You are on page 1of 21

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK

BLOK RESPIRATORY SISTEM SEMESTER IV

NAMA NIM KELAS TUTORIAL FASILITATOR

: AIDA : 070100155 : A-11 : dr. M. AZHARI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

DAFTAR ISI

JUDUL

HALAMAN

I. II. III. IV.

Pendahuluan.....3 Pemicu...4 Daftar pertanyaan....7 Isi8 - Anatomi sistem kardiovaskular..12 - embriologi sistem kardiovaskular ..14 Fisiologi sistem kardiovaskular .

16 Kontrol sistem kerja dan kontraksi

jantung17 Faktor-faktor yang memepengaruhi kerja

jantung.18 Aktivitas kelistrikan jantung.... 18 Pemeriksaan penunjang sistem

kardiovaskular18

Pencegahan dan edukasi.. 19

V. VI. VII.

Ulasan..20 Kesimpulan.20 Daftar Pustaka....20

PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskular di Indonesia semakin meningkat jumlahnya. Survey kesehatan rumah tangga pada tahun (SKRT) tahun 1995 melaporkan penyakit ini menduduki rangking ke tiga. Penyakit kardiovaskular tidak hanya sebagai penyebab angka kematian yang utama, tetapi juga penyebab angka kesakitan. Selain peningkatan insidens terlihat kecenderungan perobahan pola penyakit kardiovaskular itu sendiri. Pada tahun sebelumnya valvular heart disease menempati peringkat pertama. Juga terlihat kecenderungan prevalensi penyakit jantung koroner meningkat pada usia yang semakin muda. Kemajuan penatalaksanaan penyakit kardiovaskular mulai dari diagnostic, terapi madik, terapi surgical dan rehabilitasi menyebabkan jumlah penderita penyakit kardiovaskular yang ditangani semakin baik yang meningkatkan harapan hidup penderita. Meskipun demikian, hal ini tidak menyelesaikan masalah karena adakalanya meningkatkan sekuele pada penderita sehingga mengurangi

produtivitas kerja dan kualitas hidup. Selain itu semuanya memerlukan biaya yang sangat besar, sumber daya manusia yang terampil dalam penatalaksanaanya.

PEMICU
Pemicu : A, seorang pria, usia 56 tahun, pensiunan pegawai administrasi USU beberapa bulan sebelumnya dan B anak dari A berusia 25 tahun bekerja sebagai staf di bagian pemasaran alat rumah tangga, sejak beberapa minggu ini sering terlihat melakukan olahraga lari pada hari minggu pagi di kampus USU medan. A yang sebelumnya jarang berolahraga, merasakan debar jantung didadanya dan frekuensi nadinya meningkat ayahnya cepat pada saat berlari, langganannya. test dan terutama saat awal berlari. Hal ini diceritakannya pada B, sehingga B memutuskan Dokter untuk memeriksakan untuk Malik pada dokter memutuskan RS H.Adam dilakukan Medan, pemeriksaan B juga treadmill untuk

laboratorium. Ketika A diberi surat pengantar untuk diperiksa ke SMF Kardiologi meminta dilakukan pemeriksaan tersebut. Masalah apa yang ditemukan pada kasus diatas? Informasi apa yang diharapkan dari pemeriksaan tersebut?

More Info : 4

1.

Dari anamesa diketahui Tn. A saat ini berusia 56 thn ; TB 165cm, BB 70kg Laporan treadmill tuan A. metode Bruce Target HR : 140 WAKTU Istirahat 3 min 6 min 7 min 20 sec 8 min DENYUT NADI 80x/min 112x/min 130x/min 141x/min 90x/min TEKANAN DARAH 130/80mmHg 140/80mmHg 160/90mmHg 170/95mmHg 135/80mmHg SEGMEN ST Isoelektris Isoelektris Isoelektris Isoelektris Isoelektris IRAMA EKG Sinus Sinus Sinus Sinus Sinus

Kesimpulan : negative iskemic respons Laporan laboratoruim tuan A TEST Hemoglobin Leukosit Hematokrit Ureum Kreatinin Kolesterol total Kolesterol LDL Kolesterol HDL Trigliserida Asam urat KGD puasa KGD 2 jam post prandial HASIL 14 gr/dL 5000/mm3 42 vol%l 40 mg/dL 1.4 mg/dL 187 mg/dL 127 mg/dL 46 mg/dL 150 mg/dL 6.5 mg/dL 80 mg/dL 125 mg/dL

