You are on page 1of 37

The ups and downs of heart rate

Naik dan Turunnya Denyut Jantung Sheldon A. Magder , MD

Pendahuluan
Denyut jantung dapat diukur dengan mudah dan akurat dengan teknologi sederhana dan hasil pengukuran yang tinggi dan rendah merupakan tanda peringatan akan adanya tanda-tanda patologis.

Regulasi Curah Jantung


Fungsi dasar system sirkulasi adalah untuk memberikan oksigen dan nutrisi ke jaringan dan membuang produk-produk limbah hasil metabolisme. Fungsi-fungsi ini tergantung pada volume per menit darah yang bergerak melalui sistem vaskular seperti yang ditunjukkan oleh curah jantung .

Curah jantung adalah produksi denyut per menit ( denyut jantung ) dan output per denyut (stroke volume) dan juga secara normal diatur secara ketat oleh kebutuhan metabolisme tubuh.

Contohnya selama latihan aerobik. Pada saat subjek berlatih pada siklus ergometer yang mana beban kerja semakin meningkat, konsumsi oksigen (VO2) merupakan indikator metabolisme aerob , meningkat secara linear seiring dengan peningkatan beban kerja.

Hubungan ini sangat erat bahwa VO2 bahkan dapat digunakan untuk mengkalibrasi beban kerja pada siklus ergometer. Peningkatan pada VO2 sesuai dengan peningkatan cardiac output, sehingga pada orang normal, cardiac output dapat diperkirakan dalam 5% sampai 10 % dari VO2.

Alur skema yang menggambarkan hubungan linier antara penggunaan oksigen (VO2) dan latihan aerobik dan curah jantung dan VO2

Denyut jantung juga lebih tinggi pada beban kerja apapun pada wanita usia rata-rata dibandingkan dengan pria usia karena ratarata VO2 maksimum lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan sebagai akibat dari massa otot yang lebih besar pada laki-laki.

jika beban kerja dinormalkan dengan kapasitas maksimum untuk kelompok otot , denyut jantung pada jumlah persen kapasitas maksimum tersebut sama dengan kelompok otot apapun atau ukuran tubuh apapun.

Alur skema yang menunjukkan hubungan linear perubahan denyut jantung (HR) dengan kenaikan konsumsi oksigen (VO2). Berbeda dengan gambaran antara curah jantung dengan VO2 (Gambar 1), perubahan denyut jantung berkaitan dengan beban kerja "relatif , dimana itu tergantung dari persentasi maksimum otot.

Ini mengindikasikan bahwa denyut jantung diatur oleh beban kerja relative, yaitu, beban kerja sebagai jumlahpersen dari beban kerjakapasitas maksimal kerja aerobik kelompok otot, sedangkan cardiac output secara mutlak diatur oleh beban kerja terlepas dari kapasitas otot itusendiri.

Cardiac output diatur oleh beban kerja mutlak dan denyut jantung diatur oleh beban kerja yang relatif. Cardiac output adalah produk dari denyut jantung dan stroke volume ,hal ini menjadi bukti nyata bahwa selama latihan , stroke volume normalnya merupakanvariabel yang diturunkan dan tidak berdiri sendiri.

Meskipun denyut jantung meningkat dengan peningkatan curah jantung selama latihan, peningkatan curah jantung seharusnya tidak dianggap hanya sebagai hasil dari peningkatan denyut jantung.

Curah jantung ditentukan oleh interaksi dari dua fungsi


1) fungsi jantung, yang ditentukan oleh denyut jantung serta kontraktilitas, afterload dan preload. 2) fungsi aliran balik yang ditentukan berdasarkan volume stres vaskular , pengisian vena dan tahanan terhadap pengosongan pembuluh darah vena dan tekanan keluar, yang merupakan tekanan atrium kanan .

Ada beberapa batasan penting untuk fungsi jantung dan fungsi aliran balik. Ketika tekanan di dalam pembuluh darah kurang dari tekanan diluar pembuluh darah , pembuluh darah menjadi kolaps dan menghasilkan aliran darah yang meningkat.

Saat pembuluh darah vena kolaps peningkatan denyut jantung tidak mengakibatkan peningkatan curah jantung karena aliran darah yang masuk ke jantung tidak mengalami perubahan namun ada penurunan stroke volume .

Ini bukan masalah selama latihan karena kembalinya darah meningkat sesuai dengan peningkatan fungsi pompa jantung (asalkan volume darah memadai). Namun, pada pasien dengan ventilasi tekanan positif, fungsi jantung sering ditampilkan pada grafik konstan yang menggambarkan aliran balik vena karena tekanan pleura lebih tinggi dari tekanan atmosfer

Alur skema fungsi aliran balik vena jantung dengan perubahan denyut jantung saat aliran balik vena adalah terbatas (A) dan bila fungsi jantung terbatas (B). Dalam contoh ini, tekanan atrium kanan kurang dari tekanan pleura (misalnya, pasien dengan tekanan akhir ekspirasi positif).

