Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Definisi
Tinea
pedis merupakan infeksi dermatofita pada kaki terutama mengenai sela jari dan telapak kaki sedangkan yang terdapat pada bagian dorsal pedis dianggap sebagai tinea korporis. Sinonim: foot ringworm, athlete foot, footmycosis
Etiologi
Trichophyton
rubrum (paling sering), T. interdigitale, T. tonsurans (sering pada anak) dan Epidermophyton floccosum.
Epidemiologi
Dunia
10 % dari penduduk dunia Lebih sering menyerang usia muda hingga orang tua Laki-laki > perempuan Dominan di daerah yang beriklim tropis
Data Pasien Kasus Baru Tinea Pedis Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Kardinah Berdasarkan Jenis Kelamin Periode September 2011 Agustus 2011
65,89 %
10 pasien
Jumlah kasus : 30
Laki-laki Perempuan
20 pasien
34,10 %
meluas, Kelainan berbatas tegas, Bagian tepi lebih aktif daripada bagian tengah (eczema marginatum)
Bentuk kelainan
Bentuk
Kasus
Identitas
Seorang
wanita berusia 17 tahun, pelajar SMA, beragama Islam dan belum menikah datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Kardinah Tegal dengan keluhan bercak kemerahan yang berbentuk bulat dan terasa gatal pada bagian kaki dan tangan.
ANAMNESIS KHUSUS
Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 1 Agustus 2012, pukul 10.00 WIB di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Kardinah Tegal.
3 bulan
Bintik merah terasa gatal di sela jari kaki; berair Mendapat pengobatan mikonazole;tidak membaik Bintik kemerahan semakin membesar Mendapat skabimite
1 bulan
1 minggu
Hari-H
Pasien
mengaku tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Ini yang pertama kali buat pasien. Pasien menyangkal adanya hal yang sama dikeluhkan oleh anggota keluarga ataupun orang yang tinggal serumah dengan pasien. Pasien mengaku tidak ada mengeluh demam ataupun terasa nyeri pada sekitar lesi.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan
umum
Kesadaran Berat
Kepala : normocephali, simetris, rambut hitam, penyebaran merata Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera kuning (-/-), Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-) Mulut : Kering (-), tonsil tenang, faring hiperemis (-) Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-) Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB dan kelenjar tiroid
: Bentuk normal, gerak nafas simetris, ginekomastia (-/-) : Tidak dilakukan : Tidak dilakukan : Jantung: S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Paru : Sn vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Ekstremitas superior : Kelainan gerak (-), atrofi otot (-), oedem (-), akral hangat (-) Kuku : onikodistrofi (-), pitting nail (-), onikolisis (-); Sendi : nyeri (-), deformitas (-), kontraktur jari tangan (-); Kulit : lihat status dermatologikus
Ekstremitas inferior : Kelainan gerak (-), atrofi otot (-), oedem (-), akral hangat(-) Kuku : onikodistrofi (-), pitting nail (-), onikolisis (-); Sendi : nyeri (-), deformitas (-), kontraktur jari tangan (-); Kulit : lihat status dermatologikus
ekstremitas
Status dermatologis
Distribusi : regional Ad regio : pedis dektra dan sinistra, serta manus sinistra Lesi : multipel, sirkumskrip, berbentuk hampir bulat dan oval pada pedis sinistra dan dekstra dengan luas lesi 4x5 cm dan yang terbesar 6x5 cm. pada manus sinistra tedapat lesi berbentuk merah dengan diameter 1x1 cm. berbatas tegas, tepi menimbul, kering, dan central healing. Efloresensi : eritema, skuama halus berwarna putih, papul
Ad regio pedis
Ad regio manus
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
Resume
Seorang
wanita berusia 17 tahun beragama islam, pelajar SMA dan belum menikah datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 20 September 2012 pada pukul 10:00 WIB dengan keluhan tedapat bercak kemerahan yang berbentuk bulat dan terasa gatal pada bagian kaki dan tangan.
Resume2
Pada anamnesis didapatkan 3 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS), pasien mengeluh muncul bintikbintik merah pada kaki yang terasa gatal. Lesi berbentuk bintik merah berisi carian disela-sela jari kaki. 1 bulan SMRS, pasien datang ke dokter umum lagi dengan keluhan bintik-bintik merah tadi semakin membesar dan terasa gatal. 1 minggu SMRS, pasien mengeluhkan kelainan yang sama muncul pada tangan kiri, disela jari IV dan V. Kelainan muncul sebagai bintik kemerahan yang terasa gatal. Hari ini, pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD kardinah dengan keluhan kulit kemerahan berbentuk hampir bulat sebesar bola pingpong nyang terasa gatal pada kaki dan tangan sejak 3 bulan lalu dan semakin membesar. Tedapat dua lesi pada kaki yang berbentuk bulat dan oval dengan pinggiran lesi kemerahan dan terasa gatal. Pasien pernah mendapat pengobatan salap mikonazole dan skabimite namun tidak ada perbaikan.
Resume3
Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal. Pada status dermatologikus didapatkan distribusi : regional. Ad regio : pedis dektra dan sinistra, serta manus sinistra. Lesi : multipel, sirkumsrip, berbentuk hampir bulat dan oval pada pedis sinistra dan dekstra dengan luas lesi 4x5 cm dan yang terbesar 6x5 cm. pada manus sinistra tedapat lesi berbentuk merah dengan diameter 1x1 cm. berbatas tegas, tepi menimbul, kering, dan central healing. Efloresensi : eritema, skuama halus berwarna putih, papul.
