You are on page 1of 108

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

M DENGAN KASUS DIARE DI RUANG TERATAI ANAK RSU MOKOPIDO TOLITOLI

OLEH: WAHYUDDIN A TAHIR NIM : 09096

PEMERINTAH KABUPATEN TOLITOLI AKADEMI KEPERAWATAN TOLITOLI 2012

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Asuhan Keperawatan Pada An. M dengan kasus diare Di Ruang Teratai Anak Rumah Sakit Umum Mokopido Tolitoli Penulis NIM : Wahyuddin A Tahir : 09096

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan di Akper Pemda Tolitoli. Tolitoli,20 september 2012 Tim Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

SOVA EVIE WD S.Kep Ns Nip:19790923 199903 2 001

CATUR ARIS S.st Nip:19830714 200501 1 007

PENGESAHAN TIM PENGUJI Panitia ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI) Akper Pemda Tolitoli, setelah meneliti dan mengetahui cara dan pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul Asuhan Keperawatan Pada An.M Dengan Kasus Diare Di Ruang teratai Anak Rumah Sakit Umum Mokopido Tolitoli yang telah dipertanggung jawabkan oleh mahasiswa atas Nama Wahyuddin A. Tahir, Nim 09096 pada hari jumat tanggal 12 oktober 2012 maka atas nama panitia ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI) Akper Pemda Tolitoli menerima dan mengesahkan : PANITIA UJIAN

Jabatan Ketua :

Nama / NIP Sova Evie WD S.Kep Ns NIP. 19790923 199903 2 001 St. F. Iriany Batalipu SKM,M.Si

Tanda Tangan

Anggota:1.

Nip. 19620518 198211 2 001

2.

Catur Aris S.st NIP. 19830714 200501 1 007

Mengetahui Direktur Akper Pemda Tolitoli St. F. Iriany Batalipu SKM, M.Si

KATA PENGANTAR Seuntai kata umum singkat sangat bermakna, walaupun begitu sederhana namun itulah ungkapan yang terindah yang terlahir dari kalangan jiwa Alhamdulillahirabbil Alamin, kupanjatkan kehadirat-Mu illahirabbi yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Mu berupa kesehatan, kekuatan, kesabaran dan ketabahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul : Asuhan Keperawatan Pada An. M Dengan Kasus Diare Di Ruangan Teratai Anak RSU MOKOPIDO Tolitoli Adapun tujuan dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan di Akademi Keperawatan Pemda Tolitoli, Sulawesi Tengah. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mengalami hambatan baik dalam pengumpulan data, pemberian asuhan keperawatan, serta dalam penyusunan baik itu berupa moral maupun material. Namun berkat, bimbingan, arahan, serta motivasi dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Melalui kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan melepas segala ego, perkenenkan penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu St.F.Iriany Batalipu SKM. M.Si selaku direktur akademi keperawatan pemda tolitoili dan selaku penguji satu dalam tim penguji Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama proses ujian dan selama mengikuti pendidikan di akper pemda tolitoli 2. Bapak dr. Kadir SpPD selaku kepala RSU Mokopido Tolitoli yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di RSU Mokopido Tolitoli 3. Ibu Sova Evie Wd S.Kep Ns selaku pembimbing I, yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah 4. Bapak Catur Aris S.st selaku pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. 5. Staf perawat di Ruangan Teratai Anak RSU Mokopido Tolitoli yang telah rendah hati membantu penulis selama melakukan penelitian di ruangan tersebut.

6. Bapak/Ibu dosen dan staf Akper Pemda Tolitoli, yang telah memberikan bekal ilmu, bantuan dan dorongan selama ini. 7. Keluarga khususnya Ayahhanda, Ibunda, Nenenk dan saudara-saudaraku yang telah memberikan kesempatan serta kasih sayang, perhatian dan dukungan baik moril dan materil yang tiada hentinya, serta doa yang membuat penulis menjadi menusia yang berarti seperti sekarang ini. 8. Rekan-rekan Mahasiswa Akademi Keperawatan Pemda Tolitoli angkatan ke X tahun 2009, anak-anak TTC yang telah mersama menikmati pahit manisnya perjuangan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma Tiga keperawatan di Kampus Akper Pemda Tolitoli. 9. Kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan namanya satu persatu lewat kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tiada terhingga, semoga budi baik saudara mendapat balasan yang setimpal dari Allah S.W.T, amin Tak ada gading yang tak retak, mungkin itu pepatah yang dapat penulis ungkapkan, sebab penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masi jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran, dan koreksi yang sifatntya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberi manfaat kepada pembacanya dan khusunya kepada diri saya pribadi serta dapat menjadi masukan kepada semua pihak. Wassalam..

Tolitoli, september 2012 Penulis

DAFTAR ISI Halama n HALAMAN JUDUL. .i HALAMAN PERSETUJUAN.. ii HALAMAN PENGESAHAN.. iii KATA PENGANTAR .. iv DAFTAR ISI` vii .

DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN . xi BAB I PENDAHULUAN.

1. Latar Belakang. 1 2. Rumusan Masalah. 3 3. Tujuan .. 1. Tujuan Umum.. 3 2. Tujuan Khusus 4 3. Metode Penelitian.. 4 4. Manfaat Penelitian. 5 BAB II TINJAUAN TEORI 1. Konsep Medis. 2. Pengertian.. 7 3. Etiologi .. 8 4. Patofisiologi.. 9 5. Tanda dan Gejala.. 10 6. Penatalaksanaan 11 7. Komplikasi.. 17 8. Pemeriksaan diagnostik 18 9. Pencegahan.. 19 1. Konsep tumbuh kembang anak. .. 19 2. Pengertian .. .. 19 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak . 20 1. Ciri-ciri tumbuh kembang anak. 26 2. Tahap-tahap tumbuh kembang anak 27 C. Konsep Asuhan Keperawatan 28 1. Pengkajian.. 28

2. 3. 4. 5.

Diagnosa Keperawatan. 28 Rencana Tindakan 30 Implementasi. 40 Evaluasi. 40 BAB III APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian 41 2. Klasifikasi Data. 55 C. Analisa data. 57 D. Diagnosa keperawatan 60 1. Perencanaan . 61 2. Implementasi 70 G. Evaluasi .. 70 H. Catatan Perkembangan.. 77 BAB IV PEMBAHASAN 1. Pengkajian 83 2. Diagnosa 84

3. C. Intervensi . 88 4. D. Implementasi . 89 5. Evaluasi keperawatan.. 90

BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan . 91 2. Saran . 93 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1: jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur < 2 tahun. 12 Tabel 2.2: jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur 2-5 tahun. 12 Tabel 2.3: jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur >15 tahun 13 Tabel 2.4:penilaian derajat dehidrasi .. 13 Tabel 3.5: pola kegiatan seharihari.. 46 Tabel 3.6: pemeriksaan penunjang .. 53 Tabel 3.7: analisa data. 57 Tabel 3.8: diagnosa keperawatan prioritas 60 Tabel 3.9: perencanaan.. 61 Tabel 3.10:implementasi dan evaluasi. 68 Tabel 3.11: catatan perkembangan 77

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Genogram 3 generasi . 45

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat pernyataan benar-benar telah melakukan penelitian Lampiran 2 : Surat izin permintaan data Di Rumah Sakit Mokopido Tolitoli Lampiran 3 : Surat permoohonan izin pengambilan kasus Lampiran 4 : Satuan Acara Penyuluhan ( SAP ) penyakit diare Lampiran 5 : Daftar Riwayat Hidup Penulis

BAB I PENDAHULUAN 1. A. LATAR BELAKANG Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan di bidang kesehatan seperti yang diatur dalam Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992 merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dengan tujuan tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional, yaitu untuk mempercepat terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, bangsa Indonesia mencanangkan citacita Indonesia Sehat 2010 antara lain programnya adalah pemberantasan penyakit menular yang salah satunya adalah penyakit diare. Berbagai upaya kesehatan berupa peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) dilaksanakan secara utuh, menyeluruh dan berkesinambungan antara pemerintah dan masyarakat (Depkes RI,1999). http://2012.city-selatiga.blogspot.com/2012/05/penyakitdiare.htm Diare : keadaan frekwensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak-anak. Konsistensi feces encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiah, 1998). Penyakit diare merupakan suatu penyebab utama kesakitan dan kematian seseorang terutama pada anak dimana gejala utamanya yaitu cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, dan nafsu makan menurun. Dimana faktor penyebab dari penyakit ini diantaranya adalah kesehatan lingkungan, keadaan gizi,faktor sosial dan ekonomi. Pada anak dengan Diare dapat menyebabkan kekurangan cairan akibat BAB terus menerus, muntah, dan evaporasi. Jika tidak diatasi segera akan mengakibatkan dehidrasidan renjatan hipovolemik syok dan bisa berdampak buruk yaitu kematian yang cepat. Hal ini disebabkan daya tahan tubuh anak dan kompensasi anak terhadap suatu penyakit belum sempurna, sehingga meningkatkan motalitas usus, sekresi dan osmotik sistim

pencernaan.(http://hudenizia.blogspot.com/2010/12/ktikeperawatan-anak-dengandiare.html) Diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit gastroenteritis masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu singkat. (Nursalam,2005). Di negara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insidendiare tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta episode diare setiap tahunnya menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter, WHO memperkirakan ada sekitar 4 milyar kasus diare setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun. Bila angka itu diterapkan di Indonesia, berarti setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada orang pertahunnya. Penyakit diare berada pada urutan ketiga dengan pravelensi sebesar 3.5% dari 9 penyakit utama yang ada di Rumah Sakit yang menjadi penyebab utama dari kematian,(http://hudenizia.blogspot.com/2010/12/kti-keperawatan-anak-dengandiare.html) Di Indonesia berdasarkan hasil survei awal dilapangan kasus diare pada tahun 2008 di Kabupaten Sambas terjadi 12.961 kasus pada semua golongan umur (23 per 1000 penduduk). Di Sulawesi tengah khususnya di Rumah Sakit Umum Mokopido Tolitoli berdasarkan data dari Medical Record RSU Mokopido Tolitoli pada tahun 2010 tercatat jumlah penderita diare yaitu sebanyak 391 penderita untuk semua golongan umur. Pada tahun 2011 jumlah penderita diare yaitu 371 penderita dimana terdiri dari 100 orang penderita dewasa dan 271 penderita anak. Sedangkan untuk bulan januari sampai dengan bulan juli 2012 jumlah penderita adalah 119 yang terdiri dari 29 dewasa dan 90 penderita dari kalangan anak-anak. Untuk mencegah agar tidak terjadi seperti halnya yang diuraikan diatas maka perlunya penanganan masalah diare secara maksimal salah satunya adalah dengan pemberian asuhan keperawatan oleh karena pasien diare cenderung mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolityang mana keaadaan tersebut dapat mengancam kehidupan pasien sehingga pemberian asuhan keperawatan yang cepat, tepat dan efisien dapat membantu menekan angka kejadian dan kematian

pasien diare. Keadaan ini mendorong minat peneliti untuk meneliti penerapan Asuhan Keperawatan Pada An.M dengan kasus diare di Teratai Anak RSU Mokopido Tolitoli.

