You are on page 1of 11

MACAM-MACAM ASUHAN KEBIDANAN

2.1 pengertian Asuhan Kebidanan


Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebtuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999). Secara Ringkas, Asuhan kebidanan adalah Asuhan yang di berikan oleh seorang Bidan yang mempunyai Ruang Lingkup sebagai berikut: 1. Remaja Putri 2. Wanita Pranikah 3. Ibu hamil 4. Ibu Bersalin 5. Ibu Nifas 6. bayi Baru lahir 7. bayi dan balita 8. menopause 9. Wanita dengan gangguan reproduksi 2.2 Macam-macam Asuhan kebidanan 2.2.1 Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil Asuhan kebidanan pada ibu hamil adalah asuhan yang diberikan Bidan pada ibu hamil utuk mengetahui kesehatan ibu dan janin serta untuk mencegah dan menangani secara dini kegawatdaruratan yang terjadi pada saat kehamilan. Tujuan pemeriksaan dan pengawasan Ibu hamil 1. Tujuan umum Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. 2. Tujuan khusus Mengenal dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas Mengenal dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehat sehari-hari Standar Asuhan Kehamilan Kunjungan antenatal care (ANC) minimal : 1. Satu kali pada trimester 1 (usia kehamilan 0 13 minggu). 2. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14 27 minggu) 3. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 18 40 minggu) Kehamilan memberikan perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis bagi ibu hamil.Perubahanperubahan yang bersifat fisiologis misalnya; pusing, mual, tidak nafsu makan, BB bertambah dan sebagainya. Sedangkan perubahan psikologis yang menyertai ibu hamildiantaranya; ibu menjadi mudah tersinggung, bangga dan bergairah dengan kehamilannya dan sebagainya.

Adapun pelaksanaan komunikasi bagi ibu hamil, bidan diharapkan :(a) mampu melaksanakan asuhan dan tindakan pemeriksaan, pendidikan kesehatan dan segala bentukpelayanan kebidanan ibu hamil; (b) dengan adanya komunikasi terapeutik diharapkan dapat meredam permasalahan psikososial yang berdampak negatif bagi kehamilan; (c) membantu ibu sejak pra konsepsi untuk mengorganisasikan perasaannya, pikirannya untuk menerima dan memelihara kehamilannya. 2.2.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Asuhan yang di berikan Bidan pada Ibu Bersalin. Bidan melakukan Observasi pada Ibu Bersalin, yani pada Kala I, Kala II, kala III, Dan kala IV. 1. kala I: Pembukaan 0-10 Pembukaan: 1. fase laten: 8jam : 0-3 2. fase Aktif: 6jam : 1. Akselerasi: (2jam) 3-4 2. Dilatasi max: (2jam) 4-9 3. Deselerasi: (2jam) 9-10 Asuhan yang diberikan : 1. memonitoring tekanan darah, suhu badan, denyut nadi setiap 4jam 2. mendengarkan denyut jantung janin setiap jam pada fase laten dan 30 menit pada fase aktif. 3. palpasi kontraksi uterus setiap jam setiap fase laten dan 30 menit pada fase aktif. 4. memonitoring pembukaan servik penurunan bagian daerah terendah pada fase laten dan fase aktif setiap 4jam. 5. memonitoring pengeluaran urine setiap 2jam 6. menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga atau temandekat untuk mendampingi ibu. 7. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan selanjutnya serta kemajuan persalinan dan meminta persetujuan ibu untuk rencana asuhan selanjutnya. 8. mengatur aktifitas dan posisi dan membimbing relaksasi sewaktu ada his. 9. menjaga privasi ibu. 10. menjaga kebersihan diri 11. memberi rasa aman dan menghindari rasa panas, mengurangi rasa nyeri ketika his misalnya dengan membuat rasa sejuk dan masase. 12. memberikan cukup minum dan makan 13. memastikan dan mempertahankan kandung kemih tetap kosong 14. menciptakan rasa kedekatan antara bidan dan ibu misalnya dengan sentuhan. 2. kala II: Lahirnya janin Asuhan yang diberikan : 1. memberikan dukungan terus menerus kepada ibu 2. memastikan kecukupan makan dan minum 3. mempertahankan kebersihan diri 4. mempersiapkan kelahiran bayi 5. membimbing meneran pada waktu his 6. melakukan pemantauan keadaan ibu dan denyut jantung bayi terus menerus 7. melakukan amniotomi 8. melakukan episiotomi jika diperlukan 9. melahirkan kepala sesuai mekanisme persalinan dan jalan lahir 10. melonggarkan atau melepaskannya, bila ada lilitan tali pusat pada kepala dan badan bayi.

