You are on page 1of 14

Perubahan Fisik & Psikologis pada Ibu selama Masa Kehamilan

Disusun Oleh : Barnis Lady Mentari Alamdani Evi Hidayati FX. Cindyanawati Ike Maretta Julyarni

(1106018966) (1106053086) (1106053025) (1106053161) (1106053123)

Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres, tetapi suatu peristiwa berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberikan perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005). Kehamilan merupakan tantangan perkembangan yang harus dihadapi seluruh keluarga, dari pasangan suami istri hingga anggota keluarga yang lain. Masa kehamilan banyak disertai tekanan dan ancaman, khususnya bagi calon ibu seperti perubahan citra tubuh, perubahan hormonal, bahkan ketidaknyamanan di berbagai aspek fisiologis dan psikologis. Oleh karena itu, seluruh anggota keluarga harus dapat beradaptasi terhadap kehamilan dan menginterpresentasikannya berdasarkan kebutuhan masing masing (Grossman, Eichler, Wincoff, 1980 dalam Bobak, Lowdermil, & Jensen, 2005). A. Adapatasi Fisik pada Masa Kehamilan 1. Perubahan Sistem Reproduksi Adaptasi fisiologis pada masa kehamilan erat hubungannnya dengan hormon kehamilan dan perkembangan secara mekanis dari adanya pembesaran uterus dan jaringan-jaringan lainnya (Wong, 2002). Menurut Wong et. al (2002), terdapat 3 kategori yang digunakan sebagai tanda dan gejala dari kehamilan, yaitu : 1. Presumptive, yaitu adanya perubahan fisiologis yang dirasakan perempuan seperti amenore (tidak haid), kelelahan, perubahan payudara, muntah, mual dan perubahan frekuensi urin. 2. Probable, yaitu perubahan yang dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan seperti Tanda Chadwick, Tanda Hegar, tes kehamilan, dan ballotement (indikasi kehamilan yang dilihat dari peningkatan cairan pada sendi lutut di atas patella). 3. Positive, yaitu tanda-tanda yang berhubungan dengan kehadiran atau janin seperti mendengar detak jantung janin, palpasi pada janin, dan visualisasi janin dengan ultrasound atau USG. Tanda-tanda kehamilan (sumber : dalam Maternal Child Nursing 4th Edition, McKinney, E. S., et. al., 2013 ) Masa Gestasi 3-4 minggu Tanda Presumptive Perubahan payudara Penyebab lain Perubahan premenstruasi,

4 minggu

Amenore

4-14 minggu 6-12 minggu 12 minggu 16-20 minggu 5 minggu 6-8 minggu 6- 12 minggu 4-12 minggu 6-12 minggu 16 minggu 16-28 minggu 5- 6 minggu 6 minggu 10-17 minggu 17-19 minggu 19-22 minggu Akhir kehamilan

Mual atau muntah Frekuensi urin Kelelahan Probable Tanda Goodell Tanda Chadwick Tanda Hegar Tes kehamilan positif (serum) Tes kehamilan positif (urin) Kontraksi Braxton Hicks Ballottement Positive Visualisasi fetus dengan ultrasound atau X-Ray Fetal Heart Tones (FHTs) dengan ultrasound FHTs dengan Doppler FHTs dengan stetoskop Pergerakan palpasi fetal Terlihat

kontrasepsi oral Stress, menopause awal, gangguan endokrin, malnutrisi dan latihan keras Virus gastrointestinal atau keracunan makanan Infeksi atau tumor pelvis Stress atau sakit Gas atau peristalsis Kongesti pelvis Kongesti pelvis Kongesti pelvis Hydatidiform mole atau choriocarcinoma Infeksi pelvis atau tumor lain Mioma atau tumor lain Tumor atau polid servikal

Tidak ada penyebab lain

Berikut adaptasi fisik yang terjadi pada masa kehamilan. 1. Uterus Terjadi peningkatan stimulasi dari esterogen dan progesteron pada trimester pertama. Rahim yang semula beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi, hiperplasia dan perkembangan desidua (endometrium atau membran mukosa yang melapisi rahim) akibat dari peningkatan vaskular dan dilatasi pembuluh darah, sehingga menjadi seberat 1.000 gram saat akhir kehamilan. Pada minggu ke 7, gestasi uterus sebesar hens egg, minggu ke 10 sebesar buah jeruk, dan minggu ke 12 gesatasi sebesar buah seperti jeruk bali (Wong, 2002). Pada minggu ke 10, Tanda Piscaseck, pembesaran danrahim menjadi tidak simetris. Trimester kedua, dinding otot akan menguat dan lebih elastis, rahim pun mulai menjadi bulat. Kemudian, janin semakin menguat, uterus membesar dan lebih bulat berkembang hingga panggul sampai ke rongga perut.

