You are on page 1of 10

1. Pengertian Antioksidan Antioksidan adalah senyawa yang berfungsi untuk menjinakan radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh.

Antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, selenium, beta-karoten, folate, dan phenols yang terkandung di dalam berbagai macam buah-buah, kacang-kacangan dan sayur sayuran juga bermanfaat untuk mencegah berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas seperti seperti kanker, penyakit jantung dan alzheimer. Antioksidan yang dibuat tubuh adalah glutation, koenzim Q10, dan melatonin. Glutation adalah antioksidan larut air yang kerjanya seperti vitamin C, E, dan beta karoten, banyak terdapat pada kentang. Antioksidan enzim, misalnya superoksida dismutase, katalase, dan glutation peroksidase. Antioksidan dari herba adalah silimarin dan antosianidin dari bluberi ( Vaccinum myrtillus), piknogenol(oligomer prosianidolik)dari kulit biji anggur(Vitex vinifera) Antioksidan dapat diproduksi dari dalam tubuh dan diperoleh dari luar tubuh. Antioksidan yang diproduksi di dalam tubuh (endogen) berupa tiga enzim yaitu superoksida dismutase (SOD) , glutation peroksidase tubuh, antioksidan berasal dari makanan (Langseth, 1995). (GSH Px), katalase, serta non enzim (Huang et al., 2005). Sedangkan dari luar Tubuh perlu tambahan antioksidan dari luar karena jumlah antioksidan yang dihasilkan tubuh belum mampu menetralkan radikal bebas dalam tubuh (Hernani dan Rahardjo, 2006). Beberapa tanaman dan buah-buahan terbukti bermanfaat melindungi tubuh manusia terhadap bahaya radikal bebas karena bersifat antioksidan (Rohman dan Riyanto, 2006). Senyawa karoten, flavonoid dan komponen fenolik lain (Teow et al ., 2006), juga vitamin C dan E (Windono, 2001) merupakan senyawa antioksidan yang sering ditemukan dalam tanaman dan buah-buahan. 2. Radikal bebas Radikal bebas secara alami terbentuk di dalam tubuh karena merupakan produk samping hasil proses metabolisme energi. Tubuh mempunyai sistem imunitas alami untuk mengatasi radikal bebas, namun tubuh juga membutuhkan tambahan asupan antioksidan untuk mengatasi

peningkatan jumlah radikal bebas yang dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti kualitas lingkungan udara yang buruk (asap rorok, polusi udara, asap kendaraan bermotor), sinar UV, kondisi stress atau juga akibat dari peningkatan jumlah molekul oksigen oleh karena peningkatan metabolisme energi saat berolahraga. Radikal bebas tidak selalu merugikan. Misalnya, radikal bebas berperan dalam pencegahan penyakit yang disebabkan karena mikrobia melalui sel-sel darah khusus yang disebut fagosit. Radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh sendiri maupun dari luar tubuh. Sumber internal adalah mitokondria, fagosit, xantin oksidase, reaksi yang melibatkan besi dan logam transisi lainnya, arakhidonat pathway, peroksisome, olah raga, peradangan, iskemia/reperfusi dan sumber eksternal adalah rokok, polutan lingkungan, radiasi, obat-obatan tertentu, pestisida dan anestesi dan larutan industri, ozon. Radikal bebas dan antioksidan Minimal terdapat 2 hal yang menyebabkan radikal bebas dapat diproduksi oleh tubuh pada saat berolahraga, yaitu: 1. sebagai akibat kebocoran elektron dalam mitokondria dan 2. selama terjadinya iskemia akibat olahraga berat. Kerusakan akibat radikal bebas terjadi terdapat gangguan keseimbangan antara radikal bebas yang terbentuk dengan antioksidan yang ada. Radikal bebas dapat merusak setiap komponen sel terutama membran bilayer asam lemak. Kerusakan akibat olahraga berat tergantung pada intensitas dan tingkat latihan yang dilakukan. Latihan berat pada orang yang tidak terlatih akan memproduksiradikal bebas lebih banyak, dan lebih sering ditemukan di otot dari pada di dalam darah. 3. Sumber Antioksidan Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik dari makanan, sayuran dan buah-buahan atau juga melalui suplemen. Produk suplemen umumnya mengandung kombinasi zat antioksidan yang cukup lengkap seperti vitamin C, vitamin E, selenium, karotenoid dan juga flavanoid dalam komposisinya. Hanya saja sumber antioksidan alami dari buah-buahan atau