11. melahirkan bahu dan diikuti badan bayi 12. nilai tanda-tanda kehidupan bayi minimal 3 aspek adalah asuhan bernafas , denyut jantung, warna kulit 13. klem/jepit tali pusat didua tempat dan potong dengan gunting steril/DTT 14. menjaga kehangatan bayi 15. merangsang pernafasan bayi bila diperlukan 3. kala III: Lahirnya Plasenta Asuhan yang diberikan : 1. melaksanakan menagemen aktif kala III a. melakukan palpasi uterus untuk memastikan tidak ada bayi laindalam 2menit

b. memberikan suntikan oksitosin 10 im - segera diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi, jika bayi tunggal - pemberian oksitosin 10 unit im dapat diulangi setelah 15 jika plasenta masih belum lahir. - jika oksitosin tidak tersedia, rangsang putting payudara ibu dan susukan bayi segera guna menghasilkan oksitosin alamiah. c. melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT) d. setelah ada tanda-tanda pelepasan plasenta, plasenta dilahirkan dengan perasat brandt Andrew. e. setelah kelahiran plasenta, lakukan masase fundus uteri 2. memotong dan mengikat tali pusat 3. memperlihatkan/mendekatkan bayi dengan ibunya. 4. meletakkan bayi segera mungkin, kurang dari 30 menit setelah lahir bila Memungkinkan. 4. kala IV: 2jam Post partum Asuhan yang diberikan : 1. lanjutkan pemantauan kontraksi uterus, pengeluaran darah, tanda-tanda Vital a. 2-3 kali selama 10 menit pertama b. setiap 15 menit selam 1 jam c. setiap 20-30 menit selama jam kedua d. jika uters tidak berkontraksi dengan baik, lakukan masase fundus dan berikan methyl-ergometrine 0,2 mg IM (jika ibu tidak mengalami hipertensi). 2. melakukan pemeriksaan jalan lahir dan perineum 3. melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaputnya 4. ajarkan ibu/keluarga tentang cara mengecek/meraba uterus dan memasasenya. 5. evaluasi darah yang hilang. 6. memantau pengeluaran klohkea (biasanya tidak lebih dari darah haid ) 7. mempertahankan kandung kemih tetep kosong (tidak dengan kateterisasi).

2.2.3 Asuhan kebidanan pada Ibu Nifas Asuhan kebidanan pada Ibu nafas adalah Asuhan yang di berikan Pada Ibu Nifas. Biasanya berlangsung selama 40 hari atau sekitar 6minggu. Pada Asuhan ini Bidan memberikan Asuhan berupa Memantau Involusi Uteri, Kelancaran ASI, dan Kondisi Ibu dan Anak. Ibu setelah melahirkan akan mengalami fase ini yaitu fase ibu nifas. Ibu nifas juga mengalamiperubahan-perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis. Oleh karena itu, diperlukan juga komunikasi pada saat nifas. Perubahan fisiologis pada ibu nifas meliputi: prosespengembalian fungsi rahim, keluarnya lochea, dsb. Sedangkan perubahan psikologis meliputi: perasaan bangga setelah melewati proses persalinan, bahagia bayi telah lahir sesuai denganharapan, kondisi-kondisi yang membuat ibu sedih saat nifas (keadaan bayi tidak sesuai harapan, perceraian, dsb). Pelaksanaan komunikasi yang dilakukan bidan pada ibu nifas harus memperhatikan kestabilanemosi ibu, arah pembicaraan terfokus pada penerimaan kelahiran bayi, penyampaian informasijelas dan mudah dimengerti oleh ibu dan keluarga, dsb. 2.2.4 Asuhan Kebidanan pada Bayi baru lahir Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir adalah Asuhan yang di berikan Bidan pada bayi baru lahir. Pada bayi baru lahir Bidan memotong tali plasenta, memandikan, mengobservasi ada tidaknya gangguan pada pernafasan dsb dan memakaikan pakaian dan membendong dengan kain. Komunikasi pada bayi dimulai sejak kelahiran sejak bayi mulai menangis sampai lancarberbicara. Fase pertumbuhan dan perkembangan komunikasi bayi meliputi : (1) fase prelinguistic; (2) kata pertama; (3) kalimat pertama; (4) kemampuan bicara egosentris dan memasyarakat; (5) perkembangan semantik