Selama minggu awal kehamilan terjadi peningkatan aliran darah dan getah bening karena kongesti pelvis dan edema yang terjadi. Perubahan pada isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak, sehingga pada pemeriksaan dalam seolaholah kedua jari dapat saling sentuh. Perlunakan isthmus disebut tanda Hegar. Kontraksi Braxton Hicks sudah mulai dapat dirasakan pada kehamilan muda (16 minggu) dengan perangsangan yang adekuat. Dan kontraksi spontan mulai frekuen terasa pada minggu ke 20-23 kehamilan. 2. Serviks Pada minggu ke 6, terjadi pelunakan pada bagian ujung serviks. Tanda Goodell (tanda probable pada kehamilan) menunjukkan adanya peningkatan pada vaskular, sedikit hipertropi, dan hiperplasia. Terjadi edema, elastisitas, dan penambahan volume pada otot. Kerapuhan meningkat pada serviks, ketika terjadi goresan maka serviks akan mudah untuk berdarah. 3. Vagina dan vulva Hormon yang meningkat selama masa kehamilan bekerja mempersiapkan vagina untuk peregangan selama persalinan dan kelahiran dengan membuat mukosa vagina menebal, jaringan ikat melonggar, otot halus hipertropi, dan ujung vagina memanjang. Organ vagina dan vulva juga mengalami peningkatan sirkulasi darah karena pengaruh esterogen, sehingga tampak mekin merah dan kebiru-biruan (Tanda Chadwiks). 4. Ovarium Setelah pembuahan, fungsi indung telur mayor mensekresi progesteron dari korpus luteum pada minggu ke 6-7 kehamilan. Progesteron dibutuhkan pada masa kehamilan awal. Korpus luteum mensekresi progesteron hingga berkembangnya plasenta. Selanjutnya ovulasi terhenti karena semakin tinggi sekresi progesteron dan esterogen sehingga Folikel-Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) menjadi tidak dibutuhkan kembali. 5. Payudara Pada minggu ke 6, payudara akan semakin berisi, sangat sensitif atau mudah merasa nyeri, terasa kesemutan, dan lebih berat sebagai respon dari peningkatan hormon esterogen dan progesteron. Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Pembentukan payudara akan terasa lebih lembut, kenyal, dan berisi, serta jalur-jalur pembuluh daran di sekitar wilayah dada akan terlihat jelas dari biasanya. Perkembangan payudara dipengaruhi oleh hormon esterogen, progesteron, dan somatomammotropin. Fungsi hormon esterogen yaitu untuk hipertrofi pada saluran payudara dan menstimulasi pertumbuhan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak semakin besar. Fungsi dari hormon progesteron yaitu mempersiapkan asinus (menjadi dilatasi) sehingga berfungsi dan menambah jumlah sel asinus. Dan hormon somatommotropin yaitu mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin; penimbunan lemak di sekitar alveolus payudara; serta merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan.

Meskipun perkembangan kelenjar mamae akan berfungsi sempurna pada masa pertengahan kehamilan, laktasi akan dihambat oleh hormon esterogen hingga pengurangan hormon tersebut pasca kelahiran.Pada minggu ke 3 dari gestasi prekolostrum ditemukan pada sel asinus. Menurut Janke (dalam buku Maternal Child Nursing, McKinney, 2013) pada minggu ke 12-16 kolostrum dibuat pada masa kehamilan dan kolostrum pertama akan keluar dari payudara pada trimester ketiga. 2. Perubahan Sistem Kardiovaskuler Sistem kardiovaskuler memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan Seimbang. Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Komponen Sistem Kardiovaskular adalah Jantung, sebagai organ pemompa, Komponen darah sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi, dan Pembuluh darah, sebagai media yang mengalirkan komponen darah Perubahan anatomi dan fisiologi kardiovaskuler pada ibu hamil : 1. Trimester I Sirkulasi darah dalam kehamilan dipengaruhi oleh sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar, uterus yang membesar dengan pembuluh darah yang membesar, mammae dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume plasenta maternal mulai meningkat pada saat 10 minggu usia kehamilan dan terus menerus meningkat sampai 30-34 minggu, sampai ia mencapai titik maksimum. Perubahan rata-rata volume plasenta maternal berkisar antara 20-100%. RBC meningkat 18% tanpa suplemen-suplemen zat besi dan terjadi peningkatan yang lebih besar yaitu 30% jika ibu meminum suplemen zat besi. Karena volume plasma meningkat rata-rata 50% sementara massa RBC meningkat hanya 18-30%, maka terjadi penurunan hematokrit selama kehamilan normal sehingga disebut anemia fisiologis. Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam perifer vaskuler resisten yang disebabkan oleh peregangan otot halus oleh progesteron. Tekanan sistolik akan turun sekitar 5-10 mmHg dan diastolic pada 10-15 mmHg. Selama kehamilan normal cardiac output meningkatkan sekitar 30-50% dn mencapai level maksimumnya selama trimester pertama atau kedua dan tetap tinggi selama persalinan. Hipertropi (pembesaran atau dilatasi ringan jantung disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan ke kiri. Impuls pada apeks,

