You are on page 1of 20

IMPLEMENTASI REGULASI JAMINAN PERSALINAN DI KABUPATEN SLEMAN

(Kajian Pada Bidan PraktikYang Melakukan Perjanjian Kerja Sama )

Tesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S-2

Program Studi Magister Hukum Kesehatan

Diajukan oleh Achmad Arifurrohman 09/295613/PMU/06445

Kepada PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

TESIS
IMPLEMENTASI REGULASI JAMINAN PERSALINAN DI KABUPATEN SLEMAN
(Kajian pada Bidan Praktik yang melakukan Perjanjian Kerjasama)

yang dipersiapkan dan disusun oleh

Achmad Arifurrohman
09/295613/PMU/6445
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggalMaret2012

Susunan Dewan Penguji

Pembimbing I

\-\-/K
drg.Suryono, S.H.rPh.D
Pembimbing

II

lsharyanto, S.H.,

i salah satu persyaratan eh gelar Magister

ingsih, S.H.rM.Hum.
Ketua Pengelola Magister Hukum Kesehatan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nya sehingga tesis dengan judul Implementasi Regulasi Jaminan Persalinan Di Kabupaten Sleman (Kajian Pada Bidan Praktik Yang Melakukan Perjanjian Kerja Sama). dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penyusunan tesis ini dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Magister Hukum Kesehatan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Penyusunan tesis ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini secara khusus penulis dengan tulus menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak drg . Suryono, S.H, Ph.D selaku pembimbing utama dan Bapak Isharyanto, S.H., M.H. selaku pembimbing pendamping, yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dukungan yang sangat berharga dari awal penulisan hingga terselesainya tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada : 1. Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI , yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan. 2. Kepala Badan PPSDM Departemen Kesehatan RI , yang telah memberi ijin penulis untuk melanjutkan pendidikan pada Program Studi S2 Hukum Kesehatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

iv

3. Ketua IBI Sleman yang diwakili oleh Bidan Istri Yuliani ,S.Si.T, M.Sc yang telah mendukung terlaksananya penelitian bidan praktik di Kabupaten Sleman 4. Istri tercinta Elfi Syukriwati ,S.Kep beserta anak tersayang Najla Salsabila atas dukungannya baik moral maupun material selama penyelesaian pendidikan pada Program Studi Magister Hukum Kesehatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 5. Seluruh keluarga besar H.Achmad Tohari di Magelang khususnya umi Fauzia Yusuf dan Adinda Arifah Kajito , keluarga Bani Badar di Magelang khususnya bulik Umijanah dan adinda Wirda Wink , keluarga besar H.Nurdin Malin Batuah khususnya ibunda Hj.Nurtini di Bukittinggi untuk dukungan dan doanya. 6. Sahabat Heru Susanto, yang telah memberikan dukungan fasilitas akomodasi dan transportasi selama penelitian di Yogyakarta 7. Rekan-rekan mahasiswa pada Program Studi S2 Hukum Kesehatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang senantiasa memberikan motivasi maupun masukan dalam penyelesaian tesis ini. Semoga Allah SWT ,Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas segala bantuan yang telah diberikan. Yogyakarta, Maret 2012 Penulis

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL . HALAMAN PENGESAHAN ..... HALAMAN PERNYATAAN. KATA PENGANTAR .................................................................................. DAFTAR ISI. DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ DAFTAR TABEL .......................................................................................... INTISARI ...................................................................................................... ABSTRACT ................................................................................................... BAB I : PENDAHULUHAN A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan Penelitian. . D. Manfaat Penelitian E. Ruang Lingkup Penelitian. F. Keaslian Penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA. A. Jaminan Persalinan B. Dasar Hukum Jaminan Persalinan. . C. Ruang Lingkup Jaminan Persalinan...................................... 1. Pelayanan Persalinan Tingkat Pertama. . 8 9 10 10 1 5 5 6 6 7 i ii iii iv vi ix x xi xii

vi

2. Pelayanan Tingkat Lanjutan . D. Pendanaan ,Klaim dan Pelaporan Jaminan Persalinan............ E. Jaminan Kesehatan Di Berbagai Negara ............................... F. Bidan ....................................................................................... 1. Definisi Bidan ................................................................. 2. Kode Etik Bidan .............................................................. 3. Hak dan Kewajiban Bidan ............................................... 4. Kewenangan Bidan .......................................................... 5. Standar Profesi Bidan ...................................................... 6. Penyelenggaraan Praktik Kebidanan ............................... G. Kerangka Konsep dan Definisi Operasional .......................... 1. Kerangka Konsep ............................................................. 2. Definisi Operasional ........................................................

