You are on page 1of 31

PRESENTASI KASUS ANESTESI UMUM PADA FRAKTUR MANDIBULA

Pembimbing Dr. Satriyo Y Sasono Sp. An

Penyusun Putri Mulyati

Kepaniteraan Klinik Anastesi Ruma Sakit !torita "atam Perio#e $ September% & !ktober '()' *akultas Ke#okteran Uni+ersitas Trisakti ,akarta

LEMBAR PENGESAHAN
1

Nama NIM

- Putri Mulyati - ($(.(..'(/

,u#ul 0ase - ANESTESI UMUM PADA FRAKTUR MANDIBULA

Tela #iterima #an #isetu1ui ole pembimbing Dr. Satriyo Y. Sasono, SpAn pa#a 2ari Tanggal - Senin - ) !ktober '()'

Sebagai sala satu syarat #alam mengikuti #an menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Anestesi Di Ruma Sakit !torita "atam

"atam 3

Dr. Satriyo Y.Sasono3 SpAn.

KATA PENGANTAR

Pu1i syukur #ipan1atkan kepa#a Tu an Yang Ma a Esa3 berkat ra mat #an anugra %Nya3 pemba asan 4ase #engan 1u#ul Anestesi Umum pa#a *raktur Man#ibula #apat #i selesaikan. Pemba asan 4ase ini #isusun sebagai sala satu tugas #alam pelaksanaan kepaniteraan klinik bagian anastesi RS otorita batam perio#e $ September% & !ktober '()'. Penulis 1uga mengu4apkan terima kasi yang sebesar%besarnya kepa#a Dr. Satriyo

Y.Sasono3 Sp.An selaku pembimbing #alam penyusunan tugas ini serta seluru pi ak yang tela membantu3 se ingga 4ase ini #apat terselesaikan #engan baik #an tepat 5aktu. Penulis menya#ari ba 5a tulisan ini 1au #ari sempurna3 karena itu sangat #i arapkan kritik #an saran untuk perbaikan pembuatan 4ase ini

"atam3

) !ktober '()'

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

Man#ibula merupakan bagian tulang yang paling rentan mengalami 6raktur pa#a trauma 6a4ialis. 2al ini #apat #isebabkan karena posisinya yang menon1ol #an merupakana sasaran pukulan #an benturan. Trauma pa#a umumnya #i#erita pa#a laki%laki #iban#ingkan perempuan pa#a usia '(%$( ta un. Diluar negeri kebanyakan ke1a#ian trauma 6a4ialis meningkat pa#a musim panas.7)8 Man#ibula tersusun #ari #ua bagian keping yaitu keping luar yang tebal #an keping #alam yang #ipisa kan ole tulang me#ulla trabekularis. Dari keseluru an struktur man#ibula3 bagian yang terlema a#ala #aera sub kon#ilar3 angulus man#ibula #an region mentalis. *raktur subkon#ilar banyak #i1umpai pa#a anak%anak se#angkan 6raktur angulus sering #i1umpai pa#a rema1a #an #e5asa mu#a.7)3'8 Pa#a prose#ur terbuka bagian yang mengalami 6raktur #i buka #engan pembe#a an #an segmen 6raktur #ire#uksi serta #i6iksasi se4ara langsung #engan menggunakan ka5at9plat yang #isebut #engan 5ire atau plate osteosynt esis. Ke#ua teknik ini ti#ak selalu #ilakukan tersen#iri tetapi ka#ang%ka#ang #iaplikasikan bersama atau #isebut #engan prose#ur kombinasi. Pa#a umumnya3 pemili an anestesi ber#asarkan - keamanan pasien3prose#ur yang akan #i1alani3 serta kemampuan te nik anestesi.

BAB II LAPORAN KASUS A. IDENTITAS a. Nama - s#r. MA


4

b. Umur 4. No MR e. Alamat

- ): Ta un - $).....( - Tiban In#a

#. ,enis Kelamin - perempuan 6. Tanggal operasi - '; September '()' B. ANAMNESA Tela #ilakukan Autoanamnesa pa#a '/ September '()' pa#a pukul )'.$( . K!"#$an Uta%a Nyeri pa#a ra ang setela 1atu . &. Ri'ayat P!nya(it S!(aran) Enam 1am SMRS pasien mengaku naik sepe#a motor #ibon4eng #engan temannya kemu#ian 1atu #ari sepe#a motor karena terpeleset. Pasien 1atu #alam posisi tengkurap #an bagian #agu terantuk aspal. Sebelum #an sesu#a terantuk aspal pasien merasa letak #agunya se#ikit bergeser ke ara kanan. Pasien mengelu sulit untuk berbi4ara. Pasien ti#ak pingsan3 pusing 7%83 mual 7%83 munta 7%8. Kemu#ian pasien #iba5a ke RS!" *. Ri'ayat P!nya(it Da$#"# a. Ri5ayat penyakit serupa b. Ri5ayat sakit gula 4. Ri5ayat tekanan #ara tinggi #. Ri5ayat asma e. Ri5ayat sakit 1antung 6. Ri5ayat sakit gin1al g. Ri5ayat alergi . Ri5ayat batuk lama +. Ri'ayat P!nya(it K!"#ar)a
5

- #isangkal - #isangkal - 7<8 - #isangkal - #isangkal - #isangkal - #isangkal - #isangkal

a. Ri5ayat penyakit serupa b. Ri5ayat sakit gula 4. Ri5ayat tekanan #ara tinggi #. Ri5ayat asma e. Ri5ayat sakit 1antung 6. Ri5ayat alergi ,. Ri'ayat P!n)o-atan

- #isangkal - #isangkal - 7<8 - #isangkal - #isangkal - #isangkal

Pasien mengaku belum menggunakan obat%obatan untuk mengobati sakitnya .. Ana%n!sa sist!%i( a. Kepala b. Mulut 4. Tenggorokan #. Sistem respirasi - rontok 7%83 5a1a bengkak 7<83 nyeri 7<8 saria5an 7<83 luka pa#a su#ut bibir 7<83 gusi ber#ara 7%83 mulut kering 7%83 nyeri7<8 sakit menelan 7%83 suara serak 7%83 gatal 7%8 sesak na6as 7%83 batuk 7%83 batuk #ara ber#ebar%#ebar 7%8 6. Sistem gastrointestinal g. Sistem muskuloskeletal . Sistem genitourinaria i. Ekstremitas atas mual 7%83 munta 7%83 sakit perut 7%83 susa "A" 7%83 kembung 7%8. nyeri 7<83 bengkak tungkai 7%83 ba#an lemas 7%83kaku 7%8. "AK ber5arna mera 7%83 nyeri saat ken4ing 7%83 keluar #ara 7%83 ken4ing nana 7%8 luka 7<83 tremor 7%83 u1ung 1ari terasa #ingin 7<83 kesemutan 7%83 sakit sen#i 7%83 nyeri 7<8 1. Ekstremitas ba5a bengkak 7%83 nyeri 7<83 luka 7<83 tremor 7%83 u1ung 1ari terasa #ingin 7%8 PEMERIKSAAN FISIK
6