sayuran mempunyai kelebihan karena lebih kaya akan fitokimia, yaitu senyawa yang bermanfaat untuk mencegah kanker dan juga penyakit jantung. Cara termudah untuk mengatahui buah-buahan atau sayuran yang mengandung antioksidan tinggi adalah berdasarkan warna, semakin berwarna maka semakin tinggi kandungan antioksidannya. Sebagai pedoman sederhana untuk memilih sumber antioksidan, pilihlah buahbuahan dan juga sayuran yang berwarna merah, kuning, biru,hijau dan orange. Makanan yang mengandung antioksidan non-nutrien: Kedelai : Isoflavon, asam fenolat, teh hijau, teh hitam : Polifenol, catechin , kopi : Ester fenolat, anggur merah: Asam fenolat, rosemary, sage, bumbu-bumbu lainnya: Asam karnosat, asam rosmarat, jeruk dan buah-buahan lainnya: Bioflavonoid, chalcone, bawang merah: Quercetin, kaempferol, zaitun: Polifenol Beberapa zat nutrisi yang bersifat antioksidan dan peranannya dalam tubuh manusia antara lain sebagai berikut: Besi Katalase, memperbaiki fungsi mitokondria, hemoglobin. Mangan Mn-SOD merupakan dalam mitokondria. enzim katalitik SOD atau superoksida yang menjadi dismutase, dalarn hidrogen golongan antioksidan penting

pendekomposisian

radikal

superoksida

peroksida dan oksigen. Tembaga Cu, Zn-SOD caeruloplasmin. Seng Cu, Zn-SOD : lebih menghasilkan sifat antioksidan, Menstabilkan stuktur membran.

Protein Asam amino yang mengandung sulfur diperlukan untuk membuat GSH, SOD, katalase, glutathion reduktase dan peroksidase, transpor logam, dan pemyimpanan protein. Albumin sebagai pembawa antioksidan tembaga sacrifical dalam plasma.

Lycopene Pigmen merah orange pada tomat. Pembersih kuat singlet O2. Diperkirakan menjadi antioksidan in vivo, tetapi belum ditetapkan.

Riboflavin (vit. B. yang larut dalam air) Glutathion reduktase, memperbaiki fungsi mitokondria, dibutuhkan untuk membuat FMN & FAD.

Selenium Glutathion peroksidase, fungsi tiroid; dapat membantu mendetoksifikasi karsinogen. Selenium. Banyak terdapat dalam hati dan seafood. Mineral mikro ini diperlukan tubuh dalam jumlah terbatas, sehingga kita tak perlu menyantapnya berlebihan. Dosis aman suplemen 100-200 mkg. Rambut dan kuku rontok merupakan efek keracunan suplemen selenium, akibat konsumsi berlebihan dan terus menerus dalam waktu lama.

Beta karoten Prekursor vitamin A. Dapat mempunyai beberapa sifat antioksidanpembersih kuat singlet O2, dapat bereaksi dengan radikal peroksil. Beberapa melaporkan bahwa -karoten menghambat proses peroksidasi lipid dalam membran, tetapi hanya pada konsentrasi O2 yang rendah.

Retinol

(vitamin

A;

vitamin

yang

larut

lemak)

Beberapa sifat antioksidan dibuktikan secara in vitro, tetapi tidak ada bukti yang baik bahwa, retinol bekerja sebagai antioksidan secara in vivo. Vitamin B kompleks, terutama asam folat dan vitamin B12. Menjaga stabilitas emosi dan memperkuat daya ingat. Mengendalikan tekanan darah tinggi, terutama yang mengalir menuju otak, sehingga

dapat mencegah stroke. Sumber terbaik adalah beras merah, tempe, daging tanpa gajih, kacang hijau, kacang merah, kedelai. Vitamin B3 atau Nikotinamid atau Niacin

