You are on page 1of 4

- FASILITAS PENGUKURUAN - ( METERING ) AMPER METER

2000 1500 2500

A
1000

Amper Meter dipergunakan untuk mengukur kuat arus yang dikeluarkan oleh alternator.

Pada setiap PKG terpasang 3 buah Amper Meter untuk membaca arus listrik pada masing-masing fasa 500 secara bersamaan. Melalui pembacaan pada ketiga meter ini dapat dilihat apakah arus listrik yang dikeluarkan oleh 0 alternator masih dalam batas normal atau tidak. Suatu kondisi dianggap tidak normal bila pembacaan pada amper meter ini menunjukkan : (1). Kuat arus listrik pada salah satu atau lebih dari ketiga fasa ini menunjukkan nilai melebihi kapasitas maksimum dari alternatornya. (2). Perbedaan kuat arus antara satu fasa dengan fasa yang lain terlampau besar. Pada umumnya, tidak baik menjalankan genset dengan perbedaan arus melebihi 10% dari kapasitas maksimum alternatornya. Dalam operasi tunggal (single operation) , pembacaan arus pada meter ini murni menunjukkan arus yang dipergunakan oleh beban pemakaian. Tetapi dalam operasi paralel, meter ini akan menampilkan nilai resultan antara arus yang dipergunakan oleh beban dengan arus pusar (circulating current) yang terjadi diantara sesama genset. Karena itu, bukanlah suatu hal yang aneh bila dalam suatu operasi paralel kuat arus pada amper meter menunjukkan nilai yang tinggi sekalipun beban belum terhubung sama sekali. VOLTMETER
400 300 500

V
200 100 0

Voltmeter dipergunakan untuk mengukur tegangan listrik . Pada setiap PKG, hanya terpasang satu buah voltmeter yang dilengkapi dengan satu buah voltage selector switch, sehingga bisa dipergunakan untuk mengukur ketiga fasa secara bergantian. Pengukuran yang umum dilakukan dengan voltmeter ini ialah tegangan fasa (fasa terhadap netral) atau tegangan antar fasa (line voltage).

Pada sistem operasi tunggal / single operation, tegangan yang terukur melalui voltmeter ini murni merupakan tegangan yang dihasilkan oleh genset yang dikontrol oleh masing-masing PKG. Tetapi pada sistem paralel, setelah circuit breaker tertutup (ON), tegangan yang ditampilkan tidak lagi mutlak merupakan tegangan satu genset saja, melainkan campuran / kombinasi dari semua tegangan yang dihasilkan oleh semua genset. Karena itu, untuk merubah tegangan pada sistem paralel, semua genset harus mengalami perubahan sesuai yang dikehendaki. Bila tidak, circulating current akan menjadi besar dan arus listrik menjadi tinggi dengan sendirinya.

METERING MANUALS

FREQUENCY METER
54

H z.
50 48 46

52

Frequency meter dipergunakan frekwensi tegangan listrik .

untuk

mengukur

Pada setiap PKG, terpasang satu buah frequency meter. Biarpun tegangannya terdiri dari 3 fasa, pengukuran frekwensi cukup dilakukan hanya pada salah satu fasa saja.

Frekwensi adalah produk / hasil dari kecepatan / speed engine. Semakin tinggi speed dari engine, semakin tinggi pula frekwensi yang dihasilkan. Karena itu, upaya mengubah frekwensi hanya bisa dilakukan dengan mengubah speed, melalui potensiometer "Frequency Trimmer" yang terpasang di-pintu panel. Frequency meter ini hanya menampilkan angka 45 s/d. 55 Hz. saja. Karena itu, bila frekwensi yang sebenarnya berada diluar kisaran angka ini, meter tidak bisa menampilkannya. Dalam keadaan demikian, operator harus berhati-hati dalam mengambil tindakan untuk membawa frekwensi ke titik normal-nya. Bila ada, gunakan Tachometer / RPM Meter pada EMP sebagai pembanding. Kecepatan normal engine ialah 1500 RPM. Dalam operasi tunggal, perubahan frekwensi pada satu genset bisa langsung terlihat begitu "Freq. Trimmer" diubah. Hal ini dikarenakan frekwensi sistemnya adalah frekwensi genset itu saja. Tetapi dalam operasi paralel dimana banyak genset terlibat dalam satu sistem, frekwensi sistemnya merupakan perpaduan dari semua frekwensi genset yang ter-paralel, dan masing-masing genset berpengaruh sesuai / sebanding dengan kapasitasnya. Artinya, semakin besar suatu genset, semakin dominan pengaruhnya terhadap frekwensi sistem itu. Perlu dipahami, bahwa perubahan kecepatan pada salah satu genset yang terparalel akan berakibat perubahan pembagian beban pada genset itu dan juga yang lainnya. Karena itu, untuk mengubah frekwensi sistem, harus mengubah kecepatan semua genset dan harus tetap memperhatikan pembagian beban pada masing-masing genset. Bila genset sedang bekerja paralel tanpa beban, perbedaan speed antara satu genset dengan lainnya akan mengakibatkan terjadinya "reverse power". COS-Q METER ( Power Factor Meter )
.5 in d .

C O S -Q
1

Cos-Q meter dipergunakan untuk mengukur faktor daya dari alternator. Maksudnya, dari produk tegangan dan arus yang dikeluarkan oleh alternator, berapa bagian yang benar-benar menjadi daya nyata atau daya yang benar-benar bisa dinikmati. Pada setiap PKG, cukup terpasang satu buah Cos-Q meter saja.

