You are on page 1of 6

1. Abu batu bara, sisa pembakaran generator.

Bisa dipakai untuk campuran semen bangunan dan bahan baku cone block/ batu paving 2. PEMANFAATAN ABU BATUBARA SEBAGAI BAHAN PEMBENAH TANAH ATAU SOIL CONDITIONER DI DAERAH PENIMBUNAN TAILING PENGOLAHAN EMAS

PLTU berbahan bakar batubara biasanya menghasilkan limbah padat dalam bentuk abu. Jumlah abu batubara yang dihasilkan per hari dapat mencapai 500 - 1000 ton. Abu batubara yang merupakan limbah dari proses pembangkit tenaga listrik tersebut dapat berupa abu terbang, abu dasar dan lumpur flue gas desulfurization. Abu tersebut selan-jutnya dipindahkan ke lokasi penimbunan abu dan terakumulasi di lokasi tersebut dalam jumlah yang sangat banyak. Dengan bertambahnya jumlah abu batubara maka ada usaha-usaha untuk memanfaatkan limbah padat tersebut. Hingga saat ini abu batubara tersebut banyak dimanfaatkan untuk keperluan industri semen dan beton, bahan pengisi untuk bahan tambang dan bahan galian serta berbagai pemanfaatan lainnya. Salah satu pemanfaatan abu batubara yang akan diteliti di PPTM adalah untuk mengelola tanah tailing yang berasal dari kegiatan pengolahan emas di Jawa Barat. Tailing tersebut diperkirakan bersifat basa dan banyak mengandung logam-logam berat. Secara kimia abu batubara merupakan mine-ral alumino silikat yang banyak mengandung unsurunsur Ca, K, dan Na di samping juga mengandung sejumlah kecil unsur C dan N. Bahan nutrisi lain dalam abu batubara yang diperlukan dalam tanah diantaranya ialah B, P dan unsur-unsur kelumit seperti Cu, Zn, Mn, Mo dan Se. Abu batubara sendiri dapat bersifat sangat asam (pH 3 4) tetapi pada umumnya bersifat basa (pH 10 12). Secara fisika abu batubara tersusun dari partikel berukuran silt yang mempunyai karakteristik kapasitas pengikatan air dari sedang sampai tinggi, sifat-sifat pembentuk semen yang dapat menghambat perkembangan akar tanaman. Berdasarkan sifat-sifat fisika dan kimia abu batubara tersebut, pada penelitian ini akan dilakukan percobaan terhadap kemungkinan pemanfaatan abu batubara sebagai bahan pembenah tanah (soil conditioner) dan sebagai bahan dasar untuk pembuatan zeolit sintetik yang pada akhirnya juga akan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembenah tanah. Pada tahap awal, karena studi ini masih berkaitan dengan penelitian sebelumnya yakni toksisitas abu batubara, maka proses leaching ataupun proses absorpsi dan pengamatan toksisitas terhadap unsur-unsur dan keterdapatannya dalam tanaman indikator yang dipakai pada penelitian ini tertentu perlu disesuaikan dengan kondisi penelitian sebelumnya. Namun demikian beberapa parameter yang berpengaruh pada kualitas tanah tetap akan dipantau pada penelitian ini. Tujuan Penelitian

Mengevaluasi pemanfaatan abu batubara (abu terbang dan abu dasar) PLTU berbahan bakar batubara asal Sumatera dan Kalimantan terhadap tanah tailing pengolahan emas. Mengevaluasi pengaruh proses leaching ataupun absorpsi yang mungkin terjadi sebagai akibat penambahan abu batubara pada contoh tanah

Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan pada penelitian ini meliputi:

1. Pengambilan contoh yang dilanjutkan dengan karakterisasinya di laboratorium pengujian Puslitbang tekMIRA. 2. Percobaan di laboratorium penelitian dilanjutkan dengan pengujian/analisis hasil percobaannya di laboratorium Puslitbang tekMIRA. Percobaan di laboratorium Puslitbang tekMIRA meliputi:

