You are on page 1of 19

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN PROTOPLASMA DAN NON-PROTOPLASMA

Disusun oleh: Nama NIM Kelas Kelompok : Neng Hilma Hamidah : 1127020044 : III B : 1 (satu)

Waktu Pelaksanaan

: Senin, 30 September 2013

Waktu Pengumpulan : Senin, 07 Oktober 2013

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2013

I.

PENDAHULUAN a. Tujuan Praktikum 1. Untuk melihat sel dengan bagian-bagian yang hidup. 2. Untuk mengenal benda-benda tak hidup dalam sel (missal: amilum, butir aleuron, dan Kristal Ca-Oksalat).

b. Dasar Teori Sel merupakan satuan dasar kehidupan organisme hidup. Tidak ada suatu kehidupan yang terpisah dari kehidupan sel-sel. Sedangkan sel itu sendiri memiliki bentuk dan bagian yang berbeda-beda. Untuk ukuran sel seperti halnya bentuk sel memiliki ukuran yang berbeda (Hidayat, 1995). Menurut Riandari (2009) beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, dan kemudian muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah ditemukannya teori tentang sel diawali penemuan mikroskop yang menjadi sarana untuk mempermudah melihat struktur sel. Berbagai penelitian para ahli biologi, antara lain seperti berikut: 1. Robert Hooke (1635-1703) Ia mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat -rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel. 2. Schleiden (1804-1881) dan T. Schwann (1810-1882) Mereka mengamati sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan. Schleiden mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang menyusun tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun dari banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel. Dari dua penelitian tersebut keduanya menyimpulkan bahwa sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup.

3. Robert Brown Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel. 4. Felix Durjadin dan Johannes Purkinye Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye melihat ada cairan dalam sel, kemudian cairan itu diberinya nama protoplasma. 5. Max Schultze (1825-1874) Ia menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup. Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara lain: sel merupakan unit struktural makhluk hidup; sel merupakan unit fungsional makhluk hidup; sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup; sel merupakan unit hereditas. Sel ada yang termasuk sel hidup dan sel mati, sel hidup adalah sel yang masih melakukan aktifitas didalamnya. Lain halnya dengan sel mati yaitu sel yang didalamnya tidak terdapat tanda-tanda adanya aktifitas. (Hidayat,1995). Protoplas merupakan bagian sel yang ada disebelah dalam dinding sel. Protoplas tersusun oleh bahan hidup dalam bentuk sederhana, yang disebut protoplasma. Pada sel tumbuhan protoplas terdiri atas komponen protoplasma dan komponen non protoplasma (Sumardi,1993). Protoplasma memiliki beberapa komponen penyusun yang terdiri atas sitoplasma, inti sel, butir-butir plastida dan mitokondria. Inti sel (nucleus), inti sel berbentuk bulat telur, merupakan bagian yang penting dari protoplas karena merupakan sentral segala proses yang berlangsung dalam sel tersebut. Pada inti sel terdapat membran, retikulum, dan nukleolus. Butir-butir plastida, butir-butir plastida umumnya terdapat pada sel tumbuh-tumbuhan yang masih muda, didalam sitoplasma tetapi diluar inti sel. Plastida sendiri dibagi menjadi 4

macam,

yaitu

leukoplas,

amiloplas,

khromoplas

dan

proteinoplas.