2. Tn. B, laki-laki 25 thn, TB 170cm, BB 63kg Laporan Treadmill tuan B, metode Bruce. Target HR 165 WAKTU DENYUT TEKANAN SEGMEN IRAMA

NADI Istirahat 3 min 6 min 9 min 9 min 58 sec Pemulihan 6 min 78x/min 114x/min 140x/min 156x/min 166x/min 90x/min

DARAH 120/75mmHg 140/80mmHg 160/90mmHg 170/90mmHg 170/95mmHg 125/80mmHg

ST Isoelektris Isoelektris Isoelektris Isoelektris

EKG Sinus Sinus Sinus Sinus

Isoelektris

Sinus

Kesimpulan : negative ischemic respons

Laporan laboratorium tuan B TEST Hemoglobin Leukosit Hematokrit Ureum Kreatinin Kolesterol total Kolesterol LDL Kolesterol HDL Trigliserida Asam urat KGD puasa KGD 2 jam post prandial HASIL 15 gr/dL 6500/mm3 45 vol%l 31 mg/dL 0.9 mg/dL 185 mg/dL 127 mg/dL 45 mg/dL 148 mg/dL 5.5 mg/dL 78 mg/dL 125 mg/dL

DAFTAR PERTANYAAN
Anatomi Sistem Cardiovascular Fisiologi Sistem Cardiovaskular Sirkulasi system kardiovaskular Kontrol Sistem dalam kerja dan kontraksi jantung Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja jantung Aktivitas kelistrikan jantung Pemeriksaan penunjang dlm sist.kardiovaskular Pencegahan dan edukasi

ISI
Tema blok : Kardiovaskular System. Blok yang berisi tentang jantung, pembuluhdarah, dan peredaran sekitarnya. Tutor : dr. ISMA A. Sp.KK Data pelaksanaan : a. Tanggal tutorial : 3 Maret 2009, 6 Maret 2009 dan 7 Maret 2009 b. Pemicu I, pemicu II, dan pleno pakar c. Pukul : 07.00-09.30 WIB, 07.00-09.30 WIB dan 07.00-09.30 WIB d. Ruangan : ruang diskusi Fisika-6

Pemicu : A, seorang pria, usia 56 tahun, pensiunan pegawai administrasi USU beberapa bulan sebelumnya dan B anak dari A berusia 25 tahun bekerja sebagai staf di bagian pemasaran alat rumah tangga, sejak beberapa minggu ini sering terlihat melakukan olahraga lari pada hari minggu pagi di kampus USU medan. A yang sebelumnya jarang berolahraga, merasakan debar jantung didadanya dan frekuensi nadinya meningkat cepat pada saat berlari, 8

terutama saat awal berlari. Hal ini diceritakannya pada B, sehingga B memutuskan Dokter untuk memeriksakan untuk Malik ayahnya pada dokter langganannya. test dan memutuskan RS H.Adam dilakukan Medan, pemeriksaan B juga treadmill untuk

laboratorium. Ketika A diberi surat pengantar untuk diperiksa ke SMF Kardiologi meminta dilakukan pemeriksaan tersebut. Masalah apa yang ditemukan pada kasus diatas? Informasi apa yang diharapkan dari pemeriksaan tersebut?

More Info : 1. Dari anamesa diketahui Tn. A saat ini berusia 56 thn ; TB 165cm, BB 70kg Laporan treadmill tuan A. metode Bruce Target HR : 140 WAKTU Istirahat 3 min 6 min 7 min 20 sec 8 min DENYUT NADI 80x/min 112x/min 130x/min 141x/min 90x/min TEKANAN DARAH 130/80mmHg 140/80mmHg 160/90mmHg 170/95mmHg 135/80mmHg SEGMEN ST Isoelektris Isoelektris Isoelektris Isoelektris Isoelektris IRAMA EKG Sinus Sinus Sinus Sinus Sinus

Kesimpulan : negative iskemic respons Laporan laboratoruim tuan A TEST Hemoglobin Leukosit Hematokrit Ureum Kreatinin HASIL 14 gr/dL 5000/mm3 42 vol%l 40 mg/dL 1.4 mg/dL 9

Kolesterol total Kolesterol LDL Kolesterol HDL Trigliserida Asam urat KGD puasa KGD 2 jam post prandial