Pada pemeriksaan penunjang kerokan kulit dengan KOH 20% ditemukan jamur dengan hifa panjang yang bersepta.
Diagnosis Pasti
Tinea Pedis dan Tinea Manus
Pemeriksaan Anjuran
Kultur
Penatalaksanaan
Umum
Khusus
Sistemik:
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan cara pengobatannya Bila terasa gatal, sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena dapat menyebabkan luka dan infeksi sekunder. Menjaga kebersihan diri (personal)
Topikal
Mikonazole 2% salap dioleskan pada lesi 2x1 pagi dan sore setelah mandi selama 2 minggu.
Resume
Quo
Pembahsan
Diagnosis
pasti dari kasus ini adalah Tinea Pedis dan Tinea Manus. Diagnosis ini ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pada
anamnesis pasien didapatkan keluhan kemerahan yang terasa gatal pada kaki dan tangan ini sudah dimulai sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan kemerahan ini pada awalnya hanya berbentuk kemerahan kecil yang terasa gatal dan akan semakin terasa gatal jika berkeringat. Lesi awalnya bermula di sela jari kaki yang bentuk bruntus-bruntus berisi air dan 1 minggu sebelum pasien dating ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Kardinah Tegal lesi yang sama muncul disela jari tangan IV dan V. Kemudian lesi ini berkembang semakin membesar dengan tepi lesi tampak lebih aktif (kemerahan).
Pasien juga sudah mengunjungi dokter untuk berobat. Pasien melakukan 2 kunjungan, kunjungan yang pertama pasien mendapatkan pengobatan salap mikonazole dan pada kunjungan yang kedua pasien mendapatkan skabimite. Dari kedua kunjungan ini keluhan pasien tetap masih ada dan tidak ada perbaikan. Hal ini bisa disebabkan karena faktor dari pasien sendiri. Pada pemakaian mikonazole pasien mengaku menghentikan pemakaian karena tidak ada perbaikan. Hal ini bisa terjadi karena cara pakai dari pasien yang tidak tepat atau pasien tidak telaten dalam mengoleskan salap pada lesi. Untuk pemakaian skabimite kurang tepat dalam kasus ini karena kelainan kulit ini disebabkan oleh dermatofita.
Pada
pemeriksaan fisik ditemukan lesi dengan distribusi : regional. Ad regio : pedis dektra dan sinistra, serta manus sinistra. Lesi : multipel, sirkumsrip, berbentuk hampir bulat dan oval pada pedis sinistra dan dekstra dengan luas lesi 4x5 cm dan yang terbesar 6x5 cm. pada manus sinistra tedapat lesi berbentuk merah dengan diameter 1x1 cm. berbatas tegas, tepi menimbul, kering, dan central healing. Efloresensi : eritema, skuama halus berwarna putih, papul. Pada pemeriksaan penunjang kerokan kulit dengan KOH 20% ditemukan jamur dengan hifa yang bersepta.
Hal
ini sesuai dengan teori tentang Tinea Pedis dan Tinea Manus yang mana menyebutkan bahwa predileksi dari kelainan ada pada region pedis dan manus. Lesi awal berbentuk papul ataupun vesikel kemerahan yang lama kelamaan akan membesar dengan tepi lebih aktif dan terdapat central healing. Pada pemeriksaan fisik juga ditemukan moccasin foot, yaitu lesi yang muncul pada telapak kaki maupun punggung kaki dengan kulit yang menebal dan bersisik.
Pasien
juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kultur jamur dan pemeriksaan fungsi hati. Hal ini berkaitan dengan penatalaksanaan pada pasien. Kultur jamur dapat dilakukan untuk menyokong pemeriksaan dan menentukan spesis jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanam bahan klinis pada media buatan. Yang dianggap paling baik adalah medium agar dekstrosa Sabouraud. Media agar ini ditambahkan dengan antibiotik (kloramfenikol atau sikloheksimid.(1,5)
Pemeriksaan
SGOT dan SGPT dilakukan untuk menentukan pemakaian obat sistemik yang akan digunakan karena obat sistemik yang dipakai disini adalah ketokonazole yang mana obat ini bersifat hepatotoksik. Jika seseorang pasien tedapat kelainan fungsi hati maka harus dipikirkan alternative obat lain yang tidak bersifat hepatotoksik.
Pentalaksanaan
pada pasien ini diberikan obat topikal dan sistemik. Obat topikal yang diberikan adalah salap mikonazole 2% dioleskan 2 kali sehari, pagi dan sore setelah mandi. Obat sistemik diberikan ketoconazole 200 mg 2x1 selama 10 hari. Karena sifatnya yang hepatotoksik, ketoconazole bisa diganti dengan itrakonazole yang lebih aman daripada ketoconazole. Pemberian itrakonazole 100-200 mg 2x1 dalam 3 hari. Dipilihnya obat ketoconazole karena obat ini terbukti sangat baik untuk pengobatan tinea pedis.
Prognosis
dari tinea pedis ini pada umumnya baik dengan angka kesembuhan 70-100% jika diobati dengan tepat dan pasien menuruti anjuran dari dokter.