titik impuls maksimum (point of maksimum impuls/PMII) bergerak ke atas dan lateral sekitar 1-1,5 cm. Derajat pergeseran tergantung pada lama kehamilan dan ukuran serta posisi uterus. Pada akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran serta bertambahanya cardiac output. Hidung tersumbat /berdasar karena pengaruh hormone estrogen dan progesteron terjadi pembesaran kapiler, relaksai otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi darah. 2. Trimester II Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum aterm. Perubahan auskultasi mengiringi perubahan ukuran dari posisi jantung. Peningkatan volume darah dan curah jantung juga menimbulkan perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi selama masa kehamilan. Bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar. S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke-20 gestasi. Selain itu murmur ejeksi sistoloik tingkat II dapat didengar di daerah pulmonal. Antara minggu ke-14 dan ke-20, denyut meningkat perlahan, mencapai 10 sampai 15 kali permenit, kemudian menetap sampai aterm. Dapat timbul palpitasi. 3. Trimester III Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yaitu berkisar antara 500012000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14000-16000 penyebab peningkatan ini belum diketahui. Respon yang sama diketahui terjadi selama dan setelah melakukan latihan yang berat. Distribusi tipe sel juga kan mengalami perubahan. Pada kehamilan, terutama trimester ke-3, terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit dan secara bersamaan limfosit dan monosit.

3. Perubahan Sistem Respirasi Sistem respirasi ibu mengangkut oksigen dan membuang karbondioksida dari janin serta menyediakan energi untuk sel sel ibu itu sendiri, janin, dan plasenta. Faktor - faktor yang mempengaruhi perubahan pulmonal meliputi pengaruh hormonal dan perubahan mekanis. Perubahan mekanis meliputi elevasi posisi istirahat diafragma kurang lebih 4 cm, peningkatan 2 cm transversal saat sudut subkostal dan iga bawah melebar, serta lingkar toraks melingkar kurang lebih 6 cm. Semua perubahan ini disebabkan oleh pembesaran uterus akibat tekanan ke atas. Pengaruh hormonal estrogen terhadap kapiler melalui saluran pernapasan dan efek progesteron terhadap relaksasi otot polos bronkiol dan relaksasi otot serta kartilago pada region toraks. Konsumsi oksigen dan ventilasi semenit meningkat secara progresif selam masa kehamilan. Volume tidal dan dalam angka yang lebih kecil, laju pernafasan meningkat. Pada aterm konsumsi oksigen akan meningkat sekitar 20-50% dan ventilasi semenit meningkat hingga 50%. PaCO2 menurun sekitar 28-32mm Hg.

