You are on page 1of 16

Uji Validitas dan Reliabilitas Bagian 2

Posted on August 1, 2013 by hendry Uji Validitas dan Reliabilitas Bagian II Oleh : Hendry Jika sebelumnya kita sudah menguji validitas dan reliabilitas pada satu konstrak gaya kepemimpinan yang terdiri dari 5 item yang memiliki unidimensional, maka contoh uji berikut ini akan dilakukan uji validitas pada sebuah instumen pengukur gaya kepemimpinan transformasional yang terdiri dari Attributed charisma, Idealized influence dan Inspirational motivation. Total item yang digunakan adalah sebanyak 12 (masing-masing dimensi terdiri dari 4 item). Jumlah sampel uji adalah sebanyak 50 responden yang diambil secara acak dari kerangka sampel yang sudah ditetapkan sebelumnya. Note : data yang digunakan adalah data fiktif dan hanya ditujukan untuk mempermudah penjelasan. Step 1 Klik Analyze Data Reduction Factor

STEP 2 Masukkan seluruh Item ke Kotak Variables

`1

STEP3 Klik Descriptives, berikan tick pada KMO and Bartletts Test of Sphericity. Klik Continue

STEP 4 Klik Rotations, Pilih Varimax, lalu Continue

`2

STEP5 Klik Scores, lalu beri tick pada Save as Variables. Silahkan dipilih metode mana yang mau digunakan. Klik Continue

STEP6. Klik OK HASIL

Nilai Kaiser-Meyer-Olkin MSA (KMO-MSA) sebesar 0,765 sudah menunjukkan bahwa hasil yang baik (> 0.60). Dengan demikian, syarat analisis faktor pertama dapat dipenuhi sehingga dapat dilanjutkan untuk pengujian selanjutnya. Kedua, nilai Bartletts Test of Sphericity sebesar 415.352 pada signifikansi 0,000. Nilai ini menandakan bahwa faktor pembentuk variabel sudah baik.

`3

Berdasarkan hasil uji total variance explained diketahui bahwa 3 faktor yang digunakan mampu menjelaskan 76.032% dari keseluruhan konstruk kepemimpinan transformasional. Dapat disimpulkan bahwa melalui analisis faktor berhasil dibuktikan bahwa 12 (dua belas) item yang digunakan untuk mengukur variabel kepemimpinan transformasional dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu yaitu faktor 1 yang menjelaskan 39.84% varian, faktor 2 menjelaskan 29.212% varian dan faktor 3 yang menjelaskan 9.979% varian konstrak.

Hasil Rotated component matrix menunjukkana bahwa item AC1 AC4 mengelompok pada faktor 1, item II1 II4 mengelompok pada faktor 2 dan item IM1 IM4 mengelompok pada faktor 3. Dari hasil ini jelas dapat disimpulkan bahwa konstrak kepemimpinan transformasional merupakan konstrak multidimensi yang terdiri dari 3 faktor yaitu Attributed charisma (AC); Idealized influence (II) ; dan Inspirational motivation (IM).

`4

UJI RELIABILITAS Tentang Cronbach Alpha Cronbachs alpha is a measure of internal consistency, that is, how closely related a set of items are as a group. A high value of alpha is often used (along with substantive arguments and possibly other statistical measures) as evidence that the items measure an underlying (or latent) construct. However, a high alpha does not imply that the measure is unidimensional. If, in addition to measuring internal consistency, you wish to provide evidence that the scale in question is unidimensional, additional analyses can be performed. Exploratory factor analysis is one method of checking dimensionality. Technically speaking, Cronbachs alpha is not a statistical test it is a coefficient of reliability (or consistency). Source : http://www.ats.ucla.edu/stat/spss/faq/alpha.html Jadi penjelasan di atas jelas, bahwa Cronbach-Alpha digunakan jika sudah ada bukti bahwa item yang akan diuji memiliki unidimensional. Dalam hal ini, hasil uji analisis factor menunjukkan bahwa item AC1 AC4, II1 II4 dan IM1 IM4 memiliki unidimensional sehingga dapat diuji dengan cronbach alpha. Klik Analyze Scale Lalu Pilih Reliability Analysis. Masukkan item AC1 AC4 ke kotak Items, lalu Klik OK

