membantu shinhye mencari pematik api miliknya. Beberapa saat kemudian, ''yak ketemu'', seru shinhye lalu menyalakan pematik api miliknya itu. Seung-yong menatap shinhye dengan senyuman. ''gadis ini bisa tersenyum bahagia hanya karena menemukan pematik api miliknya'', batin seungyong.

Disisi lain, chul-ho penasaran dengan dua sejoli yang sibuk dengan lampionnya itu. Perlahan chul-ho beranjak lalu mendekati sumber suara itu. *tap tap tap* (ost Davichi - Love oh Love) @tobe continue

You might also like