Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Fungsi
imun meliputi pertahanan, homeostasis dan perondaan (surviellance), Imunitas ditujukan kepada antigen atau menetralisasi pengaruh yang merugikan. Proses imunitas juga akan terjadi kerusakan jaringan tubuh adanya selsel imunokompeten atau pengaruh humoral yang bersifat nonspesifik.
2
Pengelompokkan
Bellanti:
1. penyakit yang diperantarai sistem imun 2. Gangguan proliferatif sistem imun 3. Penyakit defisiensi imun
hipersensitivitas/kmb/rini r/2005
Gangguan Hipersensitivitas
Alergi pembentukan antibodi Ig E dikenal dengan atopy Alergi Peningkatan respon imun terhadap adanya antigen. Sekitar 10% - 20% dari suatu populasi mengalami alergi Insidens meningkat pada anak yg orang tuanya jg mengalami alergi.
Penyebab
4
Sensitization
Tjd saat individu membentuk Ig E utk melawan suatu substansi yg dihirup, dimakan atau disuntikkan. Antibodi Ig E yg terbentuk menempel pd basofil & sel mast ditemukan pd permukaan mukosa kulit & sal pernapasan serta sal pencernaan. Tahap ini belum menimbulkan tanda dan gejala.
5
Tanda & gejala terjadi sep bersin, asma, dan anafilaksis Meskipun kejadian seluler utk semua reaksi alergi immediate sama namun tdp perbedaan scr klinis
tergantung dari pertahanan tubuh host, sifat alami alergen, konsentrasi alergen, rute alergen masuk ke tubuh host, jumlah alergen yg diterima & organ apa yg dipengaruhi.
6
Bbrp org lebih rentan thd hipersensitif dgn alasan yg belum jelas. Pembentukan Ig E spesifik dpt dipengaruhi o/ infeksi vital khususnya yg disebabkan o/ cytomegalovirus (CMV) & mononukleus. Faktor-faktor sep: polusi udara, jenis kelamin, usia, perokok pasif dpt mempengaruhi alergi.
hipersensitivitas/kmb/rini r/2005 7
Merupakan protein yg dpt menginduksi antibodi Ig E shg menstimulus respon alergi. Molekul yg bergabung dgn protein hapten. Hapten dpt dibawa o/ vektor yg berasal dr udara (debu, serbuk sari, kotoran/kutu hewan) dpt menimbulkan alergi akut. Hapten jg dpt berupa penisilin antigen yg paling sering menimbulkan alergi.
Konsentrasi yg lebih tinggi menimbulkan respon hipersensitivitas dari intensitas yg lebih besar. Konsentrasi yg lebih rendah dpt menyebabkan manifestasi yg parah bila terpapar kembali.
Tmsk inhalasi, injeksi, ingestif & kontak langsung. Paling banyak alergen. Sensitisasi thd alergen penting utk menimbulkan hipersensitivitas. Faktor yg dapat mempengaruhi: usia saat terpapar alergen (sejak lahir), jenis alergen (debu, kecoa, pengobatan & serbuk sari), banyaknya alergen (kadar yg lebih sdkt menginduksi Ig E spesifik), bulan/musim saat lahir (semi dan gugur).
10
Patofisiologi
Immediate reaction
Terpapar alergen Rx antigen-antibodi dlm bbrp menit Terbentuk Ig E Mengaktivasi sel mast & basofil Lipid & Cytokin jg teraktivasi Kontraksi otot polos bronkhial, vasodilatasi kulit, kongesti nasal, edema.
11
Delayed Reaction
Terjadi setelah terpapar 2-8 jam dr alergen awal setelah sel mast teraktivasi.
12
Rx yg diperantarai o/ antibodi Ig E scr cepat. Mis: anafilaksis, rhinitis allergic, asma, dan rx alergi akut thd obat.
Rx Cytolytic atau Cytotoxic adlh tgtg komplemen shg melibatkan Ig G atau Ig M. Ikatan antigen-antibodi menyebabkan aktivasi sist. Komplemen & merusak sel biasanya sel darah yg bersirkulasi shg menyebabkan cedera jaringan. Mis: anemia hemolitik, penyakit Rh hemolitik pd bayi baru lahir, autoimun hipertiroidisme, myastenia gravis & rx transfusi darah.