Hasil Cronbach Alpha Koefisien memperlihatkan angka sebesar 0.924. Karena sudah > 0.70 maka dapat disimpulkan bahwa item AC1-AC4 memiliki konsistensi yang baik sebagai pengukur dimensi / factor Attributed charisma (karisma/AC)

`5

Begitu pula dengan hasil uji reliabilitas II dan IM yang masing-masing sebesar 0.896 (II) dan 0.832 (IM). Sekian, semoga bermanfaat.

Uji Validitas dan Reliabilitas SPSS 15


Posted on December 22, 2010 by hendry A. VALIDITAS DAN RELIABILITAS Reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian keperilakukan mempunyai keandalan sebagai alat ukur, diantaranya di ukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah (Harrison, dalam Zulganef, 2006). Sementara validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006) Penelitian memerlukan data yang betul valid dan reliabel. Dalam rangka urgensi ini, maka kuesioner sebelum digunakan sebagai data penelitian primer, terlebih dahulu diujicobakan ke sampel uji coba penelitian. Uji coba ini dilakukan untuk memperoleh bukti sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya Definisi validitas dan reliabilitas dapat dilihat di sini B. CONTOH KASUS

`6

Akan di uji validitas dan reliabilitas variabel kepuasan kerja. Variabel ini berjumlah 5 indikator yang diadaptasi dari Intrinsic factor dari teori dua factor Herzberg meliputi pekerjaan itu sendiri, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Skala yang digunakan adalah skala Likert 1 5 dengan jumlah sampel sebanyak 30. Setelah angket ditabulasi maka diperoleh data sbb (Data Reliabilitas) C. PENYELESAIAN Tahap 1. Analisis Faktor Klik Analyze Data Reduction Factor Masukkan seluruh pertanyaan ke box Variables

Klik Desctiptive Aktifkan KMO and Bartletts Test of Specirity dan Anti-Image Klik Rotation : Aktifkan Varimax Hasil Analisis Faktor

`7

Nilai KMO sebesar 0.840 menandakan bahwa instumen valid karena sudah memenuhi batas 0.50 (0.840 > 0.50) Korelasi anti image menghasilkan korelasi yang cukup tinggi untuk masing-masing item, yaitu 0.850 (X1), 0.791 (X2), 0.856 (X3), 0.956 (X4) dan 0.804 (X5). Dapat dinyatakan bahwa 5 item yang digunakan untuk mengukur konstruk kepuasan instrinsik memenuhi kriteria sebagai pembentuk konstak.

Output ketiga adalah Total variance Explained menunjukkan bahwa dari 5 item yang digunakan, hasil ekstraksi SPSS menjadi 1 faktor dengan kemampuan menjelaskan konstak sebesar 72.132% .

Dengan melihat component matrix terlihat bahwa seluruh item meliputi pekerjaan itu sendiri (x1), keberhasilan yang diraih (x2), kesempatan bertumbuh (x3), kemajuan dalam karier (x4) dan pengakuan orang lain (x5) memiliki loading faktor yang besar yaitu di atas 0.50. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa 5 item valid. Tahap 2 Pilih Analyze > Scale > Reliability Analysis Masukkan semua variabel (item 1 s/d 5) ke kotak items

`8

Klik Kotak Statistics, lalu tandai ITEM, SCALE, dan SCALE IF ITEM DELETED pada kotak DESCRIPTIVES FOR > Continue Klik OK Maka akan tampil output sebagai berikut :

