You are on page 1of 3

MACAM BIOPSI

Biposi insisional yaitu pengambilan sampel jaringan melalui pemotongan dengan pisau bedah. Anda akan dibius total atau lokal tergantung lokasi massa, lalu dengan pisau bedah, kulit disayat hingga menemukan massa dan diambil sedikit untuk diperiksa.

Biopsi eksisional yaitu pengambilan seluruh massa yang dicurigai untuk kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Metode ini dilakukan di bawah bius umum atau lokal tergantung lokasi massa dan biasanya dilakukan bila massa tumor kecil dan belum ada metastase atau penyebaran tumor.

Biopsi jarum yaitu pengambilan sampel jaringan atau cairan dengan cara disedot lewat jarum. Biasanya cara ini dilakukan dengan bius lokal (hanya area sekitar jarum) dan bisa dilakukan langsung atau dibantu dengan radiologi seperti CT scan atau USG sebagai panduan bagi dokter untuk membuat jarum mencapai massa atau lokasi yang diinginkan. Bila biopsi jarum menggunakan jarum berukuran besar maka disebut core biopsi, sedangkan bila menggunakan jarum kecil atau halus maka disebut fine needle aspiration biopsi.

Biopsy jarum dengan bantuan endoskopi. Prinsipnya sama yaitu pengambilan sampel jaringan dengan aspirasi jarum, hanya saja metode ini menggunakan endoskopi sebagai panduannya. Cara ini baik untuk tumor dalam saluran tubuh seperti saluran pernafasan, pencernaan dan kandungan. Endoskopi dengan kamera masuk ke dalam saluran menuju lokasi kanker, lalu dengan jarum diambil sedikit jaringan sebagai sampel.

Digunakan triple test, meliputi: 1. A. ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK Hal-hal yang harus ditanyakan kepada penderita adalah letak benjolan, sejak kapan mulai timbul benjolan, dan kecepatan tumbuhnya. Selain itu, perlu juga ditanya berbagai gejala penyerta, seperti ada tidaknya nyeri, jenis dan jumlah cairan yang keluar dari puting, perubahan bentuk dan besar payudara, hubungannya dengan haid, perubahan pada kulit, dan retraksi puting susu. Faktor risiko yang perlu diketahui antara lain: riwayat keluarga yang terkena kanker payudara dan atau kanker ovarium, riwayat obstetri dan ginekologi, terapi hormonal (termasuk kontrasepsi hormonal), riwayat

operasi/aspirasi benjolan di payudara sebelumnya. B. Pemeriksaan fisik Pastikan pasien dalam keadaan nyaman, hangat dan hadirnya seorang pendamping. Lakukan inspeksi payudara: apakah simetris, benjolan yang jelas, perlekatan kulit, periksa dengan kedua lengan terangkat. Lakukan palpasi : setiap kuadran termasuk ujung jaringan payudara di aksila. Adakah benjolan, dimana letaknya, konsistensinya, nyeri tekan atau tidak, cari kemungkinan adanya metastatis.

2. A. PEMERIKSAAN PENUNJANG MAMOGRAFI Sedapat mungkin dilakukan sebagai alat bantu diagnostik utama, terutama pada usia di atas 30 tahun. Walaupun mamografi sebelumnya normal, jika terdapat keluhan baru, maka harus dimamografi ulang. B. ULTRASONOGRAFI Ultrasonografi sangat berguna untuk membedakan lesi solid dan kistik setelah ditemukan kelainan pada mamografi . Pemeriksaan ini juga dapat digunakan pada kondisi klinis tertentu, misalnya pada wanita hamil yang mengeluh ada benjolan di payudara sedangkan hasil mamografi nya tidak jelas walaupun sudah diulang, dan untuk panduan saat biopsi jarum atau core biopsy.

3. BIOPSI Tidak terhadap semua kasus benjolan payudara dilakukan biopsi. Beberapa panduan terkini lebih menganjurkan core biopsy sebagai pilihan pertama. Apabila tidak ada fasilitas ini, maka biopsi insisi/ekstirpasi sebagai gantinya. Biopsi aspirasi dengan jarum halus tidak dianjurkan, kecuali dilakukan oleh ahli yang berpengalaman.

You might also like