Mitokondria, merupakan organel yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya apabila sel hidup diwarnai dengan Janus Green B. Memiliki bentuk yang bermacam-macam, yaitu bulat memanjang, terkadang seperti busur dan terdapat bebas pada sitoplasma. Mempunyai selaput rangkap, selaput dalamnya mengalami percabangan atau melipat-lipat ke arah dalam yang disebut kristal. Mitokondria memiliki fungsi untuk pernafasan. Di dalamnya terdapat enzimenzim yang berperan dalam siklus krebs. Sitoplasma, merupakan benda hidup yang terdapat dalam sel, berbentuk cairan yang agak kental. Pada plasma terdapat 3 lapisan yaitu, Ektoplasma, Tonoplasma dan lapisan polioplasma (Sumardi,1993). Kebalikan dari protoplasma, komponen non protoplasma merupakan bendabenda tidak hidup yang berada dalam sel. Benda-benda tersebut dapat berada dalam dalam vakuola, dalam plasma sel dan plastida. Komponen non protoplasmik ini bisa berupa zat cair maupun padat (Kertasapoetra, 1991). Selulose dan zat tepung merupakan bahan ergastik yang pada prinsipnya terdapat didalam protoplas. Selulose ini sangat penting untuk menyusun dinding sel, sedangkan tepung untuk cadangan makanan. Zat tepung dijumpai dalam sitoplasma, terdapat sebagai butir-butir baik didalam leukoplas maupun kloroplas. Butir tepung memiliki lapisan-lapisan, dan lapisan-lapian itu berhenti pada suatu titik yang dinamakan hilum. Letaknya bisa ditengah (kosentrik) misalnya pada ubi jalar atau dibagian tepi butir tepung (eksentrik) misalnya pada Marantha. Butir tepung dapat tunggal, majemuk dan setengah majemuk. Butir tepung terdapat pada biji, sel-sel parenkim jaringan sekunder pada akar maupun batang, dan tempat penyimpanan cadangan makanan seperti akar, tuber, rizoma, dan kormus (Sumardi,1993). Kristal dengan bentuk rafida, merupakan kristal berbentuk jarum yang letaknya sejajar, biasanya terdapat pada sel-sel parenkim dari jaringan lunak, selnya mengandung lendir dan berdinding tipis. Misalnya pada endocarp buah aren. Protein merupakan bahan utama yang menyusun protoplasma yang hidup. Protein diketahui sebagai bahan cadangan dalam bentuk amorf atau kristal. Pada beberapa macam biji, protein terdapat sebagai aleuron dan tersebar

didalam sel. Adapula aleuron yang terdapat didalam sel, dan sel tersebut menyusun suatu lapisan yang disebut lapisan aleuron (Sumardi,1993). Bahan ergastik ini tersebar pada seluruh tubuh tumbuhan akan tetapi jumlahnya hanya sedikit. Lilin, suberin dan kutin merupakan minyak yang digunakan sebagai zat pelindung pada dinding sel. Kristal ini terdapat dalam sel berbagai tumbuhan. Biasanya terdapat dalam sel korteks, akan tetapi terkadang juga dapat ditemukan pada sel-sel parenkim floem dan parenkim xylem. Kristal-kristal ini terdapat dalam vakuola sel atau plasma selnya. Kristal-kristal itu memiliki berbagai bentuk, antara lain: bentuk prisma teratur, bentuk jarum, bentuk butiran kecil, Kristal dengan bentuk kelenjar (Sumardi,1993). Tanin merupakan sekelompok derivat fenol yang heterogen yang dapat dijumpai terutama pada daun, xilem, floem, periderm akar dan batang, dan pada buah yang belum masak. Letaknya didalam vakuola sel atau dalam bentuk tetes-tetes kecil pada sitoplasma yang melebur (Tjitrosomo, 1983).

II. METODE a. Alat dan Bahan Alat Mikroskop Pipet tetes Kaca objek Kaca penutup Kuas halus Jarum preparat Silet Jumlah 1 buah 1 buah 7 buah 7 buah 1 buah 1 buah 1 buah Bahan Daun Rhoeo discolor (sososngkokan) Air kolam Zea mays (jagung) Biji Ricinus communis (jarak) Solanum tuberosum (kentang) Begonia sp. Air Jumlah 1 helai 1 botol 1 buah 1 buah 1 buah 1 tangkai Secukupnya

b. Cara Kerja Bagian-bagian protplasma (sel yang hidup) Alat dan Bahan
Sayat melintang bahan-bahan dengan silet Simpan di kaca objek

Sayatan pada kaca objek


Tetesi dengan air Tutup dengan kaca penutup

Hasil (slide preparat)

Amati dan gambar (lipatan-lipatan pada dinding sel dan bagian dalam sel)

Gambar kloroplas yang berbentuk spiral Bagian-bagian non-protoplasma (benda ergastik) a. Solanum tuberosum Solanum tuberosum
Sayat di dalam air Simpan di kaca objek dan ditutup dengan kaca penutup

Amati (bentuk amilum, letak amilum, termasuk biji tunggal, setengah majemuk atau majemuk, dan reaksi KJ)

b. Ricinus communis Biji Ricinus communis (jarak) Kerik bagian kulit biji Simpan di kaca objek yang dititesi air Tutup dengan kaca penutup

Hasil (slide preparat)

Amati dengan mikroskop

c. Zea mays Lapisan paling luar kuit biji (perikarpium)

Amati

Lapisan sebelah dalam kuit biji (spermoderm)

Amati

Jaringan endosperm

Amati

Butir amilum dalam endosperm

Amati

d. Begonia sp. Sayatan batang Begonia sp.