D. INTERPRETASI Reliabilitas Sekaran (dalam Zulganef, 2006) yang menyatakan bahwa suatu instrumen penelitian mengindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70. Sementara hasil uji menunjukkan koef cronbach alpha sebesar 0.900, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ini adalah reliabel. Analisis Item Dalam prosedur kontruksi atau penyusunan test, sebelum melakukan estimasi terhadap reliabilitas dan validitas, dilakukan terlebih dahulu prosedur aitem yaitu dengan menguji karakteristik masing-masing item yang akan menjadi bagian test yang bersangkutan. Aitemaitem yang tidak memenuhi persyaratan tidak boleh diikutkan sebagai bagian dari test. Pengujian
`9

reliabilitas dan validitas hanya layak dilakukan terhadap kumpulan aitem-aitem yang telah dianalisis dan diuji. Beberapa teknik seleksi yang biasanya dipertimbangkan dalam prosedur seleksi adalah koefisien korelasi item-total, indeks reliabilitas item, dan indeks validitas item. Pada tes yang dirancang untuk mengungkap abilitas kognitif dengan format item pilihan ganda, masih ada karakteristik item yang seharusnya juga dianalisis seperti tingkat kesukaran item dan efektivitas distraktor. Salah satu parameter fungsi pengukuran item yang sangat penting adalah statistic yang memperlihatkan kesesuaian antara fungsi item dengan fungsi tes secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi item-total. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis item dalam hal ini adalah memilih item-item yang fungsi ukurnya sesuai dengan fungsi ukur test seperti dikehendaki penyusunnya. Dengan kata lain adalah memilih item yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes secara keseluruhan. Pengujian keselarasan fungsi item dengan fungsi ukur tes dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap item dengan distribusi skor toral tes itu sendiri. Prosedur ini akan menghasilkan koefisien korelasi item total (r it) yang juga dikenal dengan sebutan parameter daya beda item. Read more http://teorionline.net/analisis-item-korelasi-item-total/ Penjelasan Corrected item-total correlation dapat anda baca lebih dalam di Paper : George W. Bohrnstedt . A Quick Method for Determining the Reliability and Validity of Multiple-Item Scale. American Sociological Review, Vol. 34, No. 4 (Aug., 1969), pp. 542-548 atau dibuku Robert B. Burns, Richard Burns, Robert P Burns. Business Research Methods and Statistics Using SPSS, p. 430 Tentang Cronbach Alpha Cronbachs alpha is a measure of internal consistency, that is, how closely related a set of items are as a group. A high value of alpha is often used (along with substantive arguments and possibly other statistical measures) as evidence that the items measure an underlying (or latent) construct. However, a high alpha does not imply that the measure is unidimensional. If, in addition to measuring internal consistency, you wish to provide evidence that the scale in question is unidimensional, additional analyses can be performed. Exploratory factor analysis is one method of checking dimensionality. Technically speaking, Cronbachs alpha is not a statistical test it is a coefficient of reliability (or consistency). Source : http://www.ats.ucla.edu/stat/spss/faq/alpha.html Didasarkan pada penjelasan di atas, maka penggunaan cronbach alpha bukanlah satu-satunya pedoman untuk menyatakan instrumen yang digunakan sudah reliabel. Untuk mengecek unidimensional pertanyaan diperlukan analisis tambahan yaitu ekplanatory factor analysis.
`10

Teknik Yang Lebih Akurat Untuk Mengukur Validitas dan Reliabilitas Untuk teknik yang lebih akurat untuk menguji validitas dan reliabilitas adalah analisis faktor konfirmatory. Menurut Joreskog dan Sorbom (1993), CFA digunakan untuk menguji theoritical or hypotesical concepts, or contruct, or variables, which are not directly measurable or observable. Penjelasan Hair, dkk (2006) mengenai CFA adalah : CFA is way of testing how well measured variables represent a smaller number of contructCFA is used to provide a confirmatory test of our measurement theory. A Measurement theory specifies how measured variables logically and systematically represent contruct involved in a theoretical model. In Order words, measurement theory specifies a series relationships that suggest how variables represent a latent contruct that is non measured directly (dalam Kusnendi, 2008:97). Penjelasan CFA lihat di sini Referensi : Kusnendi. 2008. Model_Model Persamaan Struktural. Bandung : Alfabeta, p.94 Zulganef. 2006. Pemodelan Persamaan Struktur dan Aplikasinya menggunakan AMOS 5. Bandung : Pustaka Contoh-Contoh Pengujian dan Artikel Penting : Analisis faktor dengan SPSS CFA dengan LISREL Eksternal Link Psychometric testing OA pain measure by Hawker, GA, dkk Development and Psychometric Evaluation of the Impact of Health Information Technology (IHIT) Scale by Patricia C Dykes, dkk Construct Validity: Advances in Theory and Methodology by Milton E. Strauss, Gregory T. Smith KOMENTAR PILIHAN == 01 Dari Pak. Wahyu, Yogyakarta.
`11