Alkalosis respiratorik dihindari melalui mekanisme kompensasi yaitu penurunan konsentrasi plasma bikarbonat. Hiperventilasi juga dapat meningkatkan PaO2 secara perlahan. Peningkatan dari 2,3-difosfogliserat mengurangi efek hiperventilasi dalam afinitas hemoglobin dengan oksigen. Tekanan parsial oksigen dimana hemoglobin mencapai setengah saturasi ketika berikatan dengan oksigen meningkat dari 27 ke 30 mm Hg. hubungan antara masa akhir kehamilan dengan peningkatan curah jantung memicu perfusi jaringan (Morgan, 2006). Posisi dari diafragma terdorong ke atas akibat dari pembesaran uterus dan umumnya diikuti pembesaran dari diameter anteroposterior dan transversal dari cavum thorax. Mulai bulan ke lima, expiratory reserve volume, residual volume,dan functional residual capacity menurun, mendekati akhir masa kehamilan menurun sebanyak 20 % dibandingkan pada wanita yang tidak hamil. Secara umum, ditemukan peningkatan dari inspiratory reserve volume sehingga kapasitas paru total tidak mengalami perubahan. Pada sebagian ibu hamil, penurunan functional residual capacity tidak menyebabkan masalah, tetapi bagi mereka yang mengalami perubahan pada closing volume lebih awal sebagai akibat dari merokok, obesitas, atau skoliosis dapat mengalami hambatan jalan nafas awal dengan kehamilan lanjut yang menyebabkan hipoksemia. Manuver tredelenburg dan posisi supin juga dapat mengurangi hubungan abnormal antara closing volume dan functional residual capacity. Volume residual dan functional residual capacity kembali normal setelah proses persalinan. 4. Perubahan Sistem Pencernaan Pada ibu hamil akan mengalami penurunan napsu makan pada trimester awal yang dikarenakan rangsangan dari hormone hormone Human Chorionic Gonadotrophin (HCG). Tak hanya penurunan napsu makan terkadang pada ibu yang hamil muda akan mengalami mual dan muntah terutama pada pagi hari yang biasa di kenal morning sick. Bertambahnya usia kehamilan hal tersebut akan berubah, napsu makan akan bertambah seiringnya dengan bertambahnya kebutuhan tubuh akan nutrisi dan vitamin. Di dalam mulut terjadi beberapa perubahan, antara lain: meningkatnya produksi saliva, menurunnya pH mulut, pengeroposan gigi, pembengkakan gusi. Produksi saliva ini dirangsang oleh saraf sebagai respon sinyal dari susahnya menelan dan adanya rasa mual. Penurunan pH di dalam mulut dapat menyebabkan pengeroposan gigi. Pembengkakan gusi terjadi akibat peningkatan hormone estrogen, hal ini dapat menyebabkan gusi bengkak dan mudah sekali berdarah. Di Lambung terjadi peningkatan produksi asam lambung. Pada umumnya keasaman lambung menurun. Produksi hormon gastrin meningkat secara signifikan mengakibatkan peningkatan volume lambung dan penurunan pH lambung. Produksi gastric berupa mucus dapat mengalami peningkatan. Peristaltik esophagus menurun, menyebabkan refluks gastric akibat dari lamanya waktu pengosongan lambung dan dilatasi atau relaksasi cardiac sphincter. Gastric reflux lebih banyak terjadi pada kehamilan lanjut karena elevasi lambung akibat pembesaran uterus. Di samping

menyebabkan heart burn, perubahan posisi berbaring seperti posisi litotomi, penggunaan anestesi berbahaya karena dapat meningkatkan regurgitasi dan aspirasi. Kantung empedu mengalami perubahan fungsi hipotonia pada otot dinding kandung empedu. Waktu pengosongan lebih lambat dan inkomplit. Empedu mengalami penebalan dan empedu yang stasis menyebabkan formasi batu empedu. Usus halus akibat peningkatan hormone progesteron yang dapat menurunkan produksi motilinya itu suatu peptida yang dapat menstimulasi pergerakan otot usus. Waktu transit makanan yang melewati gastrointestinal melambat/ lebih lama disbanding pada wanita yang tidak hamil. Hal tersebut menyebabkan peningkatan penyerapan air dan sodium di usus besar yang mengakibatkan konstipasi. 5. Perubahan Traktus Urinarius Pada trimester pertama ibu hamil mengalami oliguria yang disebabkan oleh tertekannya kandung kemih oleh uterus gravidus, namun hal ini akan cepat hilang seiring dengan umur kehamilan. Fungsi ginjal berubah karena adanya perubahan dalam pemenuhan kebutuhan cairan . Perubahan itu antara lain: Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1 -1,5 cm, volume renal meningkat 60 ml dari 10 ml pada wanita yang tidak hamil. Ureter berdilatasi, perubahan fungsi ginjal selama kehamilan mungkin dipengaruhi oleh hormon maternal dan plasenta termasuk Adenocortikotrofik Hormonal (ACTH), ADH (Anti Deuretik Hormon, Aldostron), Kortisol, HCS(Human Chorionic Somatotropin) dan hormone Tiroid. Filtrasi glomerulus meningkat sekitar 50% selama kehamilan peningkatannya dari awal kehamilan relative yang tinggi sampai aterm dan akan kembali normal pada 20 minggu postpartum. Peningkatan Kadar gula darah pada ibu hamil tidak selalu terjadi, waspadailah peningkatan yang terus menerus karena dapat menjadi indikasi DM. Pada trimester terakhir, uterus mampu berdilatasi hingga lebih dari 1500 ml untuk menampung urin lebih banyak dan hal itu memperlambat laju aliran urine. 6. Perubahan Integumen Selama kehamilan sistem integument tubuh berubah yang di pengaruhi oleh hormone dan proses pemegaran lapisan kulit. Perubahan system integument yang terjadi antara lain : penebalan lapisan kulit dan jaringan subdermal lemak, hiperpigmentasi, pengeluaran keringat cepat dan aktivitas kelenjar sebaceous meningkatkan sirkulasi dan aktivitas vasomotor. Peregangan yang terjadi di kulit ini menyebabkan munculnya striaegravidarum/ stretch mark dan meningkatnya respon kulit respon terhadap allergi. Hiperpigmentasi biasanya terjadi pada ibu hamil di sekitar minggu ke enam belas. Hiperpigmentasi ini disebabkan oleh perangsang hormone hipofisis anterior melanotropin, yang meningkat selama kehamilan. Hiperpigmentasi ini terjadi di sekitar putting susu, vulva, ketiak, areola dan di sekiar wajah muncul cholasma. Cholasma memang biasa terjadi pada wanita hamil dan akan hilang stelah melahirkan. Linea nigra adalah garis berpigmen memanjang dari simfisis pubis ke puncak fundus di garis tengah. Linea nigra muncul pada awal bulan ketiga. Namun tidak