7%83 mengi 7%8.

e. Sistem kar#io+askuler -

sesak na6as saat berakti+itas 7%83 nyeri #a#a 7%83

Stat#s G!n!ra"is ). Kea#aan umum - Tampak sakit se#ang '. Kesa#aran - 4ompos mentis = >0S ): 7E? @: M&8 $. Tan#a +ital i. Tekanan #ara Na#i Su u Pernapasan - )$(9/( mm 2g - .(A 9menit - $&3/ o0 - )/A 9menit

Pemeriksaan Kepala a. Kepala b. Mata - Meso4ep al3 1e1as 7<8 li at status lokalis - !e#em palpebra7%9%83 kon1ungti+a anemis7%9%83 pupil isokor7$mm9$mm83 re6lek 4a aya 7<9<8 4. Telinga #. 2i#ung e. Mulut - #ara #ari liang telinga 7%83 sekret7%8 - Barna kulit kemera an 7%83 mimisan7%8 - mukosa basa 7<83 maloklusi 7<83 sianosis 7%8

ii.

Ce er K>" #an tiroi# ti#ak teraba membesar massa 7%8 1e1as 7%8 Paru ,antung - suara napas +esikuler3 5 eeDing 7%9%83 r onki 7%9%8 - bunyi 1antung SI3SII normal3 murmur 7%83 gallop 7%8

iii.

T oraA -

Din#ing #a#a - simetris3 1e1as 7%8 Inspeksi 7%8


7

i+.

Ab#omen - perut #atar3 ti#ak a#a #ilatasi +ena3 skar bekas operasi

+.

Auskultasi - bising usus 7<8 normal Palpasi - perut supel3 #atar3 nyeri tekan 7%8

Pemeriksaan ekstremitas Akral angat < < < <

E#ema % % % %

Sensorik < < < <

Motorik : : : :

+i.

Pemeriksaan >enitalia - ti#ak a#a kelainan


8

$. Status Cokalisa. b. 4. #. e. 6. R. man#ibula - +ulnus la4eratum ukuran $A'A' 4m3 NT 7%83 tragus pain 7<8 kiri3 +ulnus eA4oriatum 'A) 4m R. mental - +ulnus eA4oriatum ukuran )3:A' 4m3 NT 7%8 7%8 R. Manus #eAtra - +ulnus eA4oriatum ukuran (3: A (3: 4m= (3: A (3: 0m= (3: A (3: 4m3 NT 7%8 R. antebra4 ii sinistra - +ulnus eA4oriatum ukuran )A) 4m= )A) 4m= (3:A(3: 4m= NT 7%8 R. manus sinistra - +ulnus eA4oriatum ukuran (3:A(3:4m= (3:A(3: 0m= (3:A(3: 4m= NT 7%8 0. Pemeriksaan penun1ang ). 2asil pemeriksaan laboratorium 7Tanggal '/ September '()(8 Pemeriksaan #ara B"0 - )/3.A )($9mm$ 7$3:% )(8 R"0 - $./; A )(&9mm$7$./%:./8 2>" - )(./mg9#l 20T - $:F Di66 4ount Cim6osit - )).'l F 7).% ?/8 Monosit - $.$ CF 7?%)(8 >ranulosit - /:.: 2F 7?$%.&8 *ungsi gin1al Ureum G)) 7)(%:(8 Kreatinin G )3&: >ula #ara se5aktu -/& '. 2asil Pemeriksaan EK>- Kesan Sinus takikar#i #engan 2R- )./A9menit
9

R. antebra4 ium #eAtra - +ulnus eA4oriatum )A) 4m= (3: A (3: 4m3 NT

M0@ - /?8 6C7/(%;.8 M02 - '&.& pE 7'&.:%$$.:8 M020- $)3; g9#l7$).:%$:8 >olongan #ara - A >DS - ))? 2bsAg - 7%8

0t -.H$(HH "t - 'H

$. 2asil pemeriksaan 6oto panoramik- ter#apat gambaran 6raktur 4on#ylus sinistra man#ibula ?. 2asil pemeriksaan 6oto anteroposterior- ter#apat gambaran 6raktur 4on#ylus sinistra man#ibula D. Diagnosis 6raktur 4on#ylus man#ibula sinistra E. Tatalaksana A5asi Kea#aan Umum3 tan#a +ital3 Resusitasi 4airan #an a5asi "alan4e 0airanDitangani bagian be#a untuk ren4ana operasi pengangkatan ar4 bar 7pasien su#a perna #ipasang ar4 bar $ minggu sebelumnya8

LAPORAN ANESTESI Pasien3 s#r. MA 3):ta un #atang ke ruang operasi untuk men1alani operasi melepas ar4 bar #engan #iagnosis pre operati6 6raktur 4on#ylus man#ibula sinistra yang #ilakukan pa#a tanggal '; September '()' pa#a pukul )/.?' BI" #engan menggunakan >eneral Anestesi. Dengan status 6isik ASA II. Pasien #atang #engan kon#isi kesakitan3 lemas #an kesa#aran 4ompos mentis. Posisi pasien saat operasi #alam posisi terlentang3 #engan le er #iekstensikan #i atas me1a operasi. Dengan #okter anestesi a#ala #r. Dia Annisa3 Sp.An #an sebagai operator a#ala #r. ,osua3 Sp.". !perasi berlangsung mulai #ari 1am )/.?'%'(.'$ #engan lama operasi selama )()menit. Anestesi menggunakan 1enis Anestesi Umum TI@A 7total intra+ena anest esia8ro4ulaA7re4uronium br83 re4o6ol #engan relaksasi menggunakan Anta4urium bromi#e 7Tramus8. Dilakukan pemasangan alat%alat penun1ang tan#a +ital anestesi seperti tensimeter3 elektro#a EK>3 oksimetri #an pa#a pasien ini tela #ilakukan pemasangan I@ line. Kea#aan umum pasien sebelum operasi 4ompos mentis3 #engan tekanan #ara ;.9&(mm2g 3 na#i ;/ A9menit3 saturasi )((F3 su u a6ebris #an berat ba#an :( kg. Pa#a pemeriksaan laboratorium pa#a tanggal '/
10

