Professional Documents
Culture Documents
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
................ NIM. ...............
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES ........ PROGRAM STUDI ................ TAHUN
BAB I PENDAHULUAN
1.1
pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam upaya mencapai visi dan misi pemerintah daerah Kabupaten .......... dengan melihat permasalahan dan pencapaian IPM khususnya sektor http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com kesehatan, maka dibutuhkan masyarakat yang sehat dan memiliki http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com kemampuan serta akses terhadap semua program pembangunan termasuk http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
kemampuan hidup sehat melalui kesadaran berperilaku hidup sehat (Dinas Kesehatan Kabupaten .......... Tahun 2006 : 5).
Di Indonesia Angka Kematian Baru Lahir (AKBBL) saat ini masih jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015 sesuai dengan kesepakatan sasaran pembangunan millennium. Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002 2003, jadi Angka Kematian Bayi Baru Lahir (AKBBL) di Indonesia mencapai 35 per 1000 kelahiran hidup atau dua kali lebih besar dari target WHO sebesar 15 per 1000 kelahiran hidup. Menurut Menteri Kesehatan 2007, berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia diantaranya asfiksia 27%, BBLR 29%, tetanus neonatorum 10%, masalah pemberian makanan 10%, gangguan hematologik 6%, infeksi 5%, http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com dan lain-lain 13%. http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com Angka Kematian Bayi (AKB) di Propinsi Jawa Barat masih tinggi bila http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com dibandingkan dengan angka nasional yaitu 321,15 per 100.000 kelahiran
hidup (BPS, 2003). Penyebab langsung kematian bayi adalah asfiksia, komplikasi pada bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan infeksi. Penyebab tidak langsung AKB adalah faktor lingkungan, perilaku, genetik dan pelayanan kesehatan sendiri (Retnasih, 2005). Di Kabupaten .......... Angka Kematian Bayi (AKB) tahun .......... adalah 41,25 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini masih diatas target dalam indikator .......... Sehat Tahun .........., yakni < 35 per 1000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kabupaten .........., ..........). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten .......... pada tahun .......... jumlah kematian bayi di Kabupaten .......... sebanyak 346 kasus. Penyebabnya adalah BBLR, Asfiksia
neonatorum, infeksi, tetanus neonatorum dan lain-lain. Dari data Dinas Kesehatan .......... tahun .......... bahwa penyebab kematian bayi terbesar kedua adalah asfiksia yaitu 69 kasus (19,94%) dari 346 bayi meninggal. Menurut data medis RSUD .......... tahun .......... jumlah seluruh bayi tahun .......... yang dirawat di ruang Perinatologi yaitu 1.073 bayi, bahwa kejadian asfiksia di RSUD .......... yaitu 215 bayi, angka BBLR tahun .......... adalah 279 bayi. Jumlah BBLR dengan Asfiksia adalah 107 bayi. Sedangkan jumlah seluruh angka kematian bayi pada tahun .......... yaitu 102 bayi. Penyebab utamanya ialah BBLR dengan asfiksia 23 kasus (22,55%), pneumonia 6 kasus (5,9%) dan lain-lain 73 kasus (71,6%). Dari data Rekam http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com Medik RSUD .......... tahun .......... kejadian BBLR dan asfiksia masih tinggi, http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan masalah pokok yang diuraikan dalam latar belakang di atas, maka dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut : Belum diketahuinya hubungan antara BBLR dengan terjadinya asfiksia di Rumah Sakit Umum Daerah .......... Tahun ........... Bertitik tolak dari rumusan masalah di atas maka pertanyaan penelitian adalah Apakah ada hubungan antara BBLR dengan terjadinya asfiksia di SUD .......... .......... pada tahun ..........?.
1.3 1.3.1
Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara BBLR dengan terjadinya asfiksia di Rumah Sakit Umum Daerah .......... tahun ...........
1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Untuk mengetahui distribusi frekwensi kasus BBLR di RSUD .......... tahun ........... 1.3.2.2 Untuk mengetahui distribusi frekwensi kasus asfiksia di RSUD .......... tahun ........... http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com 1.3.2.3 Untuk mengetahui hubungan antara BBLR dengan terjadinya asfiksia di http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com RSUD tahun ........... http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah secara khusus akan meneliti tentang BBLR sebagai variabel bebas dan Asfiksia sebagai variabel terikat di Rumah Sakit Umum Daerah .......... tahun ...........
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan Untuk dokumentasi agar dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.
1.5.2 Manfaat Bagi Institusi Rumah Sakit Dapat mengetahui hubungan antara BBLR dengan terjadinya asfiksia sehingga dapat mengantisipasi kejadian asfiksia akibat BBLR.
1.5.3
Manfaat Bagi Penulis Sebagai aplikasi antara ilmu yang didapat di pendidikan dengan kondisi nyata di lapangan. Untuk menambah wawasan, pola pikir, pengalaman dan meningkatkan pengetahuan tentang hubungan antara BBLR dengan terjadinya asfiksia.
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) 2.1.1 Definisi BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai 2.499 gram) (Jumiarni, 1995 : 73). BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan. BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram)
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com (Prawirohardjo, 2006 : 376). http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com WHO (1961) mengganti istilah bayi prematur dengan Berat Badan http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com Bayi Lahir Rendah. Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat
badan kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir bayi prematur. Bayi dengan berat badan lahir rendah dibagi 2 golongan yaitu : 2.1.1.1 Prematur Murni Prematur Murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan (Ester 2003 : 30-31). 2.1.1.2 Dismaturitas Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, hal ini karena mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (Ester 2003 : 30-31).