semua wanita akan mengalami linea nigra. Striaegravidarumataustrecth mark selalu muncul pada ibu hamil dan akan semakin banyak pada kehamilan kedua dan seterusnya. Hal ini disebabkan oleh adrenocorticosteroidsdaristriae reflect pemisahan dalam ikat yang mendasari (kolagen) jaringan kulit. Munculnya stretch mark memberikan sensasi gatal. Warna dari sretch mark sendiri bervariasi tergantung pada warna kulit dasarnya. Jika terjadi pada wanita yang kulitnya terang akan berwarna kurang mencolok atau hanya kemerahan, namun pada wanita yang berwarna kulit gelap ini akan berwana merah keunguan. Selain stretch mark juga terjadi angioma ( pembesaran pembuluh darah yang akan terlihat berdenyut dan seperti laba-laba di sekitar daerah leher, dada, wajah, dan lengan. Hal ini terjadi akibat peningkatan kadar esterogen di dalam darah. Esterogen juga menyebabkan terjadinya pinkness red di daerah tangan. Masalah tidak hanya terjadi pada kulit saja. Saat hamil bisanya terjadi pembesaran gusi yang terjadi pada bulan kedua. Hal ini di tangani dengan mencoba tidak membuat tektur. Kuku akan menjadi melunak dan rambut akan kasar. Hal ini biasanya tidak akan hilang walau telah melahirkan. Produksi keringat juga mengalami penigkatan karena peningkatan aliran darah dan hormone esterogen. B. Adaptasi Psikologis 1. Adaptasi Psikologis Ibu hamil 1. Trimester Pertama Selama masa trimester pertama banyak perubahan yang dialami oleh ibu sehingga proses adaptasi sangat penting untuk dilakukan. Pada masa ini, perawat berperan untuk memastikan perubahan yang dialami ibu adalah normal, bukan sesuatu permasalahan. Adapun perubahan-perubahan yang biasanya dialami oleh ibu hamil, yaitu: Tidak yakin Ibu hamil yang memasuki trimester pertama cenderung ragu-ragu akan kehamilannya sehingga akan mencari konfirmasi mengenai kehamilannya. Konflik perasaan - Ibu hamil memiliki perasaan yang campur aduk bahkan pada kehamilan yang telah direncakan sebelumnya. - Sering kali merasa tidak siap untuk perubahan gaya hidup yang permanen akibat adanya bayi. - Merasa belum yakin akan kemampuannya untuk menjadi orang tua. - Khawatir bahwa kehamilannya akan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Berfokus pada diri sendiri Melihat adakah perubahan fisik pada diri sendiri. Hormon mempengaruhi mood, sering kali cepat berubah-ubah Ibu hamil juga akan merasa tidak nyaman akibat perasaan mual dan muntah yang dialaminya selama masa kehamilan. Keletihan

