Professional Documents
Culture Documents
Skenario
Seorang laki-laki umur 50 tahun, datang ke Poliklinik dengan keluhan badan lemah disertai mual dan muntah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan: keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. Berat badan 55 kg, tinggi badan: 169 cm. Tekanan darah: 165/100 mmHg. Nadi: 88x/menit, isi cukup, teratur. Respirasi: 22x/menit. Afebris. Mata: conjunctiva anemis +/+, sclera ikterik -/-. Jantung membesar, paru tidak ada kelainan. Hati dam limpa tidak teraba. Oedema tungkai tidak ada. Pemeriksaan laboratorium didapatkan: Hb: 8,2 g/dL. MCV dan MCHC: dalam batas normal. GDP: 80g/dL. Ureum: 230mg/dL, Kreatinin: 4mg/dL, asam urat 4,2 mg/dL. Kolesterol total: 222 mg/dL, kolesterol LDL: 146 mg/dL, kolesterol HDL: 35 mg/dL, Trigliserida: 167mg/dL. Natrium: 142 mmol/L, kalium:6,1 mmol/L, kalsium: 8,2mg%, Fosfor inorganic: 6,8%. Urinalisis: Protein ++, Leukosit: 1-3/LPB, Eritrosit:1-2/LPB.
Kata Sulit
Kata Kunci
- Laki-laki, 50 tahun
Mata: conjuctiva anemis +/+ Jantung membesar Ureum : 230 mg/dL TD: 165/100 mmHg Ureum: 230 mg/dL Kreatinin : 4 mg/dL Urinalisis : protein ++
Masalah Dasar
Laki-laki 50 tahun datang dengan tanda-tanda anemia, hipertensi dan gangguan fungsi ginjal
Pembahasan
1.
2.
3. 4. 5.
6.
7. 8. 9. 10. 11.
Anamnesis dan PF PP dan interpretasi hasil Lab Diagnosis dan diagnosis banding Etiologi (faktor risiko) & Epidemiologi Manifestasi Klinis Patogenesis Patofisiologi Penatalaksanaan Komplikasi, prognosis dan edukasi Perubahan morfologi pada kasus ini Penanganan nutrisi
Anamnesis
Identitas Riwayat kesehatan dahulu Riwayat Kesehatan Sekarang Riwayat obat Riwayat keluarga
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital : - suhu - nadi (frekuensi, irama dan isi nadi) - respirasi
Pemeriksaan antropometri (IMT) - kulit - Sistem urogenital - jantung dan vaskularisasi - mata - paru
Pemeriksaan laboratorium 1) Pemeriksaan faal ginjal (LFG) 2) Etiologi gagal ginjal kronik (GGK) 3) Pemeriksaan laboratorium untuk perjalanan penyakit Pemeriksaan penunjang diagnosis 1) Diagnosis etiologi GGK 2) Diagnosis pemburuk faal ginjal
Etiologi
a. Glomerulonefritis b. Diabetes melitus c. Hipertensi d. Ginjal polikistik
Faktor Resiko
diabetes melitus atau hipertensi obesitas atau perokok berumur lebih dari 50 tahun Hipertensi penyakit ginjal dalam keluarga
Epidemiologi
Manifestasi Klinis
a)
b)
c) d) e) f)
g)
Kelainan hemopoiesis Kelainan saluran cerna Kelainan mata Kelainan kulit Kelainan selaput serosa Kelainan neuropsikiatri Kelainan kardiovaskular
Patogenesis
Dibagi atas : Stadium ringan Stadium sedang Stadium berat dan stadium terminal
Patofisiologi
Penatalaksnaan
a. Terapi konservatif 1) Peranan diet 2) Kebutuhan jumlah kalori 3) Kebutuhan cairan 4) Kebutuhan elektrolit dan mineral b. Terapi simtomatik 1) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit. 2) Pembatasan asupan protein 3) Obat antihipertensi 4) Penangan anemia c. Terapi pengganti ginjal 1) Hemodialisis 2) Dialisis peritoneal (DP) 3) Transplantasi ginjal
Komplikasi
Edukasi
Kontrol diabetes Kontrol dan jaga tekanan darah Menurunkan berat badan (bagi yang obesitas), serta kontrol kadar lipid (lemak) Berhenti merokok
Penanganan Morfologi
Glomerulus normal
Penanganan Nutrisi
1. Syarat Dalam Menyusun Diet sebagai berikut: Karbohidrat sebagai sumber tenaga, 50-60 % dari total kalori Protein untuk pemeliharaan jaringan tubuh dan mengganti sel-sel yang rusak sebesar 0,6 g/kg BB Lemak untuk mencukupi kebutuhan energi diperlukan 30 % diutamakan lemak tidak jenuh Kebutuhan cairan disesuaikan dengan jumlah pengeluaran urine sehari Garam disesuaikan dengan ada tidaknya hipertensi serta penumpukan cairan dalam tubuh Kalium disesuaikan dengan kondisi ada tidaknya hiperkalemia 40-70 meq/hari Fosfor yang dianjurkan 10 mg/kg BB/hari Kalsium 1400-1600 mg/hari
2. Bahan Makanan yang Dianjurkan Sumber Karbohidrat Sumber Protein Hewani Sumber Lemak
Prognosis
Prognosis dari penyakit ginjal kronik, tergantung pada seberapa cepat upaya deteksi dan penanganan dini, serta penyakit penyebab.
Semakin dini upaya deteksi dan penanganannya, hasilnya akan lebih baik. Beberapa jenis kondisi/penyakit, akan tetap progresif. Misalnya: dampak diabetes pada ginjal dapat dibuat berjalan lebih lambat dengan upaya kendali diabetes. Pada kebanyakan kasus, penyakit ginjal kronik progresif bisa menjadi gagal ginjal kronik.
Kesimpulan
Seorang laki-laki umur 50 tahun didiagnosis menderita penyakit ginjal kronik
Terima Kasih