187 mg/dL 127 mg/dL 46 mg/dL 150 mg/dL 6.5 mg/dL 80 mg/dL 125 mg/dL

2. Tn. B, laki-laki 25 thn, TB 170cm, BB 63kg Laporan Treadmill tuan B, metode Bruce. Target HR 165 WAKTU Istirahat 3 min 6 min 9 min 9 min 58 sec Pemulihan 6 min DENYUT NADI 78x/min 114x/min 140x/min 156x/min 166x/min 90x/min TEKANAN DARAH 120/75mmHg 140/80mmHg 160/90mmHg 170/90mmHg 170/95mmHg 125/80mmHg Isoelektris Sinus SEGMEN ST Isoelektris Isoelektris Isoelektris Isoelektris IRAMA EKG Sinus Sinus Sinus Sinus

Kesimpulan : negative ischemic respons

Laporan laboratorium tuan B TEST Hemoglobin Leukosit Hematokrit Ureum Kreatinin HASIL 15 gr/dL 6500/mm3 45 vol%l 31 mg/dL 0.9 mg/dL 10

Kolesterol total Kolesterol LDL Kolesterol HDL Trigliserida Asam urat KGD puasa KGD 2 jam post prandial

185 mg/dL 127 mg/dL 45 mg/dL 148 mg/dL 5.5 mg/dL 78 mg/dL 125 mg/dL

Tujuan pembelajaran : a. b. Memahami system anatomi dan histology kardiovaskuler Memahami bagaimana system kardiovaskuler dalam berbagai kondisi fisiologis c. Memahami dan dapat menginterpretsikan hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang d. Dapat membedakan berbagai respon fisiologis e. Mengetahui sirkulasi kardiovaskular Pertanyaan yang muncul dalam curah pendapat : Anatomi Sistem Cardiovascular Embrilogi kardiovaskular Fisiologi Sistem Cardiovaskular Sirkulasi system kardiovaskular Kontrol Sistem dalam kerja dan kontraksi jantung Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja jantung Aktivitas kelistrikan jantung Pemeriksaan penunjang dalam sistem kardiovaskular Pencegahan dan edukasi

11

JAWABAN ATAS PERTANYAAN 1. Anatomi Sistem Kardiovaskular Transportasi bahan vital antara lingkungan eksternal dan cairan internal tubuh yang terdiri dari jantung dan pembuluh darah. A. Pembuluh darah Fungsi , sebagai transport darah ke paru-paru, yaitu CO2 out dan O2 in. Transport intestinal yaitu,absobsi nutrisi cair. Transport endokrin yaitu, hormone. Sekresi yaitu, ginjal, paw, dan kulit. Tipe pembuluh darah : a. Arteri Membawa darah dari jantung kebagian tubuh lainnya, mempunyai dinding yang lebih kuat dan tebal dari vena. Dibedakan manjadi tiga jenis antara lain, Arteri Elastik Arteri terbesar, dinding terdiri dari serat elastic yang menghilangkan tekanan dan menurunkan kecepatan aliran darah. Contoh : aorta, arteri pulmonalis, arteri anonima, carotis communis dan arteri subclavia. Arteri Muscularis Ukuran medium, dinding terdiri dari serat otot polos, dikontrol system saraf otonom Arteriol Pembuluh darah yang terkecil. Lumen relative sempit dan otot nya tebal. Tekanan diatur oleh derajat tonus otot polos pada dindingnya. 12

b. Vena Berfungsi untuk mengembalikan darah ke jantung. Dinding yang lebih tipis dan arteri yang membawa darah venosa berwarna kehitaman, kecuali vena pulmonalis. Mempunyai klep atau valvula yang berdampinga dengan erat sebagai pasang vena komitas. c. Kapiler Adalah jaringan anstomosis (selimut kapiler). Distribusi seluruh tubuh dan bersentuhan langsung dengan jaringan yang menghubungkan arteriol dengan venula, tempat pertukaran difusi melintang dinding endotel arteriol ke laur jaringan. Tidak dijumpai pada kornea epidermis dan kartilago hyaline. d. Sinusoidal Pembuluh darah dengan permukaan yang lebih luas dari kapiler dan sedikit tidak beraturan. Dinding terutama terdiri dari sel fagosit. Bagian dari rekuloendotelial yang berhubungan dengan pembentukan fagositosis dan antibodi.

