You are on page 1of 46

z

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

KATA PENGANTAR
Berdasarkan Surat Perjanjian Kerja Nornor 602.1/8772/111/2010 tanggal 13 Oktober 2010 mengenai pekerjaan Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 Ha) di Kabupaten Sampang antara Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur dengan CV. Karya Sejahtera Tahun Anggaran 2010, disusunlah laporan-laporan yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan diatas. Laporan-laporan tersebut adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Laporan Pendahuluan. Laporan Bulanan. Petunjuk Operasi Bangunan Sipil. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan pada Waduk Klampis . Petunjuk Operasi Instrumen Waduk Klampis. Petunjuk Operas] jaringan Hidrometerologi clan Sistem peringatan Dini. Laporan Dokumentasi (VCD). Laporan Dokumentasi (Foto). External Harddisk.

Laporan Pedoman O&P berisi petunjuk mengenai operasi, pemeliharaan dan pemeriksaan Waduk. Pada saat ini peralatan tersebut masih belum terpasang, sehingga pedoman petunjuk akan di perbaharui (update) setelah semua pernasangan hidromekanikal selesai dan sesudah penggenangan. Kepada Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur yang telah memberikan kepercayaan dalam pelaksanaan studi ini dan kepada sernua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga tersusunnya laporan ini, kami mengucapkan terima kasih. Surabaya, November 2010 Hormat kami CV. Karya Sejahtera

Ir. Ismail Saud Team Leader

I1

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

PENDAHULUAN
Semua bangunan walaupun disain dan konstruksinya amat baik memerlukan nemeliharaan terus-menerus agar tetap berfungsi dan bermanfaat. Hal ini berlaku juga untuk bangunan bendungan beserta bangunan pelengkap dan peralatannya. Semua bangunan tidak akan terhindar dari suatu proses penuaan dan kemunduran kekuatan secara alami. Selain diperlukan pemeliharaan yang layak maka pengamatan yang terus-menerus terhadap semua stuktur bangunan pada wilayah waduk Klampis dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada hal yang membahayakan ditinjau dari segi keamanan Waduk. Ada pendapat bahwa bila Waduk telah di rehabilitasi hanya memerlukan sedikit pemeliharaan adalah merupakan pemikiran yang keliru dan dapat menimbulkan bahaya. Pemeliharaan dan pengoperasian suatu Waduk kegiatannya harus terorganisasi dengan baik dan berdasarkan prosedur teknik yang logis dan praktis. Pedoman Umum Penyusunan Panduan Operasi,Pemeliharaan Pengamatan yang berhubungan dengan Keamanan Waduk mengemukakan hal-hal yang harus diperhatikan tentang metode penyiapan dan tipikal Panduan Operasi, Pemeliharaan, dan Pengamatan tiap Waduk. Pedoman ini pada prinsipnya bermaksud membantu Departemen, Intansi atau Pemilik Waduk yang bertanggung jawab terhadap konstruksi dan operasi waduk dalam membuat tata cara yang logis dan keperluan praktis untuk keamanan Waduk itu sendiri. Pedoman juga bermanfaat sebagai referensi yang berguna bagi perencana yang harus mempertimbangkan pentingnya aspek operasi dan pemeliharaan dalam perencanaan waduk. Pendahuluan ini bersifat umum dimaksudkan sebagai pedoman untuk menyusun prosedur khusus dan praktis Panduan Operasi, Pemeliharaan, dan Pengamatan setiap Waduk sesuai dengan lokasi dan syarat-syarat pengelolaan untuk Waduk tersebut.

I2

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

Pedoman ini dapat dipakai untuk semua Waduk yang disebutkan dalam SNI 03 - 731 - 1989 tentang Pedoman Keamanan Waduk yang telah ditetapkan oleh Permen PU Nomor 41/PRT/1989 dan Permen PU Nomor 72/PRT/1997 tentang Keamanan Waduk Sebagai berikut : a. Waduk yang mempunyai ketinggian 15 m atau lebih, diukur dari dasar lembah terdalam dan daya tampung sekurang-kurangnya 100.000 meter kubik. b. c. Waduk yang mempunyai ketinggian kurang dari 15 m yang volume air waduknya sekurang-kurangnya 500.000 meter kubik. Waduk penampung air lainnya diluar ketentuan yang disebut dalam butir a dan b yang ditetapkan oleh Komisi Keamanan Waduk. Dalam menyajikan masalah-masalah yang lebih teknis untuk melengkapi keperluan sesuai maksud Pedoman Umum Penyusunan Panduan Operasi Pemeliharaan dan Pengamatan ini maka Pemilik Waduk harus memakai referensi Laporan Disain, Laporan Konstruksi, Kreteria Operasional Perencana atau studi yang dilakukan mengenai operasi waduk, Aliran masuk/aliran keluar dan sebagainya yang dibuat sebelum bendungan /waduk beroperasi. Perubahan atau revisi kegiatankegiatan tersebut dapat juga dilaksanakan setelah waduk berfungsi jika memang terjadi perubahan-perubahan yang cukup besar. Sesudah Panduan Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Waduk Dibuat oleh Pemilik Waduk untuk tiap Waduk, maka akan diikuti lagi dengan pembuatan "Standing Operating Procedures" (SOP) atau Presedur Operasional Tetap" (POT) untuk Operator Pekerjaan.

I3

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT UMUM


Panduan O, P dan P Waduk Klampis hendaknya mencakup adanya penyediaan Air Irigasi DI. Klampis Seluas 2603 ha. Kebutuhan Air Irigasi adalah sejumlah air irigasi yang diperlukankan untuk mencukupi keperluan bercocok tanam pada petak sawah ditambah dengan air pada jaringan irigasi. Untuk menghitung kebutuhan air irigasi ada 4 faktor yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : a. b. c. d. Pola tanam yang direncanakan Luas areal yang akan ditanami Luas areal yang akan ditanami berjumlah 2603 ha Kebutuhan air pada petak sawah Efisiensi Irigasi Efisiensi irigasi adalah perbandingan antara debit air irigasi yang sampai di lahan pertanian, dengan debit sungai dari intake (pintu pengambilan). Kehilangan tersebut disebabkan oleh penguapan, eksploitasi, kebocoran dan rembesan. Jumlah efisiensi irigasi untuk padi sebesar 0,65 (65%). Disamping itu, hendaknya juga harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Gambaran dan Manfaat Waduk Manfaat waduk dan riwayat semula waduk dan kaitannya dengan bangunan serta pekerjaan rencana lainnya mungkin merupakan satu kesatuan dan berhubungan pula dengan pekerjaan lain. Gambaran suatu waduk seperti ukuran, kapasitas, potensi bahaya, urutan prioritas komponen penting waduk dalam arti keamanan waduk dan lain sebagainya, harus dijelaskan.

I4

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

2. Revisi dan Distribusi Panduan 0, P dan P Panduan harus jelas menunjuk personil yang bertanggung jawab untuk pekerjaan pemukhiran, pendistribusian, pemeliharaan, atau tempat penyimpanan salinan Panduan. Prosedur resmi harus dibuat untuk melakukan revisi Panduan dengan mengadakan pengkajian berkala untuk memastikan bahwa instruksi-instruksi dipatuhi oleh personil operasi dan pemeliharaan direvisi dengan instruksi atau instruksi direvisi sesuai dengan perubahan pelaksanaan dan revisi tersebut harus dicatat tanggalnya. 3. Penetapan Tanggung Jawab Semua bidang tanggung jawab dan jalur komando oprasi dan pemeliharaan waduk harus diketahui dengan jelas. Suatu gambaran struktur administrasi dalam bentuk bagan alir tanggung jawab operasi clan pemeliharaan waduk harus dimasukan dalam Panduan. 4. Peralatan Komunikasi Bermacam alat komunikasi yang akan digunakan antara personil operasi dan pemeliharaan dengan atasan dan penanggung jawab administrasi dalam keadaan normal maupun darurat harus disediakan dan harus diberitahukan kepada semua petugas yang bersangkutan. Pengadaan perlengkapan komunikasi radio perlu dipertimbangkan. 5. Petunjuk Pelaksanaan dan Laporan Semua petunjuk pelaksanaan dan laporan yang perlu mengenai operasi dan pemeliharaan harus dicakup. Instruksi singkat untuk memperoleh patokan dalam menyiapkan petunjuk pelaksanaan dan laporan supaya dilampirkan. Bila instruksi lebih lanjut untuk memperoleh data diperlukan sebaiknya hal itu dibuat dalam suatu lampiran dalam Panduan, atau dalam satu dan beberapa dokumen yang terpisah.
I5

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

Instruksi dalam petunjuk pelaksanaan dan laporan mencakup laporan yang diperlukan, frekuensi petunjuk pelaksanaan dan laporan, format, cara-cara pelaksanaan 0, P dan p, pengaturan dan distribusi laporan. Pemasukan jenis petunjuk pelaksanaan dam laporan atau salinan format-format contoh petunjuk pelaksanaan dan laporan diperlukan sekali. Suatu bagan alir proses pembuatan petunjuk pelaksanaan clan laporan harus dilampirkan dalam panduan. 6. Jalan Masuk ke Lokasi Waduk Semua informasi yang bersangkutan dengan jalan masuk ke Waduk dari suatu tempat asal yang mudah dikenal baik dalam keadaan normal maupun darurat harus dicantumkan. Masukkan juga informasi mengenai hal-hal sebagai berikut: Peta lokasi yang menggambarkan alternatif jalur, lewat darat, air, dan udara. Gambaran jalur masuk paling lancar menuju ke bendungan. Gambaran Jalur alternatif ke bendungan. Gambaran keadaan jalan (beraspal, kerikil dan dan sebagainya serta kemampuannya dalam keadaaan darurat. Lokasi lapangan terbang yang terdekat.