Penentuan karakteristik bahan percobaan yang terdiri dari analisis kimia contoh abu batubara dan contoh ampas (tailing), Percobaan inkubasi ampas (tailing) sebagai media tanam Percobaan pertanaman pada media yang telah diinkubasi Percobaan zeolitisasi abu batubara

Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi perlakuan terbaik untuk memperbaiki kondisi fisik maupun kimia tailing terjadi pada penambahan abu batubara sebanyak 10 - 20 %. Pada percobaan pertanaman jagung dalam media tanam tailing Pongkor, penambahan abu batubara sebanyak 2,5 % dapat menunjang dengan baik perkembangan tanaman, sedangkan untuk media tanam Timika, penambahan abu batubara sebanyak 10 % yang terbaik dalam menunjang perkembangan tanaman. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa abu batubara dapat dipakai untuk memperbaiki kondisi fisik maupun kimia tailing. Penambahan abu batubara dalam media tanam tidak menyebabkan terjadinya pelindian logam-logam berat (Fe, Mn dan Zn), kecuali logam Pb sehingga perlu ditinjau lebih detil lagi.(Retno Damayanti, dkk)

3. Penggunaan abu terbang batubara sebagai campuran beton untuk bangunan California Academy of Science (sebagai absorten)

4. abu batubara dapat dimanfaatkan karena berbentuk partikel halus amorf dan bersifat Pozzolan

dan dapat bereaksi dengan kapur pada suhu kamar dengan media air dan membentuk senyawa yang bersifat mengikat.

Abu batubara yang dihasilkan oleh Unit Bisnis Pembangkit Suralaya yang mempunyai total kapasitas terpasang dari pembangkit 3400 MW, adalah 1200 ton perhari dengan kehalusan 200 mesh. Kandungan unsur yang ada didalamnya adalah : KANDUNGAN Silica Alumina Hematid Kapur PROSENTASE 51,82 % 30,98% 4,93% 4.66%

Magnesium Sulfat Carbom Content Total Alkali

1,52% 1,51% 1,52% 1,42%

Dari hasil penelitian, abu batubara tersebut dapat dimanfaatkan dengan matriks sebagai berikut: Cement Portlant clinker, portland filler, blast furnace cement filler, slag filler preparation, activated flag cement Concrete Concrete mortar, plaster mortar, masonry mortar, foam concrete, dry mix, fly ash sand,concrete road, concrete product (flag stone, paving stone, kerb stone, sewer pipe / pit, pile) Ceramics Paving stone, brick, roof tiles, porous tiles, polysil tiles, ceramic tiles & paver blocks. Civil Engineering Application Asphalt filler, road stabilization subbasis, banks, dikes, Industrial area, Hydraulic engineering, road construction, slopes, ramps, approach road, concreted road. Lime Sand lime / calsium silicate brick, Insulation material, Cellulare concrete, Gascon, Mansory mortar, Sewage sludge stabilizer. FGD Gypsum Indoor wall blocks, cardboard / fibreboard self levelling floors, retarding agent Miscellaneous Zeolite synthesis Synthetic Artificial Aardilite, a lime bound artificial gravel, Lytag, asintered light weight systhetic gravel. Upgrading Technique Calcining, sintering, windsifting, sleving, screening, grinding, milling, mixing blending, drying, micronising.

Low Added Value. Use on agricultural land as fertilizer, land reclemation for building, aplication in large infrastructural work, mine back filling, rehabilitation of un controolled land fills. Dari matriks pemetaan pemanfaatan abu batubara, apa yang dapat kami berikan ? Bila usaha anda bergerak di bidang konstruksi bangunan, maka abu dari kami dapat mereduksi cost produksi anda hampir 20% dari total cost anda. Bila anda bergerak di industri semen PPC, maka abu dari kami akan mengurangi cost produksi anda dan menjadikan produk semen PPC anda menjadi lebih kuat dan bermutu tinggi. Bila anda bergerak di industri beton ringan (light weight concrete) maka abu dari kami akan mereduksi cost produksi anda dan membuat mutu produk anda meningkat karena permukaan produk menjadi lebih halus dan kuat. Bila anda bergerak di industri mortar atau semen siap saji maka produk abu dari kami dapat mereduksi cost produksi anda dan membuat mortar anda menajdi lebih bermutu dengan daya rekat yang kuat serta permukaan yang halus. Bila anda bergerak di industri keramik berat seperti genteng, batako, casting, con block,

batubata dll, maka produk abu dari kami adalah solusi untuk mereduksi cost produksi dan membuat mutu produk meningkat karena kekerasan dan kehalusan permukaan produk anda.