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
Masalah bayi dismatur (Ester 2003 : 30-31) : a. Sindrom aspirasi mekonium Hipoksia intrauterin akan mengakibatkan janin mengalami gasping dalam uterus. Selain itu mekonium akan dilepaskan dan bercampur dengan cairan amnion. Cairan amnion yang mengandung mekonium akan masuk ke dalam paru janin karena inhalasi. Ketika bayi lahir akan menderita gangguan pernapasan karena melekatnya mekonium dalam saluran pernapasan. b. Hipoglikemia simtomatik Keadaan ini terutama terdapat pada bayi laki-laki, penyebabnya belum http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com jelas, mungkin karena cadangan glikogen yang kurang pada bayi http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com dismatur. Diagnosis dibuat setelah pemeriksaan kadar gula darah, http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com dinyatakan hipoglikemia bila kadar gula darah kurang dari 20 mg/dL
pada bayi berat lahir rendah. c. Penyakit membran hialin Penyakit ini diderita bayi dismatur yang preterm terutama bila masa gestasi kurang dari 35 minggu, hal ini disebabkan karena pertumbuhan surfaktan paru yang belum cukup. d. Hiperbilirubinemia Bayi dismatur lebih sering menderita hiperbilirubinemia dibandingkan bayi yang beratnya sesuai dengan masa kehamilan. Berat hati bayi dismatur kurang dibandingkan bayi biasa, mungkin disebabkan gangguan pertumbuhan hati.
dibandingkan bayi biasa. Membedakan bayi prematur murni atau dismatur penting karena : 1. Morbiditas yang berlainan 2. Prematuritas murni mudah menderita komplikasi membran hialin, perdarahan intraventrikuler, pneumonia aspirasi 3. Bayi dismatur mudah menderita sindrom aspirasi mekonium, hipoglikemia simtomatik dan hiperbilirubinemia 4. Bayi dismatur yang preterm dapat menderita komplikasi bayi http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com dismatur dan bayi prematur http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com 5. Bayi dismatur harus mendapat makanan dini yang lebih dini dari http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
2.1.2 Etiologi BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor (Jumarni, dkk., 1994 74), yaitu : 2.1.2.1 Faktor ibu, meliputi penyakit yang diderita ibu misalnya, tosemia
gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, nefritis akut, diabetes melitus, dan lain-lain. Usia ibu saat hamil lebih dari 35 tahun, multi gravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat, dan lain-lain. Keadaan sosial ekonomi, golongan sosial ekonomi dan perkawinan yang tidak sah. Sebab lain termasuk karena ibu adalah seorang perokok dan peminum minuman beralkohol atau pengguna narkotika. http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com 2.1.2.2 Faktor janin, meliputi hidramnion, kehamilan ganda, kelainan kromosom, http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com dan lain-lain. http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com 2.1.2.3 Faktor lingkungan, meliputi tempat tinggal, radiasi dan zat-zat beracun.
2.1.3 Faktor-Faktor Penyebab BBLR Menurut Manuaba (1998, : 326), faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya BBLR adalah : 2.1.3.1 Faktor Ibu a. Gizi saat hamil yang kurang Kekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk terhadap janin seperti prematuritas, gangguan pertumbuhan janin, kelahiran mati maupun kematian neonatal dini. Penentuan status gizi yang baik yaitu dengan mengukur berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikkan berat badan selama hamil (Setyowati, 1996).
b. Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum matang, selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang masih muda masih tergantung pada orang lain. Kelahiran bayi BBLR lebih tinggi pada ibu-ibu muda berusia kurang dari 20 tahun (Doenges, 2001 : 148). Pada ibu yang tua meskipun mereka telah berpengalaman, tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat mempengaruhi janin intra uterin dan dapat menyebabkan kelahiran BBLR (Setyowati, 1996). http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com Faktor usia ibu bukanlah faktor utama kelahiran BBLR, tetapi http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com kelahiran BBLR tampak meningkat pada wanita yang berusia di luar http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
d. Paritas ibu Jumlah anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin sehingga melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah (Departemen Kesehatan, 1998 : 33). 2.1.3.2 Faktor Kehamilan a. Hamil Dengan Hidramnion Hidramnion yang kadang-kadang disebut polihidramnion
merupakan keadaan cairan amnion yang berlebihan. Hidromnion dapat menimbulkan persalinan sebelum kehamilan 28 minggu, sehingga http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com dapat menyebabkan kelahiran prematur dan dapat meningkatkan http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com kejadian BBLR (Cuningham, 1995 : 625). http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
c. Komplikasi Hamil 1. Pre-eklampsia / Eklampsia Pre-eklampsia / Eklampsia dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin dalam kandungan atau IUGR dan kelahiran mati. Hal ini disebabkan karena Pre-eklampsia / Eklampsia pada ibu akan menyebabkan perkapuran di daerah placenta, sedangkan bayi memperoleh makanan dan oksigen dari placenta, dengan adanya perkapuran di daerah placenta, suplai makanan dan oksigen yang masuk ke janin berkurang (Ilyas, 1995 : 5). 2. Ketuban Pecah Dini http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com Ketuban dinyatakan pecah sebelum waktunya bila terjadi sebelum http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com proses persalinan berlangsung. Ketuban Pecah Dini (KPD) http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
