You are on page 1of 14

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN ( SAP )

Pokok bahasan Sub Pokok Bahasan Sasaran Target Waktu Hari/ Tanggal Tempat Penyuluh

: ASI ( Air Susu Ibu ) : Pentingnya Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi selama 6 Bulan Pertama : Masyarakat di Desa Sampalan Klod : Ibu ibu yang sudah mempunyai anak, terutama yang sedang menyusui : 60 Menit : Sabtu/ 21 Februari 2009 : Di Balai Banjar Desa Sampalan Klod. : Mahasiswa Semester II PSIK FK UNUD

A. Latar Belakang

Air susu ibu adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garamgaram anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. Pemberian ASI eksklusif didefinisikan sebagai konsumsi bayi akan air susu ibu tanpa suplemen jenis apapun (air, juice, makanan dalam bentuk apapun) kecuali untuk vitamin, mineral, dan pengobatan. ASI Eksklusif adalah perilaku dimana bayi sampai dengan umur 6 (enam) bulan hanya diberikan Air Susu Ibu (ASI) saja, tanpa makanan dan atau minuman lain kecuali sirup obat. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel

otak dan perkembangan sistem saraf. Makanan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan teknologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan dari ASI. Pemberian ASI secara eksklusif dapat mempercepat penurunan angka kematian bayi dan sekaligus meningkatkan status gizi balita yang pada akhirnya akan meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas sumber daya manusia yang memadai. Masalah pelaksanaan ASI eksklusif masih memprihatinkan. data dari survey demografi kesehatan indonesia (SDKI) tahun 1994 menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif kepada bayinya baru mencapai 47%. Sedangkan dalam Repelita VI ditargetkan 80%. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam Repelita VI tersebut, masih banyak upaya yang harus dilakukan. Dari data survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1994 dapat kita ketahui bahwa pengetahuan dan tingkat pemahaman dari masyarakat khususnya ibu-ibu masih sangat rendah mengenai manfaat mengenai manfaat dari pemberian ASI secara eksklusif yaitu selama masa menyusui dalam jangka waktu 6 bulan, karena minimnya pengetahuan mereka mengenai pemberian ASI secara eksklusif mengakibatkan para ibu-ibu sering mengabaikan pemberian ASI secara eksklusif padahal secara tidak langsung hal ini berdampak sangat besar bagi perkembangan bayi mereka seperti halnya tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, kami dari mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana beranggapan perlunya pembinaan mengenai ASI eksklusif ini terhadap masyarakat dan kami mengangkat hal ini sebagai materi penyuluhan dengan sasaran ibu-ibu di wilayah pedesaan khususnya ibu-ibu yang sedang menyusui. B. Tujuan

Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan serta menyampaikan informasi yang penting mengenai pemberian ASI eksklusif pada masyarakat khususnya untuk ibu ibu. Tujuan Khusus :

1. Untuk memperoleh peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat khususnya ibu - ibu dalam upaya meningkatkan pemberian ASI secara eklusif. 2. Untuk memperoleh perubahan perilaku gizi masyarakat untuk selalu memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya sampai umur 6 bulan 3. Untuk menyamakan persepsi masyarakat mengenai pemberian ASI secara ekslusif. C. Manfaat 1. Masyarakat khususnya Ibu ibu dapat menambah pengetahuannya mengenai pemberian ASI secara eksklusif. 2. Para Ibu ibu dapat lebih memahami betapa pentingnya kandungan ASI dibandingkan dengan susu formula. 3. Ibu ibu dapat menyelamatkan bayi mereka dari gangguan pertumbuhan dan perkembangan. 4. Diperolehnya perubahan perilaku gizi masyarakat untuk selalu memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya sampai umur 6 bulan D. Strategi Pelaksanaan 1. Metode a) Ceramah dan Tanya jawab b) Demonstrasi 2. Media a) Flip Chart b) Leaflet 3. Waktu dan Tempat Jam 10 pagi tanggal 20 Februari 2009 di Balai Banjar Desa Sampalan Klod

4. Garis Besar Materi a) Pengertian ASI b) Kandungan ASI c) Perbedaan ASI dengan susu formula d) Manfaat pemberian ASI ekslusif e) Dampak Anak tidak diberikan ASI secara ekslusif f) Cara pemberian ASI yang tepat g) Cara merawat payudara h) Kesimpulan 5. Proses Pelaksanaan No. 1. Kegiatan Pendahuluan a. Penyampaian salam b. Perkenalan c. Menjelaskan penyuluhan topic a. Membalas salam b. Memperhatikan c. Memperhatikan d. Memperhatikan d. Menjelaskan tujuan e. Memperhatikan e. Menjelaskan waktu pelaksanaan 2. Penyampaian materi 1. Materi a) Pengertian ASI b) Kandungan ASI 1. Memperhatikan penjelasan dan mencermati materi 40 menit Respon masyarakat Waktu 10 menit

c) Perbedaan ASI dengan susu formula d) Tujuan pemberian ASI ekslusif e) Dampak Anak tidak diberikan ASI secara ekslusif f) Cara pemberian ASI yang tepat g) Cara merawat payudara h) Tanya Jawab i) kesimpulan 1.Memperhatikan penjelasan dan mencermati materi 2. Bertanya 3.Memperhatikan jawaban 2. Bertanya 3. Memperhatikan jawaban