Amati Kristal pada sel korteks batang, dan Kristal yang berbentuk pasir majemuk/pyramid

III. HASIL A. Bagian protoplasma (sel hidup) Spirogyra sp. Kingdom : Protista Divisi Kelas Bangsa Famili Marga Jenis Hasil gambar : Chlorophyta : Chlorophyceae : Zygnematales : Zygnemataceae : Spirogyra : Spirogyra sp. (www.sith.itb.ac.id) Hasil foto Literature

Perbesaran 16 x 10 Sumber: Dokumen Pribadi

www. kode23.blogspot.com

Rhoeo discolor Kingdom Subkingdom Super Divisi Divisi : Plantae : Tracheobionta : Spermatophyta : Magnoliophyta

Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Liliopsida : Commelinidae : Commelinales : Commelinaceae : Rhoeo : Rhoeo discolor Swartz (www.plantamor.com)

Daun bagian adaksial Hasil gambar Hasil foto Literature

Perbesaran 16 x 10 Sumber: Dokumen Pribadi (kelompok 6) Daun bagian abaksial Hasil gambar Hasil foto

Sumber: Rahmana, 2011

Literature

Sumber: Astuti, 2013 Perbesaran 16 x 10 Sumber: Dokumen Pribadi

B. Bagian non-protoplasma (ergastik) Amilum Solanum tuberosum Kingdom Subkingdom Super divisi Divisi Kelas Sub kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Tracheobionta : Spermatophyta : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Asteridae : Solanales : Solanaceae : Solanum : Solanum tuberosum (www.plantamor.com)

Hasil gambar

Hasil foto

Literature

Perbesaran 16 x 10 Sumber: Dokumen Pribadi

Sumber: www.ahli-biologi.blogspot.com

Aleuron Ricinus communis Kingdom Subkingdom Super divisi Divisi Kelas Sub kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Tracheobionta : Spermatophyta : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Rosidae : Euphorbiales : Euphorbiaceae : Ricinus : Ricinus communis (www.plantamor.com)

Hasil gambar

Hasil foto

Literature

Perbesaran 16 x 10 Sumber: Dokumen Pribadi (kelopok 4)

Sumber: www.ahli-biologi.blogspot.com

Ca-oksalat Begonia sp. Kingdom Subkingdom Super divisi Divisi Kelas Sub kelas Ordo Family Genus Spesies Hasil gambar : Plantae : Tracheobionta : Spermatophyta : Magnoliophyta : Magnolipsida : Dilleniidae : Violales : Begoniaceae : Begonia : Begonia sp. (www.plantamor.com) Hasil foto Literature

Perbesaran 16 x 10 Sumber: Dokumen Pribadi Amilum Zea mays Kingdom Subkingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Tracheobionta : Spermatophyta : Magnoliophyta : Liliopsida : Commelinidae : Poales : Poaceae : Zea : Zea mays L. (www.plantamor.com)

Sumber: Euis, 2011

Hasil gambar

Hasil foto

Literature

Perbesaran 16 x 10 Sumber: Dokumen Pribadi

Sumber: Anang, 2010

IV. PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini yaitu mengamati benda protoplasma dan non protoplasma dalam sel. Sebelum praktikum terlebih dahulu dijelaskan oleh dosen praktikum bahwa protoplasma merupakan bagian sel yang hidup meliputi sitoplasma dan organel sel. Sedangkan non-protoplasma merupakan bagian sel yang mati (ergastik), bisa berupa karbohidrat, protein, lipid, dan kristal. Untuk mengamati bagian protoplasma, pada praktikum ini melihat organel sel dari dua spesimen, yaitu bagian stomata dan kloroplas pada Rhoeo discolor, juga mengamati kloroplas pada Spirogyra sp. yang di ambil dari sampel air kolam yang sudah berwarna hijau (sebagai indikator adanya alga). Untuk mengamati bagian non-protoplasma menggunakan spesimen