penyebab penting dari kelahiran mati dan kematian neonatal (Sukadi,2000:3). Ibu dengan hipertensi akan menyebabkan terjadinya insufisiensi placenta, hipoksia sehingga pertumbuhan janin terhambat dan sering terjadi kelahiran prematur (Sukadi, 2000;6). 2.1.3.4 Faktor Janin a. Cacat Bawaan (kelainan kongenital) Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur (Wiknjosastro, 1999 : 723). Bayi yang dilahirkan dengan kelainan http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai Bayi Berat Lahir http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com Rendah (BBLR) atau bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
Wanita hamil dengan infeksi rubella akan berakibat buruk terhadap janin. Infeksi ini dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah, cacat bawaan dan kematian janin (Mochtar, 1998 : 181). c. Hamil Ganda Berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak sama, dapat berbeda antara 50 sampai 1.000 gram, karena pembagian darah pada placenta untuk kedua janin tidak sama (Wiknjosastro, 1999 : 391). Regangan pada uterus yang berlebihan kehamilan ganda salah satu faktor yang menyebabkan kelahiran BBLR (Departemen Kesehatan, 1996 : 14). Pada kehamilan ganda distensi uterus berlebihan, sehingga http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com melewati batas toleransi dan sering terjadi partus prematus. Kebutuhan http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan ganda bertambah yang dapat http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
2.1.4
Prognosis BBLR Prognosis BBLR ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya masa gestasi. Makin muda masa gestasi atau makin rendah berat bayi makin tinggi angka kematian. Prognosis ini juga tergantung dari keadaaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan postnatal. Bayi Berat Lahir
Rendah cenderung memperlihatkan gangguan pertumbuhan setelah lahir (Wiknjosastro, 1999 : 783). 2.1.4.1 Masalah Bayi Dengan BBLR Menurut Manuaba (1998 : 327), menghadapi bayi BBLR harus memperlihatkan masalah-masalah berikut : a. Suhu tubuh yang belum stabil 1. Pusat mengatur napas badan masih belum sempurna 2. Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah 3. Otot bayi masih lemah 4. Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehingga cepat kehilangan http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com panas http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com 5. Pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi dengan baik http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
2. Aktifitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga pengosongan lambung berkurang d. Hepar yang belum matang (immatur) Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin, sehingga mudah terjadi hiperbilirubinemia (kuning) dan defisiensi vitamin K. e. Ginjal masih belum matang Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna sehingga mudah terjadi edema dan asidosis metabolic. f. Perdarahan dalam otak http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com 1. Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com 2. Pemberian O belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
2
gagal untuk bernapas secara spontan dan teratur saat atau beberapa menit setelah lahir. Hal itu diakibatkan factor paru yang belum matang. (Kosim, 2008).
2.1.5
Penanganan BBLR
2.1.5.1 Mempertahankan suhu dengan ketat BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. 2.1.5.2 Mencegah infeksi dengan ketat BBLR sangat rentan akan infeksi, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi. http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com 2.1.5.3 Pengawasan nutrisi / ASI http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi
harus dilakukan dengan cermat. 2.1.5.4 Penimbangan ketat Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat (Prawirohardjo, 2006 : 377) 2.1.6 Upaya Pencegahan BBLR Mengingat bahwa perawatan BBLR sebagaimana yang kita ketahui dilaksanakan di negara maju ataupun di beberapa rumah sakit rujukan di Indonesia membutuhkan biaya yang sangat besar. Maka upaya pencegahan pada masa pra hamil dan masa hamil menjadi sangat penting.
Pada masa hamil perawatan antenatal harus mampu mendeteksi dini resiko terjadinya BBLR. Bila resiko ini ada maka penatalaksanaannya yang tepat adalah merujuk kasus ke pusat pelayanan yang memiliki kemampuan diagnostik lebih lengkap guna penelitian laboratorium, sehingga terapi akan ditentukan dengan baik (Arcan, 1995). Adapun upaya-upaya lain yang dapat dilaksanakan untuk mencegah terjadinya BBLR : 2.1.6.1 Upaya agar melaksanakan antenatal care yang baik, segera melakukan konsultasi dan merujuk bila ibu terdapat kelainan. 2.1.6.2 Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com persalinan dengan BBLR. http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com 2.1.6.3 Tingkatkan penerimaaan keluarga berencana. http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com 2.1.6.4 Anjurkan lebih banyak istirahat, bila kehamilan mendekati aterm, atau
istirahat berbaring bila terjadi keadaan yang menyimpang dari kehamilan normal. 2.1.6.5 Tingkatkan kerjasama dengan dukun beranak yang masih mendapat kepercayaan masyarakat (Arcan, 1995).
