You are on page 1of 6

KAWASAKI DISEASE Diposting oleh Emmy pada Dec 24, '07 10:21 AM untuk semuanya

Kawasaki disease (Penyakit Kawasaki) adalah suatu penyakit yang langka, dan ditemukan pada anakanak. Nama lainnya adalah Sindrom Kawasaki atau mucocutaneous lymph node syndrome. Penyakit ini menyebabkan radang pada pembuluh darah disekujur tubuh penderita. Sekitar 80% penderita Sindrom Kawasaki ini adalah anak-anak di bawah usia 5 tahun dan paling banyak terdapat pada usia antar 9-12 bulan. Penyakit ini jarang menyerang anak-anak yang sudah berusia di atas 8 tahun. Dan anak-anak dari etnis Asia beresiko lebih tinggi terkena penyakit ini. Penyakit ini dinamakan sesuai nama seorang pediatris Jepang bernama Tomisaku Kawasaki, yang menemukannya pada tahun 1967. Sejak saat itu diketahui berbagai kasus serupa ternyata ditemukan di berbagai negara lainnya. Penderita ditandai dengan sebagian dari gejala-gejala berikut: Demam tinggi berhari-hari, hingga 39^ C, sedikitnya selama 5 hari berturut-turut dan diikuti dengan gejala radang kemerahan pada mata (conjunctivitis), Telapak tangan dan kaki akan berwarna kemerahan atau bengkak, Diikuti kulit terkelupas setelah sekitar 2 minggu sejak penyakit ini terjadi, Ruam kemerahan pada tubuh, Kadang-kadang disertai pembengkakan kelenjar limpa (cervical lymphadenopathy), Radang pada bibir atau membran mucus di mulut, Bibir pecah-pecah, kadang terkelupas dan bisa berdarah, Radang pada tenggorokan, Atau warna merah seperti strawberry pada lidah ( strawberry tangue), Sakit pada persendian. Apa yang menyebabkan timbulnya sindrom Kawasaki ini pada anak-anak belum begitu jelas. Ada yang berpendapat ini disebabkan oleh infeksi virus, teori lain mengatakan penyebabnya adalah kelainan pada sistem kekebalan tubuh akibat reaksi oleh racun dari lingkungan sekitar. Serta berbagai versi penyebab lainnya. Baru-baru ini penelitian menunjukkan bahwa sejenis virus yang disebut coronavirus mungkin berperan atas timbulnya penyakit ini. Heart Problem Jika dibiarkan, sindrom Kawasaki dapat menyebabkan kerusakan jantung dan pembengkakkan pada pembuluh darah menuju jantung (koroner) yang disebut aneurysm. Aneurysm pada arteri koroner disebabkan oleh radang pada pembuluh arteri tersebut disebut vasculitis. Inilah yang membuat sindrom Kawasaki menjadi penyebab utama timbulnya penyakit jantung bawaan (PJB) pada anak-anak di negara berkembang. Sekitar 25% dari penderita akan memiliki masalah pada jantungnya dan 1% akan meninggal, jika tidak mendapat perawatan lebih lanjut. Bila terjadi aneurysm, perkembangannya akan berlangsung dalam seminggu setelah gejala-gejala demam dan yang lainnya bermula. Jika tindakan perawatan dilakukan kurang dari 10 hari, maka komplikasi ke jantung akan dapat dicegah. Itu sebabnya diagnosa awal terhadap penyakit ini akan sangat banyak membantu. Berita baiknya adalah, bila mendapat perawatan sesegera mungkin, hanya sekitar 5-10% dari seluruh kasus sindrom Kawasaki yang akan berkembang menjadi masalah jantung. Komplikasi lain mungkin saja terjadi, karena vasculitis juga dapat terjadi ditempat lain selain dari arteri. Berbagai jenis komplikasi lain juga mungkin terjadi akibat sindrom Kawasaki ini namun kemungkinan kasus-kasus ini terjadi sangat langka. Berbagai kemungkinan komplikasi dari penyakit kawakasi adalah sebagai berikut: Inflamasi (radang) pada pembuluh darah (valculitis).

Inflamasi pada otot jantung (mycarditis). Inflamasi pada selaput pembungkus jantung (pericarditis). Inflamsi pada sendi (arthritis). Inflamsi pada membran otak dan spinal cord (meningitis). Aneurysm pada arteri yang memicu pembekuan darah atau menimbulkan penyakit jantung. Arrhythmia atau detak jantung tidak normal akibat adanya kelainan pada katup jantung.