2. Trimester Kedua Pada trimester kedua, adaptasi ibu semakin baik seiring dengan perkembangan janin. Peran perawat dalam masa ini adalah sebagai edukator untuk tanda-tanda atau reaksi potensial dalam persalinan serta memberi dorongan untuk lebih memerhatikan komunikasi pada pasangan agar lebih terbuka dan jujur. Adapun perubahanperubahan yang dapat diamati adalah sebagai berikut: Perubahan fisik terlihat lebih jelas Merasa lebih baik secara fisik Membuat upaya untuk memastikan janin sehat - Menjaga tubuh dengan memakan makanan yang sehat, berhenti mengkonsumsi rokok dan alcohol, dll. Janin menjadi fokus utama ibu - Perkembangan bayi mulai terasa nyata. Ibu hamil mulai merasakan pergerakan bayi sehingga ibu menjadi yakin akan keberadaan bayinya dan memiliki kepercayaan akan segera mempunyai bayi. - Mulai merasa khawatir akan membahayakan janin. Ibu merenungkan kesehatan bayi baru lahir dan kemampuannya untuk merawat dan melindungi bayi. Citra Tubuh - Kemungkinan ibu memberikan tanda baik terhadap konfirmasi tentang kehamilan. - Penampilan dan ketidaknyamanan dapat menyebabkan citra tubuh negatif. - Kemungkinan merasa menjadi kurang sexy seiring dengan perbesaran perut. Perubahan dalam seksualitas - Kemungkinan meningkat, menurun, atau tidak mengalami perubahan. - Dapat melakukan hubungan seksual kecuali terjadi komplikasi. - Minat menurun pada masa kehamilan disebabkan oleh mual dan ketakutan akan keguguran. - Kongesti panggul dapat meningkatkan sensitivitas pada trimester kedua sehingga orgasme lebih intens. 3. Trimester Ketiga Ikatan ibu dengan bayi semakin kuat Ibu tidak sabar untuk memiliki bayi, ingin segera terlepas dari masa kehamilan. Merasa terancam Merasa khawatir terhadap janin dan menjadi sangat hati-hati. Ketergantungan terhadap orang lain meningkat - Mendesak pasangan untuk selalu siap sedia setiap saat. - Membutuhkan pertolongan dalam membuat keputusan. - Membutuhkan banyak jaminan. - Merasa kesal karena pasangannya tidak memahami perasaannya. Persiapan kelahiran

Khawatir tentang kemampuan tenaga kesehatan yang akan menangani proses persalinannya dan khawatir sampai ke rumah sakit tepat waktu. Ibu memiliki rasa ingin tahu tentang persiapan kehamilan dan mulai memikirkan tentang persiapan kehamilan. Ibu akan menanyakan kepada teman atau kerabatnya yang lebih pengalaman mengenai tanda-tanda kehamilan dan proses persalinan. Beberapa wanita akan merasa cemas, ketakutan, dan tidak nyaman menjelang hari persalinan. Ibu mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk bayi seperti, pakaian, tempat untuk bayi, dan perawatan yang terbaik bagi bayinya kelak.

Tugas Perkembangan Masa Kehamilan Selain proses adaptasi tiap tahap perkembangan, perlu juga bagi perawat untuk memahami tugas perkembangan pada tiap trisemester, seperti yang dijelaskan Wattson & Smith (as cited in Ward & Hisley, 2009), sebagai berikut: Tugas Trisemester I Trisemester II Trisemester III Ibu Menerima Mulai terikat dengan Memisahkan diri kehamilan ke dalam kehamilan, memastikan sendiri dengan janin, sistem dirinya keamanan, dan dapat mencoba berbagai sendiri. membedakan diri strategi pengasuhan sendiri dengan janin. bayi. Ayah Memaklumi dan menyadari kehamilan isterinya. Penyelarasan hubungan dan peran. Mengantisipasi untuk beradaptasi terhadap peran ayah. Penataan kembali peran dan pembagian tugas. Adaptasi peran, persiapan persalinan dan kelahiran. Mempersiapkan perawatan bayi.

Pasangan

2. Adaptasi peran ibu Adaptasi Ibu: Labilitas emosional - perubahan yang tak terduga yang cepat dalam suasana hati. Ambivalensi - perasaan yang bertentangan secara bersamaan (normal). Mengidentifikasi dengan peran ibu. Hubungan suami istri berkembang dari waktu ke waktu. Ikatan emosional dengan janin. Persiapan untuk melahirkan.