1. B. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Penerapan Asuhan Keperawatan Pada An M Dengan kasus Diare Di Ruang Teratai Anak RSU Mokopido Tolitoli 1. C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui penatalaksanaan secara komprehensif Asuhan Keperawatan pada pasien An M dengan kasus Diare di ruangan Teratai Anak RSU Mokopido Tolitoli. 1. Tujuan Khusus Karya tulis ini di buat untuk : 1. Mampu melakukan tahapan pengkajian asuhan keperawatan pada pasien An M dengan kasusdiare di Ruangan Teratai Anak RSU Mokopido Tolitoli 2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien An M dengan kasus diare di Ruangan Teratai Anak RSU Mokopido Tolitoli 3. Mampu menetapkan rencana intervensi pada pasien An M dengan kasus diare di Ruangan Teratai Anak RSU Mokopido Tolitoli 4. Mampu melaksanaan implementasi keperawatan pada pasien An M dengan kasus diare di Ruangan Teratai Anak RSU Mokopido Tolitoli 5. Mampu melakukan evaluasi pada pasien An M dengan kasus diare di Ruangan Teratai Anak RSU Mokopido Tolitoli 1. D. METODE PENELITIAN 1. Study kasus yaitu dengan menggunakan proses keperawatan tahap pengkajian dengan cara : 1. Wawancara langsung dengan Tanya jawab pada klien dan keluarganya.

2. Obsevasi yaitu dengan cara mengamati langsung pada saat melakukan asuhan keperawatan 3. Melakukan pemeriksaan fisik Yaitu cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang spesifik tentang penyakitnya melalui pemeriksaan secara (head to toe) 1. Study dokumentasi Pengumpulan data dengan melihat catatan atau dokumentasi keperawatan yang diperoleh melalui dokumen medik 1. Study perpustakaan yaitu mempelajari buku, literatur dan data data yang ada relevansinya dengan karya tulis ilmiah ini 1. E. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi institusi Rumah Sakit Umum Mokopido Tolitoli Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus diare dan meningkatkan mutu serta kualitas pelayanan kesehatan. 1. Institusi pendidikan Dapat digunakan sebagai wacana dan pengetahuan tentang perkembangan ilmu keperawatan, khususnya Asuhan keperawatan pada klien dengan kasus diare. 1. Bagi keluarga pasien Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi dan menambah pengetahuan tentang penyakit diare di masyarakat sehingga dapat mengurangi/menekan angka kejadian penderita diare 1. Bagi peneliti Sebagai pengalaman berharga dan tak terhingga serta dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang asuhan keparawatan (ASKEP). Menambah wawasan peneliti mengenai penyakit diare itu sendiri

BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. A. Konsep Dasar Diare 1. 1. Pengertian Diare adalah sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. (Hipocrates, 1985). Diare adalah sebagai buang air besar yang tidak normal, bentuk tinja yang encer dengan frekwensi lebih banyak dari pada biasanya (di bagian ilmu kesehatan anak FKUI RCCMC). Diare adalah keadaan frekwensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak-anak. Konsistensi feces encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiah, 1998). Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair, setengah padat dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari pada biasanya (normal 100 200 ml) pertinja (Saifullah Noer, 1998). Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari (WHO 1980 dikutip dari mansjoer arief, dkk 1999) Dari ke 4 pengertian diare tersebut diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa diare adalah buang air besar/defekasi yang tidak normal pada bayi lebih dair 4 kali dan lebi dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feces encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah, atau lendir saja. 1. 2. Penyebab / Etiologi 1. Diluar usus infeksi diluar usus tubuh manapun seperti pneumonia, infeksi telinga, tonsillitisdapat menyebabkan mencret dalam stadium yang biasanya ringan. 2. Didalam usus penyebab diare paling sering pada anak kecil adalah infeksi dengan berbagai bakteri ini dapat terjadi karena infeksi oleh organisme disentri basiler,

3. 4. 5. 6. 7.

bakteri disamping virus dan protozoa. Yang paling sering dijumpai dalam jumlah besar yang berasal dari lingkungan kotor. Anak yang kurang gizi amat rentan dalam periode bebas diare. c. karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Malabsorbsi lemak Malabsorbsi protein Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Jarang tapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar. Berdasarkan patofisiologinya, maka penyebab diare di bagi menjadi dua, yaitu : 1) Diare sekresi, yang dapat disebabkan oleh virus, kuman patogen dan apatogen,hiperperistaltik usus halus akibat kimia atau bahan makanan, gangguan psikis, gangguan saraf, hawa dingin, alergi, dan defisiensi imun terutama IgA sekretonik. 2) Diare osmotik, yang dapat disebabkan oleh malabsorbsi makanan, kekurangan kalori protein (KPK), atau bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.

1. 3. Patofisiologi Diare disebabkan oleh virus, bakteri dan protozoa. Spesies tertentu bakteri menghasilkan toksin yang mengganggu absorbsi usus dan dapat menimbulkan sekresi berlebihan air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare, karena terjadi peningkatan isi rongga usus. Akibat terdapatnya zat-zat makanan yang tidak dapat diserap menyebabkan peningkatan tekanan osmotik di dalam usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Gangguanmotalitas usus seperti hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare dan sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan sehingga menyebabkan diare (Sacharin, RM).

1. 4. Tanda dan Gejala Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair, mungkin disertai lendir dan darah, warna tinja makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena setiap defekasi tinja makin lama makin asam sebagai akibat banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat didahului dengandiare atau tampak muntah dan disebabkan karena lambung meradang akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Gejala dehidrasi mulai tampak yaitu turgor kulit menurun, mata cekung dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi). Terjadinya renjatan hipovolemik harus di hindari. Kekurangan cairan akan menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun, serta suara menjadi serak. Gangguan biokimiawi seperti asidosis metabolik akan menyebkan frekwensi pernapasan lebih cepat dan dalam (pernafasan kusmaul). Bila terjadi renjatanhipovolemik berat maka denyut nadi cepat (lebih dari 120 kali/menit pada anak) tekanan darah menurun sampai tidak terukur, pasien gelisah, muka pucat, ujung-ujung ekstermitas dingin, dan kadangsianosis. Kekurangan kalium akan menimbulkan aritmia jantung. Perfusi ginjal dapat menurun sehingga timbul anuria, sehingga jika kekurangn cairan tidak segera di atasi dapat timbul penyulit berupa nekrosis tubuler.(mansjoer arief dkk.) Secara klinis diare karena infeksi akut di bagi menjadi dua golongan. Pertama koleriform dengandiare yang terutama terdiri atas cairan saja. Kedua, desentriform, padsa diare didapatkan lendir kental dan kadang-kadang darah. (mansjoer arief dkk.)

1. 5. Penatalaksanaan Dasar pengobatan diare adalah sebagai berikut : 1. Rehidrasi cairan 1) Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya. Tujuan terapirehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan

dan elektrolit secara cepat (terapi rehidrasi) kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti (terapi rumatan). Jumlah cairan yang di berikan harus sama dengan jumlah cairan yang hilang melalui diare dan/muntah (previous water loses= PWL), ditambah dengna banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin, dan pernafasan (normal water loses=NWL), dan ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung (concomintcnt water loses=CWL). Jumlah ini tergantung pada derajat dehidrasi serta berat badan masing-masing anak atau golongan umur. (mansjoer arief dkk.) a) Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur <2- tahun (BB 3-10 kg) sesuai dengan derajatdehidrasi. Table 2.1. anak umur <2 tahun (BB 3-10 kg)

No.

Dehidrasi

PWL

NWL

CWl

Jumlah

1.

Ringan

50

100

25

175

2.

Sedang

75

100

25

200

3.

berat

125

100

25

250

b) Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur 2-5 tahun (BB 10-15 kg) sesuai dengan derajatdehidrasi.

Table 2.2. anak umur 2-5 tahun (BB 10-15 kg)

No.

Dehidrasi

PWL

NWL

CWL

Jumlah

1.

Ringan

30

80

25

175

2.

Sedang

50

80

25

155

3.

berat

80

80

25

185

c) Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur>15 tahun (BB 15-25 kg) sesuai dengan derajat dehidrasi. Table 2.3. anak umur >15 tahun (BB 15-25 kg)

No.

Dehidrasi

PWL

NWL

CWl

Jumlah

1.

Ringan

25

65

25

115

2.

Sedang

50

65

25

140

3.

berat

80

65

25

170

Table2.4. penilaian derajat dehidrasi

No.

Penilaian

1.

Lihat : kedaan umum

Baik, sadar

Gelisah, rewel

Lesu, lunglai, atau tidak sadar

2. 3. 4. 5.

Mata Air mata Mulut dan lidah Rasa haus

Normal Ada Basah Minum biasa tidak haus Kembali cepat

Cekung Tidak ada kering Haus, ingin minum banyak Kembali lambat Dehidrasi ringan/sedang Bila ada 1 tanda di tambah 1 tanda atau lebih tanda lain

Sangat cekung Tidak ada Sangat kering Malas minum atau tidak bisa minum Kembali sangat lambat Dehidrasi berat Bila ada 1 tanda di tambah 1 atau lebih tanda lain

6.

Periksa : turgor kulit Hasil pemeriksaan

7.

Tanpa dehidrasi

Pemberian cairan pada klien diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum.

(1)

Diare dehidrasi ringan

Diare dengan dehidrasi ringan ditandai dengan kehilangan cairan 5% dari berat badan. Pada diare dengan dehidrasi ringan sudah Nampak tanda-tanda kekurangan cairan yaitu penderita kekurangan nafsu makan dan aktifitasnya menurun. Cairan untuk pengganti yang diperlukan untuk keadaan ini adalah elektrolit oral melalui mulut dengan formula lengkap. (2) Diare dengan dehidrasi sedang

Diare dengan dehidrasi sedang ditandai dengan kehilangan cairan 610% berat badan. Kasus ini memerlukan perhatian yang lebih khusus, pemberian oralit pada penderita hendaknya dilakukan petugas kesehatan dari sarana kesehatan dan penderita perlu diawasi beberapa jam lamanya (4-6 jam). Kalau penderita sudah baik keadaannya boleh pulang dengan dibekali beberapa bungkus oralit. Sedangkan kalau jatuh kedalam berat harus diupayakan pemberian cairan secara parenteral. Bagi penderita yang boleh pulang agar diberi penyuluhan kepada orang tuanya mengenai cara melarutkan dan pemberian oralit, juga agar ditekankan bahwa pemberian oralit adalah pengganti cairan yang hilang bukan untuk menghentikan diarenya dengan segera. (3) Diare dengan dehidrasi berat

Diare dengan dehidrasi berat ditandai dengan mencret terus-menerus, biasanya lebih dari 10 kali disertai dengan muntah. Kehilangan cairan lebih dari 10% dari berat badan. Di masyarakat disebut dengan muntaber. penderita harus mendapat cairan infus sebagai berikut : (a) Macam cairan yang dipakai

Ringer laktat merupakan pilihan utama perhatikan khusus untuk penderita neonatus. Penderita diaredengan penyakit berat seperti kekurangan kalori protein, pneumonia, kelainan jantung dan sebagainya. Dalam keadaan tertentu (dimana ringer laktat tidak tersedia) dapat digunakan cairan (Half Sterngth Dorrow Glukosa). (b) Cairan peroral

Cairan dehidrasi oral dengan formula lengkap cairan yang mengandung 4 komponen yaitu : NaCl, KCl, NaHCO3 atau Na Sitrat dan glukosa atau pengganti cairan. Formula ini dikenal dengan nama larutan oralit dan diberikan bila sudah timbul tanda-tanda dehidrasi dan cairan formula rehidrasi tidak lengkap (sederhana) cairan yang mengandung paling sedikit 2 komponen yaitu NaCl dan glukosa atau penggantinya seperti makanan dan minuman yang ada di rumah termasuk disini larutan gula garam dan air tajin. Fungsi glukosa pada cairan dehidrasi oral baik pada formula legkap atau tidak lengkap sebagai penarik air dan elektrolit kedalam cairan intraseluler menggantikan cairan penghilang karena diare dan muntah. (c) Cairan parenteral

Pada umumnya cairan yang digunakan adalah Ringer Laktat (RL). Mengenai pemberian cairan sebanyak beberapa yang harus diberikan tergantung pada berat ringannya dehidrasi yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan dengan berat badannya serta berat badan masing-masing anak dan golongan umur klien. 1. Makanan harus di teruskan bahkan di tingkatkan selama diare untuk menghindari efek buruk status gizi 1. Bayi yang mendapatkan ASI sebelumnya jangan dihentikan. 2. Bayi yang sebelumnya tidak mendapatkan ASI dapat diteruskan dengan susu formula. 3. Antibiotik dan antiparasit tidak boleh di gunakan secara rutin, tidak ada manfaatnya untuk kebanyakan usus, termasuk diare berat dan diare dengan panas, kecuali pada: 1) Disentri, bila tidak berespon pikirkan kemungkinan amoebiasis 2) Suspek kolera dengn dehidrasai berat 3) Diare perisisten 1. Obat-obat anti diare meliputi anti motilitas (misalnya loperamid, difenoksilat, kodein, opium), adrosben (misalnya norit,kaolin, attapulgit). Antimuntah termasuk prometazin danklorpromazin. Tidak semua obat-obat ini mempunyai efek yang nyata terhadap diare dan beberapa malahan mempunyai efek berbahaya . obat-obat ini tidak boleh di berikan untuk anak <5 tahun.