Fase Prelinguistic

Suara pertama kali yang dikeluarkan bayi baru lahir adalah tangisan. Hal tersebut sebagai reaksi perubahan tekanan udara dan suhu luar uterin. Bayi menangis dikarenakan lapar, tidak nyaman oleh karena basah, kesakitan atau minta perhatian. Bunyi refleksi (reflek vocal) juga termasuk dalam fase prelinguistic, yang meliputi : (a) Babling (meraban), fase ini dimulai ketikabayi tahu suaranya, senang mendengar suaranya dan kemudian diulang seperti berbicarasendiri. (b) Echolalia, mengulang gema suara dari suara yang diucapkan orang lain. 2.2.5 Asuhan kebidanan pada Neunatus dan Balita Asuhan kebidanan pada neunatus dan balita adalah Asuhan yang di berikan Bidan pada Neunatus dan balita. Pada balita Bidan memberikan Pelayanan, informasi tentang Imunisasi dan KIE sekitar kesehatan neunatus dan balita. 2.2.6 Asuhan kebidanan pada Pelayanan KB Asuhan Kebidanan pada pelayanan KB adalah Asuhan yang diberikan Bidan pada Ibu yang akan melakukan pelayanan KB. Bidan memberikan asuhan tentang macam-macam KB, efek dan dampak dari pemakaian KB, serta memberikan wewenang terhadap IBu untuk memilih macam-macam KB yang akan di gunakan. Tidak semua akseptor KB mengalami kenyamanan dalam menggunakan alat kontrasepsi. Ada juga yang mengalami perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis setelahpenggunaan alat

kontrasepsi. Perubahan fisiologis yang sering terjadi adalah akibat dari efek samping penggunaan alat kontrasepsi tersebut. Misalnya pusing, BB bertambah, timbul flek-flek di wajah, gangguan menstruasi, keputihan, gangguan libido, dll. Adapun perubahan psikologisyang dialami adalah kecemasan atau ketakutan akan keluhan-keluhan yang terjadi, kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi. 2.2.7 Asuhan kebidanan pada Wanita dengan gangguan Reproduksi Asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan Reproduksi adalah Asuhan yang di berikan Bidan pada wanita yang mengalami gangguan reproduksi. Bidan memberikan KIE (Konseling Informasi Edukasi) tentang gangguan-gangguan reproduksi yang sering muncul pada wanita seperti keputihan, menstruasi yang tidak teratur. Wanita dengan gangguan sistem reproduksi akan mengalami gangguan atau perubahanyang bersifat fisiologis maupun psikologis. Perubahan fisiologis yang terjadi seperti keputihan,gangguan haid, penyakit menular seksual, dll. Sedangkan perubahan yang bersifat psikologisdiantaranya ibu cemas, takut akan masalah-masalah yang terjadi dan ketidaksiapan dalam menerima kenyataan. Pelaksanaan komunikasi pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi adalah penjelasan kemungkinan penyebab gangguan yang dialaminya, deteksi dini terhadap kelainan sehubungan dengan gangguan reproduksi, pemberian informasi tentang layanan kesehatan, membantu dalam pengambilan keputusan dan pemberian support mental.

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Teori, Model, dan Konsep Asuhan Kebidanan A. Pengertian Teori Kebidanan Teori adalah ide yang direncanakan dalam pikiran dan dituangkan ke dalam gambaran berupa objek tentang suatu kejadiaan atau objek yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial yang menarik perhatiannya. Teori berfungsi sebagai jalur logika atau penalaran yang digunakan oleh peneliti untuk menerangkan hubungan pengaruh antar fenomena yang dikaji. Jadi teori kebidanan merupakan seperangkat konsep yang dapat menguraikan secara jelas tentang disiplin ilmu kebidanan. B. Pengertian Model Kebidanan Model adalah contoh atau peragaan untuk menggambarkan sesuatu. Sedangkan Model Kebidanan adalah atau suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja. seorang bidan dalam memberi asuhan kebidanan dan tidak terlepas dari teori yang mempengaruhinya. C. Pengertian Konsep Asuhan Kebidanan Konsep adalah penopang sebuah teori yang menjelaskan tentang suatu teori yang menjelaskan tentang suatu teori yang menjelaskan tentang suatu teori yang dapat dites dalam suatu observasi atau penelitian bersifat abstrak yang menggambarkan cirri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa, fenomena. Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab bidan dalam memberi pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan masalah kesehatan ibu di masa hamil, persalinan, nifas, seletah lahir, serta keluarga berencana.

