You are on page 1of 3

Menurut survey yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam

jumlah penderita Diabetes Melitus dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, sedangkan urutan diatasnya India, China dan Amerika Serikat. Temuan tersebut semakin membuktikan bahwa Penyakit Diabetes Mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius. Menurut survey yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Melitus dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, sedangkan urutan diatasnya India, China dan Amerika Serikat. Temuan tersebut semakin membuktikan bahwa Penyakit Diabetes Mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri kesehatan Siti Fadillah Supari pada pembukaaan dialog interaktif bertajuk : "Diabetes? Jangan Takut! ", pada hari Rabu, tanggal 08/06/2005 di Departemen Kesehatan. " Di Indonesia masalah ini sudah merupakan masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang meningkat 2-3 kali lebih cepat dari negara maju " kata Menkes. Hasil yang tidak jauh berbeda dengan penelitian WHO juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan Departemen Kesehatan bersama profesi, didapatkan bahwa prevalensi diabetes sebesar 12,7% dari seluruh penduduk. Selain itu penyakit ini hampir selalu disertai dengan komplikasi akibat adanya disfungsi vaskuler. Menteri Kesehatan menegaskan diabetes adalah masalah kesehatan yang harus ditanggulangi dengan melibatkan berbagai pihak, dengan mempertimbangkan besarnya masalah yang ada. " Diabetes merupakan masalah kesehatan yang harus ditanggulangi baik secara medis maupun non medis, baik oleh pemerintah maupun masyarakat sesuai dengan porsinya masing-masing," demikian Menkes. Menkes mengharapkan, dengan adanya upaya penyebarluasan informasi tentang diabetes, dapat membantu para penderita untuk hidup nyaman dan produktif. Fakta lain yang tidak kalah mencengangkan adalah data Departemen Kesehatan yang menyebutkan bahwa jumlah pasien rawat inap maupun rawat jalan di Rumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin. Organisasi yang peduli terhadap permasalahan Diabetes, Diabetic Federation mengestimasikan bahwa jumlah penderita Diabetes mellitus yang pada tahun 2001, terdapat 5,6 juta penderita Diabetes untuk usia diatas 20 tahun, akan meningkat menjadi 8,2 juta pada tahun 2020, bila tidak dilakukan upaya perubahan pola hidup sehat para penderita. http://leo-nam.blogspot.com/2009/02/masalah-kesehatan-di-indonesia.html

Jurnas.com | INTERNATIONAL Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa lebih dari 371 orang di dunia yang berusia 20-79 tahun memiliki diabetes. Sedangkan Indonesia, masuk urutan ke tujuh dengan prevalensi diabetes tertinggi. Diperkirakan, pada 2030, Diabetes Melitus menempati urutan ke-7 penyebab kematian di dunia. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes, Tjandra Yoga Aditama mengatakan, Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasionanal, dan lokal. Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian adalah Diabetes Melitus (DM). Di Indonesia, DM merupakan ancaman serius bagi

kesehatan masyarakat karena dapat menimbulkan kebutaan, gagal ginjal, kaki diabetes (gangrene) sehingga diamputasi, penyakit jantung, dan stroke. Mengingat besarnya masalah DM tersebut, Tjandra Yoga mengatakan Kementerian Kesehatan memprioritaskan pengendalian DM diantara gangguan penyakit metabolik lainnya selain penyakit penyerta seperti hipertensi, jantung koroner, dan stroke. "Kemenkes saat ini fokus pada pengendalian faktor risiko DM melalui upaya promotif dan preventif dengan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif," katanya. Saat ini, sambungnya, Kemenkes juga memiliki kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor risiko DM (Diabetes Melitus) yaitu kegiatan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) penyakit tidak menular dan implementasi perilaku CERDIK. Berdasarkan laporan terbaru dari Novo Nordisk, hanya 41 persen penyandang DM di Indonesia yang mengetahui kondisinya, 39 persen mendapat pengobatan, dan 0,7 persen mencapai sasaran pengobatan diabetes. Adanya hambatan dalam penanganan diabetes di Indonesia menjadi penghalang dalam menekan penyakit ini.

http://www.jurnas.com/news/105827/11,8_juta_Penduduk_Indonesia_Terancam_Diabetes_pada_2030 /1/Sosial_Budaya/Kesehatan ( diakses tgl 18 sept 2013, 22.40 WIB )

Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah kasus diabetes melitus di Indonesia yang berada di urutan ke- 4 setelah negara India, China dan Amerika dengan jumlah Diabetesi sebesar 8,4 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat sampai 21,3 juta orang di tahun 20302. Dilihat dari semakin meningkatnya jumlah pendeita diabetes, maka perlu adanya kesadaran dari masyarakat terhadap pentingnya peran dari masyarakat untuk peduli terhadap masalah ini. (Dr.
Dra. Nurhaedar Jafar, Apt,M.Kes, 2004) Bukain : http://acef-cholacha.blogspot.com/2010/07/perbandingan-hasil-pemeriksaan-glukosa.html

Pemeriksaan Gula Darah Metoda : GOD PAP Prinsip : Glukosa akan dioksidasi dengan adanya enzim glukosa oksidase membentuk suatu asam glukonat dan peroksida. Peroksida yang terbentuk direaksikan dengan 4 amino-antypyrine dan asam hidroksi benzoic, dengan adanya peroksidase membentuk senyawa kompleks yang berwarna.Intensitas warna merah yang terbentuk sebanding dengan kadar glukosa dalam sampel. Nilai normal : 70 125 mg/dl Metode Glukosa Oksidase (GOD PAP) adalah metode yang sangat spesifik untuk pengukuran glukosa didalam serum atau plasma melalui reaksi dengan glukosa oksidase, asam glukonat serta dibentuk hydrogen peroksida. Pemeriksaan dengan metode GOD PAP ini dianjurkan menggunakan plasma darah yang diambil langsung dari vena (pembuluh

darah balik) disekitar lipatan siku. Hal ini disebabkan metode GOD PAP dinilai bersifat lebih spesifik karena yang diukur hanya kadar glukosa. Keuntungan dan Kerugian : Keuntungan : menggunakan plasma darah yang diambil langsung dari vena di sekitar lipatan siku. Lebih spesifik karena yang diukur hanya kadar glukosa. Glukometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar glukosa. menggunakan glukometer yaitu waktu yang digunakan untuk mengetahui hasil pemeriksaan glukosa darah lebih cepat. bentuk alat yang kecil sehingga memudahkan untuk dibawa. volume sampel yang di gunakan sedikit. Kerugian : range pada alat adalah 20mg/dl 600 mg/dl sehingga hasil yang di bawah 20 mg/dl atau yang diatas 600 mg/dl tidak dapat keluar. - hasil yang diperoleh dapat di pengaruhi oleh zat-zat interferen karena tidak menggunakan deproteinase . http://organiksmakma3c25.blogspot.com/

You might also like