You are on page 1of 16

Dokter Pembimbing

dr. Isma Aprita Lubis, Sp.KK


Presented By :

Mira Dona Sasfitri Yusuf Basri Siregar Wicak Kunto Wibowo Jesi Fitriani Dinda Yusditira

0710070100032 081001307 081001297 0810070100022 0810070100065

SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSU DR. PIRNGADI MEDAN 2013

Pendahuluan
Dermatofitosis adalah penyakit jamur pada jaringan yang mengandung zat tanduk yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita yang mempunyai sifat mencerna keratin. Dermatofita termasuk kelas fungi imperfecti yang terbagi dalam 3 genus, yaitu : a. Microsporum, Bentuk klinis yang khas b. Trichophyton, dan yang berbeda. c. Epidermophyton.
Tergantung pada

Lokalisasi Anatomi
Salah satunya

TINEA KORPORIS

Defenisi
Tinea korporis adalah infeksi jamur dermatofita pada kulit halus (glaborous skin) di daerah muka, badan, dan lengan.

Sinonim

TINEA SIRSINATA

Epidemiologi
Penyakit ini menyerang semua umur, namun lebih sering pada orang dewasa. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia, terutama pada daerah tropis dengan kelembaban udara yang tinggi. Jamur ini sering terjadi pada orang yang kurang memperhatikan kebersihan diri atau lingkungan sekitar yang kotor dan lembab.

Etiologi
Tinea korporis disebabkan oleh golongan jamur dermatofita yaitu :
1. Mikrosporum,

2. Trichophyton, dan
3. Epidermorphyton.

Walaupun semua dermatofita dapat menyebabkan tinea korporis, penyebab yang tersering adalah Trichophyton Rubrum dan Trichophyton mentagrophytes.

Gambaran Mikroskopik

Patogenesis
Dermatofita dapat bertahan pada Stratum Korneum.
Sumber nutrisi untuk pertumbuhan dermatofita. Untuk pertumbuhan miselia jamur.

Infeksi dermatofita terjadi melalui tiga tahap:


Adhesi pada keratinosit

Penetrasi
Perkembangan respon host.

Patogenesis
3. Perkembangan respon host : Tes trikopitin (-) 2. Penetrasi : Status imun penderita 1. AdhesiPertama pada keratinosit Paparan Infkesi :Primer Derajat Inflamasi Inflamasi ringan Spora harus berkembang biak dan melakukan penetrasi. Melalui Barier Organisme itu sendiri Sekresi proteinase dan lipase Eritema+Skuama ringan Jamur Kemotaktik Aktivasi Komplemen Penetrasi didukung oleh : dapat menempel pada keratin. Artrokonidia (infeksius) presentasi TETAPI diproses Enzim musinolitik Nodus Limfatikus Antigen Sel Langerhans (nutrisi untuk fungi) Efek sinar ultraviolet Pembentukan antibodi tidak memberikan perlindungan Reaksi Inflamasi Trauma dan Maresari pada infeksi luas. Variasi suhu danSel kelembaban Kemotaksis Limfosit T Organisme ini harus Ditunjukkan dengan BarierMannan Epidermal yang terdapat pada dinding sel jamur dapat bertahan dari : Permeable Kompetisi dengan flora normal menyebabkan proliferasi keratinosit. Memory Titer antibodi penurunan namun tidak berperan untuk Migrasi dan Perpindahan Sel oleh mengeliminasi jamur. Zat yang dihasilkan keratinosit dan asam lemak Reaksi hipersensitivitas tipe lambat (tipe IV)sebasea (fungistatik) dari kelenjar Sembuh Spontan
Interferon- yang diatur oleh sel Th1.

Infeksi dermatofita terjadi melalui tiga tahap:

Diagnosa
Bentuk klinis biasanya berupa lesi yang terdiri atas bermacam-macam efloresensi kulit, berbatas tegas dengan konfigurasi anular, arsinar, atau polisiklik. Bagian tepi lebih aktif dengan tanda peradangan yang lebih jelas. Daerah sentral biasanya menipis dan terjadi penyembuhan (central healing), sementara di tepi lesi makin meluas ke perifer. Kadang-kadang bagian tengahnya tidak menyembuh, tetapi tetap meninggi dan tertutup skuama sehingga menjadi bercak yang besar.

Diagnosa
Tinea korporis yang menahun ditandai dengan sifat kronik. Lesi tidak menunjukkan tanda-tanda radang akut. Kelainan ini biasanya terjadi pada bagian tubuh dan tidak jarang bersamasama dengan tinea kruris. Bentuk kronik yang disebabkan oleh T. Rubrum kadang-kadang terlihat bersama-sama dengan tinea unguium.

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinik dan lokalisasinya, serta pemeriksaan kerokan kulit dengan mikroskop langsung dengan larutan KOH 1020% untuk melihat hifa atau spora jamur.

Diagnosis Banding

Psoriasis Vulgaris

Dermatitis Kontak

Penatalaksanaan
Umum : Meningkatkan kebersihan badan Menghindari pakaian yang tidak menyerap keringat. Pengobatan topikal dengan salep Whitfield masih cukup baik hasilnya. Dapat juga diberikan tolnaftat, toksiklat, haloprogin, siklopiroksolamin, derivat azol dan naftifin HCL. Pengobatan pada tinea korporis yaitu dengan obat sistemik berupa : a. Griseofulvin 500 mg sehari (3-4 minggu) b. Ketokonazol 200 mg sehari (2 minggu) c. Terbinafin 250 mg sehari (2 minggu)

Prognosa
Prognosis tinea korporis adalah baik karena
dapat sembuh sendiri dalam beberapa bulan.

Prognosis

bergantung

pada

etiologi,

faktor

predisposisi dan status imun pasien.

The End TM Presented By : Mira Dona Sasfitri Yusuf Basri Siregar Wicak Kunto Wibowo Jesi Fitriani Dinda Yusditira

071007010032 081001307 081001297 0810070100022 0810070100065

Thanks to : Allah SWT Dokter Pembimbing : dr. Isma Aprita Lubis, Sp.KK

SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

You might also like