Transisi Peran Ibu: Transisi ke ibu dimulai pada kehamilan dan berlanjut saat kehamilan berlanjut Hubungan

Menjadi lebih sadar diri Perubahan dalam hubungan dengan ayah karena keduanya mempersiapkan untuk menjadi orang tua Memeriksa hubungan dengan ibunya sendiri Mencari contoh dari apa yang ia anggap perilaku ibu Harus mengembangkan hubungan dengan janin Tugas Ibu dalam Kehamilan : Mencari perjalanan yang aman Untuk dirinya sendiri dan janin dengan mengikuti praktik-praktik budaya untuk memastikan kesehatan janin, Mengamankan penerimaan Melibatkan hubungan ulang sehingga orang-orang penting untuk wanita hamil menerima ia sebagai seorang ibu, menyambut bayi (terutama ibunya, pasangannya dan saudara kandung dari bayi). Belajar untuk memberikan diri Berasal dari kenikmatan memberi kepada orang lain Menerima hadiah dari orang lain meningkatkan kemampuan wanita untuk memberi. Berkomitmen pada anaknya Mengembangkan lampiran bayi dimulai pada awal kehamilan Meningkatkan dengan mempercepat, USG menunjukkan "bagian" Mengintegrasikan peran ibu menjadi citra dirinya Membuat nyaman dirinya sebagai ibu 3. Adaptasi pasangan Menerima kehamilan - dapat tercermin dalam cara dia memandang keamanan finansial relatif pasangan & stabilitas hubungan mereka. Mengidentifikasi dengan peran ayah. Mendefinisikan ulang hubungan pribadi. Membangun hubungan dengan janin. Mempersiapkan persalinan. Kesiapan untuk menjadi ayah meningkat jika: Hubungan yang stabil dengan pasangan Aman secara finansial Keinginan untuk menjadi orangtua Hubungan dengan ayahnya sendiri Pengalaman sebelumnya dengan anak-anak Percaya diri dalam kemampuan untuk merawat bayi Kesiapan untuk menjadi ayah menurun jika: Kehamilan yang tidak direncanakan Usia muda Dimana hubungan dengan ibu durasi <2 tahun

Kurangnya kerja penuh waktu

Couvade, dalam pengertian tradisional, adalah ketaatan ritual dan tabu tertentu oleh laki-laki untuk menandakan transisi ke ayah. Tindakan ini menegaskan psikososial pria dan hubungan biofisik untuk istrinya dan anak. Dalam beberapa kali, couvade telah datang untuk menggambarkan pengembangan disengaja gejala yang berhubungan dengan kehamilan seperti kenaikan berat badan, mual, nyeri punggung, sulit tidur, dan depresi oleh pasangan wanita hamil. pria yang mengalami sindrom couvade sering beranggapan lebih melibatkan peran ayah selama tahun melahirkan anak. Ayah dari bayi juga mengalami tugas-tugas kehamilan tertentu yang sesuai dengan trimester. Selama trimester pertama, ayah adalah dalam "Fase Pengumuman" Mirip dengan pengalaman wanita, sang ayah mungkin ambivalen saat ini. Dia harus terlebih dahulu menerima kehamilan sebagai "realita" untuk mulai menerima anak sebagai masa depan dalam hidupnya dan menganggap peran calon ayah. Pada trimester kedua, atau "fase moratorium", yang manusia "mengikat" biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai dibandingkan wanita itu, dan ini terkait dengan "keterpencilan" untuk janin. Pada saat ini, keterlibatan dalam kunjungan prenatal, mendengarkan detak jantung bayi, dan visualisasi janin saat USG dapat membuat janin tampak lebih nyata untuk ayah. Ia mulai menerima perubahan tubuh wanita dan realita janin sebagai anak ketika ia dapat merasakan gerakan janin. Hubungan seksual pasangan itu sering berubah sebagai beberapa orang berurusan dengan kekhawatiran membahayakan janin. Calon ayah juga merasa persaingan dengan tenaga kesehatan laki-laki. Keterlibatan ayah selama pemeriksaan dan tes dengan penjelasan menyeluruh dari kebutuhan bagi mereka dapat meminimalkan perasaan sang ayah karena ditinggalkan. Intens alam introspektif rekannya mungkin membingungkan dan dia mungkin merasa terdorong menjauh. Pria juga berfantasi tentang menjadi seorang ayah, meskipun fantasinya sering berpusat pada anak yang lebih tua daripada pada bayi. Pada trimester ketiga, calon ayah memasuki "Fase Fokus". Selama ini ia melakukan negosiasi apa perannya dalam persalinan dan kelahiran yang akan terjadi, mempersiapkan untuk realitas sebagai orangtua, mengubah konsep-diri untuk lebih matang, atau figur kebapakan, menjadi terlibat dalam pengaturan pembibitan, dan berupaya dengan ketakutannya dari mutilasi atau kematian pasangannya atau anak selama kelahiran. Ketakutan dan kekhawatiran sering agak dikurangi dengan partisipasi di kelas prenatal dan orangtua. Perawat harus menyadari isyarat (yaitu, kurangnya partisipasi dalam perawatan prenatal, perilaku yang kurang sinyal minat dalam wanita, janin, atau kehamilan) yang dapat menunjukkan ayah detasemen dari ibu dan kehamilan. Penyerahan untuk konseling, kelas persiapan persalinan, atau sumber daya masyarakat lainnya mungkin tepat. Pelayanan pastoral atau kelompok pendukung ayah lokal, jika tersedia, juga dapat membantu ayah dengan kebutuhannya untuk keterlibatan. Masalah-masalah seperti hubungan yang bermasalah dengan ayahnya sendiri, disfungsional hubungan pasangan, dan sosial budaya mungkin menjadi faktor penghambat yang mencegah orang dari asumsi peran ayah (Callister et al., 2003). Tidak jarang, perilaku terkait dengan "ayah