Treatment Pengobatan yang diberikan kepada penderita tujuan utamanya adalah untuk memperkecil ataupun mencegah resiko komplikasi ke arah yang lebih serius, selain untuk menyembuhkan gangguan akibat gejala-gejalanya juga tentunya. Umumnya pengobatan yang diberikan ada 2: Aspirin Aspirin dapat membantu mengurangi radang yang timbul pada aneurysme pada arteri koroner. Kegunaan lainnya juga untuk mengatasi demam, radang pada persendian, ruam pada tubuh dan mencegah terjadinya pembekuan darah. Intravenous Gammaglobulin Sejenis antibodi yang diberikan melalui aliran darah. Jika diberikan sesegera mungkin akan mengurangi resiko kerusakan pada arteri koroner dan mencegah berlanjutnya penyakit ini ke tingkat yang berbahaya.

Masih ada cara pengobatan lainnya seperti penggunaan cortisone (kortisol), yaitu sejenis hormon yang dihasilkan oleh korteks adrenal pada ginjal, yang memiliki efek anti inflamasi dan anti alergi. Bantuan dari obat-obatan lain sejenis ibuprofen dan naproxen juga terkadang digunakan untuk mengatasi rasa nyeri persendian yang berkepanjangan. Plasmapheresis atau pergantian plasma digunakan bila aspirin dan gammablogulin tidak berhasil mengatasi penyakit ini. Ini sangat membantu, karena penyakit kawasaki yang tidak bereaksi terhadap pengobatan aspirin dan gammablobulin biasanya cukup berbahaya. Setelah diobati, pada umumnya akan terjadi pengelupasan kulit pada tangan atau kaki. Namun tidak perlu khawatir, karena peristiwa ini sangat umum terjadi. Yang paling penting adalah memberikan perhatian yang cukup bagi anak tersebut agar ia merasa nyaman

Kawasaki Serang Anak-Anak Indonesia

Kawasaki disease (Penyakit Kawasaki) adalah suatu penyakit yang langka, dan ditemukan pada anak-anak. Penyakit Kawasaki ditemukan oleh Dr. Tomisaku Kawasaki di Jepang pada tahun 1967 dan saat itu dikenal sebagai Mucocutaneous Lymphnode Syndrome. Banyak masyarakat yang belum mengetahui mengenai penyakit ini, bahkan para dokter pun ada yang belum mengetahui tentang penyakit yang berbahaya bagi anak anak ini. Hal ini menyebabkan bayaknya kesalahan dan keterlambatan diagnosis yang dilakukan oleh para dokter. Penampakkan penyakit ini dapat mengelabui mata sehingga dapat terdiagnosis sebagai campak, alergi obat, infeksi virus atau bahkan penyakit gondong. Baru-baru ini penelitian menunjukkan bahwa sejenis virus yang disebut coronavirus mungkin berperan atas timbulnya penyakit ini, tetapi belum ada bukti yang dapat meyakinkan secara pastinya penyebab penyakit ini. Sehingga cara pencegahan penyakit ini belum diketahui. Penyakit ini lebih sering menyerang ras Mongol dan terutama menyerang balita pada usia 1-2 tahun. Penyakit ini juga terbukti tidak menular. Kasus Kawasaki di Indonesia tidakklah sedikit, tiap tahun akan ada 3300-6600 kasus Kawasaki Disease. Namun kenyataannya kasus yang terdeteksi masih sangat jauh di bawah angka ini. Terdeteksi sekitar 20%-40% nya mengalami kerusakan pada pembuluh koroner jantung. Sebagian akan sembuh namun sebagian lain terpaksa menjalani hidup dengan jantung yang cacat akibat aliran darah koroner yang terganggu. Sebagian kecil akan meninggal akibat kerusakan jantung. Jika dibiarkan, sindrom Kawasaki dapat menyebabkan kerusakan jantung dan pembengkakkan pada pembuluh darah menuju jantung (koroner) yang disebut aneurysm. Aneurysm pada arteri koroner disebabkan oleh radang pada pembuluh arteri tersebut disebut vasculitis. Inilah yang membuat sindrom Kawasaki menjadi penyebab utama timbulnya penyakit jantung bawaan (PJB). Bila terjadi aneurysm, perkembangannya akan berlangsung dalam seminggu setelah gejala-gejala demam dan yang lainnya bermula. Jika tindakan perawatan dilakukan kurang dari 10 hari, maka komplikasi ke jantung akan dapat dicegah. Itu sebabnya diagnosa awal terhadap penyakit ini akan sangat banyak membantu. Berita baiknya adalah, bila mendapat perawatan sesegera mungkin, hanya sekitar 5-10% dari seluruh kasus sindrom Kawasaki yang akan berkembang menjadi masalah jantung.