2.2
Asfiksia
2.2.1 Definisi Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernapas secara spontan dan teratur setelah melahirkan (Prawirohardjo, 2002 : 709). Asfiksia neonatorum dapat diartikan sebagai kegagalan
bernapas pada bayi yang baru lahir, sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya (Departemen Kesehatan RI, 1996 : 1). Asfiksia adalah keadaan dimana fetus atau neonatus mengalami kekurangan oksigen (hipoksia) dan atau menurunnya perfusi (iskemia) ke berbagai macam organ (Soetomo, 2004 : 1). Asfiksia adalah keadaan janin dalam rahim yang tertekan, karena terjadinya hipoksia atau kekurangan nutrisi (Manuaba, 1999 : 255). 2.2.2 Etiologi
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com Penyebab terjadinya asfiksia menurut (Manuaba, 1999 : 255 256). http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com 2.2.2.1 Faktor Intrauterin http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com a. Keadaan Ibu
1. Hipotensi (syok) dengan berbagai sebab 2. Penyakit kardiovaskuler dan paru 3. Anemia / malnutrisi 4. Keadaan asidosis / dehidrasi 5. Sindrom supin-hipotensi (posisi tidur) 6. Penyakit diabetes melitus b. Uterus 1. Kontraksi uterus yang berlebihan 2. Gangguan sistem pembuluh darah uterus c. Placenta 1. Gangguan pembuluh darah placenta
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
2. Perdarahan pada placenta pravia 3. Solusio placenta 4. Gangguan pertumbuhan placenta d. Tali Pusat 1. Kompresi tali pusat 2. Simpul tali pusat 3. Tali pusat terpuntir pada tempat jelli whartom yang lemah 4. Lilitan tali pusat 5. Prolapsus / tali pusat terkemuka e. Fetus http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com 1. Infeksi intrauterin http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com 2. Gangguan pertumbuhan intrauterin http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
e. Perdarahan (solusio placenta marginalis) 2.2.2.4 Faktor Buatan (Iatrogenik) a. Sindrom hipotensi supinasi (posisi tidur) b. Asfiksia intrauterin pada induksi persalinan c. Asfiksia intrauterin pada persalinan dengan anestesi Gangguan menahun dalam kehamilan pada ibu dapat berupa gizi buruk, anemia, hipertensi, penyakit jantung dan lain-lain. Faktor-faktor yang timbul dalam persalinan bersifat lebih mendadak dan hampir selalu mengakibatkan anoksia atau hipoksia janin dan berakhir dengan asfiksia bayi (Prawirohardjo, 2005 : 709). http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com Hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia neonatorum terjadi karena http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com gangguan pertukaran gas serta transportasi O dari ibu ke janin sehingga http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
2
2.2.3.2 Asfiksia Pallida, ciri-cirinya : warna kulit pucat, tonus otot sudah kurang, tidak ada reaksi rangsangan, bunyi jantung irreguler, prognosis jelek 2.2.4 Patofisiologi Asfiksia Intrauterin Pada asfiksia (hipoksia) intrauterin, dengan semakin turunnya tekanan O2 atau dengan adanya kekurangan nutrisi, maka akan terjadi perubahan metabolisme dari aerobik menjadi anaerobik dalam pemecahan glukosa / glikogen (melalui tes) dan protein. Glukosa yang pertama akan dipecah adalah cadangan dalam lever (hati) dan lemak diubah menjadi glukosa (Manuaba, 1999 : 259).
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com Gangguan pertukaran gas dan transpor O dapat terjadi karena http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com kelainan dalam kehamilan atau persalinan yang bersifat menahun atau http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com mendadak. Kelainan menahun seperti gizi ibu yang buruk atau penyakit
2
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
menahun pada ibu (anemia, hipertensi, penyakit jantung dan lain-lain) dapat ditanggulangi dengan melakukan pemeriksaan antenatal ibu yang teratur. Kelainan yang bersifat mendadak yang umumnya terjadi pada persalinan hampir selalu mengakibatkan anoksia / hipoksia yang berakhir dengan asfiksia bayi (Kapita Selekta Kedokteran, 1982 : 539). 2.2.5 Diagnosis Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoreksia / hipoksia janin. Diagnosis anoksia / hipoksia dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. Tiga hal yang perlu mendapatkan perhatian (Prawirohardjo, 2005 : 710 - 711) :
2.2.5.1 Denyut Jantung Janin Frekuensi normal adalah antara 120 dan 160 denyutan dalam semenit. Selama his frekuensi ini bisa turun, tetapi di luar his kembali lagi kepada keadaan semula. Peningkatan kecepatan denyut jantung umumnya tidak banyak artinya, akan tetapi apabila frekuensi turun sampai dibawah 100 semenit di luar his, dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal ini merupakan tanda bahaya. 2.2.5.2 Mekonium Dalam Air Ketuban Pada presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenasi dan harus menimbulkan kewaspadaan. Adanya mekonium dalam air http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com ketuban pada presentasi kepala dapat merupakan indikasi untuk http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com mengakhiri persalinan bila hal itu dapat dilakukan dengan mudah. http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
2.2.6
Klasifikasi
2.2.6.1 Tanpa asfiksia (nilai APGAR 8-10). 2.2.6.2 Asfiksia ringan sedang (nilai APGAR 4 7). 2.2.6.3 Asfiksia berat (nilai APGAR 0 3). 2.2.7 Penatalaksanaan Prinsip resusitasi (Prawirohardjo, 2005 : 711) 2.2.7.1 Menciptakan lingkungan yang baik bagi bayi dan mengusahakan tetap bebasnya jalan napas. 2.2.7.2 Memberikan bantuan pernapasan secara aktif kepada bayi dengan usaha
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com pernapasan buatan. http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com 2.2.7.3 Memperbaiki asidosis yang terjadi. http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com 2.2.7.4 Menjaga agar peredaran darah tetap baik.