B. Jantung Organ berongga dan berotot yang memompakan darah melalui sirkulasi pulmonal dan sistemik. Menerima darah venosa kedalam atrium kanan disalurkan ke ventrikel kanan kemudian menuju paru-paru dan terjadilah pertukaran O2. Kemudian darah yang telah bertukar dengan O2 akan menuju ke atrium kiri kemudian disalurkan ke ventrikel kiri dan beredar keseluruh tubuh. Puncak apex berada pada lateral kiri depan, basis berada pada bagian posterior jantung, berat jantung kurang lebih 300gr, dan memiliki kapasitas volume sekitar 300cc yang dapat berkontraksi sekitar 12.5 3.5 2.5 cm. Terdiri dari: a. Ruang jantung Atrium kanan dan kiri, ventrikel kanan dan kiri. b. Batasan miokardium Atrium dan ventrikel yang disebut sulcus coronarius c. Myocardium atrium Luar : transversal Dalam : sirkular d. Myocardium ventrikel Luar : longitudinal Tengah : mengandung banyak sel silindris Dalam : longitudinal e. Dinding jantung Epicardium , myocardium, endocardium. Mempunyai 2 katup diantara atrium dan vetrikel, - Valvula tricuspidalis (kanan) 13

- Valvula bicuspidalis/mitral (kiri) Mempunyai otot jantung yang terhubung dengan valvula melalui corda tinea. Sekat jantung yaitu septum interventrikulorum yang memisahkan jantung bagian kiri dan kanan. Dan mempunyai selaput pembungkus yaitu perikardium.

2. Embriologi kardiovaskular Mencakup perkembangan kardiovaskular janin pada masa fetus, yang meliputi pembentukan saluran jantung, sekat jantung, katup jantung, dan system konduksi. A. Perkembangan Jantung Sistem pembuluh darah pada fetus akan tampak pada usia kehamilan minggu ketiga. Dimana dimulai dari sel-sel endoderm yang akan menginduksi sel-sel mesoderm yang akan membentuk sel angioblast yang akan berploriferasi dan membentuk angiokista. Angiokista yang terletak disisi lateral fetus akan menyebar ke bagian kepala dan akan membentuk pleksus pembuluh darah kecil berbetuk tapal kuda. Dibagian sentral akan membentuk daerah kardiogenik, dan pada bagian atas membentuk rongga coleum intra embrional yang kemudian menjadi rongga pericardium. B. Pembentukan Rongga Jantung Tabung jantung terus memanjang dan membengkok, kemudian terus berlanjut sampai usia kehamilan pada hari ke-23 dimana bagian sefalik membengkok ke ventral dan kaudal ke arah kanan dan bagian atrium (kaudal) akan bergeser ke dorsokranial ke arah kiri, selesai pada usia kehamilan hari ke-28 dan siap membentuk rongga jantung. C. Pembentukan Atrium dan Ventrikel 14

Atrium komunis masuk ke dalam rongga pericardium, kemudian persambungan atrium-ventrikel tetap sempit sehingga terbentuk saluran atrioventrikular yang akan menghubungkan atrium komunis dengan ventrikel embrionik awal. Bulbus kordis proximal membentuk ventrikel kanan primitif dan trabeculae. Bulbus kordis di tengah (conus cordis) membentuk aliran ke luar dari kedua ventrikel.Bulbus kordis distal (truncus arteriosus) merupakan bakal aorta dan arteri pulmonalis. Pada akhir pembentukan ruang jantung : Dinding tabung bertrabeculae (ventrikel kanan dan kiri primitif) yang dipisahkan oleh foramen Interventikularis primer. D. Pembentukan Sinus Venosus Pada minggu keempat, sinus venosus menerima darah dari kornu kiri dan kanan, masing-masing dari : Vena vitellina / vena omphalomesentrica Vena umbilical Vena cardinal communis, posterior dan anterior Pada minggu kelima, Vena umbilicalis kanan dan vena vitellina kiri menutup dan kornu sinus kiri tidak berfungsi lagi. Pada saat vena cardinalis communis sinistra juga menutup pada minggu kesepuluh,maka yang tersisa dari kornu sinus hanya vena obliqua dari atrium sinistra dan sinus coronaries. Akibat aliran pintas dari kiri maka cornu sinus kanan dan vena disisi kanan jadi melebar menyebabkan cornu sinus kanan menyatu menjadi dinding atrium. Muara kornu yaitu orifisium sinoarial diapit kiri dan kanan oleh lipatan katup vena kanan dan kiri. Sebelah atas katup menyatu membentuk septum spurium dan menjadi septum sekundum. Bagian bawah berkembang menjad katup vena cava inferior dan katup sinus coronaries. E. Pembentukan Sekat Jantung Sekat jantung utama terbentuk antara hari ke-27 dan ke-37 perkembangan fetus. Ada beberapa cara terbentuknya sekat yang melibatkan bantal endokardium : a. Dua masa jaringan (bantal endokardium) tumbuh aktif saling mendekat sehingga menjadi satu lumen dan menjadi dua saluran yang terpisah b. Pertumbuhan aktif satu masa jaringan menuju sisi lumen di seberangnya Cara pembentukan sekat tanpa melibatkan bantal endokardium : a. Segaris kecil jaringan di dinding atrium/ventrikel gagal bertumbuh, daerah kanan kirinya meluas dg cepat dan terbentuk celah sempit b. Jika kedua sisi celah tumbuh dengan pesat sehingga terbentuk sekat Pembentukan sekat dalam atrium komunis - Akhir minggu keempat tumbuh satu rigi dari atap atrium komunis ke dalam lumen (septum primum).