11 12 13 17 17 18 20 22 27 53 55 55 55

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian . B. Cara dan Teknik Pengumpulan Data. . 1. Data Primer . 2. Data Sekunder . C. Populasi dan Sampel. . 1. Populasi ............................................................................ 2. Penentuan Sampel ........................................................... 3. Kriteria Responden .......................................................... D. Teknik Pengolahan dan Analisa Data. ... E. Etika Penelitian. . F. Lokasi dan Waktu Penelitian. . 57 58 58 58 59 59 60 60 61 62 63
vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kesesuaian Implementasi Dengan Regulasi . B. Kendala Implementasi 64 79

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran 87 88

DAFTAR PUSTAKA. Lampiran I : Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden. Lampiran II : Kuesioner

viii

DAFTAR SINGKATAN

AKBK AKDR AKI DJJ DRG IUD Jamkesmas Jampersal KB MDGs PHC PKS Poskesdes Posyandu Puskesmas PONED Risti

: Alat Kontrasepsi Bawah Kulit : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim : Angka Kematian Ibu : Denyut Jantung Janin : Diagnostic Related Group : Intra Uterine Device : Jaminan Kesehatan Masyarakat : Jaminan Persalinan : Keluarga Berencana : Millenium Development Goals : Primary Health Care : Perjanjian Kerja Sama : Pos Kesehatan Desa : Pos Pelayanan Terpadu : Pusat Kesehatan Masyarakat : Pelayanan Obstetri dan Neonatus Dasar : Resiko Tinggi

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Tabel 1. Hasil Penelitian Tentang Kepesertaan Jampersal Tabel 2. Hasil Penelitian Tentang Portabilitas Jampersal Tabel 3. Hasil Penelitian Tentang Kewenangan Bidan Praktik Tabel 4. Hasil Penelitian Tentang Tarif Pelayanan Jampersal Tabel 5. Hasil Penelitian Tentang Hak Pasien Mengikuti Program KB Tabel 6. Hasil Penelitian Tentang Penyediaan Alat Kontrasepsi Tabel 7. Hasil Penelitian Tentang Iur Biaya Bagi Pasien Jampersal Tabel 8.Hasil Penelitian Tentang Penyediaan Lembar Administrasi Pasien Jampersal Tabel 9. Hasil Penelitian Tentang Waktu Pengajuan Klaim Tabel 10. Hasil Penelitian Tentang Sosialisasi Program Jampersal Tabel 11. Hasil Penelitian Tentang Keikutsertaan Bidan Dalam Program Jampersal Tabel 12. Hasil penelitian Tentang Waktu Pencairan Klaim Pelayanan Pasien Jampersal Tabel 13. Hasil penelitian Tentang Proses Administrasi Pembuatan PKS Tabel 14. Hasil penelitian Tentang Kendala Lain Dalam Rujukan Pasien Jampersal Tabel 15. Hasil penelitian Tentang Perlunya Program Jampersal Diteruskan