Nilai APGAR 7 10 (bayi dinyatakan baik) Pada keadaan ini bayi tidak memerlukan tindakan istimewa. penatalaksanaan terdiri dari : 1. Memberikan lingkungan suhu yang baik pada bayi 2. Pembersihan jalan napas bagian atas dari lendir dan sisa-sisa darah 3. Kalau perlu melakukan rangsangan pada bayi (Kapita Selekta Kedokteran, 1982 : 540). Nilai APGAR 4 6 (asfiksia ringan sedang) Cara penanganannya : 1. Menerima bayi dengan kain hangat
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
2. Letakkan bayi pada meja resusitasi 3. Bersihkan jalan napas bayi 4. Berikan oksigen 2 liter per menit. Bila berhasil teruskan perawatan selanjutnya 5. Bila belum berhasil rangsang pernapasan dengan menepuk-nepuk telapak kaki, bila tidak berhasil juga pasang penlon masker di pompa 60 x / menit 6. Bila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis, biasanya diberikan terapi natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6 cc, dekstrose 40% sebanyak 4 cc, disuntikkan melalui vena umbilikalis masukkan http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya perdarahan intra kranial http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com karena perubahan pH darah mendadak (EGC, 1995 : 81). http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com Nilai APGAR 0 3 (asfiksia berat) Prawirohardjo (2005 : 712 713) : Resusitasi aktif dalam keadaan ini harus segera dilakukan. Langkah utama ialah memperbaiki ventiliasi paru-paru dengan memberikan O2 secara tekanan langsung dan berulangulang. Cara yang terbaik ialah melakukan inkubasi endotrakeal dan setelah kateter di masukkan ke dalam trakea, O2 diberikan dengan tekanan tidak lebih dari 30 ml air. Tekanan positif dikerjakan dengan meniupkan udara yang telah diperkaya dengan O2 melalui kateter. Untuk mencapai tekanan 30 ml, air peniupan yang dapat dilakukan dengan kekuatan kurang lebih 1/3 dari tiupan maksimal yang dapat dikerjakan.
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
Untuk memperoleh tekanan yang positif yang lebih aman dan efektif, dapat digunakan pompa resusitasi. Pompa ini dihubungkan dengan kateter trakea, kemudian udara dengan O2 dipompakan secara teratur dengan memperhatikan gerakan-gerakan dinding toraks. Bila bayi telah memperlihatkan pernapasan spontan, keteter trakea segera dikeluarkan. Keadaan asfiksia berat ini hampir selalu disertai asidosis yang segera membutuhkan bikarbonas natrikus 7,5 dengan dosis 2 4 ml / kg berat badan. Diberikan dengan hati-hati dan perlahan-lahan. Untuk menghindarkan efek samping obat, pemberian harus diencerkan dengan air steril atau kedua obat diberikan bersama-sama dengan satu semprit melalui http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com pembuluh darah umbilikus. http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com Bila setelah beberapa waktu pernapasan spontan tidak timbul dan http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com frekuensi jantung menurun (kurang dari 100 permenit) maka pemberian
obat-obat lain serta massege jantung segera dilakukan. Massege jantung dikerjakan dengan melakukan penekanan diatas tulang dada secara teratur 80 100 per menit. Tindakan ini dilakukan berselingan dengan napas buatan, yaitu setiap 5 kali massege jantung diikuti dengan satu kali pemberian napas buatan. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan kemungkinan timbulnya komplikasi pneumotoraks atau
pneumomediastinum apabila tindakan dilakukan secara bersamaan. Di samping massege jantung ini, obat-obatan yang diberikan antara lain adalah larutan 1 / 10.000 adrenalin dengan dosis 0,5 1 cc secara intravena / intrakardial (untuk meningkatkan frekuensi jantung) dan
kalsium glukonet 50 100 mg / kg berat badan secara perlahan-lahan melalui intravena (sebagai obat inotropik). Bila tindakan-tindakan tersebut diatas tidak memberikan hasil yang diharapkan, hal ini mungkin disebabkan oleh gangguan keseimbangan asam dan basa yang belum diperbaiki secara semestinya, adanya gangguan organik seperti hernia diafragmatika, atresia atau stenosis jalan napas, dan lain-lain.
2.3
Bayi prematur secara umum bayi lahir dalam keadaan belum http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com matang, dan karena itu belum dilengkapi dengan kemampuan untuk http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com adaptasi fisiologik di luar uterus sehingga terjadi asfiksia (Departemen http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
pernapasan, diantaranya : penurunan jumlah alveoli fungsional, defisiensi kadar surfaktan, lumen pada sistem pernapasan lebih kecil, jalan napas lebih sering kolaps dan mengalami obstruksi, insufisiensi kalsifikasi tulang toraks, lemah, kapiler-kapiler paru mudah rusak dan tidak matur. Fungsi kardiovaskuler mengalami penurunan darah, perlambatan pengisian kapiler dan gawat napas yang berlanjut walaupun telah dilakukan oksigenasi dan ventilasi (Jensen, 2004 : 891). Gangguan pernapasan sering menimbulkan penyakit berat pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Hal ini disebabkan oleh kekurangan surfaktan, pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna, http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com otot pernapasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com melengkung, sehingga sering terjadi apneu, asfiksia berat dan sindroma http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
3.1 Kerangka Konsep Berat badan lahir rendah akan menimbulkan komplikasi medis yang lebih berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas janin yang dilahirkan, hal ini disebabkan oleh kekurangan surfaktan, pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernapasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah melengkung, perdarahan intraventikuler : 50% bayi prematur menderita perdarahan intraventikuler. Hal ini disebabkan oleh karena bayi http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com prematur sering menderita apneu, afiksia berat dan sindroma gangguan http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com pernapasan. http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
3.1.1 Visualisasi Kerangka Konsep Dengan demikian variabel-variabel yang akan penulis teliti
3.2 Hipotesis Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut : Ada hubungan antara BBLR dengan terjadinya asfiksia di Rumah Sakit Umum Daerah .......... tahun ........... 3.3 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu : 3.3.1 Variabel Independen Variabel Independen dalam penelitian ini adalah BBLR. 3.3.2 Variabel Dependen
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah asfiksia. http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com 3.4 Definisi Operasional http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
No. 1. Variabel BBLR Definisi Operasional Bayi baru lahir di timbang sejak 0-24 jam setelah lahir < 2500 gram Cara Ukur Melihat Rekam Medik Alat Hasil Ukur Ukur Rekam 0 = BBLR jika bayi Medik lahir dengan berat badan < 2500 gram. 1 = Tidak BBLR jika bayi lahir dengan berat badan 2500 gram. Rekam 1 = Asfiksia jika Medik frekuensi napas bayi < 40 atau 60 kali/menit. 0 = Tidak asfiksia frekuensi napas bayi 40 60 kali / menit. Skala Ukur Ordinal
2.