Regulasi denyut jantung


Denyut jantung biasanya ditentukan oleh fase IV depolarisasi potensial aksi sel alat pacu jantung di sinus node. Depolarisasi ini diubah oleh masukan neurohumeral. Masukan parasimpatik melambat tingkat debit dan -1

Hasil dari penurunan denyut jantung pada peningkatan fraksi ejeksi tidak selalu memberikan perubahan pada tekanan volume sistol atau diastol akhir meningkatkan pemasukan adrenergik.

Denyut jantung intrinsik tanpa input otonomik telah diteliti oleh Jones dan Collison dengan pemberian atropin sebagai antagonis reseptor muskarinik untuk blok parasimpatik dan propanolol sebagai antagonis reseptor betaadrenergik untuk blok aktivitas simpatik

Regulasi denyut jantung dapat terjadi melalui tiga cara


Pertama, saat perintah motorik dari korteks ke perifer untuk menstimulasi kontraksi otot beberapa stimulus hipotalamus dan pusat di medula meningkatkan pengeluaran simpatik. Perintah ini juga terjadi di sentral dan jalur yang sama ikut meningkat pada jantung untuk membuat jantung dalam kondisi istirahat.

Proses yang kedua adalah regulasi oleh baroreseptor dalam respons mengubah tekanan arterial akan terjadi jika penurunan dari tahanan perifer saat latihan tidak diikuti dengan peningkatan cardiac output.

Faktor yang ketiga dan yang paling sering menyebabkan denyut jantung dalam kondisi patologis adalah dengan pemasukan dari serat aferen perifer yang dapat diaktifkan dengan perintah metabolik dalam jaringan perifer. Perintah terakhir ini dapat aktif pada keadaan iskemik jaringan dan inflamasi.

Hal ini berpotensi menjadi penyebab utama kasus peningkatan denyut jantung yang terlihat pada pasien dengan proses inflamasi pada daerah celiac axis seperti pada pankreatitis karena pada daerah tersebut kaya akan suplai saraf simpatik.

Denyut jantung dan keseimbangan suplai-kebutuhan pada jantung


Fungsi kardiak yang normal memerlukan keseimbangan antara energi yang masuk dan keluar pada jantung. Ada tiga determinan utama kebutuhan oksigen miokardium yaitu denyut jantung, kontraktilitas dan tekanan dinding.

Perubahan kontraktilitas umumnya paralel dengan perubahan denyut jantung dan tekanan sistol yang teratur. Jadi hasil dari denyut jantung dan tekanan darah dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan energi dari miokardium.

Beta-blocker memiliki banyak efek menguntungkan pada pemenuhan kebutuhan jantung. Oleh penurunan denyut jantung dan tekanan arterial keduanya dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokardium

Peningkatan volume diastolik akhir yang mana akan ikut meningkat pada puncak tahanan dinding jantung selama sistol karena berhubungan dengan tekanan arterial dan volume ventrikuler. Hal ini akan berkontribusi pada sebuah peningkatan kecil terhadap kebutuhan oksigen miokardium.

Pengendalian denyut jantung pada Atrial Fibrilasi


Di dalam atrial fibrilasi, atrium berdepolarisasipadakisaran 400-500 kali per menit, tetapi denyut ventrikel lebih rendah dikarenakan hambatan (blokade) melalui nodus atrial ventrikuler .

Serangan tiba-tiba dari respon ventrikel yang cepat pada atrial fibrilasi biasanya mencakup permintaan terhadap responklinis yang cepat, tetapi tidak selalu jelas apa tujuan klinis dicapai.

Ketika penyakit jantung rematik dan stenosis mitral sering dijumpai, tidaklah umum melihat pasien dengan keluhan atrial fibrilasi kronik yang berkembang menjadi edema pulmonari ketika denyut ventrikel tidak dikendalikan.

Hal ini dapat diperkirakan dari segifisiologis dengan adanya denyut jantung yang cepat, diastolik yang diperpendekdanaliran yang melalui katup mitral yang mengalami peningkatan untuk menjaga aliran dalam darah; ketika katub mitral mengalami penyempitan, peningkatan aliran darah terjadi seiring dengan peningkatan tekanan pada katub.

Padapenggunaan beta-adrenergik bloker dan calcium channel blocker mengakibatkan hipotensi dan mengakibatkan keadaan hemodinamik yang kurang stabil ketidakstabilan hemodinamik yang diobservasi berkaitan dengan respon ventrikel yang cepat pada atrial fibrilasi yang sebenarnya merupakan hasil dari penatalaksanaan dan bukan dari denyut jantung yang cepat.

Sangatlah penting menjelaskan mengapa peningkatan denyut jantung diperlukan untuk mempertahankan output jantung karena respon ventrikel terbatas sebagai hasil dari fungsi sistolik yang berkurang atau keterbatasan pengisian diastolik.

Pengisian diastolik dibatasi oleh disfungsi diastolik atau penghambat eksternal termasuk tamponade atau proses penghambatan dimana dalam beberapa kasus denyut jantung yang cepat sangat berguna dan penurunan denyut jantung justru berbahaya.

TERIMA KASIH

You might also like