Hal 65 66 67 69 70 72 75 76

77 79 80

81

83 84

86

INTISARI

IMPLEMENTASI REGULASI JAMINAN PERSALINAN DI KABUPATEN SLEMAN (Kajian Pada Bidan Praktik Yang Melakukan Perjanjian Kerja Sama ) Achmad Arifurrohman1, Suryono 2, Isharyanto3 Latar belakang : Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yakni 228 per 100.000 kelahiran hidup mendorong pemerintah membuat kebijakan program Jaminan Persalinan yang merupakan perluasan Jaminan Kesehatan Masyarakat serta untuk percepatan pencapaian target MDGs pada tahun 2015. Persalinan dengan tenaga kesehatan mempunyai kontribusi 45% terhadap penurunan AKI. Bidan praktik merupakan tenaga kesehatan yang menjadi ujung tombak dalam pertolongan persalinan kepada masyarakat. Tujuan : Untuk mengetahui kesesuaian implementasi dengan regulasi Jaminan Persalinan (Jampersal) di Kabupaten Sleman khususnya pada bidan praktik yang melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) serta kendala yang timbul saat implementasi. Metode :Penelitian ini menggunakan metode deskripsi dengan pendekatan secara normatif dan sosiologis . Data primer dikumpulkan dari kuesioner yang dibagikan kepada responden . Data sekunder diperoleh dari kegiatan Jampersal di Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. Dari populasi bidan praktik yang berjumlah 52 orang hanya 34 orang yang memenuhi kriteria inklusi responden. Hasil penelitian : Dari aspek kepesertaan pasien Jampersal, portabilitas Jampersal,kewenangan bidan praktik, tarif pelayanan Jampersal,hak pasien mengikuti program KB,iur biaya bagi pasien Jampersal ,penyediaan lembar administrasi bagi pasien Jampersal,waktu pengajuan klaim sudah sesuai dengan regulasi. Penyediaan alat kontrasepsi oleh BKKBN tidak sesuai dengan regulasi. Tidak ada kendala dari aspek sosialisasi program Jampersal,keikutsertaan bidan dalam program Jampersal,waktu pencairan klaim, proses administrasi pembuatan perjanjian kerja sama dan perlunya diteruskan program Jampersal . Kendala terdapat pada rujukan pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi. Kesimpulan : implementasi program Jampersal sudah sesuai dengan regulasi kecuali pada aspek penyediaan alat kontrasepsi. Sedangkan kendala yang timbul saat implementasi adalah kesulitan dalam merujuk pasien Jampersal ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi. Kata kunci : implementasi, regulasi, Jaminan Persalinan, bidan praktik

1 2

Staf Kementerian Kesehatan RI Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi UGM Yogyakarta 3 Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum UGM Yogyakarta

xi

ABSTRACT IMPLEMENTATION OF MATERNITY INSURANCE REGULATIONS IN THE DISTRICT SLEMAN (Studies In Midwives Practitioner Conducting Cooperative Agreement) Achmad Arifurrohman 4, Suryono 5 , Isharyanto 6 Background: The high maternal mortality rate (MMR) in Indonesia that is 228 per 100,000 live births to encourage governments to make policies that Maternity Insurance program is an expansion of the Community Health Insurance as well as to accelerate the achievement of the MDGs targets by 2015. Delivery by health workers has contributed to the decline in maternal mortality rate of 45%. Midwives are health professionals who practice the lead in aid delivery to the public. Objectives: To determine compliance with the regulations implementing Maternity Insurance in District Sleman especially in midwifery practice doing Cooperation Agreement (MCC) and the constraints that arise when implementing. Methods: This study uses a description of the normative and the sociological approach. Primary data was collected from questionnaires distributed to respondents. Secondary data obtained from Maternity Insurance activity of the District Health Office in Sleman. Of the total population of midwives practice only 34 people 52 people who met the inclusion criteria of respondents. The results: Of the aspects of patient participation Maternity Insurance, portability Maternity Insurance, authority midwifery practice, Maternity Insurance service tariffs, the right of patients to follow the family planning program, Maternity Insurance costs sharing for patients, the provision of administration for patients Maternity Insurance sheet, when filing a claim is in conformity with the regulations. Provision of contraceptives by the BKKBN is not in accordance with the regulations. There is no constraint of the socialization aspect Maternity Insurance program, the participation of midwives in the program Maternity Insurance, the disbursement of claims, the administrative process of making the agreement and the need for continued cooperation Maternity Insurance program. Constraints contained in the referral of patients to higher health facilities. Conclusion: The implementation of the program is in conformity with the regulations Maternity Insurance except on aspects of the provision of contraceptives. While the obstacles that arise when the implementation is the difficulty in referring patients to higher health facilities Maternity Insurance. Keywords: implementation, regulation, Maternity Insurance, midwife practitioner

