You are on page 1of 12

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya kami telah dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan Ibu dengan Hiperemesis Gravidarum. Kami menyadari bahwa masih terdapat kesalahan pada makalah ini. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya. Padang, Maret 2013

Penulis

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Bab I : Pendahuluan A. Latar Belakang B. Tujuan Bab II : Pembahasan A. Definisi B. Etiologi C. Patofisiologi D. Tanda dan Gejala E. Komplikasi F. Penatalaksanaan G. Pemeriksaan Diagnostik H. Prognosis Bab IV : Penutup A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mual muntah adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trisenester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual muntah terjadi pada 60%-80% primi gravida, satu diantara 1000 kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hprmon estrogen HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung samapi 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari dapat terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit. B. Tujuan a. Tujuan Umum Secara umum makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan osteomielitis b. Tujuan Khusus Menjelaskan definisi, etiologi, dan patofisiologi dari hiperemesis gravidarum Menjelaskan tanda dan gejala serta komplikasi dari hiperemesis gravidarum Menjelaskan penatalaksanaan, pemeriksaan diagnostik, dan prognosis dari hiperemesis gravidarum Menjelaskan asuhan keperawatan dari hiperemesis gravidarum

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. (Rustam Mochtar, 1998). Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan. (Ben-Zion, MD, hal : 232) Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan. (Hellen Farrer, 1999, hal : 112) Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk (dehidrasi). Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999). Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya (http://zerich150105.wordpress.com/). Dalam buku obstetri patologi (1982) Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air kencing (http://healthblogheg.blogspot.com/). Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus-menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie Samarinda (http://healthblogheg.blogspot.com/). B. Etiologi Penyebab hiperemesis ini belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor predisposisi yang dikemukakan, yaitu : a. Sering pada prigravida, molahidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda. Di sini dianggap meningkatnya kadar HCG sebagai factor. b. Factor organik, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik. c. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik. d. Faktor psikologik, keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut tanggung jawab dan sebagainya. e. Factor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes, dan lain-lain.

C. Patofisiologi Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami hiperemesis gravidarum yang berat. Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan. D. Tanda dan Gejala Hiperemis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 tingkatan, yaitu : a. Tingkat I (Ringan) Mual muntah terus menerus menyebabkan wanita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri epigastrium, nadi sekitar 100 kali permenit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering dan mata cekung. b. Tingkat II (Sedang) Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum ibu lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Dapat pula asetonuri dan dari nafas keluar bau aseton. c. Tingkat III (Berat) Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, samnolen sampai koma, nadi kecil, halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik, dan tensi turun sekali, serta ikterus. Komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada sususnan syaraf pusat (Enselopati Wericke) dengan adanya nistagmus, diplopia, perubahan mental.

E. Komplikasi Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri dan depresi F. Penatalaksanaan Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. 1. Obat-obatan Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin 2. Isolasi Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman setama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan. 3. Terapi psikologik Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini. 4. Cairan parenteral Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena. 5. Penghentian kehamilan Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital. 6. Diet a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.

Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 -- 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat - zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari. b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D. c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium. G. Pemeriksaan Diagnosis 1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta. 2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN. 3. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH. H. Prognosis Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit in dapat mengancam jiwa ibu dan janin. I. Konsep Dasar Keperawatan a. Pengkajian Data Fokus a) Aktifitas istirahat Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit). b) Integritas ego Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan. c) Eliminasi Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis: peningkatan konsentrasi urine. d) Makanan/cairan Mual dan muntah yang berlebihan (4 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering. e) Pernafasan Frekuensi pernapasan meningkat. f) Keamanan Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma

g) Seksualitas Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik. h) Interaksi sosial Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang. i) Pembelajaran dan penyuluhan Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi kalau belangsung sudah lama Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badan normal Turgor kulit, lidah kering Adanya aseton dalam urine j) Pemeriksaan diagnostik USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH. b. Diagnosa Keperawatan 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan. 2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan. 3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan. 4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan. c. Intervensi Keperawatan 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan. Intervensi 1. Batasi intake oral hingga muntah berhenti. 2. Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya Phenergan 10-20mg/i.v. 3. Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan. 4. Catat intake dan output. 5. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi Rasional Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah selanjutnya. Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit. Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit. Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah. Dapat mencukupi asupan nutrisi yang

1.

2.

3. 4. 5.

sering 6. Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak 7. Anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur 8. Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu. 9. Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut. 10. Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut sesering mungkin. 11. Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit

dibutuhkan tubuh 6. Dapat menstimulus mual dan muntah 7. Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang berlebih 8. Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi. 9. Untuk mengetahui integritas inukosa mulut. 10. Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut. 11. Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 gr/dl atau kadar Ht < 37 % dipertimbangkan anemi pada trimester I. 12. Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi karena kehamilan. 13. Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran pcrkembangan janin dan kemungkinan-kemungkinan lebih lanjut.

12. Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.

13. Ukur pembesaran uterus.

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan. Intervensi 1. Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah. Rasional 1. Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah

2. Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis. 3. Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar. 4. Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.

pada trimester 2. Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi. 3. Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi. 4. Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.

3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan. Intervensi 1. Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung 2. Kaji tingkat fungsi psikologis klien 3. Berikan support psikologis 4. Berikan penguatan positif 5. Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal Rasional Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan Untuk menjaga intergritas psikologis Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien

1. 2. 3. 4. 5.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan. Intervensi 1. Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup. Rasional Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terusmenerus untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus. Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko. Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam memenuhi kebutuhannya. Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.

1.

2. Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat. 3. Bantu klien beraktifitas secara bertahap.

2.

3.

4. Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi.

4.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya. 2. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan. 3. Tanda dan gejala yang sering muncul, diantaranya adalah muntah yang hebat, haus, dehidrasi, berat badan turun, keadaan umum mundur, kenaikan suhu. 4. Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.

DAFTAR PUSTAKA Doengoes, Marilyn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal / Bayi. Jakarta : EGC. Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. Jakarta : EGC Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obsteri jilid I. Jakarta : EGC. Arif, Mansjoer, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 jilid I. Jakarta : Media Acculapius. Teber, Ben-Zian. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta ; Tridasa Printer. Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.

You might also like