diantaranya Solanum tuberosum, Zea mays, Ricinus communis, dan Begonia sp. Benda ergastik (non-protoplasma) yang diamati adalah karbohidrat berupa amilum dari Solanum tuberosum dan Zea mays, protein berupa bulir aleuron pada biji Ricinus communis, lipid berupa lilin dan kitin dari bagian paling luar biji Ricinus communis, dan Kristal berupa Kristal Ca-Oksalat pada batang Begonia sp. Namun dari semua pengamtan ada beberapa yang hasilnya tidak terlalu jelas terlihat, yaitu lipid pada biji Ricinus communis dan amilum pada Zea mays, hal ini terjadi karena beberapa kendala, diantaranya sulit untuk mendapatkan sayatan pada spesimen yang diinginkan karena ukurannya yang kecil dan berair sehingga sayatan

sulit didapatkan dengan hasil yang utuh. Selain itu mikrokop yang digunakan hanya mikroskop cahaya yang tidak terlalu jelas hasi yang didapat dengan hasil sayatan yang tidak terlalu bagus. Pengamatan yang pertama yaitu mengamati Spirogyra sp. untuk mengamati ini, diperlukan kesabaran dan ketelitian yang tinggi, sebab untuk menemukan Spirogyra sp. dalam sampel air yang banyak kemungkinan nya tidak terlalu besar. Untuk dapat mengamati dan menemukan Spirogyra sp. kami mengganti 5 kali tetesan air pada kaca preparat sampai menemukan Spirogyra sp. Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat berwarna hijau, bentuknya memanjang dan mempunyai ruas-ruas dengan dipisahkan oleh dinding sel yang cukup jelas. Diantara dinding sel yang satu dengan yang lainnya terdapat lamella tengah dan didalam sel terlihat helaian-helaian tipis berwarna hijau, yaitu klorofil. Studi tentang gangang berfilamen dimulai secara tepat dengan pertimbangan beberapa spesies tumbuhan yang dikenal sebagai spirogyra,yang berukuran besar,mudah diidentifikasi ,dan mempunyai penyebaran daerah yang luas. Tumbuhan ini membentuk masa berbentuk hijau cerah dipermukaan kolam. Kemudian benang-benangnya tidak bercabang, benangnya licin bila diraba. Setiap selnya mengandung sebutir kloroplas. Kloroplas umumnya besar terikat dalam sitoplasma tepatnya didalam dinding sel. Plastid itu merupakan badan seperti pita dengan tepi-tepi tidak rata berpilin-piloin dari pangkal sampai ujung sel. Pirenoidpirenoid yang dikelilingi oleh butiran pati terikat dalam plastid . sitoplasma mengelilingi vakuola besar dipusat. Nucleus ,yang dilingkungi suatu kelubung terdapat ditengah-tengah sel, yang dihubung-hubungkan oleh untaian sitoplasma meluas sampai vakuola dan lapisan sitoplasma ditepi. Dinding lateral sel terdiri dari tiga lapis. Lapisan terluar dari pektose,dan dua lapisan dalam dari selulose. Pada beberapa spesies, lapisan pektosetipis,tapi kebanyakan tebal, yaitu antara 10-15 mikron. Dinding transversal tersusun dari 3 lapis: yang tengah merupakan lamela dari pektose, dan dua lapisan di kiri dan kanan lamela tersusun dari selulose (Tjitrosomo, 1983). Pengamatan yang kedua yaitu mengamati daun Rhoeo discolor bagian adaksial dan bagian abaksial. Untuk mengamati bagian-bagian tersebut dengan cara mengambil sayatan tipis pada setiap bagian, pada pengamatan bagian adaksial,