September '()' 1am )..(( 5ib 2b pasien menurun3 #an ti#ak a#a asil lab lain yang abnormal. Sebelum operasi #imulai3 #i berikan preme#ikasi sambil menyiapkan alat% alat lainnya sebagai persiapan. Setela semuanya siap3 Preme#ikasi #imasukkan pa#a pukul )/.$( BI" berupa pemberian 6entanyl :(m4E yang merupakan obat opioi# yang bersi6at analgesi4 #an bisa bersi6at in#uksi. Serta #i berikan se#a4um :mg agar pasien tenang #an #alam kea#aan ti#ur. >ranon )g3 #eAamet asone :mg. Penggunaan preme#ikasi pa#a pasien ini betu1uan untuk menimbulkan rasa nyaman pa#a pasien #engan pemberian analgesia #an mempermu#a meng ilangkan rasa k a5atir. Pa#a 1am )/.$:3 pasien ini #iberikan ro4ulaA :(mg3 re4o6ol )((mg #an pelemas otot berupa Atra4urium bromi#e 7Tramus8 $( mg untuk merelaksasikan otot%otot pernapasan. !perasi #imulai pa#a pukul )/.?' BI". Karena #irasa 5aktu kurang 4ukup3 maka operator meminta #an ber#iskusi kepa#a #okter anestesi untuk memperpan1ang 5aktu anestesi #an #ilakukanla anestesi intubasi nasotrakeal ken#ali. Maka3 pasien #iberikan re4o6ol )((mg3 tramus )(mg3 #an 6entanyl ':mg se4ara i.+ pa#a pukul );.((. Kemu#ian3 pasien #isungkupkan #engan sungkup muka yang tela terpasang pa#a mesin anestesi yang meng antarkan gas 7se+o6lurane8 #engan ukuran /+olF #engan oksigen #ari mesin ke 1alan napas pasien sambil melakukan bagging selama kurang lebi $ menit untuk menekan pengembangan paru #an 1uga menunggu ker1a #ari pelemas otot se ingga mempermu#a #ilakukannya pemasangan nasotrak eal tube. Penggunaan se+o6luran #isini arum #an ti#ak merangsang 1alan napas se ingga #ipili karena se+o6luran mempunyai e6ek in#uksi #an puli #ari anestesi lebi 4epat #iban#ing #engan gas lain3 #an baunya pun lebi #igemari untuk in#uksi anestesi #iban#ing gas lain 7 alotan8. E6ek ter a#ap kar#io+askular pun relati6 stabil #an 1arang menyebabkan aritmia. Setela pasien #i intubasi #engan mengunakan nasotrak eal tube3 maka #ialirkan se+o6luran $ +olF3 oksigen sekitar )((( ml9menit sebagai anestesi rumatan. @entilasi #ilakukan #engan bagging #engan la1u napas '( A9 menit. Setela beberapa saat setela in#uksi3 tekanan #ara pasien mulai turun ole karena obat%obat in#uksi anestesi ini menan#akan anestesi yang #i1alankan su#a #alam. Pa#a pukul );.)$ BI" saturasi napas pasien perla an menurun3 operasi masi tetap ber1alan #engan kon#isi tekanan #ara #an na#i yang stabil3 anya ka#ang% ka#ang naik turun
11

in#uksi #engan

#engan nilai yang ti#ak signi6ikan. Kemu#ian operator #an #okter anestesi men#iskusikan kembali kemungkinan ter1a#inya keti#ak patenan 1alan napas pa#a pasien #an memutuskan untuk mengganti teknik men1a#i anestesi orotrakea ken#ali. Pukul );.)? pasien #ilakukan ekstubasi se4ara 4epat untuk meng in#ari penurunan saturasi lebi lan1ut #engan penamba an tramus $(mg #isertai pemberian bagging sampai saturasi kembali normal. Pa#a pukul );.$: pasien kembali #ilakukan intubasi namun kali ini #ilakukan pemasangan en#otrakeal tube melalui oral. !perasi selesai pa#a pukul '(.'$. Total 4airan yang #iberikan pa#a pasien ini se1umla )((( 443 berupa Asering. Per#ara an yang ter1a#i minimal. R!/o0!ry Setela operasi selesai #an pasien #alam kea#aan sa#ar3 pasien #ipin#a kan ke #alam ruangan re4o+ery #an #iobser+asi ber#asarkan Al#erete s4ore. ,ika Al#erete s4ore I / #an tanpa a#anya nilai (3 maka pasien #apat #ipin#a kan ke bangsal. Pa#a pasien ini #i#apatkan Al#erete s4ore )(. Pro)ra% Post Op!rasi a. b. 4. #. e. 6. A5asi tensi3 na#i3#an perna6asan tiap setenga 1am oksigenasi sungkup Posisi supine3 #engan ekstensi kepala sampai pasien sa#ar Sa#ar penu 3 peristaltik 7<83 munta 7%8 bole minum Cain%lain sesuai terapi #r. "e#a Emergen4y lapor #r. Anestesi

12

BAB III TINJAUAN PUSTAKA D!1inisi An!st!siPeristi5a ilangnya sensasi3 perasaan 7 panas3 raba3 posture 8 #an nyeri ba kan kesa#aran3 se ingga memungkinkan #ilakukannya tin#akan pembe#a an Trias An!st!si 2 ). Analgesia 7 2ilangnya nyeri 8 '. 2ipnotik 7 2ilang kesa#aran 8 $. Relaksasi otot T!(ni( An!st!si 2 ). Umum 7 Narkose Umum 9 >eneral Anestesi 8 '. Cokal 9 Regional Anestesi ANESTESI UMUM ilangnya

13

Anestesi umum merupakan kea#aan ti#ak ter#apatnya sensasi yang ber ubungan #engan ilangnya kesa#aran yang re+ersibel. Anestetik menekan semua 1aringan yang #apat #ieksitasi termasuk neuron sentral3 otot 1antung3 otot polos3 maupun otot lurik. Akan tetapi 1aringan% 1aringan ini mempunyai sensiti+itas yang berbe#a ter a#ap anestetik #an #aera otak yang bertanggung1a5ab untuk kesa#aran a#ala yang paling sensiti+e #iban#ingkan yang lain. 2al tersebut memungkinkan pemberian obat anestetik pa#a konsentrasi yang meng asilkan ilangnya kesa#aran tanpa menekan se4ara nyata pusat kar#io+askular #an respirasi atau miokar#. Daera otak yang bertanggung1a5ab ter a#ap kesa#aran #isebut system akti+asi reti4ular.