7. Hubungan dengan Instansi Lain Hubungan administrasi dan hubungan lainnya yang berkaitan dengan Instansi Pemerintahan Swasta dan organisasi umum lainnya harus diadakan. 8. Prosedur Peringatan Umum Presedur untuk memperingatkan masyarakat umum terhadap keadaan darurat yang mungkin timbul harus dirinci dan dicoba. Keadaan darurat mungkin terjadi. Sebagai contoh, bila kondisi waduk dianggap berbahaya bagi kehidupan dan harta milik sehingga tidak cukup waktu untuk memperbaiki keadaan dengan mengunakan prosedur operasi dan pemeliharaan normal, akan terjadi banjir yang sudah dekat atau bila keadaan lain yang mengancam
I6

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

keamanan waduk atau daerah sekelilingnya.

I7

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

OPERASI DAN PROSEDUR PEMELIHARAAN


Umum Pemeliharaan terhadap seluruh komponen waduk yaitu bendungan utama, waduk serta bangunan fasilitas lainnya sangat penting guna menghindari pekerjaan perbaikan yang tidak perlu. Pemeliharaan didifinisikan sebagai pekerjaan rutin yang diperlukan untuk memelihara bangunan dan sistem yang telah ada (pekerjaan mekanikal, elektrikal, hidrolik, dan sipil) dalam suatu kondisi yang aman dan berfungsi. Suatu dokumen yang menetapkan prosedur pemeliharaan diperlukan dan dapat dimutakhirkan terus-menerus berdasarkan kepada pengalaman dan harus disiapkan untuk dimasukkan ke dalam Panduan Operasi dan Pemeliharaan. Pemeliharaan harus dilaksanakan dibawah pengawasan petugas Teknik yang berpengalaman. Semua pemeliharaan harus dicatat dan dilaporkan kepada yang bertanggung jawab atas pemeliharaan bendungan / waduk. Apabila ada kerusakan pada bangunan-bangunan tersebut maka harus segera diperbaiki, untuk itulah diperlukan inspeksi secara rutin.

PEMELIHARAAN BENDUNGAN Tindakan pemeliharaan yang diperlukan dapat diketahui dari hasil analisis data yang didapatkan selama inspeksi yang diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu pemeliharaan rutin dan pemeliharaan khusus : A. Pemeliharaan Rutin Kegiatan pemeliharaan rutin yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : Pemeliharaan seluruh fasilitas peralatan observasi dan pengukuran agar selalu dalam kondisi baik sehingga dapat memberikan pengamatan yang akurat.
I8

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

- Pembersihan seluruh area dan bangunan yang ada. Pemeliharaan seluruh bangunan. Pengecatan permukaan bangunan dari baja misalnya handrail, stoplog, pintu dan lain-lain. Perbaikan terhadap kerusakan bangunan secepatnya bila diperlukan.

Berdasarkan kebutuhan pemeliharaan seperti tersebut diatas maka dapat diuraikan pemeliharaan untuk masing-masing komponen bendungan sebagai berikut :

(1).

Bendungan Utama
Apabila pengukur bocoran di dowstream menunjukkan angka lebih dari 1 liter/menit maka harus segera dilaksanakan penanggulangan terhadap bocoran tersebut. Apabila terjadi kondisi yang tidak normal pada bendungan maka elevasi muka air waduk harus segera diturunkan.

(2).

Waduk
Apabila terdapat kotoran-kotoran yang mengapung dipermukaan air waduk maka harus segera dibuang guna melindungi trash rack bangunan pengambilan. Apabila dari hasil survey echo sounding diketahui bahwa sedimentasi yang masuk ke waduk dinilai sudah menganggu pelaksanaan operasi waduk maka harus dilakukan penggelotoran terhadap sedimentasi tersebut.

(3).

Pelimpah
Apabila dasar sungai di bagian downstream stilling basin sudah terjadi penggerusan akibat aliran dengan kecepatan tinggi atau terjadi sedimentasi maka harus dilakukan perbaikan.

I9

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

(4).

Pemeliharaan Peralatan Mekanis


Pemeliharaan hidromekanis harus didasarkan pada pedoman yang dikeluarkan oleh pabriknya.

(5).

Pemeliharaan Sistem Kelistrikan


Untuk pemeliharaan peralatan sistem kelistrikan didasarkan pada pedoman pemeliharaan yang dikeluarkan oleh pabriknya.

B.

Pemeliharaan Khusus Pemeliharaan khusus mencakup tindakan-tindakan perbaikan untuk masingmasing bangunan yang mengalami kerusakan.

PEMELIHARAAN BETON
Umum Pemeliharaan dan perbaikan beton dan pasangan batu harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi bangunan tersebut. Pekerjaan hams selalu dilakukan dibawah pengawasan Tenaga Ahli yang berpengalaman. Tipe-tipe Perbaikan Beton a. Pengganti Bangunan Beton Penggantian bangunan beton antara lain adalah mengganti beton yang cacat dengan beton baru dengan perbandingan yang baik sehingga akan dapat menajadi satu kesatuan dengan beton dasar, Penggantian beton merupakan metode yang diterapkan untuk mengatasi kerusakan beton diluar tulangan yang cukup luas. Penggantian beton dilakukan dengan cara membongkar daerah yang rusak sampai pada bagian beton yang baik.

I 10

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

Untuk itu perlu dilakukan cacat-cacat beton (chipping) guna membentuk permukaan tidak rata (bekas chipping) sehingga adukan beton baru bisa bersatu dengan baik. Beton yang digunakan untuk perbaikan pada umumnya harus sama dengan beton yang lama. b. Dry Pack Metode Dry Pack adalah metode perbaikan dengan menuangkan campuran beton yang sangat kental kedalam lapisan yang tipis. Campuran ini praktis tidak akan mengalami penyusutan dan akan menghasilkan kekuatan yang sama atau melebihi beton induk. Metode ini tidak membutuhkan peralatan khusus, tetapi penyelesaian akhir harus diteliti untuk perbaikan semacam ini bilamana menghendaki hasil yang memuaskan. c. Adukan Epoxy dan Epoxy Beton (Epoxy Mortar dan Epoxy Concrete) Adukan Epoxy (Epoxy Mortar) adalah kombinasi dari "epoxy resin" dan agregat halus yang sesuai bentuk pelaksanaan. Epoxy beton (epoxy concrete) adalah suatu kombinasi antara epoxy resin pasir kasar yang tajam bercampur secara konsisten sama dengan beton semen pertland. Penambahan epoxy digunakan secara intensive karena mengandung daya lekat yang tinggi dan kekuatan yang besar. Harga penambahan epoxy ini sangat tinggi dan kekuatan yang penggunaannya sangat hati-hati. Penambahan epoxy memerlukan waktu yang relatif singkat (cepat mengeras). Penambahan epoxy akan memberikan hasil yang baik dan dapat bertahan beberapa tahun serta sangat diperlukan pada bagian atau lokasi yang kritis. Penambahan epoxy harus dihindari untuk permukaan beton yang mengalami pengaruh perbedaan temperatur, langsung kena sinar matahari dan bagianbagian yang sering kontak dengan air . Pada kondisi semacam ini keretakan dan pengelupasan pada tambalan itu akan terjadi karena perbedaan sifat panas yang terkandung pada beton semen portlan dan epoxy beton.
I 11