mengalahkan mati" berasal dari perasaan yang terdorong pergi atau ditinggalkan oleh wanita hamil dan sistem pendukung yang lain.

4. Adaptasi kakek nenek Dalam menghadapi kehadiran bayi, biasanya muncul reaksi yang berbeda-beda dari keluarga orang tua. Termasuk juga reaksi kakek nenek bayi tersebut, mereka akan memberikan tanggapan atau reaksi beragam yang bergantung pada beberapa faktor, yaitu Usia Usia menjadi faktor yang bisa menggambarkan reaksi calon kakek nenek. Kebanyakan dari mereka akan cenderung merasa gembira untuk menerima calon cucu. Salah satu alasannya adalah mereka mereka dapat mengingat kembali perasaan saat mereka masih muda, saat mereka mendapat bayi pertama mereka dan juga mereka merasa puas untuk mendapat keturunan generasi keluarga. Sebaliknya, pada beberapa kasus, biasanya pada kakek nenek usia 30an atau 40an, mereka mungkin akan merasa khawatir dan belum siap terhadap peran mereka sebagai kakek nenek (Ward & Hisley, 2009). Jumlah dan jarak cucu Jumlah dan jarak cucu yang kakek nenek miliki juga merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan reaksi dari calon kakek nenek. Dengan jumlah dan jarak yang semakin panjang, maka perasaan gembira yang mereka rasakan juga semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh terpenuhinya pengharapan mereka terhadap calon penerus generasi mereka atau perubahan suasana hati dengan adanya seorang cucu, dan hal ini pun berpengaruh sebaliknya dengan jumlah dan jarak kelahiran cucu yang pendek. Kehamilan cucu yang tidak terduga Faktor ini dapat berpengaruh, jika ibu dari calon cucu masih berusia sangat muda atau belum menikah (Ward & Hisley, 2009). Kakek nenek menjadi khawatir tentang kesehatan dan kesejahteraan ibu dan calon cucu mereka. Mereka juga mungkin tidak yakin tentang sejauh mana mereka harus terlibat dalam proses membesarkan cucu mereka. Persepsi peran kakek nenek - Kebanyakan kakek nenek lebih senang untuk dilibatkan dalam perawatan cucu mereka. - Pasangan orang tua calon bayi dengan kakek nenek sebaiknya bernegosisasi mengenai keterlibatan peran mereka dalam merawat bayi.

Referensi : Benson, P & Pernoll. (2009). Buku saku Obsetry dan Gynecology. Jakarta: EGC Bobak, Lowdermilk. 2005. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC Gant, N.F & F. Gary C. 1993.Basic Gynecology and obstretrics. East Norwalk: Appleton & Lange. Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta : Salemba Medika Marry, P. H. 1995. Basic of Maternity nursing. St. Louis: Mosby Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. 2006. Pain Management. In: Clinical Anesthesiology. 4th Ed. Lange Medical Books-Mc Graw-Hill Wong, D.L &dkk. 2002. Martenal Child Nursing Care, ed 2nd. St. Luis : Mosby. Ward, Susan L. & Hisley, Shelton M. (2009). Maternal-child nursing care: optimizing outcomes for mothers, children, and families. Philadelphia : F.A. Davis Company

You might also like