2.2 Model Konseptual Asuhan Kebidanan Model Konseptual kebidanan adalah tolak ukur bagi bidan dalam memberi asuhan kebidanan. Konseptual model adalah gambaran abstrak dari suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin. Model asuhan kebidanan yaitu kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses kehidupan normal. Dalam asuhan kebidanan termasuk : 1. 2. 3. 4. 5. Memonitor kesejahteraan ibu baik fisik, psikologi maupun social dalam siklus kehamilan dan persalinan Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan, konseling, asuhan prenatal, dalam proses persalinan dan Intervensi teknologi seminimal mungkin Mengidentifikasi dan memberikan bantuan obstetric yang dibutuhkan Ruang lingkup praktek kebidanan : Menolong Persalinan Konseling Penyuluhan Asuhan pada saat hamil, melahirkan, nifas dan BBL Deteksi dini penyakit Pengobatan terbatas ginekologi Pertolongan gawat darurat Pengawasan tumbuh kembang Supervisi Menurunkan / menghilangkan stress Membuat diri kita merasa lebih baik, bahagia, tenang dan nyaman Lebih memahami diri sendiri dan orang lain Merasakan kepuasan dalam hidup Mendorong perkembangan personal Meningkatkan hubungan yang lebih efektif dengan orang lain Memaksimalkan fungsi diri dan kehidupan kita sehari hari

bantuan masa post partum

Ada beberapa manfaat yang bisa didapat dengan melakukan konseling diantaranya :

Pengantar teori dalam praktek kebidanan dituangkan dalam standar pelayanan kebidanan yang berguna dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penerapan standar pelayanan akan melindungi masyarakat karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan dengan jelas. Dengan adanya standar pelayanan dapat dibandingkan dengan pelayanan yang diperoleh masyarakat akan memberikan kepercayaan yang lebih mantap terhadap pelaksana pelayan. Masalah yang ditemukan dalam penyusunan standar pelayanan kebidanan adalah bahwa diantara apa yang telah biasa dilakukan dalam praktek kebidanan sebenarnya merupakan tindakan ritualistic yang tidak berdasarkan pada pengalaman praktek yang terbaik. Dalam standar praktek kebidanan tindakan yang bersifat ritualistic seperti melakukan episiotomi secara rutin dan memandikan bayi setelah lahir sudah tidak dianjurkan lagi. Perubahan standar pelayanan seperti inididasarkan pada pengalaman yang terbaik dari para praktisi di seluruh dunia. Praktek kebidanan, managemen kesehatan wanita secara mandiri berfokus pada kehamilan, persalinan, nifas, asuhan BBL, KB dan kesehatan reproduksi wanita.

2.3. Teori Asuhan Kebidanan menurut Ela Joy Lehrman Dalam menjalankan profesi kebidanan, Ela Joy Lehrman melihat makin banyaknya tugas yang dibebankan pada bidan yang harus dilaksanakan dengan penuh profesionalisme dan tanggung jawab. Dengan pandangan Ela Joy lehrmen tersebut menjadi latar belakang munculnya teori kebidanan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. Teori lehrman ini menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik pemberian asuhan pada wanita hamil dan memberi pertolongan persalinan. Lehrman menyelidiki bahwa pelayanan antenatal menunjukan perbedaan antara prosedur administrasi yang dibebankan serta manfaat antenatal dan jenis pelayanan yang diterima wanita di klinik kebidanan. Hubungan antara identifikasi faktor risiko dan keefektifan dari antenatal care terhadap hasil yang diinginkan belum terpenuhi. Leherman dan koleganya ingin menjelaskan perbedaan antara pengalaman seorang wanita dengan keseorangan bidan untuk mengaplikasikan konsep kebidanan dalam praktek. Tujuan dari penelitian yang dilakukan Lehrman yaitu mengidentifikasi kompenen- komponen yang saling mempengaruhi dalam praktek kebidanan. Hasil dari penelitiannya adalah Teori yang dikemukakan oleh Lehrman mencakup 8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal, diantaranya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Asuhan yang berkesinambungan Keluarga sebagai pusat asuhan Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan Tidak ada intervensi dalam asuhan Fleksibilitas dalam asuhan Keterlibatan dalam asuhan Advokasi dari klien Waktu

Pada asuhan partisipatif bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, perencanaan, dan evaluasi. Pasien / klien ikut bertanggung jawab atau mengambil bagian dalam pelayanan antenatal. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya palipasi klien akan melakukan pada tempat tertentu atau ikut mendengarkan denyut jantung. Dari ke delapan komponen yang dibuat Lehraman tersebut kemudian diuji cobakan oleh Morten pada tahun 1991 pada pasien pascapartum.