Dibutuhkan untuk membuat NAD+, NADH, NADP+, NADPH - diperlukan untuk glutathion reduktase. Penting dalam metabolisms sel dan produksi energi. Vitamin C Enzim hidroksilase; antioksidan yang larut air, mendaur ulang vitamin E, mengurangi karsinogen nitrosamin. Vitamin E Melindungi terhadap proses peroksidasi lipid; dapat pula membantu menstabilkan struktur membran. Meredam laju penuaan sel, sekaligus mempermudanya kembali. Sumber vitamin E: kacang hijau, kacang merah, kenari, wijen, almond, walnut, alpukat, minyak zaitun, minyak sawit. Suplemen vitamin E sebaiknya dikonsumsi untuk jangka pendek. 4. Peran Antioksidan Bagi atlet dan penggiat olahraga yang mempunyai aktivitas fisik tinggi, khususnya untuk yang menggeluti cabang olahraga yang dominan mengunakan kontraksi otot yang kuat, konsumsi antioksidan selain berguna bagi kesehatan tubuh juga bermanfaat untuk mencegah dan mengurangi rasa nyeri, kaku dan juga kerusakan pada jaringan otot yang dapat dipicu oleh akumulasi radikal bebas akibat dari adanya peningkatan proses metabolisme energi saat latihan olahraga. Olahraga berat menyebabkan peningkatan proses oksidasi dalam sel otot rangka yang mengakibatkan peningkatan produksi zat radikal bebas. Olahraga berat juga menurunkan antioksidan pada tubuh manusia. Apabila hal ini berlangsung lama, zat radikal bebas dapat merubah dan merusak struktur biologi sel tubuh. Pada beberapa pengamatan juga ada indikasi bahwa zat radikal bebas berhubungan dengan terjadinya kelelahan

saat melakukan olahraga. Pemberian suplemen antioksidan

vitamin dan

mineral dimaksud untuk mencegah kerusakan struktur biologi sel tubuh dan memperlambat terjadinya kelelahan selama olahraga. Namun hal ini masih bisa berupa hipotesa belum melalui penelitian yang seksama Penelitian telah menunjukkan bahwa daya tahan dan kekuatan atlet endurance menghasilkan lebih banyak radikal bebas dari orang sedentari. Namun, tidak jelas apakah latihan berat meningkatkan kebutuhan antioksidan tambahan. Stres oksidatif tidak hanya menyebabkan kerusakan sel dan DNA, juga dapat membatasi kapasitas aerobik. Di sisi lain, ada bukti yang berkembang bahwa radikal bebas menjadi sinyal untuk merangsang proses adaptif dalam sel otot. Antioksidan dari makanan dan suplemen dapat membantu menjaga integritas membran sel, memungkinkan oksigen yang akan dilakukan lebih efisien dan efektif untuk kerja otot. Kerusakan membran dapat mengganggu kapasitas oksigen darah dukung, mempengaruhi performa aerobik. Antioksidan seperti vitamin C juga memiliki sifat kuat meningkatkan kekebalan tubuh, menguntungkan karena olah raga berat dapat menyebabkan sistem kekebalan ditekan pada atlet daya tahan yang berada pada peningkatan risiko untuk infeksi saluran pernapasan atas (ISPA misalnya, setelah pertarungan aerobik intens mungkin melihat dahak dan batuk yang berlangsung beberapa jam atau beberapa hari. Vitamin C dapat membantu mengatasi hal ini fungsi kekebalan tubuh yang memungkinkan atlet untuk melatih di tingkat yang lebih tinggi. Satu studi membandingkan efek suplementasi antioksidan normal dengan suplemen antioksidan berkurang secara akut, latihan intensitas tinggi sampai dengan 40 menit. Kelompok antioksidan berkurang melihat penurunan tiga kali lipat asupan antioksidan dan menyebabkan atlet untuk memiliki peringkat lebih tinggi dari tenaga dirasakan dan kapasitas antioksidan yang lebih rendah dan beredar konsentrasi antioksidan. Namun, waktu untuk kelelahan tidak berbeda nyata dan para penulis menyimpulkan bahwa suplemen antioksidan mungkin tidak diperlukan untuk atlet terlibat dalam kurang dari 40 menit latihan intensitas tinggi selama rencana makan yang kaya antioksidan diikuti.