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

Campuran dari beton epoxy untuk penggunaan permukaan yang diperbaiki harus dipersiapkan dan dikerjakan oleh orang yang terlatih dan berpengalaman pada jenis pekerjaan ini dan harus disesuaikan dengan instruksi-instruksi pabrik. Masa pakai bahan epoxy (resin) tidak boleh kadaluwarsa. Bahan-bahan yang kadaluwarsa harus dibuang. Persiapan untuk Perbaikan (Preparation for Repair) Pada umumnya dianjurkan untuk memotong sekeliling tepi yang akan diperbaiki terutama pada bagian lantai/pelat. Untuk mengurangi kekasaran bagian tepi, pemotongan harus dibuat sedikit menyudut/miring sehingga lebar bidang yang di bawah akan lebih besar dari bidang permukaan, dengan cara demikian memberikan ikatan baik. Semua beton yang rusak/ kurang baik harus dibongkar dengan menggunakan alat mekanik untuk membuat permukaan kasar. Kemudian permukaan beton dibersihkan, lebih baik lagi kalau dibersihkan dengan semprotan pasir. Permukaan pengikat harus dibasahi lebih dulu hingga merembes kebawah, kemudian dikeringkan pada waktu penambalannya. Permukaan yang kering harus secara hati-hati dilapisi dengan mortar kurang lebih setebal 3 mm atau dengan bahan pelekat pengganti lainnya yang diizinkan. Perbaikan harus segera dilaksanakan. Bahan Pelekat (Bonding Agents) Bahan pelekat ini digunakan untuk penyatuan antara adukan beton atau mortar yang baru dengan beton induk. Saat ini epoxy merupakan bahan pelekat yang intensive. Bahan ini menghasilkan suatu pelekat yang mempunyai daya tahan yang besar dengan beton terhadap daya tarik, gaya tekan dan gaya geser. Bahan pelekat tersebut tidak tembus air/ tahan air dan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap pengaruh bahan-bahan kimia serta mempunyai daya pelarut. Penampilan (Appearance)

I 12

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

Penampilan pada perbaikan beton perlu juga mendapat perhatian. Perhatian utama harus diberikan untuk menjamin bahwa susunan dan warna yang diperbaiki harus sepadan (sesuai) dengan beton sekelilingnya. Campuran semen putih yang baik pada pekerjaan semen akan memungkinkan bidang perbaikan tersebut sesuai dengan warna dari beton aslinya. Bidang penambalan pada permukaan beton, tidak dibenarkan menggunakan cetak baja karena akan menghasilkan warna gelap dimana tidak mungkin untuk dirubah. Perawatan Beton (curring) Semua bidang penambalan, kecuali yang menggunakan adukan semen epoxy atau beton epoxy harus dirawat denngan sebaik-baiknya untuk menjamin sebagaimana mestinya ap hidrasi dari semen agar beton maupun mirtar dapat tahan lama. Perbaikan Bagian yang Retak Langkah perbaikan yang akan dilakukan terhadap retakan (crack) yaitu memperbaiki secara keseluruhan atau hanya di tutup dengan tambalan tergantung pada keadaan bangunan dan penyebab timbulnya keretakan serta lokasi retakan tersebut. Apabila penyebab retakan adalah tegangan (gaya) maka diusahakan tegangantegangan ini dihilangkan, sedangkan perbaikan dilakukan dengan beberapa ketentuan. Retakan yang disebabkan akibat pondasi bergerak atau perubahan temperatur perbaikannya silakukan dengan cara menutupnya dengan material yang fleksibel atau bahan yang dapat berkembang susut. Pembersihan seluruh bidang yang retak sangat penting sebelum pekerjaan perawatan dimulai. Serpihan-serpihan beton, bercak-bercak minyak yang melekat pada beton dan bendabenda lain/kotoran harus dibersihkan. Cara pembersihan tergantung pada ukuran (luas) daerah retakan dan pencemaran alami akibat retakan tersebut. Pembersihannya bisa memakai berbagai cara antara lain : tekanan udara, menyikat dengan sikat kawat, semprotan pasir atau menggunakan alat-alat pembersih lainnya.

I 13

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

Perbaikan bangunan secara menyeluruh terhadap bidang yang retak menggunakan ti-man dan injeksi vacuum dari epoxies encer dan monomers lain yang dibuat polymerize fitempat dan dilekatkan pada induk beton. Menutup bagian-bagian yang retak tanpa perbaikan bangunan menyeluruh mbutuhkan pemakaian bahan dan teknik yang sama seperti cara yang digunakan untuk nutup sambungan. Perbaikan Pada Sambungan Kerusakan pada sambungan dapat diperbaiki dengan teknik yang sama dengan 'rnielasan pada paragraf yang terdahulu, kecuali bila porsi pada suatu sisi sambungan dapat j'rcor lebih dulu dengan menggunakan cetakan dan porsi yang lain dapat ditempatkan Ieriawanan dengan pengecoran sebelumnya dengan ditutup lembaran plastik dengan form oil. PEMELIHARAAN PERALATAN HIDROMEKANIKAL Peralatan hidromekanikal yang dipasang pada bendungan yang membutuhkan Peliharaan antara lain : Gate, Stoplog, Trash rack, Genset serta Peralatan Sarana Penunjang. A. Pemeliharaan dan Pemeriksaan Penggerak harus terjamin kebersihannya, roda gigi dan bearing harus selalu dilumasi, periksa bagian kontak screen bagian lainnya secara teratur sebulan sekali. Mengencangkan baut-baut pengikat dari masing-masing bagian dan jangan sampai ada yang lepas atau hilang. Bagian-bagian yang catnya sudah rusak atau berkarat, harus segera diperbaiki atau dicat kembali. Pengecatan kembali sebaiknya dilakukan secara teratur dua atau tiga tahun sekali.
I 14

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

Memeriksa kekerasan baut-baut pengikat dan juga jangan sampai ada yang lepas atau hilang. Memeriksa masing-masing bagian apakah bebas dari retak, patah, rusak, melengkung dll. Memeriksa daun pintu dari kebocoran pada saat daun pintu tertutup penuh. Memeriksa seal karet pintu dari kerusakan atau keausan. Komponen yang perlu perawatan khusus.

Permukaan roda gigi harus secara teratur diberi pelumas/ grease. Bearing sebagai elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolakbaliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang umur haruslah diberi grease/pelumas. B. Aturan Pemeliharaan dan Schedulnya - Bulanan : Pembersihan peralatan dan sebagainya Pengecekan baut, mur, yang kendor atau hilang Pengecekan bagian-bagian lainnya, seal karet, roda gigi dan lain-lain - Tahunan : Pembersihan peralatan clan pengecetan bagian-bagian yang cat lecet . Pengecekan perlengkapan pelumasan seperti niple grase dan lain-lain. Pengecekan seluruh peralatan penggerak yang harus diganti atau diperbaiki.

I 15

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

PEMELIHARAAN INSTRUMENTASI Umum Perawatan harus dilakukan untuk menjamin bahwa semua peralatan instrumentasi itu tersimpan dengan baik serta terpelihara. Peralatan itu harus selalu bersih dan bebas dari debu.Sambungan-sambungan yang perlu untuk diberi pelumas harus diteliti kebersihannya dan secara teratur harus diberi pelumas. Baterai yang berada diunit pembacaan harus distroom secara berkala dan baterai cadangan untuk piezometer, dipmeter harus siap setiap waktu. Pipa Piezometer Piezometer di lapangan harus selalu dikunci sebaik-baiknya. Bagian atas pipa harus terpelihara agar bebas dari debu dan rumput. Kalau perlu pipa dan penutupnya dicat dan angka piezometer harus diteliti, agar tidak ada penyumbatan waktu mengukur kedalaman sesuai yang ditunjukkan dalam instruksi. Tanda-tanda Titik Suvey Marka/tanda (markers) survey harus selalu jelas dan harus dihindarkan kerusakannya dari kendaraan. Rumput sekeliling marka harus dipotong, agar marka jelas terlihat. Sistem angka selalu jelas dan dapat dibaca.

I 16

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

PERRLINDUNGAN PEKERJAAN BAJA (STEELWORK PROTECTION) Umum Untuk memperoleh jangka waktu sepanjang mungkin terhadap perawatan besar, kerusakan pekerjaan pengecatan harus segera diperbaiki begitu diketahui adanya cacat dalam pekerjaan pengecatan.Disamping pekerjaan pengecatan juga pekerjaan pencucian atau pembersihan sampai kebagian bawah pada setiap tahun agar selalu memberikan penampilan yang layak. Perawatan Kecil - Pengecatan Setempat (Minor Maintenance) - patch painting) Bagian yang akan dicat harus dibersihkan terlebih dahulu untuk

menghilangkan metal atau lapisan metal yang pernah dipakai serta bagian tepi dari cat yang tidak rusak digosok dengan ampelas. Apabila lapisan metal telah digosok, daerah atau bagian tersebut harus digosok lebih halus lagi untuk menghilangkan bagian yang sangat kasar. Kemudian baru dilapisi dengan cat yang mengandung timah (zinc) yang baik, sampai dengan ketebalan 100 um untuk selaput kering minimum. Sistem pengecatan penuh pada bagian itu akan dipakai secara efektif sehingga setiap pengecetan akan melengkapi lapisan sebelumnya. Perawatan Besar - Pengecatan Ulang (Major Maintenance - Re-coat Painting) Kalau cat yang ada masih dalam keadaan baik, misalnya tidak rapuh, retak atau tebal karena diulang-ulang, maka hanya perlu diamplas dan dibasuh permukaannya sebelum dilakukan pengecatan ulang dengan cat dasar dan lapisan akhir (penyelesaian).