System ini merupakan 1alur polisinaps kompleks pa#a 6ormasio retikularis batang otak yang se4ara #i6us menon1ol ke korteks. Akti+asi pa#a RAS berkaitan #engan memperta ankan kesa#aran #an3 karena sensiti+e k ususnya ter a#ap e6ek #epresan #ari anestetik #i#uga RAS merupakan tempat ker1a primer anestetik. In#ikasi anestesi umum ). In6ant J anak usia mu#a '. De5asa yang memili anestesi umum $. Pembe#a annya luas 9 eskstensi6 ?. Pen#erita sakit mental :. Pembe#a an lama &. Pembe#a an #imana anestesi lokal ti#ak praktis atau ti#ak memuaskan .. Ri5ayat pen#erita tksik 9 alergi obat anestesi lo4al /. Pen#erita #engan pengobatan antikoagulantia TEKNIK ANESTESI UMUM ). IN2ACASI #engan Respirasi Spontan
14

a. Sungkup 5a1a b. Intubasi en#otrakeal 4. Caryngeal mask air5ay 7CMA8 '. IN2ACASI #engan Respirasi ken#ali a. Intubasi en#otrakeal b. Caryngeal mask air5ay ). ANESTESI INTRA@ENA T!TAC 7TI@A8 a. Tanpa intubasi en#otrakeal b. Dengan intubasi en#otrakeal !bat anestetik umum #apat #ibagi #ua ).. Intra+ena !bat intra+ena anest esia bisa #igunakan sebagai ). !bat in#uksi untuk anest esia umum '. !bat tunggal untuk aestesia pa#a pembe#a an%pembe#a an yang singkat $. Tamba an untuk obat in alasi untuk anest esia regional ?. !bat untuk anestesi regional !bat intra+ena ini #apat #iberikan #engan 4ara ). Sekali suntik - untuk operasi singkat '. Suntikan berulang - 1ika ti#ak menggunakan anestesi in alasi #an #osis ulangan lebi ke4il #ari suntukan pertama
15

$. Melalui infuse (drip) untuk tamba #aya anestesi in alasi !bat anestesi intra+ena terbagi men1a#i1. Golongan barbiturat Tiopental yang #isuntikan intra+ena mengin#uksi anestesi #alam 5aktu kurang #ari $( #etik karena obat ini sangat larut #alam lemak #an menyebabkan 4epat terlarut #alam otak yang men#apat per6usi 4epat. Pemuli an #ari t iopental 4epat karena a#anya re#istribusi ke #alam 1aringan yang kurang per6usinya. Selan1utnya ati memetabolisme t iopental. Dosis t iopental anya se#ikit #i atas #osis ti#uryang menekan miokar# #an pusat napas. Sangat 1arang ter1a#i ana6ilaksis. 2. Golongan Nonbarbiturat "anyak obat #engan keuntungan yang lebi potensial #aripa#a barbiturate 7misalnya kurang men#epresi miokar#3 eleminasi yang lebi 4epat8 tela #iperkenalkan3 namun se#ikit yang banyak berguna untuk 1angka pan1ang. Propo6ol 7'3&%#iisopropil6enol8 berkaitan #engan pemuli an 4epat tanpa mual atau rasa seperti melayang #an untuk alasan ini propo6ol banyak #igunakan. Akan tetapi propo6ol ka#ang%ka#ang bisa menyebabkan kon+ulsi3 #an sangat 1arang ter1a#i ana6ilaksis. Ketamin bisa #iberikan melalui suntikan intramus4ular atau intra+ena. Ketmin merupakan analgesi4 pa#a #osis subanestetik3 namun sering menyebabkan alusinasi. Kegunaan utamanya a#ala pa#a anestetik pe#iatrik. '. . In alasi Anestesi in alasi Mekanisme ker1a obat anestetik in alasi sangat rumit masi merupakan misteri #alam 6armakologi mo#ern. Pemberian anestetik in alasi melalui pernapasan menu1u organ sasaran yang 1au merupakan suatu al yang unik #alam #unia anestesiologi.
16

2iper+entilasi akan menaikan ambilan al+eolus #an

ipo+entilasi akan menurunkan

ambilan al+eolus. Dalam praktek kelarutan Dat in alasi #alam #ara a#ala 6aktor utama yang penting #alam menentukan ke4epatan in#uksi #an pemuli annya. In#uksi #an pemuli an berlansung 4epat pa#a Dat yang ti#ak larut #an lambat pa#a yang larut Konsentrasi uap anestetik #alam al+eoli selama in#uksi #itentukan ole ). Konsentrasi inspirasi Teoritis kalau saturasi uap anestetik #i #alam 1aringan su#a penu 3 maka ambilan paru ber enti #an konsentrasi uap inspirasi sama #engan al+eoli. 2al ini #alam praktek tak perna ter1a#i. In#uksi makin 4epat kalau konsentrasi makin tinggi3 asalkan tak ter1a#i #epresi napas atau ke1ang laring. In#uksi makin 4epat 1ika #isertai ole N'! 7e6ek gas ke#ua8. '. @entilasi al+eolar @entilasi al+eolar meningkat3 konsentrasi al+eolar makin tinggi #an sebaliknya. $. Koe6esien #ara 9gas Makin tinggi angkanya3 makin 4epat larut #alam #ara 3 makin ren#a konsentrasi #alam al+eoli #an sebagainya ?. 0ura 1antung atau aliran #ara paru Makin tinggi 4ura 1antung3 makin 4epat uap #iambil #ara :. 2ubungan +entilasi%per6usi >angguan ubungan ini memperlambat ambilan gas anestetik !bat%obat anestesi in alasi ter#iri antara lain - N'!3 2alaton3 En6luran3 Iso6luran3 Des6luran #an Se+o6luran.
17

N'! ,uga #isebut sebagai gas gelak3 laug ing gas3 nitrous oAi#e3 atau #initrogen monoksi#a. >as ini #iperole #engan memanaskan ammonium nitrat sampai '?(K0 N'! #alam ruangan berbentuk gas ti#ak ber5arna3bau manis3 tak iritasi3 tak terbakar #an beratnya )3: kali berat u#ara. Lat ini #ikemas #alam bentuk 4air #alam silin#er 5arna biru ;(((liter atau )/(( liter #engan tekanan .:( psi atau :( atm. N'! ti#ak 4ukup poten untuk #igunakan sebagai obat anestetik tunggal3 tetapi biasanya #igunakan sebagai pemba5a yang ti#ak mu#a terbakar untuk obat%obat +olatile3 yang memugkinkan konsentrasinya untuk #ikurangi se4ara signi6ikan. N'! merupakan suatu analgesi4 yang baik #an :(F Dat tersebut #alam oksigen #igunakan bila membutu kan analgesia 7misalnya pa#a kela iran bayi3 ke4elakaan lalu lintas8. N '! mempunyai se#ikit e6ek pa#a system kar#io+askular #an respirasi. Pemberian anest esia #engan N'! arus #isertai !' minimal ':F. >as ini bersi6at anestetik lema 3 tetapi analgesianya kuat3 se ingga sering #igunakan untuk mengurangi nyeri men1elang persalinan. Pa#a anest esia in alasi 1arang #igunakan sen#irian3 tetapi #ikombinasi #engan sala satu 4airan anestetik lain seperti alotan #an sebagainya. Pa#a ak ir anest esia setela N'! #i entikan3 maka N'! akan 4epat keluar mengisi al+eoli3 se ingga ter1a#i ipoksia #i6usi. Untuk meng in#ari ter1a#inya ipoksia #i6usi= pengen4eran !'#an ter1a#ila