Referensi mengenai psikometri menyarankan bahwa sebelum menghitung r-it sebagai koefisien validitas aitem, skor tes harus dibuktikan valid terlebih dahulu, karena bisa saja butir memiliki rit tinggi, akan tetapi tidak valid dalam mengukur. Referensi Fishman, J.A., & Galguera, T. (2003). Introduction to Test Construction in the Social and Behavioral Sciences: A Practical Guide. Lanham, MD: Rowman & Littlefield Publishers, Inc. [page 64] Penjelasan Lengkap bisa di dilihat disini Terimakasih atas masukan dari Pak Wahyu. == 02 Dari Pak Suresh Kumar di Jakarta Dari berbagai sumber referensi karangan pengarang Indonesia, uji validasi selalu menggunakan pearson. Sewaktu saya mengirim paper saya dengan uji validasi pearson ke Conference International di Bangkok, ditolak dengan catatan factor analysis yang tepat untuk menguji validasinya. Untuk itu saya harus melakukan major revisi sebelum diterima oleh mereka. Lalu saya coba membaca referensi dari luar, seperti Hair, Malhotra, Sekaran, Babin, selain mereka menjelaskan apa itu validasi tdk satupun mengatakan untuk menggunakan pearson. Factor analysis disebut dalam Sekaran sbg alat uji validasi. Biasanya saya menggunakan FA jika terdapat Multicollinearity dalam Multiple Regression. Terimakasih atas sharing dari pak Suresh Kumar, semoga menjadi perhatian dari author2 buku yang ada sekarang

Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Kepuasan Kerja


Posted on May 29, 2013 by hendry Contoh analisis data kuesioner kepuasan kerja dengan SPSS oleh : Hendry Pada posting saya mengenai desain kuesioner via google doc, saya membuat contoh kuesioner online mengenenai kepuasan kerja yang diukur berdasarkan 5 indikator meliputi : gaji, kesempatan karir, rekan kerja, pekerjaan itu sendiri, dan pengawasan. (link kuesioner di sini, dan saya tambahkan 3 item)

`12

Jumlah data yang masuk adalah sebanyak 65 responden, namun hanya 15 responden yang secara penuh mengisi 5 item yang diajukan. Hasilnya sebagai berikut : Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Nilai KMO-MSA sebesar 0.869 menandakan bahwa analisis faktor dapat dilanjutkan karena nilai KMO sudah di atas 0.60 Korelasi anti image menghasilkan korelasi yang cukup tinggi untuk masing-masing item, yaitu 0.910 (Gaji), 0.850 (karir), 0.821 (rekan kerja), 0.835 (pekerjaan itu sendiri) dan 0.950 (pengawasan). Dapat dinyatakan bahwa 5 item yang digunakan untuk mengukur konstruk kepuasan kerja sudah memenuhi kriteria sebagai pembentuk konstak. Total variance Explained menunjukkan bahwa dari 5 item yang digunakan, hasil ekstraksi SPSS menjadi 1 faktor dengan kemampuan menjelaskan konstak sebesar 86.95% . Component Matrix gaji .942 karir .943 rekan .966 pekerjaan .896 pengawasan .912 Dengan melihat component matrix terlihat bahwa seluruh item sudah memiliki nilai loading factor > 0.50, sehingga disimpulkan valid untuk mengukur kepuasan kerja. Reliabilitas Hasil analisis menunjukkan nilai Reliability Statistics Cronbachs Alpha (reliabel). Deskripsi Responden Dari 15 responden yang mengisi angket, sebanyak 13 orang adalah laki-laki dan hanya 2 orang wanita. Sedangkan berdasarkan masa kerja, sebanyak 8 orang memiliki masa kerja < 1 tahun, dan sisanya 7 orang memiliki masa kerja di atas 3 tahun. Apa lagi yang bisa dianalisis dari data ini ?
`13