Dari hasil penerapan uji coba tersebut Morten menambahkan tiga komponen lagi pada ke delapan konsep yang dibuat oleh Lehrman yaitu: 1. Tekhnik Terapeutik Proses komunikasi yang sangat penting dalam komunikasi konseling secara khusus yang lebih mengutamakan konsep terapi seorang tenaga kesehatan dalam proses perkembangan dan penyembuhan pasein / klien. Terapeutik dapat dilakukan dengan menunjukkan sikap misalnya : Mendengar dengan aktif Mengkaji masalah Klarifikasi masalah Humor ( tidak bersikap kaku ) Sikap yang tidak menuduh Jujur Mengakui kesalahan

2.

Pengakuaan fasilitasi ( memfasilitasi ) Menghargai hak klien Pemberiaan izin Pemberdayaan ( Empowerment )

Suatu proses pemberiaan kekuatan dan kekuasaan. Melalui penampilan dan pendekatan bidan dapat meningkatkan kemampuan dalam mengoreksi, mengesahkan, menilai, dan memberi dukungan. 3. Hubungan Sesama ( Lateral Relationship )

Meliputi menjalin hubungan yang baik dengaan klien, bersikap terbuka dengan klien, sejalan dengan klien sehingga antara klien dan bidan terlihat tampak akrab dan tebina hubungan saling percaya yang harmonis (misalnya, sikap empati, atau berbagi pengalaman).

2.4 Teori Asuhan Kebidanan Ernesrtine Wiedenbach Ernestine adalah seorang perawat kebidanan lulusan Fakultas Keperawatan Universitas Yale, yang sangat tertarik pada masalah seputar keperawatan maternitas yang terfokus pada keluarga ( Family Centered Maternity Nursing ). Selain berpengalaman sebagai perawat dengan bekerja di klinik selama puluhan tahun, ia juga seorang penulis yang telah menghasilkan beberapa buku dan berpartisipasi dalam beberapa penelitian salah satunya bersama ahli filsafat bernama Dickoff. Konsep yang dihasilkan oleh Ernestine bukan hasil penelitiaan melainkan hasil pemikirannya yang dituangkan dalam bukunya Family - Centered Marternity Nursing. Konsep yang luas Wiedenbach yang nyata di temukan dalam keperawatan : 1. The agent ( Perantara ) Meliputi perawat, bidan dan orang lain Ernestine mengutarakan empat konsep yang mempengaruhi praktik keperawatan yaitu filosofi, tujuan, praktik dan seni. Filosopi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang segera mengembangkan yang lebih luas yaitu keburuhan untuk persiapan menjadi orang tua. 2. The recipient ( Penerima )

Meliputi wanita, keluarga, masyarakat. Menurut Wiedenbach adalah untuk memenuhi kebutuhannya terhadap bantuan. Individu penerima harus dipandang sebagai seseorang yang kompeten dan mampu melakukan segalannya sendiri. Jadi perawat atau bidan memberi pertolongan hanya apabila individu tersebut mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya sendiri. 3. The goal / purpose

Tujuan dari proses keperawatan adalah membantu orang yang membutuhkan bantuan. Perawat atau bidan harus bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien yang terlihat melalui prilakunya yang disesuaikan dengan kebutuhan masingmasing individu dengan memperhatika fisik, emosional dan fisiogikal. Untuk bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien / klien, bidan atau perawat harus menggunakan mata, telinga, tangan serta pikirannya.

4. a. b. c. d.

The Means Identifikasi kebutuhan klien, memerlukan keterampilan dan ide Memberikan dukugan dalam mencapai pertolongan yang dibutuhkan (ministion) Memberikan bantuan sesuai kebutuhan ( validation ) Mengkoordinasi tenaga yang ada untuk memberikan bantuaan ( coordination ) Pengetahuan Keterampilan : untuk bisa memahami kebutuhan pasien / klien : kemampuan perawat / bidan memenuhi kebutuhan pasien

Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada empat tahap yaitu

Untuk mengindentifikasi kebutuhan ini diperlukan : Judgement (penilaian) : kemampuan pengambilan keputusan

e.