.5

cap.

Dilihat dari tampilan skalanya, meter ini berbeda dengan meter-meter yang lain,

METERING MANUALS

yang mana skala terendahnya menunjukkan nilai -0.5 cap. atau Lead, sedang nilai tengahnya ialah 1 dan nilai tertingginya ialah + 0.5 ind. atau Lag. Angka pada meter ini menunjukkan besarnya daya nyata yang terpakai dibanding daya buta yang dihasilkan oleh alternator. Tanda "negative" dan "positive" atau "ind." = "lag" dan "cap." = "lead" menunjukkan sifat beban yang terhubung. Bila meter ini menunjukkan nilai 1, maka ini berarti semua daya yang dikeluarkan oleh alternator dipakai menjadi beban nyata semuanya, dan ini adalah kondisi yang ideal . Pada sistem single operation, nilai yang ditampilkan oleh meter ini benar-benar menunjukkan faktor daya beban yang terhubung. Tetapi dalam sistem paralel, nilai yang ditampilkan merupakan perpaduan antara faktor daya beban dengan arus pusar / circulating current yang terjadi diantara sesama alternator. Akibatnya, antara satu alternator dengan lainnya tidak diperoleh nilai Cos-Q yang sama, tergantung dari arah arus pusar yang terjadi. Bila semua Cos-Q meter menunjukkan nilai yang sama, berarti tidak terjadi arus pusar diantara alternator, berarti pula bahwa nilai yang ditampilkan oleh Cos-Q meter merupakan faktor daya beban sesungguhnya. Karena arus pusar / circulating current timbul karena adanya perbedaan tegangan diantara alternator yang ter-paralel, maka untuk menyamakan semua Cos-Q meter dilakukan dengan mengatur tegangan pada genset yang sedang paralel. Genset yang mengeluarkan tegangan paling tinggi akan menunjukkan faktor daya yang paling induktiv, dan sebaliknya, genset yang mengeluarkan tegangan paling kecil akan menunjukkan faktor daya yang paling kapasitiv. Mengatur atau menyamakan Cos-Q meter harus selalu memperhatikan tegangan sistemnya. Kalau tegangan sistemnya sudah rendah, menyamakan faktor daya harus dilakukan pada genset yang kapasitv, atau dengan kata lain, menaikkan tegangan genset yang paling rendah. Demikian pula sebaliknya. Dalam suatu sistem paralel, terjadinya arus pusar dalam jumlah yang sedikit bukan berarti abnormalitas. Karena itu, perbedaan Cos-Q yang tidak terlampau mencolok, sekalipun ada tidak perlu dirisaukan. Dalam kasus-kasus tertentu, kita justru membutuhkan adanya perbedaan itu. Cos-Q meter memiliki ketepatan baca setelah arus listriknya melebihi 25% dari kapasitas / rating CT (trafo arus) -nya . Dalam keadaan tanpa beban atau terlalu sedikit beban, penampilan nilainya tidak perlu dipermasalahkan. Yang perlu diperhatikan pada saat paralel, biarpun tanpa beban antara satu genset dengan yang lain, penunjukkan tidak terlalu mencolok.

KW METER ( POWER METER )


1500 1000

KW
500 0

KW meter dipergunakan untuk mengukur Daya Nyata (Real Load) yang ditanggung oleh genset. Pada setiap PKG, terpasang satu buah KW Meter yang mengukur jumlah total daya nyata dari ketiga fasa. Besarnya daya nyata yang bisa ditanggung oleh suatu genset sangat erat kaitannya dengan kemampuan engine penggeraknya. Karena itu, beban maksimum yang boleh

METERING MANUALS

diberikan kepada suatu genset harus dilihat melalui KW meter ini. KW meter yang terpasang pada setiap PKG ini memiliki skala dengan nilai terbalik (minus atau reverse scale) sebesar 10% dari skala positiv maksimumnya. Penggunaan daripada reverse scale ini ialah untuk membaca bila terjadi "Reverse Power". Dalam sistem paralel yang menerapkan pola pembagian beban secara "Load Sharing", besarnya beban yang ditanggung oleh masing-masing genset bisa dibaca melalui KW meter-nya masing-masing. Dan perbandingan nilai yang ditampilkan oelh masing-masing KW meter nya seharusnya mengikuti perbandingan kapasitas masingmasing genset-nya. Bila genset sedang bekerja paralel tanpa beban, perbedaan speed antara satu genset dengan lainnya memungkinkan terjadinya perbedaan penampilan KW meter, dan kemungkinan juga ada yang menunjukkan nilai pada reverse scale. Bila hal ini terjadi, harus dilakukan pengaturan kecepatan melalui "Frequency Trimmer".

HOUR COUNTER HOUR COUNTER dipergunakan untuk mencatat jumlah jam kerja genset, supaya perawatan berkala dapat dilaksanakan sesuai jadwalnya. Hour Counter yang terpasang di pintu panel digerakkan oleh tegangan listrik 220 VAC yang dikeluarkan oleh alternator. Bila di EMP juga terpasang Hour Counter yang lain, yang biasanya digerakkan oleh tegangan DC dari battery engine, maka penunjukkan antara Hour Counter yang satu dengan lainnya bisa saja tidak sama. #####

0 0 0 0 0

METERING MANUALS

You might also like