kelompok kami tidak menemukan klorofil karena sayatan nya terlalu tipis, yang terlihat hanya sel epidermisnya saja berbentuk heksagonal, kami melihat adanya klorofil dari bagian adalksial daun Roeo discolor ini dari hasil pengamatan kelompok 6. Pada bagian adaksial terlihat klorofil berwarna hijau berbentuk bulat diantara sel-sel epidermis. Pada pengamatan bagian abaksial daun Rhoeo discolor, terlihat stomata yang jelas dan bentuk sel nya heksagonal membulat serta terlihat pigmen berwara ungu. Pigmen anthosianin ditemukan di epidermis, sedang sel bagian tidak mengandung anthosianin warna Rhoeo discolor tergantung pada PH jingga, ungu / biru (lingkungan netral atau basa). Kloroplas + kromoplas dapat dijumpai bersamasama dalam pigmen athosianin. Adanya pigmen ungu tersebut menyebabkan warna hijau pada jaringan dibawahnya tertutupi. Sehingga daunnya tidak berwarna hijau melainkan ungu (Kertasapoetra, 1991). Pengamatan selanjutnya yaitu mengamati bagian non-protoplasma berupa karbohidrat pada Solanum tuberosum. Dari hasil pengamatan, terlihat jelas bagian bulir amilum pada kentang, bentuknya bulat tidak sempurna, selain itu terlihat juga butir Kristal Ca-Oksalat pada kentang yang ukurannya lebih kecil daripada bulir amilumnya, bentuknya juga bulat. Selain amilum dan Kristal yang terlihat, juga dapat diamati bentuk dari sel kentang yang terlihat dibawah bulir amilum serta Kristal, pada mikroskop terlihat bentuk sel nya heksagonal. Pada anatomi buah kentang terdapat vakuola, plastida, dan amiloplas. Vakuola berisi antara lain garam-garam organik, glikosida, alkaloid , enzim, butirbutir pati. Dalam buah kentang, amilum terdapat pada amiloplas (tempat menyimpan amilum). Amiloplas merupakan bagian dari jenis Plastida yang disebut lekoplas. Lekoplas merupakan plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan. Butir pati terdiri atas lapisan-lapisan yang mengelilingi suatu titik yang disebut hilum. Hilum pada kentang terletak di pinggir(eksentrik) (Haryanto., dkk, 1992). Pengamatan selanjutnya yaitu mengamati protein berupa aleuron pada kulit biji jarak. Pengamatan dilakukan dengan mengkerik bagian luar biji jarak dan ditempatkan pada kaca preparat yang sudah dititesi air terlebih dahulu. Biji jarak berwarna hitam, oleh karena itu aleuron nya juga berwarna hitam, karena aleuron

merupakan pembawa warna yang tampak pada biji jarak. Namun saat pengamatan ini kelompok kami tidak dapat melihat dengan jelas karena hasil preparat yang menumpuk. Tetapi kami dapat meliha bentuk aleuron dari hasil yang didapat oleh kelompok 4. Bentuk yang terlihat yaitu bulat kecil menyatu rapat dan berwarna hitam. Pada tumbuh-tumbuhan biasanyaterdapat protein aktif dan protein pasif. Yang dimaksud protein aktif adalah protein-protein yang membentuk protoplasma, sedangkan protein pasif adalah protein dalam bentuk makanan cadangan. Pada hakikatnya protein pasif adalah benda nonprotoplasmik (substansi ergastis atau benda mati) yang terdapat di dalam vakoula-vakoula sebagai protein amorf atau sebagai kristal.Kedua bentuk tersebut,sebagai protein amorf atau sebagai kristal, lazim dikenal dengan nama butir aleuron. Butir-butir aleuron banyak ditemukan pada endosperm biji, perisperm biji, atau embrio. Aleuron merupakan protein yang termasuk globulin, butir-butirannya yang sangat besar dapat kita temukan pada biji jarak (Ricinus communis). Pada butir besar aleuron ini lazim terdiri dari: (1) protein amorf; (2) protein kristal; dan (3) protein globoid. Sebuah aleuron berisi sebuah atau lebih kristaloid putih telur dan sebuah atau beberapa globoid yaitu bulatan kecil yang tersusun oleh zat fitin (garam Ca- dan Mg- dari asam meseinesit hexafosfor). Butir aleuron dalam endosperm biji jarak (Ricinus communis) mengandung globoid yang terdiri atas garam magnesium dan kalsium dari asam inositol fosfat serta kristaloid. Disamping itu masih terdapat zat putih telur yang amorf (yang bila ditetesi larutan Jodium berwarna kuning coklat) (Nugroho, 2006). Pengamatan yang selanjutnya yaitu mengamati Kristal Ca-Oksalat pada batang Begonia sp. Kristal yang terlihat berbentuk pasir, titik-titik menyebar di seluruh permukaan batang hasil sayatan melintang batang Begonia sp. untuk mengamati Kristal Ca-Oksalat pada Begonia perlu pengaturan fokus mikroskop ke bagian atas, sebab jika tidak hanya akan terlihat bagain sel batang Begonia yang berbentuk polygonal rapat satu sama lain saja. Kristal kalsium oksalat umumnya terdapat pada sel kortek dan sel parenkim floem dan parenkim xilem. Kristal kalsium oksalat terbentuk ketika asam oksalat yang bersifat racun bagi tumbuhan dimetabolisme dengan ion kalsium sehingga terjadi pengendapan. Endapan-endapan ini kemudian membentuk kristal yang