1. 6. Komplikasi Akibat dari diare/kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebaga berikut : 1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat hipotonik, isotonik dan hipertonik). 2. Renjatan hipovolemik 3. Hipokalemia (dengan gejala metorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahanelektrokardiogram). 4. d. Hipoglikemia 5. e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktosa. 6. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik. 7. g. Malnutrisi energy proretin (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik)

1. 7. Pemeriksaan diagnosis 1. a. Pemeriksaan tinja : mikroskopis, pH, dan kadar gula jika di duga ada intoleransi gula(sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten). 2. Pemeriksaan darah : darah perifer lengkap, AGG dan elektrolit (terutama Na, K, Ca, dan P seru pada diare yang disertai kejang). 3. Pemeriksaan ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal. 4. Duodenal intubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dankuantitatif terutama pada diare kronik. 5. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan di curigai adanya infeksi sistemik

1. 1. 2. 3. 4. 5.

8. Pencegahan Pemberian ASI saja dengan umur 4-6 bulan Mencuci tangan sebelum dan susudah makan Membuang tinja secara benar Jangan makan sembarang makanan Menggunakan air bersih dan dimasak untuk minum

6. Memperkuat daya tahan tubuh : ASI minimal dua tahun pertama dan mampertahankan status gizi dan imunisasi. 7. B. KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK

1. 1. Pengertian Pertumbuhan (Growth) adalah berkaitan dangan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound) ukuran panjang (cm, inchi), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Perkembangan (Development) adalah bertambahnya kemampuan (skil) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu, walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa misalnya mengenai makanan, perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dsb. Oleh karena itu semua orang yang mendapat tugas untuk mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang.

1. 2.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Proses pertumbuhan dan perkembangan anak tidak selamanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya baik faktor yang dapat dirubah/dimodifikasi yaitu faktor keturunan, maupun faktor yang tidak dapat dirubah atau dimodifikasi yaitu faktor lingkungan.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah sebagai berikut: 1. Faktor Keturunan/Herediter 1) Seks

Kecepatan pertumbuhan dan perkembangam pada seorang anak wanita berbeda dengan anak laki-laki. 2) Ras

Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan lebih besar dibanding anak Asia. 1. Faktor Lingkungan 1) Lingkungan Eksternal

Kebudayaan, Status sosial ekonomi keluarga, Nutrisi, Penyimpangan keadaan sehat, Olah raga, Urutan anak dalam keluarga. 2) a) Lingkungan Internal Intelegensi

Pada umumnya anak yang mempunyai integensi tinggi, mempunyai perkembangan lebih baik.

b)

Hormon

Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu: Somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel tulang, merangsang sel otak pada masa pertumbuhan. Berkurangnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme; hormon tiroid, mempengaruhi pertumbuhan tulang.

Berkurangnya hormon ini dapat menyebabkan kreatinisme; Hormon gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoid. Sedangkan estrogenmerangsang perkembangan seks sekunder wanita dan produksi sel telur: kekurangan homon gonadotropin dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan seks. c) Emosi

Hubungan yang hangat dengan orang lain seperti dengan ayah, ibu, saudara, teman sebaya serta guru akan memberi pengaruh terhadap perkembangan emosi, sosial dan intelektual anak. Cara anak berinteraksi dalam keluarga akan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah. Apabila keinginan anak tidak dapat terpenuhi sesuai dengan tahap perkembangan tertentu dapat memberi pengaruh terhadap tahap perkembangan selanjutnya. 1. Pelayanan Kesehatan Yang Ada Di Sekitar Lingkungan Dengan adanya pelayanan kesehatan di sekitar lingkungan anak dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, karena dengan anak diharapkan dapat terkontrol perkembangannya dan jika ada masalah dapat segera diketahui sedini mungkin serta dapat dipecahkan/dicari jalan keluarnya dengan cepat.

1. 2.

Pola Pertumbuhan dan Perkembangan

Pola pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara terus menerus. Pola ini dapat merupakan dasar bagi semua kehidupan manusia, petunjuk urutan dan langkah dalam perkembangan anak ini sudah ditetapkan tetapi setiap orang mempunyai keunikan secara individual. Pertumbuhan fisik dapat dilihat secara lebih nyata, namun sebenarnya disertai pula dengan pertumbuhan psikososial anak dan diikuti dengan hal-hal di bawah ini: 1. Directional trends

Pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara teratur, berhubungan dengan petunjuk atau gradienatau reflek dari perkembangan fisik dan maturasi dari fungsi neuromuscular. Prinsip-prinsip ini meliputi: 1) Cephalocandal atau Head to tae (dari arah kepala ke kaki) Misalnya: mengangkat kepala dulu kemudian mengangkat dada dan menggerakkan ekstremitas bagian bawah. 2) Proximodistal atau Near to Far Direction (Menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat dan pada anggota gerak yang lebih jauh dari pusat) Misalnya: bahu dulu baru jari-jari. 3) Mass to specific atau simple to complex (Menggerakkan daerah yang lebih sederhana dulu baru kemudian daerah yang lebih kompleks) Misalnya: mengangkat bahu dulu baru kemudian menggerakkan jari-jari yang lebih sulit atau melambaikan tangan batu bisa memainkan jarinya. Prinsip-prinsip tersebut berjalan, sejalan tidak dipengaruhi materi dan sebagainya tetapi cepat lambatnya dapat dipengaruhi. 1. Sequential Trends Semua dimensi tumbuh kembang dapat diketahui, maka sequence dari tumbuh kembang tersebut dapat diprediksi. Dimana hal ini berjalan secara teratur dan kontinyu. Semua anak yang normal melalui setiap fase ini. Setiap fase dipengaruhi oleh fase sebelumnya, Misalnya: tengkurap merangkak; berdiri berjalan. 1. Sensitive Period Ada waktu-waktu yang terbatas selama proses tumbuh kembang dimana anak berinteraksi, terutama dengan lingkungan yang ada, kejadian yang spesifik, Masamasa tersebut adalah sebagai berikut : 1) Masa Kritis

Yaitu masa yang apabila tidak di rangsang/berkembang maka hal ini tidak akan dapat di gantikan pada masa berikutnya.

2)

Masa Sensitif

Mengarah pada perkembangan dan microorganisme. Misalnya pada saat perkembangan otak, ibunya menderita flu maka kemungkinan anak tersebut akan hydrocepallus/ ancepalitis. 3) Masa optimal

Yaitu suatu masa diberikan rangsangan optimal maka akan mencapai puncaknya. Misalnya: anak usia 3 tahun/saat perkembangan otak dirangsang dengan bacaanbacaan/gizi yang tinggi, maka anak tersebut dapat mencapai tahap perkembangan yang optimal. Perkembangan ini berjalan secara pasti dan tepat, tetapi tidak sama untuk setiap anak. Misalnya: a) Ada yang lebih dulu bicara baru jalan atau sebaliknya b) Ada yang badannya lebih dulu berkembang kemudian subsistemnya dan sebaliknya c) Dan sebagainya

1. 3. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak 1. Tumbuh kembang adalah proses yang continue sejak dari konsepsi sampaimaturitas/dewasa yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. 2. Dalam periode tertentu terdapat masa percepatan atau masa perlambatan serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-organ. 3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatan berbeda antara anak yang satu dengan yang lain. 4. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi system susunan saraf. 5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas. 6. Refleks primitive seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunteer tercapai. 7. Ada yang lebih dulu bicara baru jalan atau sebaliknya ada yang badannya lebih dulu berkembang kemudian subsistemnya dan sebaliknya dan sebagainya

1. 4.

Tahap-Tahap Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja

Terdapat variasi yang besar, tetapi setiap anak akan melalui suatu milestone yang merupakan tahapan dari tumbuh kembangnya dan tiap-tiap tahap mempunyai ciri tersendiri. Berdasarkan Hasil Rapat Kerja UKK pediatrik Sosial di Jakarta, Oktober 1986, yaitu : 1. Masa Pranatal 1) 2) Masa Mudigah/embrio : konsepsi 8 Minggu Masa janin/fetus : 9 minggu lahir. : 0-28 hari : 0 28 hari

1. Masa bayi 1) a) b) 2) 1. 2. 3. 4. 5. Masa Neonatal

Masa Neoratal dini : 0 7 hari, Masa Neonatal lanjut : 8 28 hari.

Masa pasca Neonatal : 29 hari 1 tahun : usia 1 3 tahun : Usia 3 6 tahun : Usia 6 18/20 tahun : usia 6 10 tahun

Masa Toddler Masa Pra Sekolah Masa Sekolah Masa Pra remaja Masa Remaja : 1) a) b) 2) masa remaja dini wanita usia pria usia Masa remaja lanjut

: 8 13 tahun, : 10 15 tahun,

a) b) 1. C.

Wanita usia Pria usia

:13 18 tahun, :15 20 tahun.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Diare

Dalam asuhan keperawatan pada kasus diare yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 1. Pengkajian pada penyakit diare Pengkajian adalah langkah awal dan dasar bagi seorang perawat dalam melakukan pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa sehingga dapat diketahui kebutuhan pasien tersebut. Pengumpulan data yang akurat dan sistematik akan membantu menentukan status kesehatan dan pola pertahanan pasien serta memudahkan perumusan diagnosa keperawatan.

1. Diagnosa keperawatan 1. menurut Carpenito (2000) mendefinisikan diagnosa keperawatan adalah : Pernyataan yang menjelaskan status kesehatan atau masalah aktual atau potensial. Perawat menggunakan proses keperawatan dalam mengidentifikasi dan mensintesa data klinis dan menentukan intervensi keperawatan, untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah masalah klien yang ada pada tanggung jawabnya. 2. Doenges (1999) diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan, dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi. Label diagnosa keperawatan memberi format untuk mengekspresikan bagian identifikasi masalah dari proses keperawatan. 3. NANDA mendefinisikan diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap mesalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. Ada beberapa diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala-gejala yang ada yakni :

1) Diare berhubungan dengan malabsorbsi usus (doenges, Ed 3 1999) 2) Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan adanya melabsorbsi usus. 3) Gangguan keseimbangan suhu tubuh hypertermi berhubungan dengan dehidrasi. 4) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu makan kurang. 5) Kecemasan berhubungan dengan kurang dari pembelajaran tentang penyakit. 6) Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus (doenges, Ed 3 1999) 7) Potensial/resiko tinggi terjadi infeksi inosokomial berhubungan dengan BAB yang terus menerus. 8) Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB. 9) Resiko tinggi kerusakan terhadap integritas kulit berhubungan dengan iritasi disekitar daerah anus. 10) Nutrisi; perubahan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi nutrient.(doengoes 1999) 11) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan. Berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi.(doengoes 1999) 1. Rencana Tindakan / Intervensi 1. Diagnosa Keperawatan 1 Diare berhubungan dengan malabsorbsi usus Tujuan : maningkatkan fungsi usus, mendekati normal

Intervensi

1) Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, dan jumlah kaluaran faces. 2) Tingkatkan tirah baring, dekatkan alat-alat di samping tempat tidur.