13
Selama transfusi darah incompatibilitas kelp darah menyebabkan sel lisis. Antigen bertgg jwb utk mengenal rx sbg bagian dari membran sel darah merah donor. Manifestasi dr rx transfusi berasal hemolisis intravaskuler dr SDM sep sakit kepala & nyeri punggung, nyeri dada = angina, mual & muntah, takikardia & hipotensi, hematuria & urtikaria. Transfusi > 100ml dari darah yg incompatibel mengakibatkan kerusakan ginjal permanen, shock sirkulasi & kematian.
14
Kompleks imun yg perantarai inflamasi Mengaktivasi sel mast, Neutrofil, monosit Mhslkan granul lisosom dr SDP & makrofag Cedera jaringan bertambah parah Ginjal (membran dsr glomerulus) Peradangan Glomerulus Aliran darah takumulasi dlm Rongga Sendi Sinovitis
Sel T berespon thd antigen keluarkan limfokin scr langsung melakukan fagositosis. Berlangsung selama 24 72 jam setelah terpapar alergen. Diinduksi o/ infeksi kronik (mis: TBC) atau mll kontak sep dermatitis kontak. Terjadi stlh injeksi intradermal PPD (Purified protein derivative) bila sensitif thd TBC, maka sel T akan bereaksi thd area penyuntikan. Reaksi menimbulkan edema & deposit fibrin dpt dilihat berupa indurasi.
17
Graft-versus-host disease (GVHD) & penolakan transplantasi GVHD sel sumsum tlg donor immunocompeten (the graft) melawan sel sumsum tlg resipien (the host). Manifestasi klinis: luka pd hepar, GI dan kulit. Dermatitis kontak tjd stlh bereaksi thd alergen, plg sering kosmetik, adesif, pengobatan topikal, racun dr tanaman.
Pemaparan 1x reaksi blm ada tp antigen terbentuk. Pemaparan berikutnya rx hipersens tjd ditandai gatal-gatal, eritema, & luka vesikuler.
18
Manifestasi Klinis
Selama
respon alergi tjd peningkatan permeabilitas vaskuler, edema, vasodilatasi, kontraksi otot polos, bronkospasme, & peningkatan sekresi mukus di hidung, paru-paru, & sal GI.
19
Penegakan diagnosa
Tgtg
riw klien, manifestasi selama atau setelah terpapar alergen dan hasil dari tes alergi. Tes alergi yg digunakan: skin test, Radioallergosorbent test (RAST) utk mengukur kadar Ig E shg jumlah alergen in vitro diket, Pulmonary function test (PFTs) utk diagnosa asma, dan Blod assay utk kadar Ig E.
20
Pengobatan
Antihistamin utk mengurangi manifestasi alergi.-, sep bersin, rhinitis, gatal, dan manifestasi lain dr rhinitis alergik.
Mengikat reseptor H Difenhidramin melalui sawar darah otak shg menyebabkan letargi.
Decongestan mengurangi kongesti nasal digunakan scr topikal Steroid utk mengobati alergi sep: rhinitis, dermatitis. Aerosol utk atasi rhinitis dan asma. Antikolinergik utk atasi rhinitis & rhinorrhea yg disebabkan dingin. Bronkodilator utk kontrok bronkospasme pd asma Antileukotrien utk atasi manifestasi asma & anafilaksis dgn menghambat pembentukan atau aksi mediator leukotrien yg sering menyebabkan edema jln napas, kontraksi otot polos, & proses inflamasi. Imunoterapi utk atasi tipe I, rx hipersensitivitas dgn media Ig E.
21
Pengkajian
Faktor
22
Diagnosa
Kerusakan
mempertahankan kesehatan b.d kurangnya penyakit thd proses penyakit, regimen terapetik & metode pengontrolan risiko.
23
Intervensi
Diskusikan
dgn klien ttg obat (dosis, rute, indikasi, efek samping, waktu, dan apa yg dilakukan saat anafilaksis tjd) Ajarkan cara menggunakan inhaler utk klien asma.
24
Evaluasi
SOAP
diharapkan utk menghindari atau kontrol faktor risiko thd manifestasi klinis.
25