berikan !')((F selama :%)( menit. 2alotan 2alotan 76luotan8 bukan turunan eter3 melainkan turunan etan. "aunya yang enak #an ti#ak meransang 1alan napas3 maka sering #igunakan sebagai in#uksi anest esia kombinasi #engan N'!. alotan arus #isimpan #alam botol gelap 74oklat tua8 supaya ti#ak #irusak ole 4a aya #an #ia5etkan ole timol (3()F.

18

Selain untuk in#uksi #apat 1uga untuk laringoskopi intubasi3 asalkan anestesinya 4ukup #alam3 stabil #an sebelum tin#akan #iberikan analgesia semprot li#okain ?F atau )( F sekitar 6aring laring. Setela beberapa menit li#okain ker1a3 umumnya laringoskopi intubasi #apat #iker1akan #engan mu#a 3 karen#iker1akan #engan mu#a 3 karena relaksasi otot 4ukup baik. Pa#a napas spontan rumatan anest esia sekitar )%' +olF #an pa#a napas ken#ali sekitar (3:%) +olF yang tentunya #isesuaikan respons klinis pasien. 2alotan menyebabkan +aso#ilatasi serebral3 meninggikan aliran #ara otak yang sulit #iken#alikan #engan teknik anest esia iper+entilasi3 se ingga ti#ak #isukai ole be#a otak. Kelebi an #osis menyebabkan #epresi napas3 menurunnya tonus simpatis3 ter1a#i ipotensi3 bra#ikar#i3 +aso#ilatasi peri6er3 #epresi +asomotor3 #epresi miokar# #an in ibisi re6leA barore4eptor. Kebalikan #ari N'!3 alotan analgesinya lema 3 anestesinya kuat3 se ingga kombinasi ke#uanya i#eal sepan1ang ti#ak a#a sepan1ang ti#ak a#a in#ikasi kontra. Kombinasi #engan a#renalin sering menyebabkan #isaritmia3 se ingga penggunaan a#renalin arus #ibatasi. A#renalin #ian1urkan #engan pengen4eran )='((((( 7:ug9ml8 #an maksimal penggunaannya ' ug9kg. Pa#a be#a #ara . Kira%kira '(F alotan #imetabolisir terutama #i epar se4ara oksi#asi men1a#i komponen bromine3 klorin3 #an asam trikloro asetat. Se4ara re#ukti6 men1a#i komponen 6luori#e #an pro#uk non%+olatil yang #ikeluarkan le5at urin. Metabolism re#ukti6 ini menyebabkan epar ker1a keras3 se ingga merupakan in#ikasi kontra pa#a pen#erita gangguan epar perna #apat alotan tiga bulan atau pa#a pasien kegemukan. Pas4a pemberian menggigil. Se+o6luran alotan sering menyebabkan pasien sesar3 alotan #ibatasi maksimal ) +olF3 karena relaksasi uterus akan

menimbulkan per#ara an. 2alotan meng ambat perlepasan insulin3 meningkatkan ka#ar gula

19

Se+o6luran 7ultane8 merupakan alogenisasi eter. In#uksi #an puli anestesi lebi 4epat #iban#ingkan #engan iso6luran. "aunya ti#ak menyengat atau meransang 1alan napas3 se ingga #igemari untuk in#uksi anestesi in alasi #isamping alotan. E6ek ter a#ap kar#io+askular 4ukup stabil3 1arang menyebabkan aritmia. E6ek ter a#ap system sara6 pusat seperrti iso6luran #an belum a#a laporan toksik ter a#ap epar . setela pemberian #i entikan se+o6luran 4epat #ikeluarkan ole ba#an. Balaupun #irosak ole kapur so#a 7so#a lime3 baraline8 tetapi belum a#a laporan

memba ayakan ter a#ap tubu manusia. Intubasi ( ETT ) A. De6inisi Menurut 2en#ri4kson 7'(('83 intubasi a#ala memasukkan suatu lubang atau pipa melalui mulut atau melalui i#ung3 #engan sasaran 1alan na6as bagian atas atau trak ea. Pa#a intinya3 Intubasi En#otrak ea a#ala tin#akan memasukkan pipa en#otrak a ke #alam trak ea se ingga 1alan na6as bebas ambatan #an na6as mu#a #ibantu #an #iken#alikan 7Anonim3 '(('8. ". Tu1uan Tu1uan #ilakukannya tin#akan intubasi en#otrak ea a#ala untuk membersi kan saluran aspirasi3 serta

trak eobron4 ial3 memperta ankan 1alan na6as agar tetap paten3 men4ega intubasi en#otrak eal a. Mempermu#a pemberian anestesia. b. Memperta ankan 1alan na6as agar tetap bebas serta memperta ankan kelan4aran perna6asan. 4. Men4ega kemungkinan ter1a#inya aspirasi isi lambung 7pa#a kea#aan ti#ak sa#ar3 lambung penu #an ti#ak a#a re6leks batuk8. #. Mempermu#a pengisapan sekret trak eobron4 ial.
20

mempermu#a pemberian +entilasi #an oksigenasi bagi pasien operasi. Pa#a #asarnya3 tu1uan

e. Pemakaian +entilasi mekanis yang lama. 6. Mengatasi obstruksi laring akut. Intubasi 7ETT8 a#a #ua a. Spontan - Na6as sen#iri tanpa mus4le relaAan b. Kontrol - Dengan mus4le relaAan #an +entilator In#ikasi Intubasi % Pasien operasi % Pasien bukan operasi 7 0t - Stroke3 gagal na6as3 koma 8 Komplikasi Intubasi a. Pa#a saat intubasi Su#a ter1a#i kompilkasi b. Selama Intubasi % Aspirasi % Trauma ggigi geligi % Caserasi bibir3 gusi3 laring % 2ipertensi3 takikar#i % Spasme "ron4 us 4. Setela Intubasi % Spasme laring % Aspirasi % >angguan 6onasi % E#ema glotis M sunglotis % In6eksi larinng3 6aring3 tra4 ea Sebelum #ilakuan sungkup atau intubasi sebaiknya #ilakukan In#uksi % In alasi % Parenteral 7 I@ J IM 8 Selama operasi arus a#a pemantauan 7 Tan#a M tan#a +ital - yaitu - Tensi3 su u3 respirasi3 na#i8. Tu1uannya a#ala untuk mengurangi ter1a#inya komplikasi anestesi operasi.
21