15

Ujung septum menyatu dengan jaringan endokardium membentuk ostium primum. Pertumbuhan jaringan endokardium menutup ostium primum, tetap kematian jaringan menghasilkan lubang-lubang yang bersatu menjadi ostium sekundum. Akibat penyatuan kornu sinus dengan atrium, maka terbentuk septum sekundum, tepi konkafnya menutupi Ostium sekundum. Lubang yang dibentuk septum sekundum disebut foramen ovale. Sisa septum primum membentuk katup foramen ovale. Setelah lahir, peredaran darah paru bekerja sehingga tekanan di atrium kiri meningkat dan akan menyebabkan katup foramen ovale menutup. 20% kasus penyatuan septum primum dan sekundum tidak sempurna,sehingga celah tetap ada (probe patency of foramen ovale) , tetap pintas dalam jantung biasanya tidak terjadi.

3. Fisiologi Sistem Kardiovaskular Darah yang dipompakan oleh ejeksi ventrikel kiri akan mengalir keseluruh pembuluh darah oleh kerena adanya sistem perbedaan antara tekanan aorta dan sistem vena. Tekanan arteri bersifat pulsatife karena jantung memompakan darah secara intermitten. A. Hemodinamik Tekanan Darah Ditentukan oleh cardiac output (CO) dan resistensi perifer (TPR), gangguan pada satu faktor akan menyebabkan perubahan tekanan pada pembuluh darah. B. Pengaturan Tekanan Darah Tekanan darah arteri yang memadai, dibutuhkan agar sistem kardiovaskular dapat berfungsi dengan baik. Tanpa TD yang memadai, aliran darah ke otak dan jantung tidak akan adekuat, sebaliknya jika TD yang berlebihan akan meyebabkan beban pada jantung. TD secara berkesinambungan berada dibawah pengawasan dari berbagai sistem kontrol / sensor didalam tubuh.

16

Bila TD lebih tinggi dari normal, maka reflex akan terjadi respon penyesuaian CO dan TPR yang akan mengembalikan TD menjadi normal kembali. Cara pengaturan TD melalui berbagai sistem kontrol : Bekerja segera (rapidly acting pressure control) Selama beberapa detik sampai ke menit, pengaturan sistem saraf melalui baroreseptor sebagai pressure buffer system terhadap flukuasi tekanan darah. Baroreseptor lebih sedikit dari variasi peribahan TD sehari-hari yaitu 1/3 sampai dari tekananyang terjadi dibandingkan ika baroreseptor tidak ada. Selain baroreseptor, pengaturan segera bias melalui hormone yaitu melalui mekanik vasokonstraktor, norephineprin, ephinefrine, rennin, angiotensin, chemoreseptor dan CNS ischemic respons yang terjadi bila TD menurun. Pengaturan jangka menengah (intermediate mechanism) Berlangsung beberapa menit setelah terjadi kainaikan TD dan berlangsung aktif selama 30 menit sampai beberapa jam. Sedangkan saat tersebut pengaturan melalui syaraf tidaklah efektif. Sistem pengaturan melalui : - Pegeseran cairan kapiler TD menurun mengakibatkan banyak kehilangan cairan dari kepiler ke interstisium yang menurunka volume darahnya kemudian membuat penurunan TD menjadi normal. Besar penurunan sekitar kali lebih tinggi. - Vascular stress relaxation Jika TD menurun makan TD dalam organ akan menyimpan banyak darah seperti vena, hepar, limpa, paru-paru dan lainnya.