The frame work lingkungan social, organisasi dan profesi. Kelima kelompok Wiedenbach dapat digambarkan dalam bagian : Identifikasi Mempersiapkan Koordinasi Validasi

Dari kelima elemen tersebut saling berhubungan, seperti yang terlihat dalam :

BAB III KESIMPULAN Dalam menjalankan profesi kebidanan, diperlukan tanggung jawab dan profesionalisme yang tinggi. Untuk mewujudkannya diperlukan beberapa konsep asuhan kebidanan seperti yang telah diuraikan diantaranya : asuhan yang berkesinambungan, keluarga sebagai pusat asuhan, pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan, tidak ada intervensi dalam asuhan, fleksibilitas dalam asuhan, keterlibatan dalam asuhan, advokasi dari klien,dan waktu. Serta, di perlukannya perantara ( bidan ), penerima ( pasien/klien ), maksud dan tujuan asuhan kebidanan. Sehingga pemberian pelayanan dari seorang tenaga kesehatan (bidan) kepada pasien/klien terpenuhi. Setiap kebutuhan dalam bantuan pertolongan persalinan, harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan pelayanan dalam asuhan kebidanan itu sendiri. Jadikan setiap pasien/klien itu keluarga kita karena dengan begitu akan terwujud hubungan yang harmonis, dan sangat membantu dalam kelancaran pelayanan kesehatan.

Daftar pustaka http://www.google.co.id/search?hl=id&&sa=X&ei=FK8ITdHhLsWyrAeY0PjUDg&ved=0CCYQBSgA&q=teori,model,ko nsep+menurut+ela+joy+lehrman+ernestine&spell=1 http://dypta.wordpress.com/2009/01/21/teori-teori-yang-mempengaruhi-model-kebidanan/ http://obstetriginekologi.com/og/teori+kebidanan+ela+joy+lehrman.html

http://nurul-yulianti.blogspot.com/2009/04/konsep-kebidanan.html?zx=967e2ccfef91c045 http://books.google.co.id/books?id=uLR04keGCyUC&printsec=frontcover&dq=konsep+kebidanan+sejarah+dan+prof esionalisme+oleh+atik+purwandari+A.md.keb,SKM&source=bl&ots=Oz7p6Co7r&sig=3uetmWp8yGeaeoEyDGv9qTtbwwE&hl=id&ei=JoEJTYKBMIvqrQfPl4jVDg&sa=X&oi=book_result&ct=result&r esnum=1&ved=0CBYQ6AEwAA#v=onepage&q=konsep%20kebidanan%20sejarah%20dan%20profesionalisme%20 oleh%20atik%20purwandari%20A.md.keb%2CSKM&f=false http://bidanku.blogspot.com/2008/11/buku-konsep-kebidanan.html http://episentrum.com/layanan/konseling/#more-19 http://infomediakita.blogspot.com/2010/04/makalah-kebidanan.html Arsinah, dkk. (2010). Konsep Kebidanan. Banjarnegara: Graha ilmu Soepardan, Dra. Hj Suryani. (2006). Konsep Kebidanan.Bandung: Buku Kedokteran EGC.

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara : - Bertahap dan sistematis - Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997 1. Pengertian Prosese pemecahan masalah Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis. Yang berfokus pada klien. 2. Langkah langkah I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara keseluruhan. II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah. III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasakan kondisi klien. V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah- langkah sebelumnya. VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efesien dan aman. VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif. Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikologi spiritual, pengetahuan klien. Data objektif adalahyang menggambarkan pendokunentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium da test

diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesui dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), Pemeriksaan penunjang (laboratorium, cacatan baru dan sebelumnya). Langkah II : Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi ang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Langkah VI : pelasanaan langsung asuhan dengan efesien dan aman Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efesien dan aman. Perencanaan ini bias dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Langkah VII : Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakh benar-benar akan terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Recana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan asuhan kebidanan yang diberikan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengkajian pada asuhan kebidanan ibu hamil dilakukan secara komprehensif dengan menggunakan cara anamnesa, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan umum dan fisik 2. Masalah yang timbul pada kasus ini adalah mual dan muntah jumlah sedikit sebanyak 8 kali warna jernih dan berkurangnya nafsu makan. B. Saran 1. Petugas kesehatan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai tanda-tanda dehidrasi secara dini dan cara penanggulangan dasar. 2. Memberikan konseling kepada ibu dan keluarga mengenai pola makan (nutrisi) dan pola kebiasaan sehari-hari. Menjelaskan mengenai proses fisiologis dalam masa kehamilan muda, serta memberikan terapi psikologis apabila ibu mempunyai masalah tersendiri.

You might also like