sebesar 0.960

Deskripsi Data Descriptive Statistics Mean Std. Deviation gaji 3.2667 2.12020 karir 3.0667 1.75119 rekan 3.7333 1.98086 pekerjaan 3.8000 2.27408 pengawasan 3.3333 1.91485 Skor rata-rata jawaban tertinggi berada pada item kepuasan pada pekerjaan itu sendiri (3.800), sedangkan yang terkecil adalah mengenai kesempatan karir (3.0667) Uji Beda : Chi Square Test Mengingat sangat jauhnya perbedaan kelompok laki-laki dan wanita, maka tabulasi silang hanya dilakukan untuk variabel masa kerja dengan lima item kepuasan kerja. Hasilnya dirangkum sebagai berikut : Masa kerja dan kepuasan atas gaji Nilai Asymp. Sig. (2-sided) = 0.626 > tidak ada perbedaan kepuasan atas gaji berdasarkan masa kerja Masa kerja dan kepuasan atas karir Nilai Asymp. Sig. (2-sided) = 0.447 > tidak ada perbedaan kepuasan atas karirberdasarkan masa kerja Masa kerja dan kepuasan atas rekan kerja Nilai Asymp. Sig. (2-sided) = 0.397 > tidak ada perbedaan kepuasan atas rekan kerja berdasarkan masa kerja Masa kerja dan kepuasan atas pekerjaan itu sendiri Nilai Asymp. Sig. (2-sided) = 0.507 > tidak ada perbedaan kepuasan atas pekerjaan itu sendiri berdasarkan masa kerja Masa kerja dan kepuasan atas pengawasan Nilai Asymp. Sig. (2-sided) = 0.297 > tidak ada perbedaan kepuasan atas pengawasan berdasarkan masa kerja Uji beda independent t test

`14

Sejalan dengan tabulasi silang, pengujian menggunakan independent t test (antara masa kerja 1 dan 3) juga seluruhnya ditemukan tidak berbeda. Uji Beda : Mann-Whitney Test

Hasil uji beda dengan mann-whitney test menunjukkan tidak ada perbedaan kepuasan pada gaji, karir, rekan kerja, pekerjaan itu sendiri, dan pengawasan, baik berdasarkan jenis kelamin maupun masa kerja . Uji Normalitas Data Uji normalitas menggunakan Kol-Smirnov menunjukkan seluruh item normal (nilai sig > 0.05)

KESIMPULAN Hasil analisis menunjukkan bahwa kepuasan tertinggi dari 15 responden adalah mengenai kepuasan pada pekerjaan itu sendiri (3.800), sedangkan yang terkecil adalah mengenai kesempatan karir (3.0667) Hasil uji beda, baik dengan uji independent t test, maupun dengan chi-square, menghasilkan kesimpulan yang sama yaitu tidak ada perbedaan kepuasan pada lima indikator kepuasan berdasarkan masa kerja

`15

Hasil uji beda dengan mann-whitney test menunjukkan tidak ada perbedaan kepuasan pada gaji, karir, rekan kerja, pekerjaan itu sendiri, dan pengawasan, baik berdasarkan jenis kelamin maupun masa kerja . Uji normalitas data menggunakan kolmogorov-smirnov menunjukkan 5 variabel yang digunakan berdistribusi normal (sig > 0.05). KETERBATASAN : Data yang digunakan hanya berjumlah 15 observasi dan masih belum memenuhi batas minimal analisis faktor yaitu 5 x variabel = 25 atau minimal 50 observasi (Hair, dkk, 2006). Analisis yang dicontohkan menggunakan pendekatan campuran (parametrik maupun non parametrik). Meski demikian, hasil uji seperti chi-square test, independent t test dan mannwhitney test konsisten. Download data dan output disini

`16

You might also like