3.

a. Memperhatikan b. Menjawab salam

10 menit

6. Seting Tempat Peserta duduk di kursi dan penyuluh menjelaskan di depan. 7. Pengorganisasian

a. Pendahuluan b. Penyampaian materi c. Penutup 8. Kriteria Evaluasi Menanyakan peserta penyuluhan tentang a. Pengertian ASI b. Kandungan ASI c. Perbedaan ASI dengan susu formula d. Manfaat pemberian ASI eksklusif e. Dampak Anak tidak diberikan ASI secara eksklusif f. Cara pemberian ASI yang tepat g. Cara merawat payudara

Pentingnya Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi

a. Pengertian ASI Air susu ibu adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, airt teh, air putih dan

tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 6 bulan, dan setelah 6 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan padat. Sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun.

b. Kandungan ASI kandungan yang terdapat dalam ASI antara lain : 1. Lemak Kadar lemak ASI berubah-ubah secara otomatis sesuai kebutuhan kalori bayi dari hari ke hari. ASI mengandung enzim lipase pencerna lemak sehingga lemak ASI mudah dicerna dan diserap. Sekitar 80% lemak ASI berjenis long chain polyunsaturated fatty acid (lemak ikatan panjang). Antara lain omega 3 (EPA dan DHA), omega 6 (AA) yang merupakan komponen penting untuk pertumbuhan otak. 2.Kolesterol Manfaat kolesterol dalam ASI antara lain untuk meningkatkan pertumbuhan otak. Selain itu kolesterol berfungsi dalam pembentukan enzim metabolisme kolesterol. Metabolisme itu akan mengendalikan kadar kolesterol di kemudian hari sehingga mencegah serangan jantung. 3.Protein Kandungan protein dalam ASI lebih tinggi dan lebih mudah dicerna oleh usus bayi. Selain berguna sebagai daya tahan tubuh, protein diperlukan pula untuk pertumbuhan otak. 4.Karbohidrat Karbohidrat utama ASI adalah laktosa. Gunanya untuk pertumbuhan otak, meningkatkan penyerapan kalsium, meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik yaitu lactbacillus bifidus, menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya.

5.Vitamin dan Mineral ASI mengandung vitamin dan mineral yang lengkap. Hampir semua vitamin dan mineral dalam ASI diserap tubuh bayi.

c. Perbedaan ASI dengan susu formula ASI adalah makanan berstandar emas yang tak bisa dibandingkan dengan susu formula atau makanan buatan apapun. Di dalamnya terdapat zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit. Selain itu pemberian ASI juga mengurangi biaya untuk pembelian susu formula. Bayi yang diberi susu formula biasanya terancam obesitas. Kebanyakan susu formula berbasis susu sapi yang mengandung protein jauh lebih banyak dari protein manusia. Penelitian menyebutkan bahwa bayi yang mendapat ASI tidak segemuk bayi yang mendapat susu formula karena pada bayi produksi enzim belum sempurna untuk dapat mencerna lemak, sedangkan dalam ASI sudah disiapkan enzim lipase yang membantu mencerna lemak, dan enzim ini tidak terdapat pada susu formula atau susu hewan.Pertumbuhannya lebih bagus dan jarang sakit. Tidak sedikit bayi diare akibat susu formula karena gula susu sapi (laktosa) pada beberapa bayi. Susu kaleng juga bersifat bubuk, dan hal ini dalam prosesnya telah diteliti mengurangi atau malah merusak susunan protein susu meski dalam jumlah sedikit. Sedangkan apabila disajikan dengan menggunakan air hangat, kerusakan protein susu akan semakin bertambah. d. Manfaat pemberian ASI eksklusif Pemberian ASI, menurut Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Sumarjati Arjoso SKM, mampu meningkatkan intelektualitas sumber daya manusia (SDM). Di samping itu, ibu yang memberikan ASI-nya akan terhindar dari risiko perdarahan pascapersalinan. Dari hasil riset yang pernah dilakukan, ASI terbukti dapat menurunkan risiko bayi terserang penyakit akut dan kronis. Antara lain,: meningitis bakterialis (peradangan selaput otak yang disebabkan bakteri)