I 17

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

Bilamana diperlukan pengecatan untuk memperbaharui peralatan/bagianbagian baja, peralatan tersebut harus disiapkan dan dicat sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak. TIMBUNAN TANAH BENDUNGAN Umum Instruksi-instruksi untuk perawatan rutin telah diberikan tapi dalam hal yang berkaitan perawatan pekerjaan (Earthworks) tanah sebaiknya harus dipertimbangkan terhadap kepentingan atau manfaatnya. Kebutuhan untuk perawatan yang bukan rutin harus dilaporkan atasan dan diperlukan petunjuk para ahli. Berbagai petunjuk atau indikasi dapat memberi peringatan secara dini tentang Kerusakan bendungan. Hal ini adalah tugas kelompok Operasi dan Pemeliharaan dan Unit Monitoring Bendungan. Apabila salah satu dari kelompok-kelompok tersebut menemukan sesuatu tanda kerusakan, mereka harus segera memberitahukan kepada kelompok lainnya sehingga dapat dilakukan koordinasi pengawasan, pengamatan dan memonitor serta dapat mengambil langkah terhadap problem tersebut. Timbunan Tubuh Bendungan Apabila terjadi pengelupasan/ ketidakstabilan, kebocoran/rembesan pada permukaan hilir bendungan, atau penurunan tanah yang berlanjut dengan retak-retak yang semakin berkembang pada tanah timbunan/tubuh bendungan maka dianjurkan kepada yang berwenang memberikan perhatian dan pengertian agar melakukan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan. Pada waktu yang sama harus diambil langkah untuk menentukan luas pengelupasan, besar dan kecepatan penurunan, tingkat keretakan dan kecepatan melebarnya retakan serta perkembangannya, besar arus rembesan dan perubahan-perubahan besar arus dengan waktu. Dalam kejadian ini diperlukan suatu kewaspadaan yang tinggi untuk menjaga terjadinya rembesan yang lain. Lereng yang tidak ada pelindungnya akan mudah terkena erosi. Hal ini adalah suatu proses yang normal dimana didalam tubuh bendungan sendiri bukan merupakan hal
I 18

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

yang berbahaya. Suatu longsoran kecil atau suatu ketidakstabilan lainnya dalam penggalian lereng sebaiknya diselidiki dan dipertimbangkan langkah-langkah perbaikannya. Longsoran kecil dapat terjadi sewaktu-waktu disembarang tempat, gerakangerakan 1nnah tersebut biasanya akan terjadi sesuadah adanya hujan lebat, penurunan air dalam waduk Irapid draw down), atau gempa bumi. Langkah-langkah perbaikan harus segera diputuskan Kituk kondisi-kondisi khusus serta diberikan rekomendasi perbaikannya. Kondisi ketidakstabilan lereng pada skal besar berpengaruh pada bagian penting dari bendungan. Petunjuk dari tenaga ahli diperlukan untuk mengambil tindakan sementara guna mencegah kerusakan lereng lebih lanjut. Air rembesan harus disalurkan keluar dari areal lereng. Apabila kerusakan pada lereng tak dapat diatasi bahkan berkembang menjadi retak-retak yang luas maka harus diambil langkahlangkah usaha untuk memperoleh keterangan mengenai kecepatan gerakan dengan .menggunakan peralatan (instrumentasi) dan penelitian. Susunan batu pelindung lereng dapat anjlok (settle) akibat deburan gelombang air. Gelombang air ini dapat mengakibatkan pengikisan bahan-bahan lapisan dasar serta kerusakan susunan batu pelindung dan pengelupasan lereng tanah bagian hulu. Kerusakan pada batu perlindungan lereng ini harus secepat mungkin diperbaiki. Untuk Perbaikan penurunan tanah (setlement) harus dikerjakan dengan memindahkan tersebut dan memperbaiki dasarnya sebelum mengganti batuan tersebut sesuai bentuk asalnya. Tempat-tempat yang diketahui terjadi penurunan tanah (setle), harus dipantau untuk yakinkan bahwa gerakan tanah sudah berhenti. Tempat-tempat yang kena erosi memerlukan perbaikan setempat sepanjang lereng.Apabila terjadi kerusakan-kerusakan kecil pada tepian yang disebabkan oleh ombak, batu pelindung lereng harus dikembalikan (diatur kembali) pada posisi semula,
I 19

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

pada waktu siklus air di reservoir naik, maka perbaikan tidak mungkin dilaksanakan. Untuk itu perbaikan harus menunggu sampai daerah itu terbuka lagi pada waktu siklus air turun. Daerah Hilir Tubuh Bendungan Tindakan pengendalian rembesan dimaksudkan untuk membatasi jumlah dan kecepatan arus dan jalan keluar air (gradient) pada tubuh bendungan utama. Namun sejalan dengan sifat alamiah dari material tersebut air dapat merembes ke bagian hilir tubuh bendungan. Daerah dimana terdapat rembesan air harus diteliti untuk memastikan bahwa airnya jernih. Sebagaimana biasanya untuk menjamin bahwa rembesan pada daerah hilir dapat dengan mudah diteliti dan diukur, maka areal sejauh tiga kali dari tinggi maksimum elevasi air waduk harus bebas dari semua tanaman dan aktivitas pertanian. Perbaikan Tanah Longsor a. Pergeseran Kecil (Minor Slips) Lereng galian yang tidak ada penahannya, atau perlindungan akanmudah terkena erosi permukaan. Tiap pergeseran kecil dalam lereng galian harus diselidiki dan perlu diusahakan langkah-langkah perbaikannya. Apabila pergeseran telah berakibat merugikan atau memperlemah fungsi salah satu bagian struktur seperti mengganggu aliran atau menyumbat aliran drainase maka diperlukan perbaikan. Pengaruh dan pelapukan (kerusakan iklim) telah dikurangi oleh

perlindungan permukaan diatas lereng-lereng yang penting. Walaupun demikian pergeseran kecil dapat terjadi dibagian ini dan harus segera ditanggulangi apabila nampak bahwa keadaan itu dapat mengakibatkan kerusakan lebih lanjut pada bagian tubuh bendungan tersebut. Pada umumnya tak ada tanda-tanda awal pada bahaya pergeseran kecil,
I 20

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

selain didapat dari instrumentasi juga pemeriksaan visual secara teratur yang dapat memberi peringatan tentang kerusakan pada lereng.

b.

Pergeseran Besar (Major Slips) Dalam teori peringatan atau tanda-tanda dari perkembangan kerusakan berat pada bagian-bagian penting dari sebuah bendungan diperoleh dari alat yang ditanam atau dipasang dalam tanah dan permukaan tanah serta dari hasil pengamatan. Petunjuk dari tenaga ahli harus diperoleh secepat mungkin apabila diperkirakan adanya pergeseran besar yang potensial. Ini akan ditemukan bentuk dari kenaikan elevasi air yang abnormal dalam alat piezometer atau tanda-tanda pergerakan yang cukup besar dalam pembacaan inclinometer. Apabila terjadi kerusakan pada lereng maka harus segera diambil langkah untuk mencegah atau mengurangi kerusakan lebih lanjut. Materialnya jangan dipindah dari lokasi pergeseran, boleh dipindah apabila tidak dapat dihindarkan. Sebagai tindakan darurat setiap air rembesan harus ditahan/dibendung. Kecepatan gerakan dari pergeseran harus diamati dan tiap alat instrumen setempat harus dibaca dengan frekuensi waktu yang sama. Petunjuk tenaga ahli harus diminta sebelum melaksanakan pekerjaan perbaikan permanen.Pergeseran besar bias terjadi setelah adanya penurunan permukaan air waduk dalam waktu singkat (rapid draw down) atau setelah gempa bumi.

Mata Air , Rembesan Dan Lubang


Daerah-daerah yang lembek dan berlendut, rembes atau bermata air pada permukaan tubuh bendungan serta singkapan dari lapisan yang mudah dilewati air harus selalu diamati. Catatan-catatan geologi dapat dipakai untuk mengetahui kemungkinan jalur rembesan. Pembenntukan rembesan harus diamati dan diukur,

I 21

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

dianjurkan sebagai bagian dari program monitoring.