4 5

Ministry of Health Staff Periodontic Department Faculty of Dentistry ,Gadjah Mada University Yogyakarta 6 Criminal Law Department Faculty of Law, Gadjah Mada University Yogyakarta

xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan

pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.1 Salah satu prinsip dasar Sistem Kesehatan Nasional adalah hak asasi manusia yaitu diperolehnya derajat kesehatan yang setinggitingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial ekonomi. Untuk itu perlu adanya aturan / hukum yang menjamin terpenuhinya hak tersebut. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) menyebutkan bahwa :setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal , dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.2 Dengan demikian tidak ada perbedaan dalam hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan seperti yang tercantum dalam Undang1 2

Depkes RI,Sistem Kesehatan Nasional,2004,hlm.1 Undang-Undang Dasar 1945

Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan ,pada Pasal 5 ayat (1) menegaskan bahwa :setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan .3 Selanjutnya pada Pasal (2) ditegaskan bahwa :setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau .4 Kemudian pada ayat (3) bahwa :setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggungjawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.5 Untuk menjamin terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh penduduk termasuk penduduk miskin dan tidak mampu , pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Salah satu indikator derajat kesehatan adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Pada tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) 228 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatus (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup.6 Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Develoment Goals/MDGs 2000) pada tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu menurun dari 228
3 4

Undang-Undang Nomor 39 tahun 2009 tentang Kesehatan Ibid 5 Ibid 6 Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI),2007

pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup .7 Dalam upaya mendukung penurunan AKI dan AKB untuk mempercepat pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) keempat dan kelima , maka Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah meluncurkan kebijakan Jaminan Persalinan (Jampersal) di tahun 2011 yang terintegrasi dengan pelayanan Keluarga Berencana (KB). Kementrian Kesehatan mengeluarkan acuan bagi pelaksanaan Jaminan Persalinan yaitu Peraturan Menteri Kesehatan nomor

631/Menkes/PER/III/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan pada bulan Maret 2011. Jaminan Persalinan merupakan perluasan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 903/MENKES/PER/V/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat, walaupun

penerima manfaat dari Jaminan Persalinan ini bukan peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Pemerintah menganggarkan Rp 1,5 triliun untuk program Jaminan Persalinan tahun 2012. Tahun 2011, dana yang dikucurkan Rp 1,2 triliun. Peningkatan dana diharapkan mampu menurunkan angka kematian ibu dan bayi .8

Kementerian Kesehatan RI.,Peraturan Menteri Kesehatan nomor 631/Menkes/PER/III/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan 8 Eki,2011,www.kompas.com

Dalam pelaksanaan program Jaminan Persalinan disamping pendanaan, faktor yang tidak kalah pentingnya adalah tenaga kesehatan yang melayani pasien penerima manfaat jaminan tersebut. Persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia merupakan faktor penting untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), yaitu mempunyai kontribusi sebesar 45% . Kalau ditingkat internasional,kontribusi persalinan dengan tenaga kesehatan bahkan lebih besar lagi yaitu 79%.9 Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI 631/Menkes/PER/III/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan, bahwa Fasilitas kesehatan seperti Bidan Praktik, yang berkeinginan ikut serta dalam program ini melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola setempat, dimana yang bersangkutan dikeluarkan ijin prakteknya. Di Kabupaten Sleman, dari 287 orang bidan praktik yang mempunyai ijin hanya 52 orang yang melakukan PKS dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman.10 Hal ini tentu menimbulkan tanda tanya karena hanya 18% saja bidan praktik yang ikut mensukseskan program pemerintah tersebut. Sedikitnya bidan praktik yang berpartisipasi dalam program Jampersal ditengarai ada masalah dalam impementasi program tersebut. Sehingga dipandang perlu untuk mengetahui kesesuaian implementasi dengan regulasi dan juga mengetahui kendala yang timbul saat implementasi dilakukan.