In#ikasi bagi pelaksanaan intubasi en#otrak eal menurut >isele ta un '((' antara lain a. Kea#aan oksigenasi yang ti#ak a#ekuat 7karena menurunnya tekanan oksigen arteri #an lain%lain8 yang ti#ak #apat #ikoreksi #engan pemberian suplai oksigen melalui masker nasal. b. Kea#aan +entilasi yang ti#ak a#ekuat karena meningkatnya tekanan karbon#ioksi#a #i arteri. 4. Kebutu an untuk mengontrol #an mengeluarkan sekret pulmonal atau sebagai bron4 ial toilet. #. Menyelenggarakan proteksi ter a#ap pasien #engan kea#aan yang ga5at atau pasien #engan re6leks akibat sumbatan yang ter1a#i.Menurut >isele3 '((' a#a beberapa kontra in#ikasi bagi #ilakukannya intubasi en#otrak eal antara lain a. "eberapa kea#aan trauma 1alan na6as atau obstruksi yang ti#ak memungkinkan untuk #ilakukannya intubasi. Tin#akan yang beberapa kasus. b.Trauma ser+ikal yang memerlukan kea#aan imobilisasi tulang +ertebra ser+i4al3 se ingga sangat sulit untuk #ilakukan intubasi. 2. Kesulitan intubasi Kesulitan yang sering #i1umpai #alam intubasi en#otrak eal 7Mans1oer Ari6 et.al.3 '(((8 biasanya #i1umpai pa#a pasien%pasien #engan a. !tot%otot le er yang pen#ek #engan gigi geligi yang lengkap. b. Re4o#ing lo5er 1a5 #engan angulus man#ibula yang tumpul. ,arak antara mental symp isis #engan lo5er al+eolar margin yang melebar memerlukan #epresi ra ang ba5a yang lebi lebar selama intubasi. 4. Mulut yang pan1ang #an sempit #engan ar4us palatum yang tinggi. #. >igi in4isium atas yang menon1ol 7rabbit teet 8. e. Kesukaran membuka ra ang3 seperti multiple art ritis yang menyerang
22

arus #ilakukan a#ala 4ri4ot yrotomy pa#a

sen#i temporoman#ibuler3 spon#ilitis ser+i4al spine. 6. Abnormalitas pa#a ser+i4al spine termasuk a4 on#roplasia karena 6leksi kepala pa#a le er #i sen#i atlantoo44ipital. g. Kontraktur 1aringan le er sebagai akibat 4ombusio yang menyebabkan 6leksi le er. . *raktur ser+i4al i. Ra ang ba5a ke4il 1. !steoart ritis temporo man#ibula 1oint k.Trismus. l. A#a masa #i p aring #an laring >. Kegagalan intubasi 2al yang perlu #ilakukan apabila ter1a#i kea#aan gagal intubasi a#ala mengunakan alat% alat anestesi lain yang kemungkinan #apat berguna. Sala satu yang #apat #an sangat sering #igunakan serta menun1ukkan angka keber asilan 4ukup tinggi a#ala laryngeal mask air5ay 7CMA8 atau sungkup laring. Selain itu pa#a kea#aan yang sangat ga5at3 tin#akan krikotiroi#otomi #engan menggunakan 1arum yang besar #apat #ilakukan ? Penting untuk #i4atat luas lapangan pan#ang #ari laring yang tela kita #apatkan. In6ormasi ini penting3 apabila #i kemu#ian ari #ilakukan kembali tin#akan mana1emen 1alan napas. >ambaran stan#art yang #igunakan a#ala klasi6ikasi menurut 0orma4k #an Ce ane 7);/?8). '. $. ?. >ra#e ) - seluru laring #apat terli at >ra#e ' - bagian posterior #ari laring sa1a yang #apat terli at >ra#e $ anya epiglotis sa1a yang #apat terli at

>ra#e ? - ti#ak a#a bagian laring yang #apat terli at

23

Int#-asi Orotra(!a" Intubasi orotrakeal biasanya menggunakan laringoskop #engan #ua 1enis blade yang paling umum #igunakan3 yaitu Ma4intos #an Miller. Blade Ma4intos berbentuk lengkung. U1ungnya #imasukkan ke #alam @alekula 74ela antara pangkal li#a #an permukaan 6aring #ari epiglotis8. Pemakaian blade Ma4intos ini memungkinkan insersi pipa en#otrakeal lebi mu#a #an #engan risiko trauma minimal pa#a epiglotis. Ukuran pa#a blade Ma4intos pun beragam #ari nomor ) ingga nomor ?. Untuk #e5asa3 pa#a umumnya #igunakan ukuran nomor $. Se#angkan blade Miller berbentuk lurus3 #an u1ungnya bera#a tepat #i ba5a permukaan laringeal #ari epiglotis. Epiglotis kemu#ian #iangkat untuk meli at pita suara. Kelebi an #ari bladeMiller ini a#ala anestesiologis #apat meli at #engan 1elas terbukanya epoglotis3 namun #i sisi lain 1alur oro% ipo6aring lebi sempit. Ukuran ber+ariasi #ari nomor ( ingga nomor ?3 #engan ukuran yang paling umum #igunakan untuk #e5asa berkisar antara nomor ' atau $. Pasien #iposisikan #alam posisi NsniffingO3 #imana oksiput #iangkat atau #iele+asi #engan bantuan bantal atau selimut yang #ilipat #an le er #alam posisi ekstensi. "iasanya posisi seperti ini akan memperluas pan#angan laringoskopik. Se#angkan posisi le er 6leksi mempersulit #alam pasien membuka mulut. Caringoskop #ipegang tangan kiri pa#a sambungan antarahandle #an blade. Setela memastikan mulut pasien terbuka #engan teknik Ncross fingerO #ari 1ari tangan kanan3 laringoskop #imasukkan ke sisi kanan mulut pasien sambil menyingkirkan li#a ke sisi kiri. "ibir #an gigi pasien ti#ak bole ter1epit ole blade. Blade kemu#ian #iangkat se ingga terli at epiglotis terbuka. Caringoskop arus #iangkat3 bukan #i#orong ke #epan agar kerusakan pa#a gigi maupun gusi pa#a ra ang atas #apat #i in#ari. Ukuran pipa en#otrakeal 7endotracheal tube 9 ETT8 bergantung pa#a usia pasien3 bentuk ba#an3 #an 1enis operasi yang akan #ilakukan. ETT #engan ukuran ..( mm #igunakan
24