Rembesan dan mata air kadang-kadang tidak begitu membahayakan karena dapat tertutup sendiri dengan lumpur atau terbentuk dengan sendirinya mata air jernih yang mengalir secara normal. Namun demikian semua rembesan dan sumber air harus dilaporkan dan dipantau. Apabila terjadi kekeruhan dalam air atau kecepatan aliran/debit air bertambah, maka secepatnya minta petunjuk kepada tenaga ahli untuk mengatasinya, hal ini menunjukkan indikasi bahaya erosi bawah tanah (piping).

a.

Perlindungan Terhadap Lereng Bagian Hilir (Protection to Downstream slope)


Perlindungan lereng dengan tanah berumput pada bagian hilir tubuh bendungan, mungkin dapat dihanyutkan oleh konsentrasi (pemusatan) arus air yang disebabkan oleh tertutupnya saluran pada lereng atau berm atau jeleknya kondisi pinggir tubuh bendungan. Penyebab kerusakan harus diteliti dan diperbaiki dalam waktu bersamaan dengan perbaikan pelindung lereng.

b.

Saluran Drainase (Drainage Channel)


Saluran drainase, gorong-gorong dan saluran menjadi fungsi penting untuk menahan aliran air permukaan dan erosi terutama sekitar tubuh bendungan, jalan-jalan dan bangunan -bangunan permanen lainnya. Kotoran dan endapan harus dibersihkan. Rintangan-rintangan/sumbatan-sumbatan harus segera dibuang dan kalau ada kerusakan pada beton, pasangan batu atau batu pelindung harus diperbaiki secepatnya. Tanah-tanah yang larut dibelakang dinding penahan saluran supaya diatur kembali. Kalau kerusakannya berkepanjangan atau berulang-ulang, maka harus ada pertimbangan untuk

I 22

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

mengambil langkah perbaikan lain, termasuk menetapkan membuat saluran tambahan sebelum pekerjaan-pekerjaan penting lainnya membahayakan.

Waduk
Pemeliharaan waduk terdiri dari Pemeriksaan rutin oleh operator, membuang semua benda-benda atau kotoran-kotoran terapung yang mungkin dapat mencapai lubang pengambilan maupun pelimpah. Kotoran-kotoran ini harus dibuang dan dibakar, disamping itu harus diperhatikan pula barangkali ada tumbuhan air yang liar yang dapat mengganggu operasional waduk. Untuk membuang kotoran yang terapung membutuhkan sarana perahu.

I 23

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

PENGAMATAN (SURVEILLANCE)

Umum
Kegagalan bendungan dapat dihindari atau dampaknya dikurangi bila pengamatan dan kajian ulang keamanan bendungan dilaksanakan dengan baik. Inspeksi dan monitoring terhadap kelakuan bendungan diperlukan untuk mempertahankan umur waduk sesuai yang direncanakan. Pendeteksian secara dini akan memberi kesempatan untuk mengambil tindakan sebelum berkembang menjadi kondisi yang lebih parah. Guna melancarkan pengoperasian pekerjaan serta tanggung jawabnya maka pekerjaan dibagi menjadi dua bagian yaitu : Pemantauan/ Monitoring Routine Pemantauan/ Monitoring routine dilaksanakan oleh petugas operasi bendungan, sedangkan pemantauan /monitoring tambahan dilakukan oleh Bagian Monitoring Bendungan dan Tim Survey Khusus. Para petugas operasi bendungan harus berusaha menjaga ketelitian, kerapian, dan akurasi dari catatan dan melaporkan segera ke bagian Monitoring bendungan bila diketahui ada kejanggalan pada bendungan atau alat-alat pemantauan. Inspeksi Inspeksi dikerjakan oleh petugas operasi bendungan pada jangka waktu khusus. Bagian Monitoring bendungan dan Petugas Ahli Supervisi bertanggung jawab atas pengoperasian dan keamanan bendungan.

I 24

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

Inspeksi harian pada bendungan, waduk dan bangunan pelengkapnya dilakukan oleh Tim Pemeliharaan Bendungan disaat-saat waktu selang tugas mereka. Inspeksi secara periodik akan dilakukan oleh anggota Bagian Monitoring Bendungan, Tim Ahli Supervisi, atau tenaga Ahli Keamanan Bendungan (Dam Panel Safety) bila perlu. Kegiatan atan yang berkaitan dengan keamanan bendungan sebagai berikut: Data bendungan harus mencakup semua data yang mengenai penyelidikan, disain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, pengamatan, pekerjaan perbaikan dan modifikasi serta perilaku hidrologis, dan geoteknis daerah pengaliran sungai serta waduk seperti banjir besar, gempa, tanah longsor, dan lain-lain. Laporan kajian ulang keamanan harus dimasukkan kedalam arsip data. Operasi dan pemeliharaan harus dilaksanakan dan diawasi sesuai dengan prosedur ,, ang terurai dalam Panduan Operasi dan Pemeliharaan. Pengamatan bendungan harus dilaksanakan pada selang waktu tertentu oleh ahli rekayasa yang sesuai dan berpengalaman. Kajian ulang keamanan harus dilaksanakan oleh ahli rekayasa yang bebas (independent) dan cakap dalam merekomendasikan laporan pengamatan. Rekomendasi untuk tindakan perbaikan dan modifikasi disain bendungan serta prosedur operasi dan pemeliharaan yang mengacu kepada suatu kajian ulang keamanan harus dilaksanakan tepat pada waktunya. Presedur keadaan darurat harus segera diaktifkan apabila timbul keadaan darurat yang mengancam kehidupan dan harta penduduk.
I 25

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

Tujuan dan Kegiatan Tujuan utama dari sistem pengamatan adalah menganalisa dan menyajikan data bendungan clan daerah sekitarnya untuk menjamin agar pemberitahuan mengenai gejala perilaku bendungan yang berbahaya dapat segera diketahui. Pengamatan mencakup kegiatan sebagai berikut: Pemantauan Pemeriksaan Lapangan Visual Pengujian dan pelaporan data dan hasil pemantauan, Pemeriksaan lapangan, laporan rutin dan khusus operasi dan pemeliharaan.

Peralatan Mekanikal dan Elektrikal


Pemeriksaan harus mencakup peralatan mekanikal dan elektrikal yang utama bangunan pelimpah dan pintu air, katup pengeluaraan, alat pengangkat dan sebagainya. Dimana kegagalan fungsi dapat memperngaruhi keamanan. Perhatian harus ditujukan kepada fungsi, jenis dan kapasitas peralatan dan juga kepada penyedian tenaga listrik dalam keadaan normal dan darurat, sistem kendali dan tanda bahaya serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi keamanan operasional.

I 26

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

OPERASI WADUK
UMUM Proyek Waduk Klampis ini bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi waduk agar dapat berfungsi secara optimal terhadap kebutuhan air baku. Sesuai dengan kebutuhan air baku untuk tujuan seperti tersebut diatas dari hasil perhitungan direncanakan dengan tampungan efektif sebesar 7 x 10 m3 yaitu antara Puncak Mercu El. +31,80 dan Dasar Mercu El. +19,40. Volume tampungan sedimen saat ini sebesar 5,25 juta m3, sehingga tampungan total sebesar 10 juta m3. Pola operasi waduk ini dalam pelaksanaannya perlu disesuaikan dengan kondisi pada waktu beroperasi sehingga bisa didapatkan keuntungan yang maximal. Volume air waduk harus selalu dievaluasi setiap kali sebelum mulai tanam, sehingga dapat diproyeksikan pola tanam yang akan dilaksanakan pada musim berikutnya.

KONDISI DASAR
Pendekatan yang dijadikan dasar pembuatan peraturan operasi waduk adalah sebagai berikut : Air yang ada didalam waduk dimaksudkan untuk penyediaan air baku. Penyediaan air baku dilakukan sesuai dengan kebutuhan untuk sekali dengan pola tanam yang direncanakan yaitu Padi Palawija Palawija untuk daerah seluas 2.603 ha di bagi dalam 3 golongan, Golongan A, seluas 855 Ha meliputi primer klampis, sek Torjun, Sek Petapan, Sek Buleung dan Sek.
I 27

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

Kanjar. Dengan pola tanam Padi Palawija Tebu. Golongan B, Seluas 944 Ha meliputi Sek. Tanah Merah, Sek. Bancelok, Sek. Jungkarang, Sek. Kepai. Dengan Pola Tanam Padi Palawija Tebu. Golongan C, Seluas 804 meliputi Primer Jeruk Purut, Sek. Krampon dan Sek. Asem Raja. Dengan pola Tanam Padi Palawija Tebu. Awal Tanam Dihitung Mulai 11 Nopember, dan 21 Nopember. Kelebihan air waduk akan melimpah melalui pelimpah agar elevasi muka air tetap pada elevasi air yang diperlukan.

