You are on page 1of 5

Asuhan keperawatan Fraktur Os Nasal ( Pre reposisi)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR OS NASAL PRE REPOSISI A. PENGERTIAN Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh raqsa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi. Fraktur adalah teputusnya jaringan tulang/tulang rawan yang umumnya sdisebabkan oleh ruda paksa. Kesimpulan : Fraktur os nasal adalah truma tulang rawan pada nasal yang disebabkan oleh ruda paksa, missal : kecelakaan, benturan hebat yang ditandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, dan lain-lain.

B.

ETIOLOGI

Trauma o Langsung (kecelakaan lalulintas) o Tidak langsung (jatuh dari ketinggian dengan posisi berdiri/duduk sehingga terjadi fraktur tulang belakang) Patologis : Metastase dari tulang Degenerasi Spontan Terjadi tarikan otot yang sangat kuat

C.

MANIFESTASI KLINIK

Nyeri Deformitas Krepitasi Bengkak Peningkatan temperatur lokal Pergerakan abnormal Ecchimosis Kehilangan fungsi

Kemungkinan lain

D. 1.

PENATALAKSANAAN MEDIK Penatalaksanaan Awal

Pertolongan pertama ( emergency ) Resusitasi Penilaian klinis 2. a) Enam prinsip umum pengobatan fraktur Jangan membuat keadaan lebih jelek> praktek b) c) Pengobatan berdasarkan diagnosis dan prognosis yang akurat Seleksi pengobatan

komplikasi>pengobatan>

latrogenik>

mal

Menghilangkan nyeri Memperoleh posisi fragmen yang baik Mengusahakan penyambungan tulang Pengembalian fumgsi yang obtimal

d) e) f) 3. a)

Mengingat proses penyembuhan secara alami Bersifat realistic dan praktek dalam memilih jenis pengobatan Seleksi pengobatan sesuai dengan penderita secara individu AR sebelum melakukan pengobatan definitive. Recognition ; diagnosis dan penilaian fraktur

Lokasi fraktur Bentuk fraktur Tahnik sesuai fraktur Komplikasi yang mungkin terjadi

b) c) d)

Reduction ; perlu bila restorasi frakturuntuk mendapatkan posisi yang dapat diterima. Retention ; mobilisasi fraktur. Rehabilitasi PATHWAY (terlampir)

E.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko tinggi terhadap jalan nafas tidak efektif b/d perlukaan intra nasal Nyeri akut b/d trauma jaringan os nasal Ansietas b/d adanya ancaman terhadap konsep diri/citra diri

F.

INTERVENSI Resiko tinggi terhadap jalan nafas tidak efektif b/d perlukaan intra nasal Tujuan : Setelah dilakukan tindkan keperawatan selama 2 X 24 jam, potensi jalan nafas dapat dipertahankan, dengan kriteria hasil :

Pola pernapasan normal Bunyi napas jelas dan tidak bising Aspirasi dapat dicegah

Intervensi : Observasi frekwensi/irama pernapasan ; pernapasan cuping hidung, pernapasan

mengorok/stridor, dan serak. Rasional : Dapat mengindikasikan terjadinya gagal pernapasan Awasi tanda vital dan perubahan mental Rasional : Takikardia/peningkatan gelisah dapat mengindikasikan terjadinya hipoksia/pengaruh terhadap pernapasan. Auskultasi bunyi napas Rasional : Adanya mengi / ronchi menunjukkan secret tertahan. Perubaha posisi secara periodik dan dorong pernapasan dalam Rasional : Meningkatkan ventilasi ke semua segman paru dan mobilisasi sekret, menurunkan resiko atelektasis dan peneumonia. Dorong pemasukan cairan sedikitnya 2-3 liter perhari, hindari minuman karbonat. Rasional : Pengenceran sekret mulut/pernapasan untuk meningkatkan pengeluaran. Minuman karbonat busa pada area orofaringdan mungkin untuk klien menahannya, sehingga mempengaruhi jalan napas. Nyeri akut b/d trauma jaringan os nasal Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam klien mampu mengontrol nyeri, dengan kriteria hasil :

Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol Mengikuti program pengobatan yang diberikan Menunjukan penggunaan tehnik relaksasi Intervansi : Kaji tipe atau lukasi nyeri. Perhatikan intensitas pada skala 0-10. Perhatikan respon terhadap obat. Rasional : Menguatkan indikasi ketidaknyamanan, terjadinya komplikasi dan evaluasi keevektivan intervensi. Dorong penggunaan tehnik menejemen stres, contoh napas dalan dan visualisasi. Rasional : Meningkatkan relaksasi, memvokuskan kembali perhatian, dan dapat meningkatkan kemampuan koping, menghilangkan nyeri. Kolaborasi pemberian obat analgesik Rasional : mungkin dibutuhkan untuk penghilangan nyeri/ketidaknyamanan.

Ansietas b/d adanya ancaman terhadap konsep diri/citra diri Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam, klien memiliki rentang respon adaptif, dengan kriteria hasil : Tampak relaks dan melaporkan ansietas menurun sampai dapat ditangani. Mengakui dan mendiskusikan rasa takut. Menunjukkan rentang perasaan yang tepat. Intervensi : Dorong ekspresi ketakutan/marah Rasional : Mendefinisikan masalah dan pengaruh pilihan intervensi. Akui kenyataan atau normalitas perasaan, termasuk marah Rasional : Memberikan dukungan emosi yang dapat membantu klien melalui penilaian awal juga selama pemulihan Berikan informasi akurat tentang perkembangan kesehatan. Rasional : Memberikan informasi yang jujur tentang apa yang diharapkan membantu klien/orang terdekat menerima situasi lebih evektif. Dorong penggunaan menejemen stres, contoh : napas dalam, bimbingan imajinasi, visualisasi. Rasional : membantu memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, dan meningkatkan penigkatan kemampuan koping.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta. Doengoes, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk perencanaan Keperawatan dan masalah kolaboratif. Alih Bahasa : I Made Kanosa, Edisi III. EGC Jakarta. Hinchliff, Sue. (1996). Kamus Keperawatan. Edisi; 17. EGC : Jakarta Sudart dan Burnner, (1996). Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8. Vol 3. EGC : Jakarta.

http://x-asuhankeperawatan.blogspot.com/2012/07/asuhan-keperawatan-fraktur-os-nasal-pre.html

You might also like