Asfiksia
Bayi setelah lahir tidak dapat segera bernapas secara spontan dan teratur.
Ordinal
3.5 Metode Penelitian 3.5.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan cross sectional yaitu penelitian untuk mempelajari kolerasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Artinya, setiap objek penelitian hanya di observasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan
(Notoadmodjo,2002:145-146). 3.5.2 Populasi dan Sampel http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com 3.5.2.1 Populasi http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir yang http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com tercatat dalam Rekam Medik di RSUD .......... periode Januari Desember
tahun .......... yaitu sebanyak 1073 bayi. 3.5.2.2 Sampel Besar sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 1073 bayi karena datanya yang digunakan adalah data sekunder dari Rekam Medik di Rumah Sakit Umum Daerah .......... tahun ........... 3.5.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yaitu di RSUD ........... Waktu penelitian yaitu bulan Maret April ...........
3.5.4
Cara Pengambilan Sampel Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk di pilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2004 : 57). Cara pengambilan data ini dengan menggunakan data sekunder yaitu dengan melihat Rekam Medik mulai bulan Januari Desember .......... di RSUD ........... Sedangkan, cara yang digunakan adalah dengan Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com 3.5.5 Proses Pengumpulan Data http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com 3.5.5.1 Persiapan a. Izin penelitian dari Institusi Pendidikan ditujukan ke Kesatuan Bangsa dan Politik. b. Penjajagan ke lokasi penelitian. c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. 3.5.5.2 Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yaitu dengan melihat status pasien mulai bulan Januari Desember .......... di bagian Rekam Medik di RSUD ...........
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
3.5.6
3.5.6.1 Metode Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : a. Editing Editing adalah pemeriksaan dan menyesuaikan data dengan rencana semula seperti apa yang diinginkan. b. Coding Coding adalah memberi kode pada data, dengan merubah kata-kata menjadi angka. c. Sorting http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com Sorting adalah mensortir dengan memilih atau mengelompokkan data http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com menurut jenis yang dikehendaki. http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel yang diteliti dengan menggunakan rumus : f P= n Keterangan : P = Proporsi f = Jumlah Kategori Sampel yang diambil n = Jumlah Sampel b. Analisis Bivariat Analisis Bivariat, dilakukan terhadap dua variabel yang diduga x 100%
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com berhubungan satu sama lain, dapat dalam kedudukan yang sejajar pada http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com pendekatan komparasi dan kedudukan yang merupakan sebab akibat http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com (experimentasi). Tujuan analisis ini untuk melihat hubungan variabel
indefenden (BBLR) dan variabel dependen (Asfiksia) (Badriah, 2006 : 118). Uji yang dipakai adalah Chi-squere dengan batas kemaknaan 0,5 ( = 0,05). Bila < 0,05 maka Hoditolak. Tes signifikan menggunakan Chi-squere dengan rumus : N 2 ] 2 (a b)(c d )(a c)(b d ) N [(ad bc)
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
X2
Apabila terdapat sel yang kosong atau nilai < 5 maka digunakan Fisher Exact (Sugiyono, 2004 : 120). Menentukan uji kemaknaan hubungan dengan cara
kepercayaan 95% dan derajat kebebasan = 1 dengan kaidah keputusan sebagai berikut : 1. Nilai p ( p value ) < 0,05 maka Ho ditolak, yang berarti ada hubungan yang bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat. 2. Nilai p ( p value ) > 0,05 maka Ho gagal ditolak, yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara varibel bebas dengan varibel terikat. Tabel 3.4.2 Tabel Silang (2 x 2) http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com Asfiksia Tidak Asfiksia http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com Faktor Risiko ( + ) a b a + b (m1) Faktor Risiko ( - ) c d c + d (m2) n
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
b + c (n1) b + d (n2)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Univariat 4.1.1.1 Kejadian BBLR Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kejadian BBLR Di Rumash Sakit Umum Daerah .......... Tahun .......... Berat Bayi Baru Lahir BBLR (< 2500 gram) f 279 % 26,0
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com Tidak BBLR ( 2500 gram) 794 74,0 Jumlah 1073 100 http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com Sumber : Penelitian Tahun .......... http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com Pada tabel diatas terlihat bahwa Bayi Baru Lahir yang tercatat
dalam Rekam Medik di Rumah Sakit Umum Daerah .......... tahun .......... bahwa proporsi Bayi Baru dengan BBLR (< 2500 gram) sebanyak 279 bayi (26,0%) dan proporsi Bayi Baru Lahir Normal Tidak BBLR ( 2500 gram) sebanyak 794 bayi (74,0%). 4.1.1.2 Kejadian Asfiksia Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Asfiksia Di Rumash Sakit Umum Daerah .......... Tahun .......... Bayi Baru Lahir f Asfiksia 215 Tidak Asfiksia Jumlah Sumber : Penelitian Tahun .......... 858 1073
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
36
Pada tabel diatas terlihat bahwa proporsi Bayi Baru Lahir yang asfiksia sebanyak 215 bayi (20%) dan proporsi Bayi Baru Lahir yang tidak asfiksia sebanyak 858 bayi (80%).