SIMULASI WADUK
Simulasi pada waduk dimaksudkan membuat suatu pengukuran detail terhadap lokasi waduk untuk mengetahui kapasitas tampung dan menyiapkan BOQ, RAB dan Dokumen lelang untuk pelaksanaan kontruksi.

Debit Inflow
Debit inflow yang digunakan adalah debit sepuluh harian hasil perhitungan dengan metode " Tank Model" dari tahun 1962 - 2001. Hasil perhitungan debit inflow dapat dilihat pada..... Sebelum pengoperasian waduk, pada umumnya telah dihitung dan diketahui kapasitas tampungan atau alokasi air waduk serta grafik hubungan antara elevasi muka air waduk, luas genangan dan volume yang tertampung. Namun kolerasi tersebut dipengaruhi oleh variasi laju penampungan air maupun laju sedimentasi di dasar waduk. Faktorfaktor ini harus diperhatikan di dalam membuat 0, P dan P Bendungan terkait dengan pengoperasian waduk, yaitu :

I 28

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

Kapasitas Tampungan Waduk


Kapasitas tampungan efektif dihitung dengan menggunakan kurva lengkung massa yang didasarkan pada besarnya debit inflow, kebutuhan air serta kehilangan air akibat evaporasi. Prinsip dasar dalam analisis kapasitas tampungan efektif bendungan adalah untuk mengoptimalkan ketersediaan air. Debit inflow pada analisa kapasitas tampungan efektif menggunakan debit andalan Q80. Sedangkan debit outflow adalah debit untuk keperluan irigasi ditambah dengan maintenance flow dan besarnya evaporasi pada bendungan. Persamaan umum untuk kapasitas tampungan efektif sbb: St - S(t_I) + I, - Ot - Et - L, 0<St-1 <_C dimana, C S, h Ot Et Lt = kapasitas tampungan efektif = kapasitas tampungan pada periode waktu t = debit masuk (inflow) pada waktu ke t = debit kebutuhan pada waktu ke t = penguapan yang terjadi pada tampungan pada periode waktu ke t = kehilangan air pada periode waktu t

S(t_1) = kapasitas tampungan pada periode waktu t - 1

Dari hasil analisa tampungan efektif didapatkan kapasitas tampungan efektif untuk Waduk Klampis sebesar 7 x 10 m3.

I 29

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

Simulasi Tampungan
Simulasi tampungan pada waduk Klampis digunakan untuk mengetahui waktu dimana volume waduk dalam keadaan penuh atau kosong. Pada simulasi ini digunakan debit inflow sepuluh harian untuk tiap tahun sedangkan untuk debit outflow berdasarkan kebutuhan air untuk 3 alternatif awal tanam yaitu 1 Nopember, 11 Nopember, dan 21 Nopember.

Kegagalan pada Analisa Simulasi Tampungan


Kegagalan dari simulasi tampungan waduk ditentukan dengan angka prosentase jumlah kegagalan dari total periode simulasi maksimal 20% atau prosentase angka kepercayaan 80%. Prosentase kegagalan simulasi tampungan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : Pq=N x 100 % Dimana, Pq n N = besarnya kegagalan = jumlah kegagalan = banyaknya simulasi

I 30

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

PO LA OPERASI WADUK
Kurve Tampungan Standard Kurve kebutuhan tampungan standard didapatkan dari perhitungan simulasi tampungan dengan keandalan 80%. Hubungan antara periode dengan volume waduk serta periode dengan elevasi waduk untuk masing-masing awal tanam yaitu 1 Nop, 11 Nop dan 21 Nop. Kurve Pengurangan atau Penyesuaian Debit a) Pengurangan Pemakaian Air Jika tampungan waduk yang sebenarnya lebih rendah dari tampungan standard, maka tampungan efektif akan menjadi 0 (nol) pada suatu periode tertentu.Hal ini berarti jika debit yang diberikan dikurangi sesuai dengan keadaan tampungan yang sebenarnya maka tampungan waduk tidak akan menjadi habis menjadi habis sampai dengan akhir periode musim. Rencana pengurangan akan didiskusikan dengan Sub-Dinas Operasi dan Pemeliharaan, Dinas PU Pengairan propinsi Jawa Timur dan Instansi terkait setiap 6 bulan sekali. b) Pemberian Air Sesuai Kebutuhan Pemberian air sesuai kebutuhan dilakukan apabila elevasi air berada pada kondisi sesuai dengan kurve tampungan standard. Aturan Operasi Waduk (Rule Curve) Kurve aturan operasi waduk yang menunjukkan hubungan antara elevasi muka air waduk dan jumlah tampungan waduk dengan periode waktu sepuluh harian selama I tahun untuk awal tanam 1 Nop, 11 Nop and 21 Nopember.

I 31

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

Aturan dalam operasi waduk Klampis adalah sebagai berikut : Debit air yang dibutuhkan akan dipenuhi seluruhnya apabila muka air waduk pada suatu periode 10 (11) sama dengan kurve standard. Apabila tinggi muka air terletak lebih rendah dari tampungan standard maka debit yang dikeluarkan harus dikurangi sesuai dengan kondisi pada periode tersebut. Apabila muka air waduk turun dibawah ketentuan pelepasan sebesar 90% dari tampungan standard maka harus dilakukan tindakan darurat melalui rapat koordinasi antara Assisten O & P bendungan Klampis dan Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Sampang untuk menentukan kebijaksanaan selanjutnya. Pengoperasian Pada Kondisi Banjir Apabila elevasi air waduk <_ El. 46.15 m, pengeluaran air irigasi tetap sesuai dengan pola pengaturan waduk. Apabila elevasi air waduk > El. 47.00 m, maka perlu dilakukan penanganan kondisi darurat. Untuk menurunkan elevasi air waduk maka pintu darurat perlu dibuka disamping pintu bangunan pengambilan. Untuk pemberitahuan kondisi darurat bendungan maka perlu adanya alat sirene yang diletakkan di lokasi kantor bendungan. Pengamatan pada kondisi banjir ditentukan sebagai berikut: a). Waktu Waktu pencatatan data setiap 15 menit

I 32

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

b).

Kondisi waduk yang harus diamati adalah : Tinggi permukaan air waduk Jumlah penyediaan air untuk irigasi Jumlah debit yang melimpah lewat pelimpah Jumlah keseluruhan debit yang keluar dari waduk Jumlah debit yang masuk ke waduk

PENGOPERASIAN PINTU Pengoperasian Pintu Pengoperasian bukaan pintu disesuaikan dengan besarnya kebutuhan air irigasi pada masing- masing periode. Roller gate akan dioperasikan dengan menggunakan alat angkat yang diletakkan pada rumah intake. Besarnya debit yang keluar dari waduk merupakan fungsi dari elevasi waduk dan tinggi bukaan pintu. Hubungan antara tinggi muka air diwaduk clan bukaan pintu disajikan pada. Pintu Flushing dioperasikan satu tahun sekali pada waktu banjir. Lubang pintu flushing juga berfungsi sebagai river outlet apabila terjadi kondisi darurat pada bendungan sehingga muka air waduk harus diturunkan atau diperlukan pengosongan waduk. Perhitungan waktu yang diperlukan untuk pengosongan waduk disajikan pada

I 33

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

Pengoperasian Stoplog Stoplog direncanakan dua macam : Stoplog Irigasi Stoplog Flushing

Untuk pengoperasian stoplog digunakan "monorail hoist" Stoplog irigasi maupun stoplog flushing berfungsi untuk menutup lubang pengambilan apabila terjadi kerusakan pada pintu. Sebagaimana Perkiraan adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus, maka pengkajian teratur harus dilakukan terhadap data dan prosedur yang dipakai dalam prose tersebut. Komunikasi informasi. Prosedur pemberitahuan kepada semua yang berwenang, instansi pemerintahan setempat dan masyarakat yang terkena dampak pelepasan air normal atau banjir harus disiapkan penetapan kapan waktunya dan siapa yang berwenang mengeluarkan informasi itu. 4) 5) Jadwal Pengisian dan Presedur Pengeluaran Air Petunjuk operasi yang berupa informasi dan perintah yang jelas kepada personil yang bertanggung jawab terhadap pengoperasian waduk agar sesuai denganpresedur yang ditetapkan. Petunjuk operasi hendaknya dibuat tersendiri, terpisah dari panduan mengenai kebijaksanaan operasi secara umum. Bangunan dan atau peralatan yang perlu dibuat petunjuk operasinya hendaknya mencakup : Petunjuk operasi bangunan-bangunan sipil Petunjuk operasi peralatan hidromekanikal Petunjuk operasi instrumentasi bendungan Petunjuk operasi jaringan hidrometeorologi dan sistem
I 34

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

peringatan dini. 6) Operasi Banjir Panduan 0, P dan P harus mencantumkan operasi banjir serta kriteria penyimpanan air berikut jadwal pengeluarannya sebelum dan selama terjadinya banjir. Hal ini penting dalam rangka pembuatan kiteria dan pola operasional waduk yang antara lain dimaksudkan untuk keperluan keamanan bendungan dan keselamatan penduduk di hilir bendungan. Disamping itu Panduan 0, P dan P ini hendaknya juga merinci jenis jenis kegiatan pengendalian di hilir bendungan, kapasitas saluran/sungai pada penampang-penampang tertentu di hilir bendungan.