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) infeksi saluran urogenitalis (infeksi pada organ reproduksi dan saluran kemih) otitis media (peradangan telinga) sepsis (infeksi dalam darah) botulism (keracunan akibat makanan/minuman yang diawetkan secara tidak benar) Diare serangan alergi diabetes pada usia muda penyakit pembuluh darah koroner (coronary artery disease)

Pemberian ASI eksklusif juga dapat mengoptimalkan pertumbuhan otak bayi ASI tak hanya memberikan keuntungan melimpah bagi bayi. Bagi ibu yang menyusui pun mendapatkan berbagai manfaat, di antaranya: Menyusui dapat meningkatkan hormon yang berperan mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Menyusui dapat mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara dan kanker indung telur. Menyusui juga membantu mengurangi kemungkinan terjadinya kurang darah Penelitian menujukkan ibu menyusui dapat mencapai berat badan sebelum hamil dan rahim lebih cepat normal. Menyusui membantu penundaan ovulasi sehingga terjadi penjarangan kehamilan. Juga membantu meningkatkan mineralisasi tulang pascapersalinan dan mengurangi risiko patah tulang panggul pada masa menopause kelak. Menyusui menurunkan biaya perawatan kesehatan karena anak jadi jarang sakit. Selain itu juga menurunkan angka absensi bagi karyawan karena harus

merawat/menjaga anaknya yang sakit. Penelitian tahun 1995 memaparkan, ibu yang memberikan ASI eksklusif lebih jarang absen (25 persen) di kantornya dibandingkan ibu yang tak memberikan ASI (75 persen). Rendahnya angka kesakitan bayi yang mendapat ASI memungkinkan juga ibu untuk lebih memperhatikan anggota keluarga yang lain.

Bagi keluarga, pemberian ASI juga mengurangi biaya untuk pembelian susu formula. Selain itu, biaya untuk pembelian alat kontrasepsi (alkon) dan pengeluaran lain berkaitan dengan bayi itu bisa berkurang. e. Dampak anak tidak diberikan ASI secara ekslusif Dampak anak tidak diberikan ASI secara eksklusif adalah diantaranya : Berdampak pada daya tahan tubuh anak lebih lemah anak menjadi kurang gizi Berkurangnya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan intelektual (IQ) (kecerdasan anak menjadi kurang dan daya nalar anak menjadi lamban) Berkurangnya kedekatan emosional dengan ibu Kemungkinan terpapar bakteri dan zat berbahaya dari susu formula (ingat! enterobacter sakazakii dan susu bermelamin dsb) lebih mudah terserang diare Perkembangan rahang dan gigi kurang baik Sering timbul alergi dan ruam yang tidak diketahui penyebabnya.

f. Cara Pemberian ASI yang Tepat Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan ASI: Saat menyusui, perhatikan benar tekniknya. Ambil posisi menyusui yang nyaman dan serelaks mungkin agar tak melelahkan. Caranya, duduklah tegak dengan punggung

tersangga baik. Dekap bayi di pangkuan dengan posisi kepala bayi di antara lengan dan pinggang ibu. Perhatikan posisi dagu bayi yang mesti menyentuh payudara ibu. Ini akan memudahkan bayi memasukkan seluruh areola ke dalam mulutnya. Jangan pernah membiarkan anak hanya mengisap bagian puting saja karena hanya akan menimbulkan rasa sakit bahkan lecet. Melainkan susui sedemikian rupa hingga seluruh areola mammae masuk ke dalam mulut bayi. Dengan posisi ini bayi pun memperoleh keuntungan bagi refleks isapnya yang kian terlatih. Posisikan tubuh bayi di bawah payudara. Dengan kata lain dada bayi menjadi alas payudara. Pastikan dada bayi bersentuhan dengan payudara. Begitu juga dagunya harus menyentuh payudara agar wajahnya menghadap wajah ibu. Tekan dengan lembut bibir bawah dan dagu bayi menggunakan payudara dan areola. Tunggulah respon bayi, yakni kala ia membuka mulutnya dan meletakkan lidahnya sedemikian rupa di bawah areola. Rapatkan tubuh kita dengan si kecil, dengan sedikit menekan punggungnya. Akan tetapi jangan pernah menekan bagian kepalanya, lo. Lihatlah, kini bibir bawahnya menekuk sedemikian rupa, melahap 3-4 cm bagian payudara sesudah puting. Lalu rangkaian gerakan otot yang bergulung ke belakang akan memeras ASI masuk ke dalam kerongkongan bayi. Dengan kata lain, saluran-saluran susu akan terpompa oleh gerakan menjepit antara bibir atas dan bawah bayi. Sementara ujung puting harus mencapai langit-langit mulut agar otot-otot rongga mulut bisa melakukan gerakan memompa. Jika posisi bayi terlalu di bawah alias dirasa kurang pas, ganjal tubuh bayi dengan bantal. Bukan malah sebaliknya, ibu yang harus membungkuk-bungkukkan tubuhnya sedemikian rupa agar payudaranya mencapai mulut bayi. Cara ini hanya akan menimbulkan keletihan dan ketegangan otot. Jemari tangan ibu jangan dalam posisi "menggunting" karena hanya akan mengunci gudang maupun saluran susu dalam payudara, hingga ASI malah tak keluar. Yang benar, ibu jari di atas dan keempat jari di bawah puting guna menopang payudara.