Depkes R.I.,Kontribusi Cakupan Linakes,Faskes,Tata Laksana Komplikasi dan SC terhadap penurunan AKI di Indonesia,2010 10 IBI Sleman,Data Bidan Tahun 2011,2011

Dari uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang implementasi regulasi Jaminan Persalinan di Kabupaten Sleman khususnya pada bidan praktik yang melakukan PKS.

B. Rumusan Masalah Dari uraian diatas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kesesuaian implementasi dengan regulasi

Jaminan Persalinan pada bidan praktik yang melakukan PKS di Kabupaten Sleman? 2. Apa saja kendala dalam implementasi regulasi Jaminan Persalinan pada bidan praktik yang melakukan PKS di Kabupaten Sleman dan bagaimana mengatasinya? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui implementasi regulasi jaminan persalinan di Kabupaten Sleman.

2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui kesesuaian implementasi dengan regulasi Jaminan Persalinan di Kabupaten Sleman khususnya pada bidan praktik yang melakukan PKS. b. Untuk mengetahui kendala dan cara mengatasinya dalam implementasi regulasi Jaminan Persalinan pada bidan praktik yang melakukan PKS di Kabupaten Sleman.

D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : a. Dapat menjadi masukan yang konstruktif terhadap implementasi regulasi Jaminan Persalinan. b. Dapat menjadi bahan evaluasi bagi perbaikan perundang-undangan yang memuat Jaminan Persalinan. c. Dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya dibidang penelitian normatif sosiologis tentang Jaminan Persalinan.

E. Ruang Lingkup Penelitian Untuk mencegah agar isi serta uraian tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka dalam pembahasannya penulis akan

memberikan penegasan dan batasan-batasan mengenai ruang lingkup masalah yang akan dibahas . Berkaitan dengan masalah yang pertama 6

tentang maka akan diuraikan tentang pelaksanaan Jaminan Persalinan dikaji dari aspek regulasinya baik regulasi dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah pada bidan praktik yang melakukan PKS. Berkaitan dengan masalah kedua tentang kendala dalam implementasi jaminan persalinan maka akan diuraikan tentang kendala yang dihadapi saat pelaksanaan jaminan persalinan serta langkah-langkah yang diambil guna mengatasi kendala tersebut.

F. Keaslian Penelitian Menurut telaah kepustakaan awal belum ditemukan adanya penelitian normatif sosiologis yang mengkaji kesesuaian implementasi dengan regulasi dan mengkaji kendala yang timbul pada saat implementasi Jaminan Persalinan pada bidan praktik yang melakukan PKS di Kabupaten Sleman. Hal ini dikarenakan program Jampersal adalah program yang dicanangkan pada awal tahun 2011 dan baru dilaksanakan pada sekitar bulan Mei 2011 sehingga belum ada penelitian tentang Jaminan Persalinan yang dipublikasikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. JAMINAN PERSALINAN Pengertian Jaminan Persalinan (Jampersal) adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan Keluarga Berencana (KB) paska persalinan dan pelayanan bayi baru lahir .11 Jaminan Persalinan yang merupakan program pemerintah guna menekan Angka Kematian Ibu (AKI) yang sejalan dengan target dari Millenium Development Goals (MDGs). Tujuan diselenggarakannya jaminan persalinan adalah untuk pecepatan pencapaian MDGs dalam menurunkan angka kematian ibu. 12 Dengan kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan sebaran tenaga kesehatan yang tidak merata maka dirasakan bahwa Jampersal belum memenuhi keadilan geografis karena belum ada pembahasan bagaimana penerapan di daerah yang sulit aksesnya dan tenaga kesehatan terbatas.13 Oleh karena itu Kementerian Kesehatan melalui situs resminya memberikan rilis bahwa pemerintah terus mengadakan penyempurnaan Jampersal.

11 12

Kementerian KesehatanR.I.,2011,op cit,hlm.5 Ibid ,hlm.v 13 Trisnantoro,www.kompas.com

You might also like