4.1.2 Analisis Bivariat Analisis Bivariat dengan tabel silang untuk mengetahui Hubungan antara BBLR dengan Terjadinya Asfiksia di Rumah Sakit Umum Daerah .......... Tahun ........... Tabel 4.3
Hubungan BBLR dengan Terjadinya Asfiksia Di Rumah Sakit Umum Daerah .......... Tahun ..........
Sumber : Penelitian Tahun .......... Hasil analisis hubungan antara BBLR dengan terjadinya asfiksia di rumah Sakit Umum Daerah .......... tahun .......... diperoleh bahwa Bayi BBLR ada 107 bayi (38,4 %) yang mengalami asfiksia dari jumlah bayi 279, sedangkan bayi yang tidak BBLR sebanyak 108 bayi (13,6%) yang mengalami asfiksia dari jumlah bayi 794.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p sebesar 0,000 dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara BBLR dengan terjadinya asfiksia di Rumah Sakit Umum Daerah .......... Tahun ........... Hasil analisis didapat OR = 3,951 artinya bayi yang BBLR berpeluang 3,951 kali untuk terjadi asfiksia dibanding dengan bayi yang tidak BBLR.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com penelitian ini tidak dapat memberikan penjelasan tentang adanya http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com hubungan sebab akibat. Hubungan yang ada hanya menunjukkan adanya http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
Secara teoritis banyak faktor yang berhubunagn dengan terjadinya asfiksia, tetapi karena adanya keterbatasan waktu dan biaya, maka peneliti hanya meneliti variabel yang masuk dalam kerangka konsep saja. Peneliti ini menggunakan data sekunder, oleh karena itu kebenaran data sekunder sering dipengaruhi oleh lengkap tidaknya data yang ada. Upaya untuk mengetahui hal tersebut, peneliti melakukan pemisahan terhadap data yang tidak lengkap, sehingga yang dianalisis adalah data yang lengkap saja. Bias Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan yang mungkin akan
penelitian analitik sehingga penelitian ini memiliki keterbatasan bias seperti bias seleksi dan bias Informasi. Bias Seleksi Bias seleksi adalah kesalahan sistematik dalam memilih subyek dimana pemilihan subyek menurut status penyakit dipengaruhi oleh status paparannya (studi kasus-kontrol), atau pemilihan subyek menurut status paparan dipengaruhi oleh status penyakitnya. (Murti, 1997 : 228). Bias Informasi Bias informasi adalah kesalahan sistematik dalam mengamati, memilih instrumen, mengukur, membuat klasifikasi, mencatat informasi dan membuat interpretasi tentang paparan maupun penyakit. (Murti, 1997 : 228).
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com 4.2.3 Hubungan antara BBLR dengan Terjadinya Asfiksia di Rumah Sakit http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com Umum Daerah .......... Tahun .......... http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
tahun .......... ditemukan bahwa bayi BBLR ada 107 bayi (38,4%) yang mengalami asfiksia dari jumlah bayi 279, sedangkan bayi yang tidak BBLR sebanyak 108 bayi (13,6%) yang mengalami asfiksia dari jumlah bayi 794. Hasil uji statistik diperoleh nilai p sebesar 0,000. Dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara BBLR dengan terjadinya asfiksia di Rumah Sakit Umum Daerah .......... Tahun ........... Hasil analisis didapat OR = 3,951 artinya bayi yang BBLR berpeluang 3,951 kali untuk terjadi asfiksia disbanding dengan bayi yang tidak BBLR. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan teori yang ditulis (Prawirohardjo, 2005 : 776) bahwa gangguan pernapasan sering
menimbulkan penyakit berat pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Hal ini disebabkan oleh kekurangan surfaktan, pertumbuhan dan
pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernapasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah melengkung, sehingga sering terjadi apneu, asfiksia berat dan sindroma gangguan pernapasan. Departemen Kesehatan RI (1996 : 15), menjelaskan bahwa Bayi prematur secara umum bayi lahir dalam keadaan belum matang, dan karena itu belum dilengkapi dengan kemampuan untuk adaptasi fisiologik di luar uterus sehingga terjadi asfiksia. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kosim (2008), bahwa http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com BBLR mempunyai resiko yaitu asfiksia atau gagal untuk bernapas secara http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com spontan dan teratur saat atau beberapa menit setelah lahir. Hal itu http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Jensen (2004 : 891), bahwa Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) cenderung mengalami kesulitan dalam melakukan transisi akibat berbagai penurunan pada sistem pernapasan, diantaranya : penurunan jumlah alveoli fungsional, defisiensi kadar surfaktan, lumen pada sistem pernapasan lebih kecil, jalan napas lebih sering kolaps dan mengalami obstruksi, insufisiensi kalsifikasi tulang toraks, lemah, kapiler-kapiler paru mudah rusak dan tidak matur. Fungsi kardiovaskuler mengalami penurunan darah, perlambatan pengisian kapiler dan gawat napas yang berlanjut walaupun telah dilakukan oksigenasi dan ventilasi. http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 5.1.1 Angka kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah .......... Tahun .......... adalah 279 bayi (26,0%) dari 1073 bayi baru lahir. 5.1.2 Angka kejadian asfiksia di Rumah Sakit Umum Daerah .......... tahun
.......... adalah 215 bayi (20,0%) dari 1073 bayi baru lahir. http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com 5.1.3 Angka BBLR dengan asfiksia di Rumah Sakit Umum Daerah .......... tahun http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com .......... adalah 107 bayi (38,4%) dari 279 bayi, sedangkan bayi tidak BBLR http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com dengan asfiksia adalah 108 bayi (13,6%) dari 794 bayi baru lahir.