Penelitian lain menguji efek ultrarunning (enam balapan durasi panjang di padang pasir) pada status antioksidan yang ditemukan cukup hasil yang sebaliknya. Darah menarik sebelum balapan dan 72 jam setelah balapan menunjukkan penurunan signifikan dalam aktivitas superoksida dismutase eritrosit dan dalam konsentrasi plasma retinol, karotenoid betakaroten dan lainnya. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan antara oksidan dan perlindungan antioksidan dalam kompetisi daya tahan ekstrim. Dari catatan menarik tentang topik yang sama adalah sebuah penelitian yang dilakukan yang mengevaluasi efek suplementasi antioksidan (vitamin C, E dan beta-karoten) pada status besi basal atlet sebelum dan setelah pelatihan mereka dan musim kompetisi, yang berlangsung selama 3 bulan. Tidak mengherankan, mereka menemukan pelatihan yang mengalami penurunan pertahanan antioksidan dalam atlet yang tidak mengambil antioksidan, namun kepentingan tertentu adalah bahwa mereka juga menemukan penurunan besi serum dan saturasi besi dalam atlet yang sama. Ini mungkin menunjukkan bahwa suplemen antioksidan dapat mencegah penurunan toko besi dan bahwa hubungan antara status besi dan stres oksidatif bisa ada. Meskipun lebih mudah untuk mengambil segenggam dari suplemen, diet sehat harus menjadi dasar dari sistem pertahanan Anda antioksidan: buah-buahan berwarna cerah dan sayuran bersama dengan biji-bijian tertentu, biji-bijian, dan kacang-kacangan menyediakan sumber yang sangat baik dari antioksidan untuk melindungi sel-sel dari oksidatif yang tidak diinginkan kerusakan maka yang antioksidan 5. Kebutuhan Antioksidan Kebutuhan antioksidan pada laki laki lebih banyak daripada perempuan, kebutuhan antioksidan juga akan meningkat bila usia mencapai 50 tahun ke atas. Seseorang dengan aktivitas yang tinggi lebih banyak membutuhkan antioksidan, karena orang dengan aktivitas tinggi cenderung banyak menghasilkan radikal bebas (file:upi.edu.direktori). Berikut kebutuhan zat-zat gizi yang berfungsi sebagai antioksidan sesuai dengan jenis kelamin : terbaik adalah makanan yang segar, makanan utuh sehingga tidak hanya mengandalkan suplemen untuk

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

ZAT ZAT GIZI Vitamin A Vitamin D Vitamin E Vitamin K Vitamin C Vitamin B1 Vitamin B2 Kalsium Fosfor Magnesium Natrium Klor Kalium Sulfur Besi Seng Tembaga Iodium Mangan Fluor Molibden (enzim oksidase) Selenium Kromium

LAKI LAKI 600 RE 5 mcg 15 mg 65 mcg 90 mg 1,2 mg 1,3 mg 800 mg 600 mg 300 mg 500 2400 mg 750 mg 2000 mg
Terpenuhi dari konsumsi protein 13 mg

PEREMPUAN 500 RE 5 mcg 15 mg 55 mcg 75 mg 1,0 mg 1,1 mg 800 mg 600 mg 270 mg 500 2400 mg 750 mg 2000 mg
Terpenuhi dari konsumsi protein 26 mg

13,4 mg 1,5 3,0 mg 150 mcg 2,3 mg 3,0 mg 75 250 mcg 30 mcg 0,05 0,2 mg

9,8 mg 1,5 3,0 mg 150 mcg 1,8 mg 2,6 mg 75 250 mcg 30 mcg 0,05 0,2 mg

Sumber : Prinsip Ilmu Dasar, Sunita Almatsier, 2009

PENUTUP 1. Antioksidan adalah senyawa yang berfungsi untuk menjinakan radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh. Antioksidan dapat diproduksi dari dalam tubuh dan diperoleh dari luar tubuh 2. Bagi atlet dan penggiat olahraga yang mempunyai aktivitas fisik tinggi, khususnya untuk yang menggeluti cabang olahraga yang dominan mengunakan kontraksi otot yang kuat, konsumsi antioksidan berguna bagi kesehatan tubuh, mencegah dan mengurangi rasa nyeri, kaku dan juga kerusakan pada jaringan otot yang dapat dipicu oleh akumulasi radikal bebas akibat dari adanya peningkatan proses metabolisme energi saat latihan olahraga. 3. Radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh sendiri maupun dari luar tubuh. Sumber internal adalah mitokondria, fagosit, xantin oksidase, reaksi yang melibatkan besi dan logam transisi lainnya, arakhidonat pathway, peroksisome, olah raga, peradangan, iskemia/reperfusi dan sumber eksternal adalah rokok, polutan lingkungan, radiasi, obatobatan tertentu, pestisida dan anestesi dan larutan industri, ozon. 4. Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik dari makanan, sayuran dan buah-buahan atau juga melalui suplemen. Produk suplemen umumnya mengandung kombinasi zat antioksidan yang cukup lengkap seperti vitamin C, vitamin E, selenium, karotenoid dan juga flavanoid dalam komposisinya. Hanya saja sumber antioksidan alami dari buah-buahan atau sayuran mempunyai kelebihan karena lebih kaya akan fitokimia, yaitu senyawa yang bermanfaat untuk mencegah kanker dan juga penyakit jantung.

5.

You might also like