Operasi Waduk (Reservoir Operation)


Operasi harian rutin untuk memperoleh suatu hasil tertentu supaya dibuat dan harus diuraikan prosedur operasi untuk mendapatkan hasil tersebut dengan memperhitungkan seluruh syarat-syarat pemberian air untuk pemilik lahan pada dataran sungai, operasi pengendalian banjir dan sebagainya. Bila operasi suatu pintu memerlukan instruksi khusus dari yang berwenang sebelum dapat dijalankan setiap waktu, maka persyaratan ini harus dengan jelas diketahui operator. Instruksi itu harus memperhatikan bahaya melepaskan air untuk keperluan apapun atas dasar atau dengan cara yang tidak sesuai dengan persyaratan untuk melindungi bendungan terhadap kerusakan berat. Instruksi rinci harus diberikan untuk pengoperasian pintu selama kejadian banjir pada waduk, dengan pengontrolan berbagai perubahan muka air. Baik di hulu maupun di hilir bendungan. Prosedur pengoperasian khusus, yang bukan bagian dari operasi sehari-hari pada keadan normal, harus dirinci pula. Suatu penjelasan harus diberikan mengenai bagaimana aliran air masuk disimpan dalam waduk dan faktor yang mengatur pelepasan air untuk setiap
I 35

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

periode (seperti untuk keperluan tenaga air, air minum clan keperluan dan penampungan air banjir), agar terwujud tujuan dan keperluan penampungan air. Pembatasan mengenai pengisian, pelepasan, dan penurunan muka air waduk harus ditentukan dengan pemberian alasan-alasan mengapa pembatasan ini harus diamati ketika mengoperasikan bendungan dan bangunan pelengkapnya. Keadaan Darurat : Pada kondisi yang tidak normal dimana tanda bahaya harus disembunyikan, harus diketahui dan didengar dengan jelas. Tindakan darurat harus terdiri dari rincian operasi darurat peralatan dan alatalat komunikasi untuk memperingatkan organisasi terkait dan masyarakat umum mengenai keadaan darurat di bendungan. Prosedur yang tepat untuk pelaporan kondisi yang tidak normal atau darurat harus dirinci dengan jelas. Identitas, lokasi dan nomor telepon tempat pengobatan terdekat, pemadam kebakaran, rumah sakit, Organnisasi Pertahanan Sipil, Organisasi Penanggulangan Bencana dan sebagainya harus didaftar.

I 36

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

DATA TEKNIS BENDUNGAN Data teknis Waduk Klampis (berdasarkan perencanaan) dapat diuraikan seperti berikut : Waduk Nama Desa Kecamatan Kabupaten Tahun Pembuatan Catchement Area Tipe Bendungan Tinggi di atas dasar Sungai Tinggi Dasar Galian Panjang puncak Waduk Volume Banjir Waduk Volume Normal Waduk Volume Mati Waduk Volume Efektif Tipe Pelimpah Kapasitas Pelimpah Fungsi Lebar puncak Bendung : : : : : : : : : : : : : : : : : : Waduk klamppis Kramat Kedungdung Samapang 1974 - 1976 51 Km Concrete gravity 20 m 22 m 44 m 13 x 10 m 10 x 10 m 3 x 10 m 7 x 10 m Ogee dengan Pintu 110 m/dt Irigasi 2,00 m

I 37

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

PENGOPERASIAN PERALATAN HIDROMENIKAL


1. PENDAHULUAN Panduan ini dibuat dengan tujuan dalam rangka menjamin keselamatan serta menghindari resiko bahaya yang tidak diinginkan bagi operator serta peralatannya serta dapat memenuhi persyaratan yang telah ditentukan pada pedoman pengoperasian Waduk sehingga didapat kebutuhan air pada beberapa kondisi. Setiap peralatan hidromekanikal pada hakekatnya perlu dan harus dioperasikan secara teratur dan prosedural guna menyakinkan bahwa peralatan tersebut dapat dioperasikan dengan baik pada saat diperlukan maupun pada saat uji kelayakannya. Pada Waduk Klampis peralatan hidromekanikal yang terpasang adalah : 1 unit pintu pengambilan (intake gate) lengkap dengan alat pengangkatnya, 1 unit pintu penggelontor lengkap dengan alat pengangkat, I unit saluran pipa, 2 unit hollowjet valve, 2 unit bypass valve dilengkapi dengan crane, 3 unit trashrack. Spesifikasi peralatan hidromekanikal seperti tersebut dibawah. Pengoperasian pintu pengambilan (intake gate) dalam hal ini bukaan pintu harus disesuaikan dengan besarnya kebutuhan air irigasi pada masing-2periode. Besarnya debit yang keluar dari waduk merupakan dari elevasi waduk dan tinggi bukaan pintu, hubungan antara tinggi muka air diwaduk dan bukaan pintu seperti disajikan pada table.. Pintu penggelontor (flushing gate) dioperasikan pada saat terjadi banjir atau sebagai pintu river outlet pada saat terjadi kondisi darurat maupun pada saat diperlukan penggelontoran sediment.

I 38

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

Walaupun pintu ini yang jarang dioperasikan, diperlukan dioperasikan agar dapat diketahui bahwa pintu dapat beroperasi dengan baik, sehingga apabila sewaktu-waktu dioperasikan bisa beroperasi dengan baik. Stoplog didisain dan dipasang pada sisi upstream daun pintu, dan dioperasikan pada saat diperlukan pemeliharaan pintu atau bila ada kerusakan pada pintu-2. Dengan demikian operator/mekanik dengan mudah melakukan pemeliharaan/ perbaikan daun pintu dan tidak terganggu adanya air. Hollowjet valve, dioperasikan untuk mengurangi/ menghilangkan tekanan air yang keluar sehingga tidak merusak struktur di downstream. Pembukaan valve ini juga dipengaruhi oleh elevasi air di waduk. Pada saat normal valve terbuka penuh. Trash rack, diperlukan untuk menyaring air dari sampah ikutan agar tidak menyumbat pintu air, saluran pipa, hollow jet valve. Track rack ini didisain dan dipasang di depan (up stream) daun pintu

I 39

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

2.

URUT-2 OPERASI PERALATAN HYDROMEKANIKAL. Pengoperasian motor-2 listrik menggunakan 2 sumber tenaga yaitu power dari PLN dan power dari Diesel Genset yang dipakai sebagai cadangan apabila power dari PLN ada gangguan. Untuk itu instalasi dilengkapi dengan Change Over Switch yang dipasang dipanel induk (Main Distribution Panel). Apabila akan memakai power dari PLN, maka switch diarahkan ke indicator PLN, apabila akan memakai power dari Genset, switch diarahkan ke indikator Genset. Seorang operator harus tahu betul cara/prosedur mengoperasikan peralatan ini (operation rule). 2.1 Pengoperasian Diesel Genset. Genset tidak boleh secara lansung dibebani penuh (full load), tetapi harus secara bertahap, enginenya. pembebanan penuh diesel langsung genset akan harus membahayakan Pengoperasian

mengikuti petunjuk dari pabrik pembuatnya. Pada dasarnya urut-2 an dari operasi dengan menggunakan Genset sbb : 1. Pengecekan seluruh system pada Genset, system pendinginan, system 2. pelumasan,bahan baker, swith pada MDP dalam posisi "OFF", switch pada panel Genset pada posisi OFF. Apabila semua sudah OK, hidupkan Genset dan lakukan pemanasan selama kurang lebih 5 menit, dimaksudkan agar supaya semua system berjalan normal dan perlu diamati operasinya, apakah ada hal-2 yang tidak normal. RPM dijaga pada RPM rendah (low idle rpm), sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatannya. 3. Naikkan RPM secara perlahan ke RPM tertentu (high idle RPM), sampai voltase dan frequensi mencapai nilai tertentu (220 V pase, 50 Hertz).
I 40

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

4. 5. 6.