3) Mulai lagi pemasukan cairan peroral secara bertahap, tawarkan minuman jernih, 4) 5) 6) hindari minuman dingin. Observasi TTV Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi :

Rasional

1) membantu membedakan penyakit individu dan mengkaji beratnya episode penyakit 2) istirahat menurunkan motilitas dan menurunkan laju metabolisme bila infeksi atau perdarahan adalah komplikasi. 3) Memberikan istirahat kolon dengan menghilangkan atau menurunkan rangsang makanan atau cairan. Makan kembali secara bertahap, cairan mencegah keram dan diare berulang. 4) Hipotensi, takikardia, demam dapat menunjukan respon terhadap dan atau efek kehilangan cairan. 5) Mengobati infeksi suparif lokal.

1. Diagnose keperawatan 2 Gangguan keseimbangan cairan elektrolit. Tujuan : Volume cairan teratasi.

Intervensi 1) 2) 3) 4)

Kaji tanda tanda dehidrasi Beri air gula jika klien muntah Beri sesering mungkin sesuai Penatalaksanaan pemberian infus :

Rasional

1) Mengetahui penyebab defisit volume cairan sehingga segera melakukan tindakan. 2) 3) Air gula dapat menekan peningkatan asam lambung. ASI merupakan makanan penting untuk anak/bayi.

4) Cairan infus sangat baik, penting bagi yang mengalami defisit volume cairan karena cairan langsung masuk ke pembuluh darah. 1. Diagnosa Keperawatan 3 Gangguan keseimbangan suhu tubuh hyperthermia. Tujuan Intervensi 1) 2) 3) 4) : Keseimbangan suhu tubuh normal. :

Observasi vital sign. Beri kompres hangat. Ganti pakaian klien yang tipis dan menyerap keringat. Beri minum banyak

5)

Penatalaksanaan pemberian anti piretik.

Rasional 1) Perbaikan vital sign merupakan indikasi dalam menentukan tindakan selanjutnya. 2) Kompres hangat dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah menyebabkan terjadinya penguapan sehingga membantu menurunkan suhu tubuh. 3) Baju yang tipis dan menyerap keringat membuat klien merasa cerah sehingga memberikan kenyamanan pada klien. 4) Obat antipiretik berfungsi untuk menurunkan suhu tubuh.

1. Diagnosa Keperawatan 4 Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Tujuan Intervensi 1) 2) Siapkan makanan dalam keadaan hangat. Beri makan sedikit tapi sering :Kebutuhan nutrisi terpenuhi

3) Anjurkan pada orang tua klien untuk menghindari makanan yang berasa asam dan merangsang. 4) 5) BAB tiap hari Beri nutrisi diet lunak

Rasional 1) Makanan yang hangat dapat merangsang selera makan klien.

2)

Membantu mengurangi kerja lambung dan usus, peningkatan asupan nutrisi.

3) Makanan yang berasa asam dan yang mengandung gas akan meningkatkan pH lambung. 4) 5) Penurunan berat badan akan menunjukkan klien masuk kategori dehidrasi. Membantu mengurangi beban kerja lambung dan usus.

1. Diagnosa Keperawatan 5 Kecemasan orang tua Tujuan Intervensi 1) 2) 3) 4) Kaji tingkat kecemasan orang tua/klien Berikan informasi yang adekuat tentang penyakit yang diderita klien. Memberi HE kepada keluarga tentang pencegahan dan perawatan diare. Memberikan dorongan spiritual kepada keluarga klien. :Kecemasan teratasi.

Rasional 1) Mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan yang dialami oleh orang tua klien. 2) Informasi yang adekuat akan membantu keluarga menenangkan dan mengurangi kecemasan. 3) 4) Menambah pengetahuan dalam pencegahan penanganan. Dorongan spiritual memberi ketenangan jiwa dan hati.

1. Diagnosa keperawatan 6

Gangguan rasa nyaman nyeri Tujuan Intervensi 1) 2) 3) Kaji tingkat nyeri Observasi tanda-tanda vital Penatalaksanaan pemberian analgetik. :Nyeri berkurang atau hilang

Rasional 1) Mengetahui sejauh mana tingkat nyeri mempengaruhi keadaan klien sehingga memudahkan dalam pemberian intervensi. 2) 3) 4) Vital sign merupakan indikator dalam melakukan tindakan selanjutnya. Analgetik untuk menghilangkan rasa nyeri. Mengatur posisi klien nyaman/lutut fleksi

1. Diagnosa Keperawatan 7 Potensial/resiko tinggi terjadi infeksi nosokomial Tujuan Intervensi 1) 2) 3) Bila klien BAB secepatnya dibersihkan dengan menggunakan handschoen. Ganti alat tenun yang kotor Cuci tangan sebelum dan sesudah meneteki. :Infeksi nosokomial tidak terjadi.

Rasional

1) 2) 3)

Memakai handschoen untuk mencegah terjadinya penularan pada orang lain. Agar tidak terjadi tempat berkumpulnya dan berkambang biak bakteri. Merupakan tindakan septik dan antiseptik yang dapat mencegah penularan.

1. Diagnosa Keperawatan 8 Gangguan pemenuhan istirahat tidur Tujuan Intervensi 1) 2) 3) 4) Kaji pola tidur klien Ajar posisi klien sesuai dengan kebutuhan klien. Ciptakan lingkungan tenang dan nyaman Penatalaksanaan pemberian obat sedatif. :Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi

Rasional 1) 2) 3) 4) Mengetahui sejauh mana perubahan pola tidur yang dialami klien. Posisi yang sesuai dengan keinginan klien merangsang untuk tidur. Lingkungan yang tenang dan nyaman membantu klien untuk istirahat. Obat sedatif sebagai obat penenang

1. Diagnosa Keperawatan 9 Resiko tinggi kerusakan integritas kulit.

Tujuan Intervensi 1) 2) 3) 4) 5)

:Integritas kulit terpelihara dengan baik.

Observasi kemerahan eksplorasi pada daerah kulit. Gunakan krem kulit 2 x /sehari setelah mandi. Beri alas pada daerah bokong dan anus. Anjurkan pada ibu agar selalu menjaga kebersihan daerah bokong dan anus. Gunakan tehnik septik dan antiseptik saat mengganti popok.

Rasional 1) Area ini meningkat resikonya untuk kerusakan dan memerlukan pengobatan lebih intensif. 2) 3) 4) Memberi rasa nyaman pada klien. Untuk mencegah terjadinya iritasi kulit karena lembab. Memberikan informasi yang adekuat dan menambah pengetahuan ibu.

1. Diagnosa 10. Nutrisi,perubahan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan malabsorbsi nutrient Tujuan :menunjukan berat badan yang stabil atau meningkatkan berat badan sesuai sasaran dengan nilai laboratorium normal dan tidak ada malnutrisi intervensi : 1) 2) Timbang berat badan tiap hari Dorong tirah baring dan/pembatasan aktifitas selama fase sakit akut.

3)

Anjurkan istirahat sebelum makan

4) Sediakan makanan dengan ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan, dengan situasi yang tidak terburu-buru. Rasional 1) Membuktikan informasi tentang kebutuhan diet/keefektifan terapi.

2) Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi. 3) Menenangakan peristaltic dan meningkatkan energi untuk makan.

4) Lingkungan yang menyenangkan menurunkan stres dan lebih kondusif untuk makan. 1. Diagnosa ke 11 Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan. Tujuan Intervensi 1) Tentukan persepsi pasien dan keluarga tentang penyakit Menyatakan pemahaman proses penyakit, dan pengobatan

2) Kaji ulang proses penyakit, penyebab/efek hubungan faktor yang menimbulkan gejalah dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor pendukung.

Rasional 1) Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar individu.

2) Faktor pencetus/pemberat individu; sehingga kebutuhan pasien untuk waspada terhadap makanan, cairan, dan faktor pola hidup dapat mencetuskan gejala.

1. 4.

Implementasi

Implementasi adalah langkah keempat dari proses keperawatan dimana merupakan realisasi dari rencana keperawatan yang telah disusun, dan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan perawat harus bekerjasama dengan klien, keluarga dan petugas kesehatan lainnya.

1. 5.

Evaluasi

Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang rencana perawatan atau mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan perawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan pasien. 1. Tujuan evaluasi 1) 2) Menentukan kemampuan pasien dalam mencapai tujuan. Menilai keefektifitasan rencana atau strategi asuhan keperawatan

1. Hal-hal yang dievaluasi 1) 2) Apakah asuhan keperawatan tersebut efektif. Apakah perubahan perilaku pasien seperti yang diharapkan.

1. Penafsiran hasil evaluasi 1) 2) Tujuan tercapai. Tujuan sebagian tercapai.

3)

Tujuan sama sekali tidak tercapai.

BAB III APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

1. A. Pengkajian Data umum 1. Identitas Klien Nama Umur Jenis kelamin Agama Suku/Bangsa Alamat Tanggal/jam MRS Tanggal/jam pengkajian No. Register Diagnosa Medis : An.M : 12 Tahun : Laki-laki : Kristen : Sanger / Indonesia : Kelurahan Panasakan : 20-07-2012/23.00 wita : 21-07-2012/10.00 wita : 070061 : DIARE

1. Identitas Orang Tua Nama Umur Jenis kelamin Agama Suku/Bangsa Alamat Pekerjaan Hubungan dengan klien : Tn. M : 38 tahun : Laki-laki : Kristen : sanger/Indonesia : kelurahan panasakan : Swasta : Ayah (orang tua)

1. Riwayat Kesehatan 1. Keluhan utama : BAB encer lebih dari 7 kali sehari 2. Riwayat keluhan utama Klien masuk rumah sakit dengan keluhan buang air besar encer lebih dari 7 kali di rumah dan muntah 1 kali, sejak 3 hari sebelum klien di bawah ke RS orang tua klien mengatakan awalnya keluhan klien di rasakan karena klien terlalu banyak makan mangga. Dan orang tua klien hanya memberikan obat-obatan yang dibeli diapotik, namun tidak ada perubahan. karena kawatir akan kondisi anaknya orang tua klien memutuskan untuk membawa klien ke RSU Mokopido tolitoli pada tanggal 20-07-2012, jam 23.00 wita 1. Keluhan saat dikaji Ayah klien mengatakan anaknya sudah BAB encer bercampur lendir 4 kali sejak pagi hari , klien mengatakan Nafsu makan tidak ada, orang tua klien mengatakan anaknya muntah 1 kali, klien juga mengatakan bahwa perutnya terasa sakit, sakit seperti melilit, dirasakan pada seluruh bagian perut, nyeri di rasakan hilang timbul, skala nyeri 6.

1. Riwayat kesehatan masa lalu 1) Menurut orang tua klien pada umur 9 tahun klien pernah masuk rumah sakit dan di rawat inap di ruang Anggrek dengan kasus DBD, orang tua klien juga mengatakan bahwa anaknya alergi terhadap telur dan mie instan namun tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan. 2) Orang tua klien mengatakan keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menular atau alergi terhadap makanan dan obat-obatan 1. Riwayat kesehatan keluarga 1) Orang tua klien mengatakan dulu adik dari ibunya pernah menderita berak-berak namun tidak sampai di rawat di RS, orang tua klien juga mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita alergi makanan dan obatobatan.