Abu Batubara Lebih Radioaktif dari Sampah Nuklir Juni 14, 2009
Posted by sulistyaindriani in Healthy. Tags: abu batu bara, bahaya, lingkungan, panelitian, pemanasan global, radioaktif trackback *Diambil dari kucingfisika.com Konsep populer mengenai energi nuklir dengan jelas diperlihatkan pada The Simpson. Batubara, dianggap bertanggungjawab atas beberapa masalah, seperti kecelakaan pada pertambangan, hujan asam, dan emisi gas rumah kaca. Selama beberapa dekade, sejumlah penelitian membuat berbagai pertanyaan. Yang akhirnya berujung pada satu kesimpulan yang mengejutkan: sampah yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga batubara ternyata lebih radioaktif daripada yang dihasilkan dari sampah nuklir. Faktanya, abu yang berterbangan produk yang dihasilkan dari pembakaran batubara untuk menghasilkan energi mengandung 100 kali radiasi daripada sampah nuklir. Sebagai tambahan, batubara ternyata mengandung uranium dan thorium, keduanya merupakan elemen radioaktif. Namun, pada wujud batubara kedua unsur tersebut masih pada batas aman, atau setidaknya bukan suatu masalah. Namun, ketika batubara dibakar sehingga menjadi abu, uranium dan thorium terkonsentrasi menjadi 10 kali lipat dari kondisi awalnya. Abu uranium tersebut terkadang bercampur dengan tanah dan air yang berada disekitar pembangkit listrik tenaga batubara, mempengaruhi lahan pertanian, yang akhirnya, mempengaruhi makanan. Orang-orang yang berada pada daerah rawan (stack shadow) yaitu daerah yang berada pada jarak 0,5 hingga 1 mil (0,8 hingga 1,6 km) dalam radius dari sumber asap pembangkit listrik tenaga batubara kemungkinan mengidap sejumlah kecil radiasi. Abu tersebut juga mungkin terdapat pada tambang, yang membuat resiko yang sangat potensial bagi orang-orang yang tinggal di sekitar area tersebut. Pada paper yang ditulis tahun 1978 untuk science, J. P. McBride dari Oak Ridge National Laboratory (ORNL) dan rekannya meneliti kandungan uranium dan thorium pada abu dari pembangkit energi batubara di Tennessee dan Alabama. Untuk menjawab pertanyaan seberapa berbahayakah pengaruh abu ini, ilmuwan memperkirakan radiasi disekitar pembangkit energi tenaga batubara ini dan membandingkan dengan nilai radiasi disekitar pembangkit energi tenaga uap air dan pembangkit energi tenaga tekanan air. Hasilnya, dosis radiasi dari orang-orang yang berada disekitar pembangkit energi tenaga batubara ternyata sama atau lebih besar dari orang-orang yang tinggal disekitar fasilitas nuklir. Pada salah satu keadaan yang ekstrim, ilmuwan mendapati radiasi abu pada tulang seseorang