untuk ampir seluru 5anita3 se#angkan ukuran /.( pa#a umumnya #igunkan pa#a pria. ETT #ipegang #engan tangan kanan seperti memegang pensil lalu #imasukkan melalui sisi kanan rongga mulut kemu#ian masuk ke pita suara. "ila epiglotis terli at ti#ak membuka #engan baik3 penting untuk men1a#ikan epiglotis sebagai lan#asan #an segera masukkan ETT #i ba5a nya lalu masuk ke trakea. Tekanan eksternal pa#a krikoi# maupun kartilago tiroi# #apat membantu memper1elas pan#angan anestesiologis. U1ung proksimal #ari balon ETT #itempatkan #i ba5a pita suara3 lalu balon #ikembangkan #engan u#ara positi6 #engan tekanan '(%$( 4m2'!. Pemasangan ETT yang benar #apat #inilai #ari auskultasi pa#a lima area3 yaitu ke#ua apeks paru3 ke#ua basal paru3 #an epigastrium. "ila suara napas ter#engar anya pa#a sala satu sisi paru sa1a3 maka #iperkirakan tela ter1a#i intubasi en#obronkial #an ETT arus #itarik perla an ingga suara napas ter#engar simetris #i lapangan paru kanan #an kiri. ETT kemu#ian #i6iksasi segera #engan menggunakan plester. Int#-asi Nasotra(!a" Intubasi nasotrakeal #apat #ilakukan pa#a pasien%pasien yang akan men1alani operasi maupun tin#akan intraoral. Diban#ingkan #engan pipa orotrakeal3 #iameter maksimal #ari pipa yang #igunakan pa#a intubasi nasotrakeal biasanya lebi ke4il ole karenanya ta anan 1alan napas men1a#i 4en#erung meningkat. Intubasi nasotrakeal pa#a saat ini su#a 1arang #ilakukan untuk intubasi 1angka pan1ang karena peningkatan ta anan 1alan napas serta risiko ter1a#inya sinusitis. Anestesia topikal #an +asokonstriksi pa#a mukosa i#ung #apat #iperole #engan mengaplikasikan 4ampuran antara $F li#okain #an (.':F p enylep rine. Pa#a umumnya3 ukuran ETT &.( ingga &.: mm #igunakan pa#a ampir semua 5anita3 se#angkan untuk laki%laki #igunakan ETT #engan ukuran ..( ingga ..: mm. Setela ETT mele5ati rongga i#ung kemu#ian ke 6aring3 pipa ETT masuk ke glotis yang tela membuka. Intubasi #apat #ilakukan #engan bantuan laringoskop atau 6iberoptik bronkoskop3 atau #engan 6orsep Magill. Komplikasi yang #apat ter1a#i ampir sama seperti yang ter1a#i pa#a intubasi orotrakeal. Namun a#a se#ikit penamba an seperti ter1a#inya epistaksis #an #iseksi submukosa. "ila #iban#ingkan
25

#engan intubasi orotrakeal3 intubasi nasotrakeal #i ubungkan #engan peningkatan insi#ensi #ari sinusitis #an bakteremia. Kontrain#ikasi #ari pemasangan pipa nasotrakeal antara lain 6raktur basis 4ranii3 k ususnya pa#a tulang et moi#3 epistaksis3 polip nasal3 koagulopati3 #an trombolisis. Setela operasi #ilakukan Ekstubasi #ll Di RR - Setela ' 1am atau kurang #i itung ACDRENE S0!RE 7 Sa#ar3 tensi stabil3 na6as lagi 8 ,ika ACDRETE S0!RE % Q / - Masuk ruang pera5atan % R . - I0U RR 7 Re4o+ery Room 8 "isa ter1a#i komplikasi 1uga. EP - Munta 3 tensi tinggi3

FRAKTUR MANDIBULA De6inisi *raktur #i#e6inisikan sebagai #e6ormitas linear atau ter1a#inya #iskontinuitas tulang yang #isebabkan ole ru#apaksa. *raktur #apat ter1a#i akibat trauma atau karena proses patologis. *raktur akibat trauma #apat ter1a#i akibat perkela ian3 ke4elakaan lalulintas3 ke4elakaan ker1a3 luka tembak3 1atu ataupun trauma saat pen4abutan gigi. *raktur patologis #apat ter1a#i karena kekuatan tulang berkurang akibat a#anya kista3 tumor 1inak atau ganas ra ang3 osteogenesis imperfecta3 osteomyelitis3 osteomalacia3 atro6i tulang se4ara menyeluru ter1a#i se4ara spontan seperti 5aktu bi4ara3 makan atau mengunya . 7))8
26

atau osteoporosis

nekrosis atau metabolic bone disease. Akibat a#anya proses patologis tersebut3 6raktur #apat

Man#ibula merupakan tulang yang kuat3 tetapi pa#a beberapa tempat #i1umpai a#anya bagian yang lema . Daera korpus man#ibula terutama ter#iri #ari tulang kortikal yang pa#at #engan se#ikit substansi spongiosa sebagai tempat le5atnya pembulu #ara #an pembulu lim6e. Daera yang tipis pa#a man#ibula a#ala angulus #an sub 4on#ylus se ingga bagian ini termasuk bagian yang lema #ari man#ibula. Klasi6ikasi "eberapa ma4am klasi6ikasi 6raktur man#ibula #apat #igolongkan ber#asar sebagai berikut Insi#ens 6raktur man#ibula sesuai #engan lokasi anatomisnya= prosesus 4on#iloi#eus 7';.)F83 angulus man#ibula 7'?F83 sim6isis man#ibula 7''F83 korpus man#ibula 7)&F83 al+eolus 7$.)F83 ramus 7)..F83 pro4essus 4oronoi#eus 7).$F8. 7)(3))3)'8 >e1ala Pa#a pen#erita trauma #engan 6raktur man#ibula arus #iper atikan a#anya kemungkinan

obstruksi 1alan na6as yang bisa #iakibatkan karena 6raktur man#ibula itu sen#iri ataupun akibat per#ara an intraoral yang menyebabkan aspirasi #ara #an 4lot. Setela sampai kepala. "eberapa te nik Roentgen #apat #igunakan untuk meli at a#anya 6raktur man#ibula antara lain = % 6oto skull AP9Cateral % 6oto Eisler = untuk pen4itraan man#ibula bagian ramus #an korpus3 kanan atau sisi kiri sesuai kebutu an. % "o#ne$s !ie# = #ibuat untuk meli at proyeksi tulang maksila3 Digoma #an man#ibula % re+erse To5neHs +ie5 = #ilakukan untuk meli at a#anya 6raktur ne4k 4on#ilus man#ibula terutama yang #ispla4e# ke me#ial #an 1uga meli at #in#ing lateral maksila
27