2)

Genogram 3 generasi

A C E F

B D

Gambar 3.1 Genogram 3 Generasi An. M

Keterangan :
:laki-laki A : Orang tua ayah klien B : Orang tua ibu klien :perempuan C : Saudara ayah klien :tinggal serumah D : Saudara ibu klien :klien E : orang tua klien :menikah F : saudara klien

1. Pola menejemen kesehatan dan persepsi kesehatan 1. Tingkat pengetahuan tentang penyakit yang derita

Keluarga klien mengatakan tidak mengetahui dengan pasti tentang penyakit yang di derita anaknya. Mereka hanya mengetahui bahwa anaknya sakit perut dan berakberak. 1. Perilaku untuk mengetahui masalah kesehatan/penyakit Keluarga hanya memberikan obat entrostop yang di beli di apotik. 1. Data psikososial Menurut ibu klien, klien biasa bermain dengan teman-teman sekolahnya dan teman-teman di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Hubungan klien dan orang tua klien dengan tenaga kesehatan baik. Ibu klien merasa khawatir dengan penyakit anaknya karena anaknya berak-berak dan muntah tetapi ibu selalu berdoa agar anaknya cepat sembuh. Ekspresi wajah orang tua klien cemas. Orang tua kooperatif terhadap akan semua tindakan yang dilakukan. 1. Riwayat spiritual Orang tua klien beragama kristen. Klien biasa menjalankan ibadah remaja dan ibadah setiap hari minggu.

1. Pola kegiatan sehari-hari Tabel 3.5. Pola kegiatan sehari-hari An.M dengan kasus diare derajat ringan diruang teratai anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012

No

Kegiatan Sehari-hari

Sebelum sakit

Nutrisi : 1 Jenis makanan Pola makan Frekwensi Porsi Nafsu makan nasi + lauk pauk Teratur 3 x sehari 1 piring dihabiskan Baik

Minum : 2 Frekwensi minum Pola minum Jenis minum Jumlah minuman Sering Air putih, susu, teh Air putih, susu 250 cc 500 cc

Eliminasi 3 BAK : Frekwensi Warna Bau BAB : Frekwensi 1 2 x/hari 4 5 x/sehari Kuning jernih Amoniak

Warna Konsistensi

Kuning Lunak

Lanjutan tabel 3.5. pola kebiasaan sehari-hari An M kasus diare derajat ringan diruang teraratai anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012
No Pola kebiasaan Sebelum sakit

Pola istirahat (tidur) 4 Tidur malam Jam 22.00 s/d 06.00 Jam 14.00 s/d 15.30 Tidur siang

Personal Hygiene 5 Mandi 2 x sehari 2 x sehari 3 x seminggu Gosok gigi Setiap mandi

Cuci rambut Ganti pakaian

1. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum Kesadaran Tanda-tanda vital Suhu Nadi RR

: lemah : compos mentis : : 38oc : 102 x/menit : 20 x/menit

BB sebelum masuk RS : 37 kg BB masuk RS : 35 kg

BB ideal 212+9=33 = 33 kg 1. Head to toe 1) Kepala dan wajah

: 2n+9 (n=umur)

Inspeksi : Bentuk kepala bronchiocepalus,Rambut warna hitam,Rambut lurus.wajah terlihat pucat, wajah klien terlihat meringis Tidak ada oedema pada wajah, ada bercak-barcak putih (teniapersikolor) pada wajah klien. Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa,Tidak ada nyeri tekan. Tidak ada oedema 2) Mata

Inspeksi : Kedua mata simetris kiri kanan,Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterus, reaksi pupil terhadap cahaya isokor, pelebaran pupil simetris kiri kanan, Mata tidak cekung, Tidak ada tanda-tanda peradangan pada konjungtiva Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa, Tekanan bola mata seimbang kiri kanan fungsi penglihatan baik, lapang pandang normal. 3) Hidung

Inspeksi : Bentuk lubang hidung simetris kiri kanan, Tampak ada pengeluaran cairan dari hidung, Mukosa hidung hiperemis, Tidak ada pernapasan kuping hidung, tidak ada deformitas pada tulang hidung. Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa. Tidak ada nyeri tekan pada sinus maksilaris, sinus edmodalis dan sinus frontalis, fungsi penciuman baik 4) Telinga

Inspeksi : Tidak ada pengeluaran cairan dari telinga,Tidak ada tanda-tanda radang pada telinga,Keadaan telinga luar bersih, serumen tidak ada, Membran tympani utuh. Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa. Tidak ada nyeri tekan pada tulang mostoideus fungsi pendengaran baik 5) Mulut/Tenggorokan

Inspeksi : Selaput mukosa mulut Nampak kering, Lidah tidak kotor, Fungsi mengecap dan mengunyah baik,Tonsil tidak meradang, mukosa bibir lembab

Palpasi 6) Leher

: Tidak ada massa dan nyeri tekan.

Inspeksi

: Tidak ada jaringan parut, tidak ada pembesaran pada leher.

Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, teraba denyut nadi karotis dua jari lateral sinistra adam apel. 7) Dada dan paru-paru

Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri kanan,Pengembangan dada seimbang mengikuti alur nafas, Frekuensi pernafasan 20 x/menit, Jenis pernafasan dada,tidak ada retraksi dinding dada. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,Tidak ada masa pada dinding dada. Perkusi : Terdengar bunyi sonor pada area paru-paru Auskultasi 8) Jantung : Bunyi nafas vasikuler, tidak ada bunyi nafas tambahan.

Inspeksi : bentuk dada piquen chest, tidak ada pembesaran pada salah satu dinding dada. Auskultasi : Terdengar Bj I lup pada ICS 2 dan 3

Terdengar Bj II dup pada ICS 4 dan 5 Perkusi : Palpasi : 9) terdengar suara pekak pada area dada sebelah kiri. teraba denyut jantung apeks pada ICS 5 dan 6

Abdomen

Inspeksi : Permukaan perut datar,Tidak ada lesi,Tidak ada hipo / hiperpigmentasi kulit, Tidak nampak dalam keadaan acites.

Auskultasi : Peristaltik usus 24 x/menit, Bising usus (+). Perkusi : Terdengar bunyi hypertimpani

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, Turgor kulit menurun ,Tidak teraba adanya pembesaran limpa, Tidak teraba adanya massa. 10) Genetalia/Anus Inspeksi : tanpak adanya kemerahan 11) Ekstremitas Ekstremitas Atas Inspeksi : Tangan kiri dapat digerakan dengan bebas. Sedangkan tangan kanan terpasang IVFD RL 28 Tpm, Jari-jari kedua tangan lengkap kuku bersih tidak ada oedema dan tanda sianosis,Lengan reflex bisep baik, trisep baik. Tonus otot :

Ekstremitas Bawah Inspeksi : Kedua kaki dapat digerakan dengan bebas,Jari-jari kedua kaki lengkap,Tidak ada sianosis,Tidak ada oedema maupun benjolan. Palpasi Tonus otot : Reflex KPR baik, aciles baik. :

1. Pemeriksaan Penunjang. pemeriksaan laboratorium pada tanggal 21-07-2012 jam 10.00 Tabel 3.6. hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 21-07-2012

NO

NAMA

HASIL

SATUAN

1. 2. 3.

WBC RBC HGB

19,5 4,73 12,7

103/L 103/L g/dl

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

HCT MCV MCH MCHC RDW PLT MPV

38,3 81,0 26,8 33,2 12,4 331 4,2

% 103/ L g/dl g/dl % 103/ L

b.Therapi/pengobatan pada tanggal 21-07- 2012:

Jenis terapi/obat

1.

cotrimoxazole

2 x 1 tablet/oral

2. 3. 4. 5.

Dialac Cefotaxim Ketorolac IVFD RL

3 x 1gr/oral 2 x 1 gr/IV 2 x 1 amp/IV 28 tetes per menit

Therapi/pengobatan pada tanggal 22-07- 2012


1. Cefotaxim Ketorolac 2. IVFD RL 3. 2 x 1 gr/IV 2 x 1 amp/IV

RL 28 tetes per

Therapi/pengobatan pada tanggal 23-07-2012


1. Cefotaxim IVFD RL 2. 2 x 1 gr/IV

28 tetes per m

1. Klasifikasi Data 1. Data Subjektif 1) 2) 3) 4) 5) Klien mengatakan Buang air besar encer 4 kali sejak tadi pagi Klien mengatakan Warna faces kuning kecoklatan Ibu klien mengatakan anaknya tidak mau makan konsistensi faces cair berlendir Ibu klien mengatakan anaknya muntah 1 kali

6) Klien mengatakan perutnya sakit, nyeri di rasakan seperti melilit, nyeri di rasakan di seluruh bagian perut, di rasakan hilang timbul. 7) keluarga klien mengatakan tidak terlalu mengerti dengan penyakit yang di derita anaknya. 8) Ibu klien mengatakan hanya memberikan obat entrostop yang di beli di apotik. 9) Ibu klien mengatakan badan anaknya lemah

10) Ibu klien mengatakan BB anaknya turun 2 kg 1. Data Objektif 1) 2) 3) Keadaan umum Kesadaran : lemah : composmentis

Ekspresi wajah klien meringis

4) 5) 6) 7) 8) 9)

Klien muntah 1 kali Orang tua klien terlihat bingung. Klien menolak untuk makan Bising usus hiperaktif Porsi makan tidak di habiskan (1/4 porsi tidak di habiskan) Terpasang IVFD RL 28 Tpm

10) Terapi oral (cotrimoxazole tablet dan dialac) 11) Peristaltik usus 24 x/mnit. 12) BB sebelum sakit BB saat sakit : 37 kg

: 35 kg

13) Tanda-tanda vital Suhu Nadi RR : 38 oC : 102 x/menit : 20 x/menit

14) Pemeriksaan laboratorium 21-07-2012 jam 10.00 WBC 19,5 103/L

1. Analisa Data Tabel 3.7. Analisa Data An.M dengan kasus diare diruang teratai anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012

No

Symton

Etiologi

Data Subjektif 1 klien mengatakan BAB encer 4 kali tadi pagi klien mengatakan warna facesnya kuning kecoklatan klien mengatakan perutnya terasa nyeri Konsistensi feces cair

Proses infek

Data Objektif keadaan umum : lemah kesadaran : composmentis

BAB encer 4 Ekspresi wajah klien meringis Peristaltik usus 24 kali/menit Vital sign:

HR : 102 kali/menit RR : 20 kali/menit SB : 38c Terpasang IVFD RL 20 Tpm Terapi oral (cotrimoxazole tablet dan dialac) WBC 19,5 103/

Lanjutan tabel 3.7. Analisa Data An.M dengan kasus diare diruang teratai anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012
No Symton Etiologi

Data Subjektf 2 Klien mengatakan sakit perut, nyeri di rasakan seperti

Hiperperistaltik usus

melilit, nyeri di rasakan di seluruh bagian perut, di rasakan hilang timbul. Data Objektif Ekspresi wajah meringis Skala nyeri 6 TTV

HR : 102 x/menit SB : 38c RR : 20 x/menit WBC 19,5 103/L

Lanjutan tabel 3.7. Analisa Data An.M dengan kasus diare diruang teratai anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012
No Symton Etiologi

Data Subjektif 3 Orang tua klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit anaknya Data Objektif Orang tua klien gelisah dan bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.

Kurang terpajan inform penyakit

1. Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah Tabel 3.8. Diagnosa berdasarkan prioritas masalah An.M dengan kasus diare ruang teratai anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012
NO Tgl / Jam Diagnosa keperawatan

1.

21 Juli 2012 Diare b/d proses infeksi 08.30 WITA

(NANDA 2009-2011. Hal 123)

21 Juli 2012 08.30 WITA 2. Nyeri b/d hiperperistaltik usus

(NANDA 2009-2011. Hal 410) 21 Juli 2012 08.30 WITA 3.

Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan informas (Doenges 1999. Hal 444)

E. PERENCANAAN

Tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No DX

DIAGNOSA KEPERAWATAN

RENCANA KEPE

TUJUAN

INTE

Diare berhubungan dengan proses infeksi. Dengan data :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 324 jam, diare klien hilang dengan kriteria hasil : 1. Frekuensi BAB normal 1 kali

1. Observasi dan defekasi, kara jumlah keluar

DS: 1. Klien mengatakan BAB encer 4 kali sejak tadi pagi 2. Klien mengatakan perutnya terasa nyeri 3. Klien mengatakan fesesnya berwarnah kuning kecoklatan 2. 3. 4. 5.

sehari Faces tidak ada darah dan lendir Nyeri perut tidak ada Tidak ada dehidrasi Vital sign dalam batas normal Nd:60-100x/menit

1. Tingkatkan tir dekatkan alattempat tidur.

Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No dx

DIAGNOSA KEPERAWATAN

PERENCANA

TUJUAN

INTERV

DO:

Rr:12-16x/menit Sb:36-37,5c

1. Ku: lemah 2. Kesadaran: composmentis 3. Ekspresi wajah klien meringis

4. Peristaltik usus 24 kali per menit 5. Vital sign: HR : 102 kali/menit RR : 20 kali/menit SB : 38c 1. Terpasang IVFD RL 20 Tpm 2. WBC 19,5 103/mL

1. Mulai lagi pema peroral secara b tawarkan minum

1. hindari minuma

Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No DX

DIAGANOSA KEPERAWATAN

PERENCANA

TUJUAN

INTERV

1. tarapi oral (cotrimoxsazole tablet dan dialac)

1. Observasi TTV

1. Kolaborasi pem 1. Cefotaxim 2. Dialac

Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No DX

DIAGANOSA KEPERAWATAN

PERENCANA

TUJUAN

INTERV

Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No DX

DIAGANOSA KEPERAWATAN

PEREN

TUJUAN

IN

II

Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus

Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nyeri klien hilang dengan kriteria hasil:

1. Kaji skala

Dengan data : DS

1. Melaporkan bahwa nyeri hilang 2. Vital sign dalam rentang normal ND : 60-100x/menit

Klien mengatakan sakit perut saat ingin BAB, nyeri di rasakan seperti melilit, nyeri di rasakan di seluruh bagian perut, di rasakan hilang timbul. DO 1. Ekspresi wajah meringis 2. Skala nyeri 6 3. Peristaltik usus 24x/menit

SB : 36-37,5 c RR : 12-16x/menit

1. Atur posis 2. Untuk me nyeri yang untuk men selanjutny

Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No DX

DIAGANOSA KEPERAWATAN

PERENCA

TUJUAN

INTE

1. TTV II HR : 102 x/menit

1. Observasi TT

SB : 38c RR : 20 x/menit 1. WBC 19,5m

1. Kolaborasi p 1. Ketorolac /IV 2. cefotaxim /IV

Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No dx

PERE

TUJUAN

Kurang pengetahuan berhubungan dengan III kurang terpajan informasi tentang penyakit Dengan data : DS Orang tua klien mengatakan tidak tau tentang penyakit Anaknya DO Orang tua klien gelisah dan bertanyatanya tentang penyakit anaknya.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dan keluarga menunjukan pengetahuan tentang proses penyakit dengan kriteria hasil 1. klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang proses penyakit, kondisi, dan program pengobatan 2. program pengobatanMelakukan perubahan s 3. Tentukan persepsi klien dan keluarga tentang penyakit.

1. Kaji tin dan kel

Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No DIAGANOSA KEPERAWATAN

PERENCANAAN

DX TUJUAN

INTE

pola hidup tertentu. III

1. Berikan heal (HE) tentang khususnya ga penyakit, pen tanda dan gej penatalaksaa pencegahan

2. Untuk menam pengetahuan klien dan kel tentang peny

F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Tabel 3.10. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

NO DX

DIAGNOSA KEPERAWATAN

HARI/ TANGGAL

JAM

IMPLEM

Diare berhubungan dengan proses infeksi Dengan data : Data Subjektif: Klien mengatakan dia BAB

Sabtu,21 juli 2012

09.00

1. mengobservasi catat frekuensi d karakteristik, da kaluaran faces. Hasil : BAB encer 4

encer 4 kali sejak tadi pagi - Klien mengatakan perutnya terasa nyeri - Klien mengatakan fesesnya berwarna kuning kecoklatan -

campur lendir.

1. Mengukur TTV Hasil :

HR :102x/meni

09.20

Lanjutan tabel 3.10. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan


No Dx

DIAGNOSA KEPERAWATAN

HARI/ TANGGAL

JAM

IMPLEMENTAS

Data Objektif I Ku: lemah 09.25 Kesadaran: composmentis

SB : 37c RR : 20x/menit

- Ekspresi wajah klien meringis

1. Menganjurkan kepada untuk banyak istirahat, mendekatkan alat-alat

Peristaltik usus 24 kali per 09.29

di butuhkan

menit Vital sign:

klien.(mendekatkan ge dan piring kesisi kanan klien)

HR : 102 kali/menit RR : 20 kali/menit SB : 38c - Terpasang IVFD RL 20 Tpm

1. Menganjurkan klien un banyak minum 1. Terpasang IVFD RL 2 2. Peristaltik 22 kali/men

Lanjutan tabel 3.10. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

NO DX

DIAGNOSA KEPERAWATAN

HARI/ TANGGAL

JAM

IMPLEM

Terapi oral (cotrimoxsazole tablet dan dialac) WBC 19,5

10.00

1. Menganjurkan k keluarga klien u memberikan mi kepada klien.

10.05 12.00

1. Memberikan ob

1. Memberikan in

cefotaxim 1 gr/I

Lanjutan tabel 3.10. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan


No Dx

DIAGNOSA KEPERAWATAN

HARI/ TANGGAL

JAM

IMPLEMENTAS

Lanjutan tabel 3.10. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

NO DX

DIAGNOSA KEPERAWATAN

HARI/ TANGGAL

JAM

IMPLEMENTAS

Nyeri berhubungan dengan II hiperperistaltik usus Dengan data : Data Subjektif Sabtu,21 juli 2012 08.50

1. Mengkaji skala nyeri

Hasil : Klien mengatak

sakit perut saat ingin B nyeri di rasakan sepert melilit, nyeri di rasaka seluruh bagian perut,

Klien mengatakan sakit

dirasakan hilang timbu skala nyeri 6

perut saat ingin BAB, nyeri di rasakan seperti melilit, nyeri di rasakan di seluruh bagian perut, di rasakan hilang timbul. Data Objektif Ekspresi wajah

Lanjutan tabel 3.10. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

NO DX

DIAGNOSA KEPERAWATAN

HARI/ TANGGAL

JAM

IMPLE

klien meringis II Skala nyeri 6 12.00 TTV 08.55

1. Membantu/me klien dengan p

1. Mengobservas HR : 102 x/menit 12.00 SB : 38c Hasil :

HR :102x/men

RR : 20x/menit WBC19,5/m

12.05

SB : 37c

RR : 20x/men

1. Memberikan i 1 gr/Iv 2. Memberikan i 1 amp/IV

Lanjutan tabel 3.10. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

NO DX

DIAGNOSA KEPERAWATAN

HARI/ TANGGAL

JAM

IMPLEM

III

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi tentang penyakit. Dengan data : Data Subjektif Orang tua klien mengatakan belum mengerti tentang penyakit yang di derita anaknya. Data Objektif Orang tua klien terlihat bingung dan bertanya-tanya

Sabtu/21 juli 2012

11.30

1. mengumpulkan keluarganya di

dan menanyaka mereka tentang yang di derita a

Hasil : orang tu

mengatakan bah sakit berak-bera

Lanjutan tabel 3.10. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

NO DX

DIAGNOSA KEPERAWATAN

HARI/ TANGGAL

JAM

IMPLEMENTAS

tentang penyakit anaknya. III 11.35 11.40

1. mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang diare

Hasil : orang tua klien mengatakan bahwa pe anaknya itu di sebabka kerena terlalu banyak buah mangga.

1. Memberikan HE tenta penyakit

Lanjutan tabel 3.10. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan


No Dx

DIAGNOSA KEPERAWATAN

HARI/ TANGGAL

JAM

IMPLEMENTAS

diare. SAP terlampir.

G. CATATAN PERKEMBANGAN Tabel 3.11. Catatan Perkembangan

No Dx

Hari/ Tanggal

Jam

SO

08.00 I Minggu 22 juli 2012

S:

1. Klien mengatakan hanya BAB encer beram 2. Klien mengatakan perutnya masi sakit tapi s O: 1. KU : lemah 2. 3. 4. 5. BAB 1 kali Ekspresi wajah meringis Skala nyeri 5 Terpasang IVFD RL 28 tpm

A : Diare berhubungan dengan proses infek P : intervensi di lanjutkan

1. Observasi dan catat frekuensi defekasi, kara 2. Observasi TTV

3. Pertahankan tirah baring, dekatkan alat-alat 4. pertahankan cairan peroral secara bertahap, 5. hindari minuman dingin. 6. kolaborasi pemberian obat antibiotik (cefota

I:

1. mengobservasi frekuensi defekasi, karakteri hasil: BAB encer berampas 1 kali 1. mengobservasi TTV HR :132x/menit RR :22x/menit SB :36,7c 1. 2. 3. 4.

menganjurkan kepada klien dan keluarga ag menganjurkan kepada klien dan keluarga un dan tidak memberikan minuman dingin kep memberikan injeksi cefotaxim 1 gr/IV E : masalah belum teratasi R : intervensi di lanjutkan

08.30

08.35

08.40

08.40

09.00

12.00

Lanjutan tabel 3.11. Catatan Perkembangan

No Dx

Hari/ Tanggal

Jam

SO

S: II Minggu 22 juli 2012 08.00

Klien masih mengeluh sakit perut, nye bagian perut, rasa nyeri yang di rasakan klie

O: 08.30 Ekspresi wajah klien meringis Skala nyeri 5 TTV

HR : 132 x/menit SB : 36c RR : 22x/menit

A: nyeri berhubungan dengan hiperperistal 08.37 1. 2. 3. 4. P: intervensi di lanjutkan

12.00 12.07

Kaji skala nyeri Atur posisi klien nyaman Observasi TTV Kolaborasi pemberian obat analgetik (ketor I:

1. Mengkaji nyeri

Hasi : nyeri di rasakan saat klien ingin BAB bagian perut, rasa nyeri yang di rasakan klie

1. Mengatur posisi klien dengan posisi lutut fl 2. Observasi TTV Hasil : HR : 132 x/menit

SB : 36c RR : 22x/menit 1. Memberikan injeksi ketorolac 1 amp/IV E : masalah belum teratasi R : intervensi di lanjutkan

Lanjutan tabel 3.11. Catatan Perkembangan

No Dx

Hari/ Tanggal

Jam

SO

S: III Minggu 22 juli 2012 08.00 2. Orang tua klien tau dan mengatakan bahwa O: Orang tua klien terlihat tenang

1. Orang tua klien mengatakan sudah mengert

08.30

A: Kurang pengetahuan berhubungan denga P: intervensi di lanjutkan dirumah

1. ubah salah satu kebiasaan yaitu mencucu ta I: E : masalah teratasi R : intervensi di lanjutkan

lanjutan tabel 3.11. Catatan Perkembangan

No Dx

Hari/ Tanggal

Jam

SO

S: I Senin 23 juli 2012 O: KU : lemah Ekspresi wajah meringis Skala nyeri 4 Terpasang IVFD RL 28 tpm 08.30 -

Klien mengatakan hanya BAB encer 1

Klien mengatakan perutnya masih saki

A : Diare berhubungan dengan proses infek P : intervensi di lanjutkan

1. Observasi dan catat frekuensi defekasi, kara 2. Observasi TTV 08.45 3. 4. 5. 6.

Pertahankan tirah baring, dekatkan alat-alat pertahankan cairan peroral secara bertahap, hindari minuman dingin. kolaborasi pemberian antibiotik (cefotaxim)

I: 09.00

1. mengobservasi frekuensi defekasi, karakteri hasil: BAB tidak ada 1. mengobservasi TTV HR :120x/menit

09.10

RR :20x/menit SB :37c 1. 2. 3. 4.