Idealnya, susui masing-masing payudara selama 10-15 menit bergantian. Begitu seterusnya karena kalau dipaksakan di satu sisi saja, pasti payudara yang satu lebih sering kosong yang hanya membuat bayi jengkel dan akhirnya malah malas menyusu.

Bayi pun umumnya enggan menyusu bila ASI-nya terlalu deras karena hanya membuatnya gelagapan. Mengatasinya, susui bayi sesering mungkin. Bisa juga dengan memompanya sebagian setiap kali hendak menyusui. Hingga saat menyusu tak lagi terlalu penuh yang menyebabkan ASI memancar terlalu deras.

Selagi menyusui dengan payudara sebelah kiri, payudara kanan dibiarkan bebas. Menutupinya dengan bra ketat hanya akan mematikan feedback yang seharusnya diteruskan ke otak untuk memproduksi hormon ASI. Dengan membendung, otak akan mendapat kiriman sinyal negatif, hingga hormon pembuat susu tak lagi diproduksi.

Susui bayi kapan pun ia membutuhkannya. Toh, memberikan ASI sebanyak mungkin sama sekali tak merugikan, malah menguntungkan karena bisa memacu produksi ASI. Apalagi keindahan payudara sama sekali tak terganggu hanya dengan aktivitas menyusui. Asalkan tetap dijaga dengan penggunaan bra yang bisa menyangga sepenuhnya, selain gerakan senam yang bisa mengencangkan otot-otot dada.

Teknik melepaskan puting usai menyusui pun perlu mendapat perhatian. Menariknya begitu saja selagi masih tertancap di mulut bayi hanya akan membuat puting lecet. Sebaiknya lepaskan puting dengan memasukkan jari kelingking ke mulut bayi melalui sudut mulut atau menekan dagu bayi ke bawah.

g. Cara Merawat Payudara Cara perawatan payudara seperti: - Menjaga kebersihan payudara terutama pada bagian puting susu. - Melenturkan serta menguatkan puting susu sehingga kelak memudahkan bayi untuk menyusu. - Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar.

Selama proses menyusui umumnya payudara ibu membesar akibat produksi ASI dan terkadang juga menimbulkan rasa tidak nyaman. Untuk mengatasinya, gunakanlah bra yang benar-benar pas sesuai ukuran payudara sehingga mampu menopang dengan baik. Jangan menggunakan bra yang terlalu ketat atau longgar, karena akan tampak jatuh sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman. Sebaliknya, bila bra terlampau sempit maka akan menyebabkan hambatan dalam kelenjar payudara. Ditakutkan hal itu bisa menyebabkan infeksi seperti mastitis, yaitu suatu infeksi pada kelenjar susu di payudara. Payudara pun akan terasa sakit. Jadi sebaiknya, pada akhir masa kehamilan, Ibu bisa mulai menggunakan bra untuk menyusui dengan ukuran yang sesuai. Bila ukuran payudara agak sedikit besar, sebaiknya gunakanlah bra yang memiliki kawat. Fungsinya agar mampu menopang dengan baik sehingga tidak turun dan membentuk lipatan pada bagian bawah payudara. Pilihlah bra yang terbuat dari bahan katun agar nyaman dan mudah menyerap keringat. Karena ibu hamil cenderung berkeringat, takutnya bila ibu tidak menjaga kebersihan dan kekeringan pada bagian lipatan payudara maka akan timbul jamur dan itu akan menjadi masalah pada saat menyusui.

E. Kesimpulan Air susu ibu adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garamgaram anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI eksklusif diberikan kepada bayi selama jangka waktu 6 bulan, ASI ini baik diberikan pada bayi karena mengandung nutrisi yang sangat diperlukan oleh tubuh bayi

yaitu lemak, kolesterol, protein dan karbohidrat. ASI ini sangat berbeda bila dibandingkan dengan susu formula karena dalam ASI mengandung enzim lipase yang dapat mengurangi obesitas pada bayi. ASI memberikan berbagai manfaat pada tumbuh kembang bayi, dan akan mengakibatkan keterlambatan pada tumbuh kembang anak bila tidak diberikan ASI secara eksklusif. Untuk menjaga kebersihan dan kesegaran ASI oleh karena itu sangat perlu diperhatikan kebersihan payudara terutama pada psuting susu.

Daftar Pustaka http://www.medicastore.com/asi_susuformula/ http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080229004332AAGpebP

You might also like