Swicth ON" CB (circuit breaker) pada panel Genset dulu, kemudian CB pada MDP. Swicth ON" CB pada panel pintu-2/hoist, atau panel motor valve-2. Untuk menutup/menghentikan diesel genset, swicth diposisikan ke "OFF". Dan change Over Switch ke posisi "NORMAL".

2.2

Operasi Pengisian Waduk. 1. Semua pintu diposisikan penutup, juga hollow jet valve juga tertutup. 2. Pengoperasian penutupan atau penurunan daun pintu, sesuai dengan prosedur yang tertera pada butir 3.4. di bawah. 3. Gate valve penyeimbang juga posisi tertutup. 4. Sirine dalam keadaan siap, sehingga apabila air sudah mencapai level tertentu, sirine berbunyi. 5. Kondisi waduk dalam keadaan aman, tidak ada barang maupun makluk hidup yang tertinggal.

2.3

Operasi pintu pengambilan dalam kondisi Normal Operasi. (Pembukaan pintu air). Operasi dalam kondisi normal sesuai dengan kebutuhan debit air. 1. Dilihat kebutuhan debit air. 2. Dilihat pada table atau grafik pintu pengambilan harus membuka berapa bagian. 3. Valve penyeimbang tekanan dibuka pelan-2 dan bertahap, mulai 25%, 50%, 75% dan 100%. 4. Setelah terjadi keseimbangan, sisi downstream sudah terisi air, maka pintu pengambilan dibuka pelan-2 sesuai dengan kecepatan angkat pintu. 5. Presedur pengoperasian pintu sama seperti pada butir 3.5. dibawah.
I 41

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

6. Setelah itu maka hollowjet valve juga dibuka secara bertahap, dengan mulai dari 25%s/d 100% sampai hollowjet terbuka penuh. 7. Pintu ini adalah pintu dengan mode operasi "NORMALLY OPEN", yaitu pintu yang selalu terbuka. 2.4 Operasi pintu darurat dalam kondisi operasi darurat (Pembukaan pintu darurat).Pada kondisi darurat baik terjadi banjir maupun ada kebutuhan program penggelontoran, maka urut-2 operasinya adalah sbb : 1. 2. Posisi pintu darurat tertutup, dan akan dioperasikan dibuka. Maka valve penyeimbang harus dibuka sehingga air mengalir ke downstream pintu melalui gate valve, sampai air penuh mengisi downstream pintu. 3. 4. 5. 6. Setelah terjadi keseimbangan, daun pintu diangkat secara pelan sesuai dengan kecepatan angkat pintu. Pengoperasian pintu prosedurnya sama seperti pada butir 3.5 dibawah. Kemudian hollowjet valve dibuka secara gradual juga, sampai bukaan penuh. Pintu ini adalah pintu dengan mode operasi "NORMALLY CLOSED", yaitu pintu yang selalu tertutup. 2.5 Pengoperasian Hollowjet jet valve. 1. 2. Pengoperasian valve ini tergantung dengan jenis valve yang dipakai apakah model needle, tube, atau hollowjet. Di waduk Klampis yang dipakai adalah hollowjet. Yang dioperasikan secara electric hydraulic, memakai tenaga hydraulic yang digerakkan oleh motor listrik. 3. Apabila pengoperasiannya secara manual maka pembukaan valve
I 42

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

harus secara bertahap dan pelan, agar supaya tidak merusak valvenya sendiri. 4. 5. 6. Mode operasi valve ini adalah dapat mengatur debit. Apabila dioperasikan secara tidak manual maka prosedur pengoperasian adalah sbb : panel switch untuk power di "ON" kan. Kemudian start switch diposisikan di "START", dan geraknya secara pelan, sesuai dengan kecepatan pembukaan dari valve (standart yang dibuat oleh pabrik). 7. 2.6 Untuk menghentikan posisi switch diposisikan di "STOP".

Prosedur starting system untuk pintu. 1. Main switch diposisikan "ON", maka ketiga lampu indicator di MDP menyala.Dilihat pada Voltmeter, dan Amperemeter indicator apakah voltase sudah sesuai dengan persyaratan, apabila belum perlu diperiksa sumber arusnya, bila perlu dilakukan penyesuaian baik di sisi PLN atau Genset bila memakai genset. 2. Bila voltase sesuai, maka tombol "START" di ON kan, bisa memakai sistem "AUTO" atau "MANU". Lampu indicator akan menyala, bila tidak maka perlu diperiksa linenya atau mungkin lampu putus. 3. Selanjutnya pintu dibuka secara gradual/bertahap dengan menekan tombol "STOP" dan "START", agar supaya aliran tidak langsung besar.

2.7

Prosedur stopping system 1. 2. 3. Tombol "STOP" ditekan, ditunggu sampai pintu berhenti bergerak. Tombol "OFF" ditekan sehingga lampu indicator padam. Tombol "OFF' pada Main Switch ditekan sehingga ketiga lampu indicator padam.

I 43

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

PEMELIHARAAN PERALATAN HIDROMEKANIKAL


1. PENDAHULUAN Agar peralatan hidromekanikal dan elektrik dapat dioperasikan secara aman, handal dan berkelanjutan, diperlukan kegiatan pemeliharaan dan perawatan peralatan sert tata cara pengoperasian yang mengikuti prosedur, yaitu yang dibuat pabrik pembuat, dan ditetapkan oleh Proyek. Sehubungan hal tersebut maka perlu disusun panduan untuk pemeliharaan peralatan. Hal-2 yang penting dibuat dipapan dan ditempatkan didekat peralatan tersebut, sehingga operator dapat selalu mengikuti pedoman tersebut. Untuk pemeliharaan secara rutin perlu dipantau dan dicatat di dalam Buku Histori, untuk dipakai sebagai dasar-2 pemeliharaan/ perbaikan selanjutnya. Pemeliharaan ada yang bersifat harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Format pemeliharaan seperti pada format terlampir. 2. PEMELIHARAAN PINTU AIR DAN HOIST. Didalam kegiatan pemeliharaan pintu maka perlu dioperasikan stoplog, yang dipasang agar air tidak menggenangi pintu/ daun pintu, sehingga dengan mudah pintu dilakukan pemeliharaan, baik pengecatan maupun perbaikan. 2.1. Pelumasan 1. 2. 3. Pelumasan pada bearing-2, gear reduction, atau bagian-2 kompunen Yang berputar di Hoist. Pelumasan pada guide frame. Pelumasan pada wire rope.

I 44

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

2.2.

Pemeriksaan 1. 2. Pemeriksaan terhadap kekencangan baut-nur di roda gigi dan motor listrik. Pemeriksaan terhadap kerapatan atau kekedapan seal, terhadap kebocoran, Dan dilakukan adjustmen bila ada kebocoran, atau penggantian karet perapat. 3. 4. Pemeriksaan terhadap posisi wire rope dan gigi gear reduction bila diperlukan. Pemeriksaan terhadap kesiapan peralatan listrik, sumber tenaga (PLN atau Genset).Kondisi kabel, system arde (walaupun jarang), penggantian 5. perbaikan. kompunen-2 listrik bila diperlukan. Pemeriksaan terhadap struktur, bila ada kerusakan-2 kecil perlu

2.3.

Pembersihan. Pembersihan sampah-2 sekitar instalasi, atau sekitar sill beam, lintel beam. Pembersihan kompunen-2 yang berkarat.

2.4.

Pengecatan. Pengecatan kembali bagian-2 yang perlu dicat agar tidak sampai berkarat.

3.

PEMELIHARAAN STRUKTUR BAJA DAN PIPA SALURAN 1. 2. 3. Pemeriksaan pada expansion joint pipa saluran, dilihat apakah ada bautmur yang kurang kencang, dikencangkan secara merata. Pemeriksaan apakah ada kebocoran-2, bila ada perlu dilakkukan perbaikan-2. Pembersihan dan pengecatan berkala.

I 45

LAPORAN O&P
Pengukuran Waduk Klampis pada DI. Klampis (2603 ha) di Kabupaten Sampang

4.

PEMELIHARAAN HOLLOW JET VALVE DAN SISTEM HIDRAULIK 1. Pemeriksaan air releave valve, dilihat kompunen-2 masih berfungsi dengan baik, bila ada kerusakan dilakukan perbaikan / penggantian kompunen. 2. 3. 4. 5. 6. Pengecatan body peralatan. Pemeriksaan pada sistem hidarulik, bila ada yang rusak dilakukan penggantian komponen (piston/ ring piston). Diperiksa tekanan hidroliknya apakah masih cukup baik, periksa pompa hidarulik, stainer, pressure gauge, volume minyak hidrolik, dll. Pemeriksaan bearing valve, dilakukan pelumasan, dll. Pemeriksaan.

I 46

You might also like