#ilakukan primar

sur!e

#an kon#isi pen#erita stabil3 #ilan1utkan #engan

#engan pemeriksaan lan1utan secondar sur!e yaitu pemeriksaan menyeluru #ari u1ung rambut

% %anoramic = #isebut 1uga pantomogra6i9rotational radiograph

#ibuat untuk mengeta ui

kon#isi man#ibula mulai #ari kon#ilus kanan sampai kon#ilus kiri beserta posisi geliginya termasuk oklusi ter a#ap gigi maksila. Dibuat 6ilm #i#epan mulut pa#a alat yang rotasi #ari pipi kanan ke pipi kiri3 sinar%A 1uga berla5anan ara rotasi #ari ara tengkuk se ingga ter4apai proyeksi #ari kon#ulus kanan sampai kon#ilus kiri. Keuntungan panoramic a#ala = 4akupan anatomis yang luas3 #osis ra#iasi ren#a 3 pemeriksaan 4ukup nyaman3 bisa #ilakukan pa#a pen#erita trismus3. Kerugiannya ti#ak bisa menun1ukkan gambaran anatomis yang 1elas #aera periapikal sebagaimana yang #i asilkan 6oto intra oral % Temporoman#ibular ,oint = pa#a pen#erita trauma langsung #aera #agu sering #i#apatkan kon#isi pa#a #agu baik akan tetapi ter1a#i 6raktur pa#a #aera kon#ilus man#ibula se ingga pen#erita mengelu nyeri pa#a #aera TM, bila membuka mulut3 trismus ka#ang se#ikit maloklusi. Pa#a pembuatan 6oto TM, yang stan#ar# biasanya #i lakukan proyeksi lateral buka mulut 7Parma8 #an proyeksi lateral tutup mulut biasa 7S4 uller8. "iasanya #ibuat ke#ua sen#i kanan #an kiri untuk perban#ingan. % orbitocond lar !ie# = #ilakukan untuk meli at TM, pa#a saat buka mulut lebar3 menun1ukkan kon#isi struktur #an kontur #ari kaput kon#ilus tampak #ari #epan

Tatalaksana Prinsip #asar umum #alam pera5atan 6raktur man#ibula iala sebagai berikut. E+aluasi klinis se4ara keseluru an #engan teliti3 pemeriksaan klinis 6raktur #ilakukan se4ara benar3 kerusakan gigi #ie+aluasi #an #ira5at bersamaan #engan pera5atan 6raktur man#ibula3 mengembalikan oklusi merupakan tu1uan #ari pera5atan 6raktur man#ibula. In#ikasi untuk closed reduction antara lain =

28

a. 6raktur komuniti63 selama periosteum masi intak masi #apat #i arapkan kesembu an tulang b. 6raktur #engan kerusakan so6t tissue yang 4ukup berat3 #imana rekonstruksi so6t tissue #apat #igunakan rotation 6lap3 6ree 6lap ataupun granulasi perse4un#um bila luka tersebut ti#ak terlalu besar 4. e#entulous man#ibula = closed reduction #engan menggunakan protese man#ibula Ngunning splintO #an sebaiknya #ikombinasikan #engan ka5at 4ir4um man#ibula% 4ir4umDygomati4um #. *raktur pa#a anak%anak = karena open reduction #apat menyebabkan kerusakan gigi yang se#ang tumbu . Apabila #iperlukan open reduction #engan 6iksasi internal3 maka #igunakan ka5at yang alus #an #iletakkan pa#a bagian paling in6erior #ari man#ibula. &losed reduction #ilakukan #engan splint acr lic #an ka5at 4ir4um%man#ibular #an 4ir4umDygomati4um bila memungkinkan e. *raktur 4on#ylus = mobilisasi ra ang ba5a #iperlukan untuk meng in#ari ankylosis #ari TM,. Pa#a anak3 moblisasi ini arus #ilakukan tiap minggu3 se#angkan #e5asa setiap ' minggu. Te nik yang #igunakan pa#a terapi 6raktur man#ibula se4ara closed reduction a#ala 6iksasi intermaksiler. *iksasi ini #iperta ankan $%? minggu pa#a 6raktur #aera minggu pa#a #aera lain #ari man#ibula 4on#ylus #an ?%&

Komplikasi Komplikasi yang #apat ter1a#i akibat 6raktur man#ibula antara lain a#anya in6eksi3 #engan kuman patogen yang umum a#ala stap ylo4o44us3 strepto4o44us #an ba4terioi#es. Ter1a#i malunion #an #elaye# ealing3 biasanya #isebabkan ole in6eksi3 re#uksi yang ina#ekuat3 nutrisi yang buruk3 #an penyakit metabolik lainnya. Parast esia #ari ner+us al+eolaris in6erior3 lesi r marginalis man#ibulae n. 6asialis bisa ter1a#i akibat sayatan terlalu tinggi.

29

DAFTAR PUSTAKA ). '. $. ,osep M4 0art y MD.3 %lastic Surger 3 B" Saun#ers3 );;(-;).%;;( Ar4 er B23 'ral and (a)illofacial Surger 3 +ol'3 B" Saun#ers 0o.3 !keson ,P3 *unctional anatom and Biomechanics of the masticator s stem3 In

P ila#elpia3 );.:=)(?:%// management o6 temporoman#ibular #isor#er an# o44lusion3 !keson ,e66rey P3 Mosby3 St Couis );;$ )$%') ?. );// Dorlan#Hs Illustrate# me#i4al #i4tionary3 '.t e#.3 B" Saun#ers 0o.3 P ila#elpia3

30

:.

Da+i#son3,.K.3E4k ar#t III Billiam *.3 Perese DeniD A.3

0lini4al anest esia

Pro4e#ures o6 t e Massa4 usetts >eneral 2ospital. ? t e#ition. "oston3 Cittle3 "ro5n an# 0ompany3 );;$ &. .. >. E#5ar# Morgan3 #kk.3 0lini4al Anest esiology3 Con#on3M4>ra5%2ill3'((& Catie6 sai# A.3 Surya#i kartini A.3 Dae lan M. Rus5an3 Petun1uk praktis

anestesiologi. 'n# e#ition3 "agian anestesiologi #an terapi intensi6 *akultas Ke#okteran Uni+ersitas In#onesia3 '(('.

31

You might also like