adalah sekitar 18 milirem pertahun (seperseribu rem, merupakan satuan dosis dari radiasi ionik).Sebagai pembanding, dosis dari dua pembangkit energi tenaga nuklir, berkisar antara 3 dan 6 milirem untuk periode yang sama. Dan ketika seluruh makanan tumbuh di area di sekeliling pembangkit, dosis radiasi menjadi 50 hingga 200 persen lebih banyak pada pembangkit energi tenaga batubara daripada pembangkit energi tenaga nuklir. McBride dan asistennya menyatakan seseorang yang tinggal dekat pembangkit tenaga batubara memiliki maksimum 1,9 milirem radiasi abu tiap tahunnya. Sebagai gambaran, rata rata seseorang mencatat 360 milirem dari radiasi background yang didapat dari sinar kosmik, residu nuklir, dan detektor asap. Dana Christensen, direktur asosiasi lab untuk energi dan teknik di ORNL, mengatakan bahwa resiko kesehatan dari radiasi batubara ternyata rendah. Resiko lain seperti tersambar petir, tambahnya, adalah tiga atau empat kali lebih besar daripada efek kesehatan dari radiasi pembangkit tenaga batubara. Dan McBride dan asistennya menyatakan bahwa produk lainnya, seperti emisi dari hujan asam yang menghasilkan sulfur dioksida dan kabut asap membentuk oksida nitrat, memberikan resiko kesehatan yang lebih besar daripada radiasi. US Geological Survey (USGS) memberikan database online dari abu berdasarkan kandungan uraniumnya untuk daerah-daerah diseluruh Amerika Serikat. Pada beberapa area, abu mengandung sedikit uranium daripada beberapa batuan biasa. Pada Tennessee Chattanooga misalnya, terdapat banyak uranium pada batuan fosfat. Robert Finkelman, kordinator USGS sebelumnya dari bagian kualitas batubara yang menyaksikan penelitian pada uranium di dalam abu pada 1990, memperkirakan bahwa untuk rata-rata orang hanya memiliki kurang dari 0,1 persen dari total perkiraan radiasi background. Berdasarkan kalkulasi USGS, membeli rumah di daerah rawan (stack shadow) meningkatkan jumlah radiasi maksimum 5 persen. Tapi tetap kurang bila dibandingkan dengan keadaan radiasi sinar-X normal pertahun. Lalu mengapa sampah batubara muncul begitu radioaktif? Ini menjadi suatu materi bahasan penting: kemungkinan dari efek kesehatan yang dialami dari radiasi ternyata kecil baik pada pembangkit tenaga nuklir maupun tenaga batubara. Entah bagaimana kita dapati lebih tinggi pada batubara. Kita membicarakan tentang satu kemungkinan dari sejuta kemungkinan untuk pembangkit tenaga nuklir, ujar Christensen. Dan satu dari 10 milyar hingga seratus milyar kemungkinan untuk pembangkit tenaga batubara. Radiasi dari uranium pada batubara mungkin hanya bentuk khusus resiko kesehatan bagi para penambang, jelas Finkelman. Ini lebih pada bahaya pekerjaan daripada bahaya lingkungan ecara umum, ia mengatakan. Penambang dikelilingi oleh batu dan air tanah dan juga radon. Negara berkembang seperti India dan Cina tetap melaksanakan pemangkasan pembangkit tenaga batubara dalam satu hari setiap 7 hingga 10 hari. Namun Amerika Serikat tetap menggantungkan setengah dari seluruh pasokan listriknya dari batubara. Pembangkit tenaga batubara tetap memiliki masalah: mereka menghasilkan gas rumah kaca yang berbahaya.

Dengan seluruh dunia sekarang berfokus pada perubahan iklim, tenaga nuklir mendapat respon hangat. Cina menyatakan untuk membuat kapasitas nuklirnya 4 kali lipat menjadi 40.000 megawatt pada 2020, dan AS mungkin akan membuat kuranglebih sebanyak 30 reaktor baru dalam beberapa dekade mendatang. Tapi, meskipun resiko keruntuhan inti nuklir sangat rendah, hal tersebut masih menimbulkan dampak pencarian sumber tenaga nonkarbon lainnya.
Berikut beberapa bentuk produk yang dihasilkan oleh Koperasi Rusamas Suralaya dengan menggunakan abu batubara PLTU Suralaya : Conblok Merah Conblock Abu-abu Conblock Berlian Conblock Segi enam Bata Beton penganti bata merah Batako

You might also like