Gejala awal Penyakit Kawasaki : 1. 2. 3. 4. Demam yang mendadak tinggi dan bisa mencapai 41o C Demam befluktuasi selama setidaknya 5 hari tetapi tidak pernah mencapai normal Pada anak yang tidak diobati, demam dapat berlangsung selama 1-4 minggu tanpa jeda Sekitar 2-3 hari setelah demam, mulai muncul gejala lain secara bertahap yaitu bercak bercak merah di badan yang mirip seperti pada penyakit campak 5. Namun gejala pilek dan batuk akut yang ada pada penyakit campak tidak ada pada penyakit kawasaki 6. Kedua mata merah tetapi tanpa kotoran mata (conjunctivitis) 7. Pembengkakan kelenjar getah bening di salah satu leher sehingga kadang diduga

penyakit gondong (parotitis) 8. Lidah merah menyerupai stroberi (strawberry tangue), bibir juga merah dan kadang pecah pecah bahkan bisa berdarah 9. Telapak tangan dan kaki merah dan agak membengkak 10. Kadang anak mengeluh nyeri pada persendian bahkan sampai tidak dapat menggerakkan badan tetapi akan sembuh setelah pengobatan tanpa menyebabkan kelumpuhan apa pun 11. Trombosit mencapai 2.000.000 /mm3 Berbagai kemungkinan komplikasi dari penyakit kawakasi adalah sebagai berikut :

Inflamasi (radang) pada pembuluh darah (valculitis). Inflamasi pada otot jantung (mycarditis). Inflamasi pada selaput pembungkus jantung (pericarditis). Inflamsi pada sendi (arthritis). Inflamsi pada membran otak dan spinal cord (meningitis). Aneurysm pada arteri yang memicu pembekuan darah atau menimbulkan penyakit jantung. Arrhythmia atau detak jantung tidak normal akibat adanya kelainan pada katup jantung.

Komplikasi ke jantung biasanya mulai terjadi setelah hari ke 7-8 sejak awal timbulnya demam. Pada awalnya dapat terjadi pelebaran pembuluh nadi koroner, kemudian bisa terjadi penyempitan bagian dalam atau sumbatan. Akibatnya aliran darah ke otot jantung terganggu sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada otot jantung yang dikenal sebagai infark miokard. Pada fase penyembuhan, terjadi pengelupasan kulit di ujung jari tangan serta kaki dan kemudian timbul cekungan berbentuk garis melintang pada kuku kaki dan tangan. Yang paling penting adalah memberikan perhatian yang cukup bagi anak tersebut agar ia merasa nyaman.

Ada beberapa kejadian dimana penyakit ini bisa kambuh setelah beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian. Segeralah hubungi dokter bila ini terjadi. Jika tidak terjadi komplikasi jantung, biasanya akan terjadi pemulihan sempurna. Sekitar 1-2% penderita meninggal, biasanya akibat komplikasi jantung; 50% diantaranya meninggal pada bulan pertama, 75% meninggal pada bulan kedua, 95% meninggal pada bulan keenam. Tetapi kematian bisa terjadi 10 tahun kemudian dan kadang secara tiba-tiba. Aneurisma yang kecil atau tidak membesar cenderung menghilang dalam waktu 1 tahun, tetapi arteri koroner tetap lemah sehingga beberapa tahun kemudian timbul kelainan jantung. Pengobatan yang dapat dilakukan untuk Kawasaki Disease :

Penderita harus dirawat inap di rumah sakit dan mendapat pengawasan dari dokter ahli jantung anak Pemberian obat Imunoglobulin 2 gram/ kg BB secara infus selama 10-12 jam Asetol / Aspirin dosis tinggi Warfarin Pemeriksaan jantung sangat penting termasuk EKG dan Ekokardiografi (USG jantung) Kadang dapat dilakukan ultrafast CT Scan, MRA (Magnetic Resonance Angiography) Kateterasi jantung diperlukan pada kasus yang berat

Imunolobulin adalah obat yang didapat dari plasma donor darah ampuh untuk meredakan gejala Kawasaki Disease maupun menekan resiko kerusakan jantung namun harga yang mahal menjadi kendala. Harga satu gram berkisar satu juta rupiah. Penderita Kawasaki Disease membutuhkan imunoglobulin 2 gram per kg berat badannya. Penderita juga diberikan asam salisilat untuk mencegah kerusakan jantung dan sumbatan pembuluh koroner. Jika dengan pengobatan obat tidak berhasil, kadang diperlukan operasi pintas

koroner (coronary bypass) atau bahkan transplantasi jantung. Fase kematian dapat timbul mendadak bertahun tahun kemudian setelah fase akut. Kemungkinan kambuhnya penyakit ini adalah 3 %. Perbadingan antara anak perempuan dan laki laki pada penyakit ini adalah 1 : 1,5. Pemeriksaan laboratorium untuk penyakit ini tidak ada yang khas. Biasanya jumlah sel darah putih, laju endapan darah dan C Reactive protein meningkat pada fase akut. Pada fase penyembuhan, trombosit darah meningkat dan ini akan memudahkan terjadinya trombus atau bekuan darah yang menyumbat pembuluh koroner jantung. Penyakit Kawasaki ditemukan pada umur seorang bayi termuda yaitu 1 bulan dan ditemukan di Jepang pada seorang wanita yang berumur 37 tahun

You might also like