You are on page 1of 4

3 BAB I PENDAHULUAN

I.I

Latar Belakang Biduri (Calotropis gigantea L.) merupakan tumbuhan yang banyak tumbuh

di Indonesia, namun pemanfaatannya masih belum maksimal. Ekstrak metanol akar tumbuhan ini aktif sebagai insektisida terhadap Tribolium castaneum (kumbang tepung merah) (Alam et al., 2009). Nath et al. (2006) melaporkan bahwa ekstrak daun C. gigantea L. aktif sebagai larvasida pada larva nyamuk Aedes albopictus dan Culex quinquefasciatus dengan LC50 (lethal concentration) masing-masing berada pada konsentrasi 467 ppm dan 628,9 ppm. Pada penelitian yang dilakukan oleh Singh et al. (2005) didapatkan bahwa ekstrak daun tumbuhan Calotropis procera L. yang satu genus dengan tumbuhan C. gigantea L. mempunyai aktifitas larvasida pada larva nyamuk Anopheles stephensi, Anopheles arabiensis, C. quinquefasciatius, dan Aedes aegypti. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Elimam et al. (2009) yang melaporkan bahwa ekstrak daun tumbuhan C. procera L. aktif sebagai larvasida terhadap larva nyamuk C. quinquefasciatius instar IV dengan nilai LC50 berada pada konsentrasi 264,85 ppm yang diamati dalam waktu 24 jam dan nyamuk ini satu tribus (subfamili) dengan nyamuk Ae. aegypti. Umumnya senyawa metabolit sekunder dalam tumbuhan yang berada dalam satu genus seperti antara C. gigantea L. dengan C. Procera L. mempunyai sifat yang mirip (Wink, 2010). Daun C. gigantea L. mengandung senyawa golongan terpenoid, saponin (Siu et al., 2011), dan glikosida kardiak (Lhinhatrakool dan Sutthivaiyakit, 2006). Amris (2011) melaporkan bahwa akar C. gigantea L. mengandung senyawa golongan kumarin dan saponin. Berbagai senyawa saponin dilaporkan memiliki sifat larvasida yang kuat pada nyamuk Ae. aegypti dan Culex pipiens (Wiesman dan Chapagain, 2003). Nyamuk berperan penting pada penularan beberapa penyakit, terutama di negara-negara dengan iklim tropis termasuk Indonesia. Ae. aegypti merupakan vektor pada beberapa penyakit yang menyerang manusia seperti demam berdarah

3 dengue (DBD), chikungunya, dan demam kuning (Sutanto et al., 2008). Salah satu masalah besar yang ditimbulkan Ae. aegypti di dunia termasuk di Indonesia adalah DBD. Beberapa dekade terakhir, insidensi DBD meningkat secara dramatis di dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan ada 50 juta infeksi dengue di seluruh dunia, dengan 2,5 miliar orang atau dua perlima penduduk dunia menghadapi risiko penyakit ini (Choudhri dan Dash, 2011). Terapi untuk DBD hanya bersifat simtomatis dan sampai saat ini pengembangan vaksin untuk mencegah DBD juga belum efektif, sehingga langkah utama dalam upaya mengatasi masalah tersebut adalah mencegah mata rantai penularan virus dengue yang dibawa oleh vektornya yaitu Ae. aegypti (Renganathan et al., 2003). Pengendalian Ae. aegypti dapat terjadi secara alami maupun buatan, namun sejauh ini pengendalian secara buatan masih dititikberatkan pada penggunaan insektisida sintetik. Penggunaan insektisida sintetik yang berulang-ulang dalam jangka waktu lama selain merusak lingkungan, juga membuat larva atau nyamuk dewasa Ae. aegypti menjadi resisten (Chowdhury et al., 2008). Oleh karena itu, pencarian alternatif insektisida nabati yang efektif dan efisien dalam memberantas vektor tersebut dapat dilakukan melalui pengembangan pengendalian secara hayati dengan menggunakan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, salah satu diantaranya adalah C. gigantea L. Ekstrak metanol akar C. gigantea L. aktif sebagai larvasida terhadap larva Ae. aegypti dan diperoleh LC50 berada pada konsentrasi 135 ppm (Amris, 2011). Hasil studi pendahuluan didapatkan bahwa ekstrak metanol daun C. gigantea L. pada konsentrasi 2000 ppm mampu membunuh 100% larva Ae. aegypti instar IV dalam 6 jam, sehingga berpotensi sebagai insektisida nabati yang relatif lebih aman. Sejauh penulusuran literatur yang telah dilakukan, penelitian aktifitas larvasida esktrak daun C. gigantea L. terhadap larva Ae. aegypti belum pernah dilaporkan. Berdasarkan ulasan diatas, maka dilakukan uji pengaruh ekstrak metanol daun C. gigantea L. terhadap kematian larva Ae. aegypti.

3 1.2 Rumusan Masalah Ekstrak metanol akar C. gigantea L. terbukti efektif bersifat larvasida terhadap larva Ae. aegypti. Ekstrak daun tumbuhan ini juga aktif sebagai larvasida terhadap larva Ae. albopictus dan C. quinquefasciatus, sedangkan terhadap larva Ae. aegypti belum pernah dilaporkan. Berdasarkan ulasan tersebut, maka akan dilakukan uji pengaruh ekstrak metanol daun C. gigantea L. terhadap kematian larva Ae. aegypti. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Mengetahui pengaruh ekstrak metanol daun C. gigantea L. terhadap kematian larva nyamuk Ae. aegypti. b) Mengetahui LC50 dari ekstrak metanol daun C. gigantea L. terhadap larva Ae. aegypti. c) Mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak metanol C. gigantea L. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut: a) Menambah data tentang tumbuhan yang berpotensi sebagai larvasida untuk vektor nyamuk Ae. aegypti. b) Sebagai salah satu bahan alternatif alami yang dapat digunakan dalam pengendalian dan pemberantasan larva nyamuk Ae. aegypti. c) Memberikan informasi tambahan kepada khazanah ilmu tentang senyawa larvasida dari bahan tumbuhan yang dapat digunakan untuk membantu masyarakat dalam hal melindungi diri dari penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. 1.5 Hipotesis Ekstrak metanol daun biduri (C. gigantea L.) berpengaruh terhadap kematian larva nyamuk Ae. aegypti.

You might also like