4. Kontrol Sistem dalam Kerja dan Kontraksi Jantung Sistem regulasi kardiovaskular adalah untuk : - Peningkatan suplai darah kejaringan yang aktif - Pengurangan heat loss tubuh dengan retribusi darah - Bila ada peredaran darah, sirkulasi ke otak dan jantung tetap dipertahankan. Dipengaruhi perubahan output pompa jantung dan perubahan diameter dari retensi pembuluh darah (arterial resistensi menurun) dan perubahan jumlah darah yang menumpuk dari vena. Sistem regulasi berlangsung dengan cara : A. Mekanisme pengaturan lokal Kemampuan dari pembuluh darah untuk mengatur aliran darah secara lokal. Terjadi vasodilatasi bila O2 tension dan pH menurun, CO2 meningkat dan terjadi 17

B.

C.

D.

E.

injuri artery dan atreriol yang menyebabkan serotonin dibebaskan dari platelet dan terjadi vasokontriksi. Zat yang dihasilkan endhotelium Prostaglandine thromboksane A2 yaitu prostaglandin, endhotelium derivated relaxing factor (EORP) yang menghasilkan nitrid oxide (NO). Regulasi sistemik oleh sistem saraf Pada pembuluh darah arteri (kecuali kapiler) dan vena mempunyai otot polos dan menerima serabut saraf motorik simpatis dan saraf otonom. Mengatur aliran darah dari jaringan dan TD. Rangsangan syaraf simpatis non adrenergic ke jantung akan mempercepat denyut jantung (efek kronortropik) dan kekuatan kontraksi jantung (efek inotropik). Perangsangan kolinergik (parasimpatis; vagus) memperendah denyut jantung Aktivitas syaraf diatur dan dikordinasikan oleh otak. Otak menerima informasi sensoris dari reseptor perifer yang disirkulasi diluarnya. Tiga elemen yaitu, afferent fiber, central fiber, efferent fiber. Dua grup sensor yang penting yaitu, pressure reseptor pada dinding pembuluh arteri sistemik, pressure reseptor dinding pembuluh jantung. Regulasi sistemik oleh hormon Vasodilator : kinin, ANP (catrial natriuretik peptide) Vasokonstriktor : vasopressin, norephineprin, ephinefrin, angiotensin II. Regulasi tekanan darah Pengaturan syaraf pusat vasomotorik pada medulla otak mengatur TD. Pusat vasomotor stimulasi tingkat terendah yang terus menerus pada serabut otot polos dinding pembuluh tonus ini pertahankan tekanan darah melalui vasikonstriktor. Pertahanan ini dilangsungkan melalui impuls dari serabut saraf. Vasomotorik, serabut eferen saraf simpatis Vasodilator, karena penurunan impuls vasokonstriktor kecuali pada pembuluh darah di otak dan jantung.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja jantung Hormonal secara kimiawi a. Norephinefrin dan ephinefrin Vasodilator maupun vasokstriktor tergantung jenis reseptor otot polos pada pembuluh darah organ. b. Antidiuretik vasopressin dan oxitosin 18

Vasokstriktor, dari kelenjar hipofisis anterior. c. Angiotensin Peptide darah dalam bentuk aktif, bekerja sebagai vasokstriktor kuat. d. Berbagai amina dan peptide Histamine, glucagon, rennin, bradikinin, termasuk zat kimia vasoaktif. e. Prostaglandin Mampu bertindak sebagai vasokonstriktor maupun vasodilator.

6. Aktivitas Kelistrikan Jantung Jantung memiliki kemampuan membentuk depolarisasi spontan dan potensial aksi sendiri yaitu sebagai sistem penghantar khusus (sel autoritmis). Sifat sistem penghantar khusus : - Otomatis, kemampuan menghasilkan impuls secara spontan - Ritmis, keteraturan membangkitkan impuls - Daya penerus, kemampuan menghantarkan impuls - Peka tangsangan, kemampuan respons terhadap rangsangan. Mekanisme kontraksi jantung : - Pembentukan potensial aksi pada otot jantung kontraktil hampir sama dengan pada otot rangka - Pada otot jantung, maka reftaker memanjang untuk mencegah terjadinya kontraksi tetanik. Potensial aksi di cardiac kontraktil sel menyebabkan T tubule menurun yang mengakibatkan penurunan Ca++ dari ECF dan peningkatan Ca++ dari sarcoplasmic reticulum yang akan menaikkan cycosolityc Ca++ menyebabkan kompleks troponintropomiosin difilamen akan berkaitan membentuk cross bridge cycling antara filament tipis dan tebal yang akan bergeser dengan filament tebal berturut-turut dan menyebabkan kontraksi.