09.15

menganjurkan kepada klien dan keluarga ag menganjurkan kepada klien dan keluarga un tidak memberikan minuman dingin kepada memberikan injeksi cefotaxim 1 gr/IV

12.00 E : masalah sebagian teratasi R : intervensi di lanjutkan 12.05

Lanjutan tabel 3.11. Catatan Perkembangan

No Dx

Hari/ Tanggal

Jam

SO

08.30 II Senin 23 juli 2012

S:

Klien masih mengeluh sakit perut saat pada seluruh bagian perut, rasa nyeri yang d O: Ekspresi wajah klien meringis Skala nyeri 3 TTV

HR : 120 x/menit SB : 37c RR : 20x/menit

A: masalah nyeri berhubungan dengan hipe

P: intervensi di lanjutkan 1. Kaji skala nyeri

2. Atur posisi klien 3. Observasi TTV 4. Kolaborasi pemberian obat analgetik (ketor I:

1. Mengkaji nyeri

Hasil : nyeri di rasakan saat, nyeri seperti m rasa nyeri yang di rasakan klien datang kem

1. Membantu dan mengatur klien dengan posis 2. Observasi TTV Hasil : HR : 120 x/menit SB : 37c 08.45 RR : 20x/menit 1. Memberikan injeksi ketorolac 1 amp/IV E: masalah sebagian teratasi R: intervensi di lanjutkan

09.00

12.00

12.05

Lanjutan tabel 3.11. Catatan Perkembangan

No Dx

Hari/ Tanggal

Jam

SO

S: I Selasa 24 juli 2012 O: Ku : baik Klien santai TTV 08.00 -

Klien mengatakan BAB lunak 1 kali se

Klien mengatakan perutnya sudah tida

ND :100x/menit SB : 36c RR : 22x/menit

A: masalah diare berhubungan dengan prose

P: intervensi di hentikan I: E: masalah teratasi R:

Lanjutan tabel 3.11. Catatan Perkembangan

No Dx

Hari/ Tanggal

Jam

SO

II

Selasa 08.00 24 juli 2012

S: O: Klien tenang TTV

Klien mengatakan perutnya sudah tida

HR : 100 x/menit SB : 36c RR : 22x/menit

A: masalah nyeri berhubungan dengan hipe P: intervensi di hentikan I: E : masalah teratasi R:

BAB IV PEMBAHASAN

Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk klien merupakan salah satu wujud tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap klien. Pada akhirnya, penerapan proses keperawatan ini akan meningkatkan kualitas layanan keperawatan kepada klien. Langkah atau tahapan pada proses keperawatan meliputi 1. A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian ini harus dilakukan secara komprenhensif terkait dengan aspek biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual klien. Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi tentang klien, dan membuat perumusan masalah yang di alami klien. Adapun hasil dari pengkajian pada tanggal 21 juli 2012 adalah 1. Secara teori pada pasien diare di dapatkan data pasien BAB encer lebih dari 3 kali pada bayi dan 4 kali pada anak, cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, bunyi usus hiperaktif, nafsu makan berkurang atau tidak ada, mungkin di sertai darah dan/lendir, makin lama warna tinja menjadi kehijau-hijauan, dehidrasi, turgor kulit menurun, mata cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, suara menjadi serak, takipnue, takikardia,

muka pucat, ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis. 1. 2. Dalam pengkajian penulis menemukan data klien mengeluh BAB encer 4 kali,konsistensi feces cair bercampur lendir, feses berwarnah kuning kecoklatan, klien juga mengeluh sakit perut, orang tua klien mengatakan anaknya muntah 1 kali, orang tua klien mengatakan anaknya tidak mau makan, keadaan umum lemah, kesadaran composmentis,wajah klien meringis, klien menolak untuk makan, bunyi usus hiperaktif, peristaltik usus 24 kali/menit, berat badan sebelum sakit 37 kg, berat badan setelah sakit 35 kg. penurunan berat badan 2 kg, vital sign ND:102x/menit, RR:20x/menit SB:38c, terpasang IVFD RL 28 tpm. 2. 3. Kesenjangan yang terjadi antara hasil pengkajian secara langsung dengan teori tentang diare adalah dalam pengkajian penulis tidak menemukan adanya penurunan turgor kulit, tulang pipi menonjol, lidah menjadi kering, pasien cengeng, pasien gelisah, ujung-ujung ekstremitasdingin dan sianosis, gangguan biokimiawi seperti asidodis, takipnue, dan takikardia. Hal ini terjadi karena dalam pengkajian pada An M denagn kasus diare penulis tidak menemukan data-data tentang adanya penurunan turgor kulit, tulang pipi menonjol, lidah menjadi kering, pasien cengeng, pasien gelisah, ujung-

ujung ekstremitas dingin dan sianosis, gangguan biokimiawi seperti asidodis,takipnue, dan takikardia. 1. B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan, dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual, resiko tinggi ataupun potensial. 1. 1. 2. 3. 4. Secara teori didapatkan masalah keperawatan : Diare berhubungan dengan malabsorbsi usus (doenges, Ed 3 1999). Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan adanya melabsorbsi usus. Gangguan keseimbangan suhu tubuh hypertermi berhubungan dengan dehidrasi. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu makan kurang. 5. Kecemasan berhubungan dengan kurang dari pembelajaran tentang penyakit. 6. f. Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen berhubungan dengan peregangan denganspasme pada intestinal. 7. Potensial/resiko tinggi terjadi infeksi inosokomial berhubungan dengan BAB yang terus menerus. 8. Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB. 9. Resiko tinggi kerusakan terhadap integritas kulit berhubungan dengan iritasi disekitar daerah anus. 10. Nutrisi; perubahan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi nutrient.(doengoes 1999) 11. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan. Berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi.(doengoes 1999) 12. Secara praktek di dapatkan diagnosa keperawatan : 1. Diare berhubungan dengan proses infeksi. Penulis mengangkat diagnosa keperawatan tersebut karena penulis menemukan beberapa batasan karakteristik yang dapat di jadikan acuan untuk mengangkat diagnose keperawatan tersebut. Diantaranya BAB encer lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feces cair adanya muntah dan nyeri abdomen. 1. b. Nyeri berhubungn dengan hiperperistaltik usus

Penulis mengakat diagnosa keperawatan ini karena dalam pengkajian penulis mennemukan data-data yang menunjang dan sesuai dengan referensi yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini. Diantaranya yaitu klien mengatakan sakit perut, wajah klien terlihat meringis 1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi tentang penyakit Penulis mengangkat diagnosa ini sebagai masalah keperawatan ke empat karena penulis menemukan data diantaranya orang tua klien mengatakan belum terlalu mengerti dengan penyakit yang di derita anaknya, orang tua klien terlihat bingung. 1. Berdasarkan diagnosa di atas, penulis menemukan kesenjangan bahwa tidak selamanya diagnosa yang ada dalam teori terdapat pula dalam praktek. Adapun kesenjangan tersebut antara lain : 1. Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan adanya melabsorbsi usus. Diagnosa ini tidak diangkat kerena tidak di temukan data yang memungkinkan untuk mengangkat diagnosa tersebut 1. b. Gangguan keseimbangan suhu tubuh hypertermi berhubungan dengan dehidrasi. Diagnosa hypertermi tidak di angkat karena suhu 38c yang di alami klien hanya berlangsung beberapa saat saja. 1. Kecemasan berhubungan dengan kurang dari pembelajaran tentang penyakit. Diagnosa kecemasan tidak diangkat karena kecemasan orang tua klien akan teratasi setelah di berikan HE yang merupakan salah satu dari tindakan keperawatan untuk diagnosa ke tiga yaitu diagnosa kurang pengetahuan. 1. Potensial/resiko tinggi terjadi infeksi nosokomial berhubungan dengan BAB yang terus menerus. Diagnosa ini tidak diangkat karena tidak ada data yang dapat dijadikan dasar untuk mengangkat diagnosa tersebut.

1. Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB. Diagnosa gangguan pemenuhan istirahat tidur tidak di angkat karena dari hasil pengkajian klien tidak mengalami masalah dalam hal pemenuahan istirahat tidur. 1. Resiko tinggi kerusakan terhadap integritas kulit berhubungan dengan iritasi disekitar daerah anus. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit tidak di angkat karena tidak di temukan data yang dapat di jadikan rujukan untuk mangangkat diagnosa tersebut. 1. g. Nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan malabsorbsi nutrient Diagnosa ini tidak di angkat karena penurunan berat badan yang di alami oleh klien belum signifikan sehingga belum dapat dijadikan alasan yang kuat untuk mengangkat diagnosa tersebut. Berdasarkan diagnosa di atas kesenjangan yang terjadi adalah bahwa tidak semua diagnosa yang ada pada teori juga terdapat pada studi kasus begitu pula sebaliknya. Karena diagnosa keperawatan merupakan respon klien terhadap perubahan patologis dan fisiologis, dimana perubahan itu timbul akibat dari proses penyakit yang setiap orang akan mengalami suatu perubahan yang berbeda sehingga kesenjangan antara teori dan studi kasus sangatlah mungkin terjadi

C. Intervensi Dalam tahap ini penulis mendapatkan fakta bahwa tidak semua intervensi yang ada dalam teori dapat di aplikasikan ke dalam praktek, begitupun sebaliknya intervensi yang tidak ada dalam teori namun dapat di aplikasikan kedalam praktek. Seperti yang penulis temukan dalam penelitian ini, bahwa antara teori dengan praktek terdapat kesenjangan. Adapun kesenjangan dalam perencanaan tersebut adalah : 1. Pada diagnosa ke satu: diare berhubungan dengan proses infeksi

Pada diagnosa ini tidak ada kesenjangan antara intervensi yang ada pada teori dan intervensi yang terdapat dalam praktek. 1. Pada diagnosa ke dua: nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus Pada diagnosa ini penulis menemukan kesenjangan antara intervensi yang ada dalam praktek, namun tidak terdapat dalam teori. Kesenjangan tersebut adalah 1. Kaji skala nyeri Penulis menggunakan intervensi ini karena intervensi yang terdapat dalam teori tidak sesuai dengan masalah yang dialami klien saat ini sehingga penulis mengajukan intervensi kaji skala nyeri untuk menggantikan intervensi tersebut. 1. Pada diagnosa ketiga: kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi tentang penyakit. 1. Dalam diagnosa ini penulis menemukan kesenjangan intervensi yaitu kesenjangan intervensi yang di terapkan dalam praktek tetapi tidak ada dalam teori, yaitu: Memberikan Health Education Intervensi ini penulis tambahkan karena penulis merasa dengan pemberian Health Education akan menambah pemahaman klien dan keluarga tentang penyakit diare dan dapat mengatasi masalah tersebut. Kesenjangan antara intervensi yang ada dalam teori dan dalam study kasus terjadi karena tidak selamanya intervensi yang ada dalam teori sesuai dengan kebutuhan pasien, begitupun sebaliknya intervensi yang tidak ada dalam teori dapat digunakan jika intervensi tersebut dapat mengatasi masalah yang dialami pasien

1. D. Implementasi Implementasi atau pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana tindakan yang telah disesuakan dengan diagnosa keperawatan yang telah di rumuskan. Adapun implementasi yang dapat di lakukan oleh peneliti pada penelitian ini, hanya dapat dilakukan selama 4 hari rawat. Hal ini disebabkan karena secara umum kondisisi

kesehatan pasien yang sudah pulih atau membaik Dan sudah di perbolehkan untuk pulang.