selanjutnya disebut kristal kalsium oksalat. pada Begonia sp, memiliki Ca oksalat yang sama seperti dengan Kristal Pasir (Sumardi, 1992). Pengamatan yang terkahir yaitu mengamati amilum pada jagung. Untuk mengamati amilum ini kami dan semua kelompok mempunyai kendala yang sama yaitu sulitnya untuk membuat sayatan biij jagung sehingga hasil yang terlihat tidak bagitu jelas. Hasil yang terliha hanya seperti lapisan-lapisan bergaris memanjang bertumpuk. Berdasarkan penjelasan dosen praktikum setelah selesai semua pengamatan, bahwa amilum yang terdapat pada biji jagung akan terlihat dengan sayatan melintang berturut-turut dari bagian epidermis, kemudian lapisan protein berupa Kristal Ca-Oksalat dan lapisan amilum yang paling dalam dan banyak berbentuk bulir-bulir pati.

V. KESIMPULAN Berdsarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa dalam sel terdapat dua bagian, yaitu bagian hidup (protoplasma) dan bagian tak hidup/ergastik (protoplasma). Bagian protoplasma yang teramati saat praktikum adalah kloroplas pada Spirogra sp. dan pada daun Rhoeo discolor bagian adaksial. Sedangkan bagian tak hidup (non-protoplasma) yang teramati adalah bulir amilum pada Solanum tuberosum dan Zea mays, butir aleuron pada biji Ricinus communis, dan Kristal Ca-Oksalat pada batang Begonia sp.

DAFTAR PUSTAKA
Anang. 2010. Amilum Kentang. <http://meynyeng.wordpress.com/2010/03/30/amilumkentang/> . (diakses 05/10/2013 : 15.20 WIB). Astuti, Dwi Nia. 2013. Struktur Sel. <http://niadwiastuti.blogspot.com/2013/01/ struktur-sel.html> . (diakses 03/10/2013 : 18.23 WIB). Euis, Hanafi. 2011. Komponen non-protoplasmik dalam Sel. <http://justforeuis.blogspot .com/2011_03_06_archive.html> . (diakses 03/10/2013 : 19.20 WIB). Haryanto, B. Dan Pangloli, P., 1992. Potensi dan Pemanfaatan Sagu. Yogyakarta: Kanisius. Hidayat, Estiti B. 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB. Kertasapoetra, A. G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (Tentang Sel dan Jaringan). Jakarta: Rineka Cipta. Nugroho, L. Hartanto. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya. Rahmana, Sita. 2011. Osmosis-Krenasi-Plasmolisis. < http://blog.uad.ac.id/rahmana/ category/uncategorized/> . (diakses 03/10/2013 : 19.22 WIB). Riandari, Henny. 2009. Theory and Application of Biology 2. Solo: Tiga Serangkai. Sumardi, Issirep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press. Sumardi, Issirep.1992.Struktur Bagian Tumbuhan. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1983. Botani Umum 3. Bandung : ANGKASA. Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1983. Botani Umum 1. Bandung : ANGKASA. http://ahli-biologi.blogspot.com/2012/11/butir-aleuron.html (diakses 03/10/2013 : 18.22 WIB). http://ahli-biologi.blogspot.com/2012/11/butir-amilum.html (diakses 03/10/2013 : 18.19 WIB). http://kode23.blogspot.com/2010/11/10-gambar-mikroskop-luar-biasa-dari.html (diakses 03/10/2013 : 19.44 WIB). http://www.plantamor.com/index.php?plant=192 (diakses 05/10/2013 : 13.21 WIB). http://www.plantamor.com/species/rhoeo-discolor (diakses 05/10/2013 : 13.34 WIB).

http://www.plantamor.com/species/ricinus-communis (diakses 05/10/2013 : 13.33 WIB). http://www.plantamor.com/species/solanum-tuberosum (diakses 05/10/2013 : 13.45 WIB). http://www.plantamor.com/species/zea-mays (diakses 05/10/2013 :14.00 WIB). http://www.sith.itb.ac.id/herbarium/index.php?c=herbs&view=detail&spid=191281 (diakses 05/10/2013 : 13.54 WIB).

You might also like