5.1.4 Ada hubungan yang signifikan antara BBLR dengan terjadinya asfiksia, nilai pValue = 0,000, dengan OR = 3,951
5.2 Saran 5.2.1 Bagi Institusi Dari hasil penelitian ini karena ada hubungan antara BBLR dengan terjadinya asfiksia, maka penelitian menyarankan untuk penanganan bayi BBLR harus sesuai dengan standar pelayanan kebidanan agar dapat mengurangi resiko kematian neonatal.
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan Melihat bahaya dan komplikasi yang disebabkan oleh asfiksia diharapkan pihak institusi untuk memberikan materi perkuliahan tentang asfiksia lebih dalam sehingga mahasiswa dapat mendeteksi lebih dari hal yang dapat menyebabkan asfiksia dan dapat melakukan tindakan segera terhadap bayi baru lahir dengan asfiksia. 5.2.3 Bagi Peneliti Diharapkan peneliti dapat mengembangkan dan menambah
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com neonaturum terutama dalam penerapan dilapangan dan diharapkan pada http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com peneliti selanjutnya agar lebih memperdalam pengetahuan tentang asfiksia http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com neonatorum mengingat tingginya angka kejadian asfiksia di Indonesia.
5.2.4 Bagi masyarakat Dari hasil penelitian ini karena ada hubungan antara BBLR dengan terjadinya asfiksia maka peneliti menyarankan khususnya pada ibu hamil selama hamil harus memeriksakan kehamilannya secara rutin, sehingga terdeteksi secara dini apabila adanya kelahiran prematur dan post matur. Selain itu karena proporsi terjadinya asfiksia pada bayi BBLR beresiko lebih tinggi dibanding pada bayi tidak BBLR maka perlu
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com
ditingkatkan masalah gizi ibu hamil, sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, 2004. Himpunan Peraturan Perundang-undangan praktek Kebidanan; UU No.29 Tahun 2004 dan UU No.23 Tahun 1993, Tentang Kesehatan, Jakarta : Fokus Media Dinas Kesehatan Kabupaten ........... 2006. Profil Kesehatan Kabupaten .......... Tahun 2006. .......... : Dinkes Kabupaten ........... Depkes. 1998. Buku I Perawatan Kesehatan R.I. Direktorat Bina Upaya Kesehatan Puskesmas. ______, 1996. Buku V Kedaruratan Neonatal. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com __________, Sarwono 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com Maternal dan Neonatural, Jakarta : EGC. http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com ________, 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
__________, Sarwono 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatural, Jakarta : EGC. Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC. _______, IBG. 1999. Operasi Kebidanan Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Dokter Umum. Jakarta. EGC. Setyowati, T.1996. Faktor-faktor yang mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah (Analisa Data SDKI 1994). From : http://digilib. Litbang. Depkes.Go.Id (diakes 02 Nopember ..........). Sukardi, A.A, Usman, SH. Effendi, (eds). 2000. Diktat Kuliah Perinatologi Bandung : bagian SMF Ilmu Kesehatan Anak, FKUP / RSHS. Mochtar. R. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi, Jakarta : EGC. Glover. B dan Hadson. C. 1995. Perawatan Bayi Prematur, Jakarta ; Arcan.
Prawirohardjo, Sarwono 2001. Buku Acuan nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatural, Jakarta : EGC.
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.com Prawirohardjo.
http://kti-skripsi-kesehatan-masyarakat.blogspot.co
Wiknjosastro. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Prawirohardjo. Effendi, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan. Jakarta. EGC. Sugiyono. 2004, Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Mansjoer. K, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I, Edisi Ketiga, Jakarta. Media Aescu Lapius. Fakultas Kedokteran Universitas Indoensia. Ilyas J, dkk. 1995. Asuhan Keperawatan Perinatal Cetakan I Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran. EGC. Lailatul, Badriah Dewi. 2008. Metodologi Penelitian Ilmu-ilmu Kesehatan. Jakarta ; Multazam. Saifudin, A. B. 2002. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal. Edisi ke I, Cetakan ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Bina Pustaka
http://kti-skripsi-kebidanan.blogspot.com Winarto HO. 2002. Kebanyakan dari Keluarga mampu : Kematian Bayi Berbobot http://kti-skripsi-keperawatan.blogspot.com Rendah Capai 60%, Suara Merdeka-Com. http://kti-skripsi-kedokteran.blogspot.com Sholeh Kosim, M. 2007. Contact UsPerawatan Bayi Berat Lahir rendah, MUI.
IDAI.or.id (Diakses 27 januari ..........). Nartono kadri. 2008. Jika Buah Hati Lahir Lebih Dini. http://www.tabloidnakita.com/artikel. php 3 Edisi = 01011 & rubric = Bayi (diakses 8 maret ..........). Bobak, Lowdermilk, Jenten. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC. Monica Ester. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC. Soetomo. 2004. Laporan Tahunan Bagian Ilmu Kesehatan Anak. RSU. Surabaya. Murti Bisma, 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta : Gadjah Mada Universitas Press