You are on page 1of 17

FARMAKOLOGI NEFROTOKSIK

Ns. Nuriya, S.Kep, Sp.KMB. L/O/G/O

GINJAL Obat dapat menginduksi gangguan fungsi ginjal dgn 2 cara: 1. Kerusakan langsung pada ginjal 2. Kerusakan tidak secara langsung, melalui efek pada aliran darah ginjal.
Fungsi ginjal: - Homeostatis elekrolit - Ekskresi zat racun/metabolit Volume darah ke ginjal dalam jumlah besar.

Dalam melaksanakan fungsinya : Ginjal terpapar : berbagai bahan kimia termasuk - hormon endogen, protein, zat nefrotoksik. Aliran darah Ginjal : - 650 ml/menit, paparan zat toksik - 20 % di filtrasi di glomerulus tubulus paparan ZAT TOKSIK glomerulus

Tubulus reabsorpsi filtrat 10X [plasma] efek toksik pada tubulus sel tubulus

Ginjal merupakan organ yg rentan terjadi kerusakan akibat pemakaian obat-obatan maupun zat- zat kimia lainnya, disebabkan karena : Ginjal mendapat suplai darah terbesar didalam tubuh pengaliran obat-obatan ke ginjal tinggi sekali. Mempunyai permukaan endotel yg sangat luas menjadi tempat pengendapan kompleks imun pd proses imunologik. Sel tubulus permukaan baso-lateral (bagian dalam) maupun permukaan luminal (brush border) sering mengalami kontak dengan obat-obatan. Paparan terhadap obat-obatan bertambah bila fungsi ginjal menurun, terjadi karena adanya perlambatan pada eliminasi obat-obat yg potensial bersifat nefrotoksik.

Continue...
Beberapa keadaan yg dpt menimbulkan disfungsi ginjal akibat obat- obatan adalah : perubahan perfusi ginjal, perubahan filtrasi glomerulus, kerusakan sel tubulus dan obstruksi tubulus. Mekanisme nefrotoksisitas, terjadi melalui beberapa mekanisme, diantaranya: Efek pada aliran darah ginjal. Efek toksik pada sel tubulus Kelainan Imunologik Obstruksi pada tubulus atau ureter.

Continue...
Efek toksik obat yg mengenai pembuluh darah ginjal sbbkn pe aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus ; misalnya : endometasin memblokir produksi vasodilator prostaglandin. Zat/obat di tubulus bersinggungan langsung dgn permukaan sel tubulus atau masuk ke sel tubulus pada proses reabsorpsi atau sekresi shg terjadi: ^kerusakan brush border, ^berbagai organel sel, ^inaktivasi enzim misalnya efek toksik aminoglikosida, sefaloridin, logam berat dll.

Efek toksik menurut Lokasi; 1.Pre-Renal : Ggg. Hemodinamik Kerusakan tipe iskemik Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS), Siklosporin A 2. Renal : Tubular Toksisitas Aminoglikosida, Ciplastin, Radio Kontras, OAINS

3. Post Renal Aliran Urine terggangu Endapan pada tubulus : - MTX - Asam Urat

- Oxalat

Macam Obat- obatan Nefrotoksik


1. Aminoglikoside : Efektif untuk gram negatif, tetapi Nefrotoksis. Pemakaian pada GGK dan GGK end stage yang Hemodialisa : Dosis sama, interval diperpanjang Dosis kecil interval sama Monitor ureum/creatinin dn kadar obat dalam plasma Sulfonamid : Ekskresi lewat ginjal, sering dipakai pada HIV/AIDS. Bila terpaksa dipakai: Mempertahankan hidrasi diuresis 1500 cc/24 jam Alkalinasi dengan sodium bicarbonat pH urine > 7,5 Pemeriksaan urine berkala mendeteksi adanya Hematuria.

2.

Macam Obat- obatan Nefrotoksik


3. Amphotericyn B : Obat jamur sangat Nefrotoksik, larut dalam air. Bila terpaksa dipakai : Mencampur dengan intralipid Dopamin agonis Suplementasi garam infus Dosis titrasi Rimfampisin : Obat TBC, toksitas tergantung lama pemakaian bersifat reversible Asiklovir : Anti virus tidak larut air, terjadi presipitasi pada tubulus obstruksi bersifat reversible Penisilin, Sefalosforin, Betalaktam : Tidak langsung Nefrotoksik, tetapi terjadi Nefropati terutama metisilin, Penisilin, dan Ampisilin. Sefalosforin bila dosis tinggi dapat Nefrotoksis.

4. 5. 6.

Macam Obat- obatan Nefrotoksik


7. Vankomisin : Sangat toksis, bila terpaksa dipakai harus monitoring yang ketat; urine, plasma darah, ureum / kreatinin. NSAID : Menghambat efek Prostaglandin. Prostaglandin menimbulkan dilatasi kapiler ginjal, menurunkan resistensi kapiler ginjal, meningkatkan perfusi ginjal Tetrasiklin : Menimbulkan Fanconiss Syndrome, Hiperkatabolik degan kenaikan urea

8.

9.

10. Metotrexate : Dosis tinggi menimbulkan Tubular Nekrosis Akut dan pengendapan di Tubulus.

Kerusakan ginjal akibat Obat Nefrotoksik

Efek samping akibat interaksi obatpenyakit

Prinsip penanggulangan dan Terapi konservatif Cronik Kidney Disease


glomerular filtration rate (GFR) 60 ml/minute/1.73m2 atau GFR 60 ml/minute/1.73m2 disertai adanya kerusakan ginjal selama lebih dari 3 bulan.

Continue...
Hiperurikemia sering terjadi pada CKD disebabkan oleh me ekskresi asam urat akibat me faal ginjal. Pengaturan diet atau obat seperti allopurinol dpt atasi hal ini. Penggunaan obat- obat nefrotoksik harus dihindari. Antibiotika golongan aminoglikosida bersifat nefrotoksik langsung. Diuretika secara tidak langsung sbbkn kontraksi cairan ekstraseluler shg me faal ginjal. Obat-obat gol analgetika khususnya gol. penghambat siklooksigenase seperti indometasin, aspirin, dapat secara cepat menurunkan faal ginjal.

Hipertensi pada CKD


Diuretic bermanfaat pd hipertensi akibat kelebihan cairan. Diuretika umumnya menurunkan LFG 10-15%. Obat dari gol. tiazida efektif bila LFG diatas 25-30 ml/menit. Bila LFG dibawah nilai ini, dan kadar kreatinin serum >2 mg/dl, maka dipilih obat dari gol loop diuretic seperti furosemid atau bumetanid.

ACE inhibitor seperti captopril dpt memberi perlindungan pd ginjal terutama pd peny. ginjal diabetik, dpt menurunkan proteinuria tanpa memperburuk profil lipid dan gula darah penderita, bahkan memperbaiki sensitivitas jar perifer terutama hati dan otot rangka trhadap insulin.

Calcium antagonis seperti nifedipine, amlodipine memberi perlindungan yang cukup baik pada ginjal, juga dilaporkan dpt menurunkan proteinuria, efek netral terhadap profil lipid dan metabolism glukosa.

Ketika Kita Menginginkan Sesuatu, Kita tak Seharusnya Mencari Tahu Siapa Yang Memperhatikan Kita. Karena Yang Harus Kita Tahu Adalah Tujuan Kita Keep Spirit....!!!

TERIMA KASIH....

You might also like