You are on page 1of 7

1.

PENDAHULUAN

2.1 Batasan Pengertian Undang-Undang nomor 40 tahun 2004 ditandatangani pada akhir pemerintahan Megawati Soekarnoputri. Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah sebuah sistem jaminan sosial yang

ditetapkan di Indonesia dalam Undang-Undang nomor 40 tahun 2004. Jaminan sosial ini adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh negara Republik Indonesia guna menjamin warganegaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak. UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN menggantikan program-program jaminan sosial yang ada sebelumnya (Askes, Jamsostek, Taspen, dan Asabri) yang dinilai kurang berhasil memberikan manfaat yang berarti kepada penggunanya, karena jumlah pesertanya kurang, jumlah nilai manfaat program kurang memadai, dan kurang baiknya tata kelola manajemen program tersebut. Penyelenggaraaan jaminan sosial nasional yang merupakan salah satu pilar untuk memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945. UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN menentukan 5 jenis program jaminan social, yaitu program jaminan kesehatan (JK), jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan hari tua (JHT), jaminan pensiun (JP) dan jaminan kematian (JKM), yang diselenggarakan oleh Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang merupakan transformasi dari BUMN penyelenggara jaminan sosial yang sekarang telah berjalan.

2.2 Hak dari Sasaran 1. Terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi peserta dan/atau keluarganya. 2. Setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur. 3. Setiap orang diberikan jaminan sosial yang menyeluruh, negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. 4. Peserta mendapatkan berbagai program jaminan sosial sebagai berikut: a. jaminan kesehatan; b. jaminan kecelakaan kerja; c. jaminan hari tua; d. jaminan pensiun; dan e. jaminan kematian.

2.3 Kewajiban KEWAJIBAN MASYARAKAT

1. Setiap peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari upah atau suatu jumlah nominal tertentu. 2. Setiap pemberi kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan iuran yang menjadi kewajibannya dan membayarkan iuran tersebut kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial secara berkala. 3. Iuran program jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang yang tidak mampu dibayar oleh Pemerintah.

KEWAJIBAN PEMERINTAH

1. Pemerintah membayar Iuran program jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang yang tidak mampu. 2. Pemerintah membayar iuran untuk program jaminan kesehatan. 3. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial mengelola pembukuan sesuai dengan standar akuntasi yang berlaku. 4. Subsidi silang antar program dengan membayarkan manfaat suatu program dari dana prgram lain yang tidak diperkenankan. 5. Pesera berhak setiap saat memperoleh infromasi tentang akumulasi iuran dan hasil pengembangannya serta manfaat dari jenis program jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian. 6. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial wajib memberikan informasi skumulasi iuran berikut hasil pengembangannya kepada setiap peserta jaminan hari tua sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun.

3. ANALISIS KELOMPOK 3.1 Kelebihan 1. SJSN diselenggarakan berdasarkan sembilan prinsip, yaitu kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntatabilitas, kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan dana jaminan sosial yang dipergunakan untuk pengembangan program dan kepentingan peserta. 2. SJSN mengubah penyelenggaraan dengan kepesertaan wajib untuk seluruh rakyat (termasuk sektor informal) dan penyelenggaraan tidak mencari untung untuk pemerintah akan tetapi mencari keuntungan untuk peserta. Setiap keuntungan yang diperoleh tidak perlu dipotong pajak penghasilan badan dan badan penyelenggara tidak membayar deviden. Hasil keuntungan akan dikembalikan seutuhnya untuk peserta, dalam bentuk peningkatan manfaat (benefit). 3. Program jaminan kesehatan secara nasional berlaku untuk semua penyakit 4. Peserta dan pemberi kerja memberi konstribusi dalam pengambilan kebijakan, peserta dan pemberi kerja bersama-sama pemerintah menentukan kebijakan dan ikut menjadi pengawas dan ada keseragaman jaminan antar penduduk.

3.2 Kekurangan 1. UUD 1945 pasal 28 H menyebutkan "Jaminan Sosial adalah hak setiap rakyat Indonesia". Arti hak, bukanlah wajib. Maka pemerintahlah yang wajib memberikan perlindungan itu kepada rakyat sesuai Konstitusi. Namun UU SJSN tidak demikian. 2. UU SJSN ini dianggap tetap tidak bisa memenuhi hak-hak warga negara yang diatur konstitusi. Untuk fakir miskin dan anak-anak terlantar hanya mendapat jaminan kesehatan saja. 3. Tidak terdapat pengaturan tentang bantuan sosial. 4. Terlalu menekankan pada jaminan kesehatan. Sejumlah 10 pasal di dalamnya mengatur kesehatan dan hanya empat pasal tentang jaminan lain. 5. Dalam UU SJSN dikatakan, jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial (pasal 19 ayat 6), tetapi prinsip asuransi sosial tidak dikenal dalam badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS). 6. Pasal 17 ayat 4 UU SJSN yang menyatakan iuran untuk program jaminan sosial bagi fakir miskin dan tidak mampu dibayar pemerintah. Tidak mempedulikan pengangguran yang belum bekerja, orang tua, anak-anak dan golongan lain yang tidak bekerja dan tidak membayar iuran tetapi tidak masuk dalam kategori miskin dan tidak mampu. 7. Pasal 17 ayat 5 dikatakan pada tahap pertama, iuran dibayar oleh pemerintah untuk program jaminan kesehatan. Namun tahap selanjutnya tidak dijabarkan.

5. KESIMPULAN Sistem Jaminan Sosial Nasional pada dasarnya merupakan program Negara yang bertujuan memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui program ini, setiap penduduk diharakan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila tejadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan, karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut, atau pensiun. Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Nomor 40 Tahun 2004 adalah perintah konstitusi. UUD 1945 mengharuskan adanya jaminan sosial untuk seluruh rakyat, bukan hanya untuk pegawai negeri. Dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, kita melihat bahwa asal kata undang-undang tersebut adalah sistem. Namun, dalam batang tubuhnya undang-undang ini cenderung mengatur penyelenggaraan jaminan sosial berdasarkan sistem jaminan sosial untuk pekerja formal yang memberikan manfaat sesuai dengan jumlah iuran yang dibayar peserta dan sistem jaminan social yang dilaksanakan secara sukarela oleh rakyat yang menginginkan kehidupan lebih baik. Sedangkan untuk sistem jaminan sosial yang diperuntukkan untuk melindungi penduduk miskin dan usia lanjut diatur dalam peraturan pelaksana lainnya. Selain itu, sampai saat ini masih banyak pengaturan lebih lanjut tentang Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 sampai saat ini masih belum terbentuk sehingga menyulitkan dalam usaha mewujudkan suatu sistem jaminan sosial nasional

You might also like