1. E.

Evaluasi

Evaluasi adalah umpan balik untuk menilai keberhasilan tindakan keperawatan yang telah di berikan mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang telah di tetapkan sebelumnya. Dari hasil evaluasi, didapatkan bahwa semua masalah teratasi. Adapun masalah keperawatan yang telah teratasi adalah : 1. Diare berhubungan dengan proses infeksi (teratasi pada hari selasa tanggal 24 juli 2012) 2. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus (teratasi pada hari selasa tanggal 24 juli 2012) 1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi tentang penyakit (teratasi pada hari minggu tanggal 22 juli 2012).

RIWAYAT HIDUP PENULIS

1. I.

IDENTITAS

Nama Nim Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Agama Alamat @mail Hp 1. 2. 3. 4. 5.

: WAHYUDDIN ABDULLAH TAHIR : 09096 : DIAPATIH, 07 DESEMBER 1991 : Laki-laki : Islam : jl. Elang No.2 Kelurahan Tuweley : Wahyu_f2wz@yahoo.com : 085340047540

II. RIWAYAT PENDIDIKAN Tahun 2003 Tahun 2006 Tahun 2009 Tahun 2009
: Lulus SD Negeri 07 Paleleh Lulus SMP Negeri 01 Paleleh : Lulus SMA Negeri 01 Paleleh : :

Terdaftar sebagai mahasiswa akper P

BAB V PENUTUP 1. A. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan langsung pada klien An.M dan uraian dari bab ke bab sebelumnya, maka penulis dapat menulis beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. 1. Pengkajian Dari hasil pengkajian pada klien An M dan keluarganya pada tanggal 21 juli 2012 di dapatkan data antara lain BAB encer 4 kali, konsistensi feces cair bercampur lendir, feces berwarna kuning kecoklatan, klien juga mengeluh sakit perut, orang tua klien mengatakan anaknya muntah1 kali, orang tua klien mengatakan klien menolak untuk makan, berat badan sebelum sakit 37 kg, berat badan sat sakit 35 kg, ND: 102xper menit, SB: 38c, RR: 20x per menit, terpasang IVFD RL 28 tpm.

1. 2. Diagnosa Dalam menegakan diagnosa keperawatan, penulis mengacu pada kondisi klien saat ini, dan disesuaikan dengan konsep teori yang ada. Dari hasil analisa data yang di temukan, di rumuskan 3 diagnosa keperawatan yaitu : diare berhubungan dengan proses infeksi, nyeri berhubungan denganhiperperistaltik usus, kurang

pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi tentang penyakit.

1. 3.

Intervensi

Pada tahap perencanaan kasus diare terdapat beberapa kesenjangan yang terjadi sebagai akibat perubahan respon klien sebagaimana yang terdapat pada pengkajian. Dengan adanya perubahan tersebut maka perencanaan yang disusun berubah dengan beberapa penambahan yang disesuaikan dengan diagnosa yang muncul.

1. 4.

Implementasi

Pada tahap pelaksanaan secara umum penulis dapat merealisasikan rencana yang telah di susun berdasarkan masalah yang muncul pada klien. Hal ini terwujud berkat kerjasama, dukungan, serta sikap yang koomperatif dari klien, keluarga, perawat ruangan dan profesi kesehatan lain yang ada di ruangan.

1. 5. Evaluasi Pada tahap evaluasi berdasarkan tujuan dan kriteria hasil yang di tegakan maka penulis menganalisa bahwa semua masalah yang di alami klien sudah teratasi. Hal ini dapat terwujud karena tindakan yang bersifat kausal terhadap sumber penyakit. 1. B. Saran 2. Rumah Sakit Umum Mokopido Tolitoli Perlunya penambahan jumlah tenaga perawat dan tenaga lainya, agar semua petugas di tiap-tiap ruangan dapat bekerja sesuai dengan proporsinya masingmasing sehingga perawat di ruangan dapat memberikan pelayanan yang maksimal terhadap pasien-pasien dengan kasus diare. 1. Institusi Pendidikan Pendidikan lebih meningkatkan pengayaan, penerapan dan pengajaran asuhan keperawatan bagi mahasiswanya, penambahan sarana dan prasarana yang dapat menunjang keterampilan mahasiswa dalam segi knouladge, afektif dan psikomotorik serta skilstation,

1. Pasien dan Keluarga Dengan adanya bimbingan yang dilakukan oleh perawat dan peneliti selama proses pemberian asuhan keperawatan, diharapkan klien dan keluarga mandiri dalam mencegah, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan baik bagi diri, keluarga maupun lingkungan, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal. 1. Peneliti 1. Merupakan pengalaman yang tak terhingga yang dapat meningkatkan secara khusus kualitas peneliti sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA Akper, Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah, Akper Pemda Tolitoli, 2012 Carpenito, LJ. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8, EGCJakarta, 2000, Doenges, M.E., Moorhause, M.F., Geissler, A.C.(2000). Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk perencanan dan pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3, Jkarta EGC : Jakson M, Dkk,seri panduan praktis keperawatan klinis, Jakarta, Erlangga, 2011 Judith M, Buku saku diagnosis keperawatan NIC dan kriteria hasil NOC, ed. 7 jakarta EGC,2007 Mansyoer Arif. Dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, 1999, edisi 2 Jilid 1 2. Meadow R, Dkk,Lecture Notes Pediatrika, Jakarta, Erlangga, 2002 Nanda, Panduan Diagnosa Keperawatan, Prima Medika Jakarta,2006

Ngastiah, Perawatan Anak Sakit, Jakarta, EGC,1998. Soetjiningsih,Tumbuh Kembang anak,Jakarta, EGC,1995 Wong L. pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik,EGC,Jakarta 2003. ________Informasi Spesialite Obat,IAI,Bandung,2012, vol.46 www.gooogle.com(http://adf.Iy/1487760/banner/http://mydocumentku.blogspot.co m/2012/06/kti-diare.html)/29-07-2012 www.google.com (http://hudenizia.blogspot.com/2010/12/kti-keperawatan-anakdengan-diare.html)12/10/07 http://www.google.com(http://skripsikti.blogspot.com/2011/07/kti-gambarankejadian-diare-balita.html)12/10/07 www.google.com(http://suryaadinata.2011.proposaldiaretakasima.blogspot.coma rchive.html)12/10/07 www.google.com(Hendra_tolen,2012http://2012.cityselatiga.blogspot.com/2012/0 5/penyakit-diare.htm)12/10/07

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENYAKIT DIARE

OLEH:

WAHYUDDIN A TAHIR NIM : 09096

PEMERINTAH KABUPATEN TOLITOLI AKADEMI KEPERAWATAN TOLITOLI 2012

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIARE Pokok bahasan : penyakit diare Sasaran Hari /tanggal Waktu Tempat : pasien dan keluarga pasien : selasa, 24 juli 2012 : 25 menit : ruangan zaal dua teratai anak RSU mokopido tolitoli

1. TUJUAN 2. Tujuan intruksional umum (TIU) Setelah di berikan penyuluhan pasien dan keluarga mengerti tentang penyakit diare . 1. Tujuan intruksional khusus (TIK ) Setelah di lakukan penyuluhan di harapkan pasien dan keluarga mampu menyebutkan atau megerti: 1. 2. 3. 4. 5. Menyebutkan pegertian penyakit diare Menjelaskan penyebab penyakit diare Menyebutkan tanda gejala penyakit diare Menjelaskan cara mengatasi diare Menjelaskan bagaimana cara mencegah penyakit diare

1. MATERI PENYULUHAN

1. 2. 3. 4. 5.

Pegertian diare Penyebab diare Tanda dan gejala penyakit diarel Cara mengatasi diare Cara mencegah penyakit diare

1. METODE PENYULUHAN

1. Ceramah 2. Tanya jawab

1. MEDIAN DAN ALAT PERAGA leaflet

1. PROSES KEGIATAN PENYULUHAN

NO

URAIKAN KEGIATAN

KEGIATAN PENYULUHAN

KEGIAT

1.

Pembukaan

1. Pembukaan penyuluhan (mengucap salam dan memperkenalkan diri) 2. Menyampaikan tujuan

Me

2.

Apresiasi

1. Menanyakan kepada sasaran tentang apa itu penyakit diare

Menja

2.

Isi

1. Menyebutkan pegertian diare 2. Menjelaskan penyebab diare 3. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit diare 4. Menjelaskan cara mengatasi diare 5. Menjelaskan cara mencegah penyakit diare

Menden

3.

Memberikan kesempatan untuk bertanya

1. Menutup kegiatan penyuluhan 2. Memberikan kesempatan kepada sasaran untuk bertanya 3. Menjawab pertanyaan

Bertany

mendeng

4.

Penutup

1. Mengadakan evaluasi 2. Menutup penyuluhan (memberikan salam

mendeng

menjawab

MATERI PENYULUHAN DIARE 1. Pengertian dan penyebab diare. Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 kali sehari dengan/tanpa darah dan atau lendir dalam tinja. Penyebab diare adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Infeksi : virus, bakteri, parasit. Makanan : basi, beracun. Gangguan penyerapan makanan. Sistem kekebalan tubuh menurun. Psikologis : rasa takut dan cemas.

1. Tanda dan Gejala Diare

Awal : cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, timbul diare. Tinja menjadi cair, bisa mengandung darah dan/atau lendir, anus dan sekitarnya lecet. Muntah dapat terjadi sebelum dan/atau sesudah diare. Bila banyak kehilangan cairan dan elektrolit terjadilah dehidrasi. Berat badan menurun, pada bayi ubunubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, mata cekung, denyut nadi sangat cepat. 1. Tindakan Bila Anak Diare.

1. Diare tanpa dehidrasi/kekurangan cairan tubuh : 1. Berikan banyak cairan dari biasanya. Gunakan cairan rumah tangga (CRT) seperti oralit, makanan cair (sup, air biasa, air tajin) atau larutan gula garam.

1. Kebutuhan oralit sesuai kelompok umur

Umur (tahun)

Setiap Mencret

400 ml/ <1 gelas

600-800 14 1 gelas

800-100 5 12 1 /2 gelas
1

1200-28 Dewasa 3 gelas

Catatan: 1 bungkus oralit = 1 gelas = 200 ml. Perkiraan oralit untuk kebutuhan 2 hari. 1. Cara memberi oralit : Berikan satu sendok teh tiap 1-2 menit untuk anak < 2 tahun, anak lebih tua berikan beberapa teguk. Bila anak muntah, tunggulah 10 menit, kemudian berikan cairan lebih sedikit. 1. Larutan gula garam. Dibuat dengan cara air matang sebanyak 5 gelas dicampur dengan 8 sendok teh gula dan sendok teh garam. 1. Berikan larutan ini sebanyak anak mau. 2. teruskan hingga diare berhenti. 1. untuk anak < 6 bulan dan belum mendapat makanan padat, diberikan susu selama 2 hari. 2. Untuk anak > 6 bulan atau telah mendapat makanan padat : 4. Beri makanan untuk cegah gizi : teruskan ASI atau susu yang biasa diberikan :

- berikan bubur dengan kacang-kacangan, sayur, daging atau ikan. - Berikan sari buah segar atau pisang halus - Berikan makanan yang segar, masak dan haluskan atau tumbuk. - Dorong anak makan, sedikitnya 6 kali sehari

1. Segera bawa ke petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau menderita sebagai berikut : 1. Buang air besar cair sering kali 2. Muntah berulang-ulang 3. Sangat haus sekali 4. Makan atau minum sedikit 5. Demam 6. Tinja berdarah 7. Bagaimana Cara Mencegah Diare. 1. Pemberian ASI saja sampai dengan 4-6 bulan. 2. Mencuci tangan. 3. Membuang tinja secara benar. 4. Jangan makan sembarang makanan. 5. Menggunakan air bersih untuk minum. 6. Memperkuat daya tahan tubuh : ASI minimal 2 tahun pertama, meningkatkan status gizi, dan imunisasi.

You might also like