You are on page 1of 2

Corynebacterium diphteriae 068114034

Maret 8, 2007
IMUNISASI DPT

Emil Adolf von Behring, atau terlahir Adolf Emil Behring (15 Maret 1854 31 Maret1917) adalah seorang dokter dan ahli fisiologi Jerman Behring menemukan antitoksin difteri. Difteri adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri penghasil toksin ( racun ) Corynebacterium diphteriae. Biasanya penyakit ini menyerang saluran pernafasan ( terutama laring, amandel dan tenggorokan), tetapi juga menyerang kulit dan toksin yang dihasilkan bisa menyebabkan kerusakan pada saraf dan jantung.. Bakteri ini ditularkan melalui percikan ludah yang berasal dari batuk penderita atau benda maupun makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri. Biasanya bakteri berkembang biak pada atau di sekitar permukaan lendir mulut atau tenggorokan dan menyebabkan peradangan. Gejala mulai timbul waktu 1-4 hari setelah terinfeksi. Biasanya diawali dengan nyeri tenggorokan yang ringan dan nyeri ketika menelan. Peradangan bisa menyebar dari tenggorokan ke pita suara ( laring ) dan menyebabkan pembengkakan tenggorokan sehingga saluran udara menyempit dan terjadi gangguan pernafasan. Bakteri membentuk suatu pseudomembran ( lapisan selaput yang terdiri dari sel darah putih yang mati , bakteri dan bahan lainnya ), di dekat amandel dan bagian tenggorokan lain. Pseudomembran ini tidak mudah robek dan berwarna abu-abu. Jika pseudomembran dilepaskan secara paksa, maka lapisan lendir di bawahnya akan berdarah. Pseudomembran bisa menyebabkan penyempitan salauran udara atau secara tiba-tiba bisa terlepas dan menyumbat saluran udara sehinga anak mengalami kesulitan bernafas. Bisa terjadi apneu dan sianosis. Jika bakteri melepaskan toksin, maka toksin ini akan beredar malalui aliran darah dan bisa menyebabkan kerusakan jaringan di seluruh tubuh terutama jantung dan saraf. Difteri juga bisa menyerang kulit dan keadaannya disebut difteri kutaneus, yang teutama ditamukan pada orang-orang dengan tingkat kebersihan yang jelek. Racun difteri bisa menyebabkan kerusakan pada jantung, sistem saraf, ginjal ataupun organ lainnya : a. Miokarditis bisa menyebabkan gagal jantung b. Kelumpuhan saraf atau neuritis perifer menyebabkan gerakan menjadi tidak terkoordinasi dan gejala lainnya ( timbul dalam waktu 3-7 minggu ) c. Kerusakan saraf yang berat bisa menyebabkan kelumpuhan d. Kerusakan ginjal ( nefritis ) Toksin biasanya menyerang saraf tertentu misalnya saraf di tenggorokan sehingga penderita mengakami kesulitan menelan Pengobatan bagi seorang anak yang menderita difteri dirawat di rumah sakit di unit perawatan intensif. Segera diberikan antitoksin ( antibodi untuk menetralisir racun difteri ) dalam bentuk

suntikan melalui otot maupun pembuluh darah. Dilakukan pemantauan ketat terhadap sistem pernafasan dan jantung. Untuk melenyapkan bakteri difteri, diberikan antibiotik ( misalnya penicilin atau erotromycin. Untuk mencegah penyakit ini dilakukan imunisasi rutin pada masa kanakkanak ( DPT ) dan booster setelah dewasa ( DT ). Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3 in1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Vaksin DPT adalah vaksin 3 in 1 yang bisa diberikan pada anak yang berumur kurang dari 7 tahun. Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan yang disuntikan pada otot lengan atau paha. Imunisasi DPT dapat diberikan sebanyak 3 kali yaitu pada saat anak berumur 2 bulan ( DPT I ), 3 bulan ( DPT II ) DAN 4 bulan ( DPT III ); selang waktu tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi ulang diberikan 1 tahun setelah DPT III dan pada usia prasekolah ( 5-6 tahun ).

You might also like