You are on page 1of 14

ANALGETIKA Narkotika

Oleh : Laela Apriliana Eka Nur Sejati 39 40

Golongan I

Narkotika Analgetika Non narkotika (NSAID)

Golongan II

Golongan III

Analgetika adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf secara selektif , digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi kesadaran . Analgetik bekerja dengan meningkatkan nilai ambang presepsi rasa sakit. Narkotika adalah kelompok obat yang memiliki sifat opium dan morfin, golongan obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau menghilangkan nyeri yang hebat, menekan pernafasan dan batuk dengan bekerja pada pusat pernafasan dan batuk pada medulla di batang otak. Analgetik narkotik bekerja pada sistem saraf pusat. Obat ini umumnya dapat menimbulkan ketergantungan.

Dalam UU No. 35/2009 tentang narkotika, narkotika dibagi dalam beberapa golongan
1.

2. 3.

Golongan I : berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan. tidak digunakan untuk terapi. Contoh : heroin , kokain , ganja Golongan II : berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan, digunakan pada terapi sebagai pilihan. Contoh : morfin, Hidromorfon, Oksikodon dan pertidin Golongan III : berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan dalam terapi. Contoh : Kodein

Non Narkotika (NSAID) adalah terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Analgetik non narkotik bekerja pada sistem saraf perifer, tidak menurunkan kesadaran atau mengakibatkan ketagihan. Analgetik non narkotika dipakai untuk mengobati nyeri yang ringan sampai sedang, nyeri tumpul pada sakit kepala , dismenorea (nyeri menstruasi) , dan nyeri pada inflamasi

Nama Obat Sub Golongan Narkotika


NAMA GENERIK Morfin Kodein Hidromorfon (dilaudid) DOSIS IM , IV: 5-15 mg , setiap 4 jam, PRN 15-60 mg , setiap 4-6 jam, PRN PO , SK , IM , IV , dan per rektal 2-4 mg, setiap 4-6 jam, PRN Oksikodon (percotat, percodan) PO : 5mg , setiap 4-6 jam , PRN Levorfanol tastrat (levo-dromoran) PO, SK : 2 mg, setiap 6-8 jam, PRN Meperidin ( Demerol) PO, IM ; 50-100 mg setiap 3-4 jam , PRN Propoksifen (Darvon) 65 mg (berbeda-beda)
PRN=jika perlu, PO=Per oral

Mekanisme Obat Narkotika


Narkoba bekerja di dalam tubuh manusia berbeda-beda tergantung cara pemakaiannya. Melalui saluran pernapasan: Baik dihirup melalui hidung(shabu), dihisap sebagai rokok (ganja).
hidung/muluttenggorokanbronkusparu-paru melalui bronkiolus alveolus narkoba diserap oleh pembuluh darah kapiler pembuluh darah vena jantung disebar ke seluruh tubuh narkoba masuk dan merusak organ tubuh (hati, ginjal, paru, usus, limpa, otak, dll).

Narkoba yang masuk ke dalam otak merusak sel otak sehingga menyebabkan kelainan pada tubuh(fisik) dan jiwa (mental dan moral). Kerusakan sel otak menyebabkan terjadinya perubahan sifat, sikap, dan perilaku.

Melalui saluran pencernaan: Baik dimakan atau diminum (ekstasi, psikotropika)


mulutkerongkonganlambungusus halus narkoba dihisap oleh jonjot ususpembuluh darah kapilerpembuluh darah balikhatipembuluh darah ke jantungmenyebar ke seluruh tubuh narkoba masuk dan merusak organ-organ tubuh(hati, ginjal, paru-paru, usus, limpa, otak, dll).

Melalui aliran darah Jalan ini adalah jalan tercepat.


Narkoba langsung masuk ke pembuluh darah vena lalu ke jantung dan seterusnya sama dengan mekanisme melalui saluran pencernaan dan pernapasan.

Mekanisme Aksi Obat Narkotika


Terikatnya opioid pada reseptor menghasilkan pengurangan masuknya ion Ca2+ ke dalam sel, selain itu mengakibatkan pula hiperpolarisasi dengan meningkatkan masuknya ion K+ ke dalam sel. Hasil dari berkurangnya kadar ion kalsium dalam sel adalah terjadinya pengurangan terlepasnya dopamin, serotonin, dan peptida penghantar nyeri, seperti contohnya substansi P, dan mengakibatkan transmisi rangsang nyeri terhambat.

Efek Samping
Gelisah, gemetaran, hiperaktivitas (dalam reaksi disforik) Depresi pernafasan Mual dan muntah Tekanan intrakranial meninggi Hipotensi postural yang diperberat oleh hipovolemia Konstipasi Retensi urin Gatal-gatal di sekitar hidung, urtikaria (lebih sering pada pemberian obat parenteral)

Kontraindikasi
Alkoholisme, trauma kepala, peningkatan tekanan intrakranial, penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit asma, paru-paru yang berat dan tekanan darah rendah,

Interaksi yang Khas


Alkohol Hipnotik-sedatif Antihistamin Tranquilizerantipsikotik Penghambat MAO

Contoh Obat

Candu

Morfin

Heroin/putau

Codein

Demerol

Methadon

Sumber
Katzung, G Bertram G. 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: EGC Kee, Joyce L.1996. Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC Partodiharjo, Subagyo.2009. Kenali Narkoba Dan Musuhi Penyalahgunaannya. Jakarta: Erlangga

WASSALAMUALAIKUM

You might also like