7. Pemeriksaan Penunjang Sistem Kardiovaskular Tes toleransi latihan adalah merekam aktivitas kelistrikan jantung selama latihan fisik yanf dampak terhadap pangingkatan kebutuhan oksigen oleh jantung. Latihan fisik yang dilakukan pasien dapat berupa berjalan pada ban berjalan atau dikenal sebagai treadmill test, bersepeda statis, naik turun tangga, dll. Pasien dilatih dengan meningkatkan kecepatan berjalan dan mencondongkan ban berjalan atau meningkatkan bebab sepeda statis bertahap. 19

Bertujuan untuk menegakkan diagnosa dini sehingga pencegahan dapat dilakukan fokus utama adalah terhadap curah jantung pada perubahan EKG. Cura jantung yang nenurun akan menyebabkan jumlah oksigen ke jaringan manurun juga, sehingga merangsang saraf simpatik untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan menurunkan metabolisme dan menyebabkan kelelahan.

8. Edukasi untuk Pencegahan Penyakit Jantung A. Aktivitas fisik Aktivitas fisik mingguan apapun disamping kegiatan hidup rutin sehari-hari mempunyai daya proteksi terhadap kematian kardiovaskuler. Aktivitas fisik mingguan yang bersifat ringan (denyut jantung meningkat sampai 10 kali permenit) sudah memberi dampak proteksi, hanya harus dilakukan hampir setiap hari, sedangkan aktivitas fisik mingguan yang bersifat sedang atau berat cukup dilakukan 2-3 kali seminggu, yang terpenting adalah keteraturan. Olahraga yang murah dan mudah seperti jalan kaki 6 kilometer per jam, senam erobik beban sedang (senam jantung sehat), menari, olahraga bela diri (pencak silat karate dan lain-lain). Melakukan kegiata setara seperti naik tangga dua tingkat, membawa barang 10kg, mencangkul dan kegiatan berkebun sudah cukup bermanfaat dalam upaya pencegahan kardiovaskuler. Dengan demikian aktivitas fisik sedang dalam bentuk apapun, asalkan mampu meningkatkan frekuensi nafas yang tidak sampai terengah-engah sudah cukup baik untuk mencegah penyakit jantung dan stroke B. Berhenti merokok Menyebabkan elastisitas pembuluh darah berkurang, sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri, dan meningkatkan faktor pembekuan C. Kurangi minuman beralkohol Alkohol dapat menaikan tekanan darah, memperlemah jantung, mengentalkan darah dan menyebabkan kejang arteri. D. Makanan bergizi Hindari makanan berelemak jenuh tinggi seperti daging kambing dan jeroan (usus, otak, dll). Perbanyak makan makanan yang mengandung omega 3 yang tinggi seperti suplemen Salmon, Omega 3 nya nutrilite, minyak Ikan, telur beromega 3, ikan air tawar dan air asin, Virgin Coconat Oil, Agar-agar, buahbuahan, sayuran, susu kedelai, tahu, tempe.

20

Ulasan : Ada beberapa hal yang masih belum jelas dalam hal ini karena keterbatasan kepustakaan dan kesulitan materi. Setelah mendapat penjelasan dari narasumber dalam pleno pakar, disimpulkan bahwa terdapat macam-macam perbedaan fisiolgis kerja jantung antara pada saat istirahat dan pada saat beraktivitas berat.

Kesimpulan : Tuan A mengalami respos fisiologis berupa denyut jantung yang meningakat pada saat berolahraga.

Daftar Pustaka : Guyton, C. Arthur, M,D. / John E. Hall, Ph.D: Buku Ajar: Fisiologi

Kedokteran.Jakarta, EGC, 1997. Rilianto, L. Dkk: Buku Ajar Kardiologi. Jakarta, FKUI, 1996 Aru, ws. Bambang, S. et al: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta, FKUI, 2007.

21

You might also like