You are on page 1of 8

PENGETAHUAN AKSEPTOR KB DENGAN DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI

THE KNOWLEDGE OF KB ACCEPTORS WITH SELECTION CONTRACEPTION


Suhariati Akademi Kebidanan Pamenang, Pare, Kediri

KEMANTAPAN
STABILITY OF

ABSTRAK Kemantapan akseptor KB dalam memilih alat kontrasepsi merupakan aspek penting dalam keberhasilan program KB sehingga kemantapan akseptor tersebut harus diwujudkan secara teoritis. Kemantapan akseptor KB dalam memilih alat kontrasepsi berhubungan dengan berbagai faktor yaitu pengetahuan, pendidikan, informasi-informasi dari media cetak dan elektronik. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hubungan pengetahuan akseptor KB dengan kemantapan dalam pemilihan alat kontrasepsi di BPS Riche Susanti Desa Kudu Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk. Desain penelitian menggunakan korelasi cross sectional dengan besar sampel 38 responden dengan teknik sistematic sampling, alat ukut yang digunakan kuesioner. Hasil penelitian analisa data dengan uji korelasi spearman didapatkan hasil 0,336 menunjukkasn angka positif yang artinya mempunyai hubungan yang sangat kuat dan berdasarkan angka probabilitas dengan sig P = 0,039 dan = 0,05 didapatkan p< maka hasil hipotesa H1 diterima dan H0 ditolak yang artinya ada hubungan pengetahuan akseptor KB dengan kemantapan dalam pemilihan alat kontrasepsi. Sebagian besar responden berpengetahuan sangat baik yaitu 19 responden (50%), sedangkan untuk kemantapan dalam dalam pemilihan alat kontrasepsi juga sangat mantap yaitu 17 responden (44,7%). Melihat dari hasil diatas sudah baik tetapi masih perlu adanya konseling KB kepada para akseptor. Kata Kunci : Pengetahuan, Kemantapan dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi, akseptor KB

ABSTRACT Stability of family planning acceptors in choosing a contraceptive is an important aspect in the success of family planning acceptors so that stability must be realized theoretically. Stability of family planning acceptors in choosing a contraceptive is associated with various factors of knowledge, education, information from print and electronic media. The study was conducted to analyze the relation between knowledge of family planning acceptors with stability in the selection of contraception in the BPS district Riche Susanti Kudu village Kertosono Nganjuk. Design studies using cross-sectional correlation with the sample 38 respondents with sistematic sampling techniques, tools ukut used questionnaires. The results of data analysis with Spearman correlation test results obtained 0.336 menunjukkasn positive number, which means having a very strong and based on the probability of the sig P = 0.039 and = 0.05 obtained p <the results of hypothesis H1 is accepted and H0 is rejected, which means that there is a relationship knowledge of family planning acceptors with stability in the selection of contraceptives. Most respondents knowledgeable excellent rate of 19 respondents (50%), while for consistency in the selection of contraceptive that is also very steady 17 respondents (44.7%). Judging from the results of the above are good but still need for family planning counseling to the acceptors. Key words : Knowledge,KB acceptor, stability in slection Contraception

PENDAHULUAN Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat perkawinan, melalui pendewasaan usia

kontrasepsi. beberapa kurangnya

Hal

ini salah

dipengaruhi satunya yang

oleh adalah

faktor,

pengetahuan

memadai

mengenai alat kontrasepsi yang sesuai untuk para akseptor Keluarga Berencana (KB). (www.google.2006) Banyak pasangan suami istri yang masih kebingungan sebelum memutuskan menggunakan inginkan. Hal cara ini KB yang mereka karena

pengaturan

kelahiran,

pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Dalam upaya menunjang keberhasilan program KB maka perlu di pada peningkatan lapangan pelayanan dengan

disebabkan

kontrasepsi penekanan

yaitu

kurangnya pengetahuan dan informasi yang lengkap tentang cara-cara KB, sehingga menyebabkan pemilihan alat kontrasepsi yang tidak sesuai dengan keinginan para akseptor dan kadang juga bisa menimbulkan kecemasan pada saat mereka mengalami efek samping dari alat kontrasepsi yang dipakai bahkan bisa juga mengakibatkan kecenderungan pindah cara untuk memakai alat kontrasepsi yang lain.

pelayanan

kontrasepsi

efektif. (BKKBN, 1996: 1-2). Tetapi pada kenyataannya memperlihatkan bahwa

pemilihan kontrasepsi oleh pasangan suami istri seringkali tidak didasarkan pada pilihan yang rasional serta tidak mempertimbangkan efektivitas dan efisiensinya sehingga

menyebabkan efektivitas alat kontrasepsi tidak didapatkan secara optimal.

(www.Google.com) Dengan kemajuan ilmu dan teknologi, metode kontrasepsi yang tersedia banyak macamnya, baik alat KB permanen maupun metode yang tidak permanen.

(www.Google.com) Setiap mempunyai pasangan hak untuk suami memilih istri dan

menentukan sendiri alat kontrasepsi yang akan digunakan jawab. secara Untuk bebas itu dan dalam

Walaupun demikian sampai saat ini belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100 % ideal bagi semua pengguna alat kontrasepsi. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 dapat

bertanggung

memutuskan suatu cara kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien mereka perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang metode kontrasepsi sebelum memilih untuk menggunakan kontrasepsi tertentu sesuai dengan pilihannya dan juga mereka perlu mendapatkan pengarahan dari tenaga medis, baik dari bidan maupun dokter tentang hal ini (www.Google.com). Jadi, sebaiknya

diketahui bahwa akseptor KB Pil 19 %, suntik 16,2 %, MOP 1,1 %, MOW 5,8 %, lain-lain 2,1 % (www.suaramerdeka.com), tidak semua akseptor KB merasa mantap atau masih ragu ragu dalam memakai alat

pemilihan dan penggunaan alat kontrasepsi harus berkonsultasi dengan tenaga medis (www.Sinarharapan.co.id). Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan

terkumpul

kemudian

dilakukan

coding,

scoring dan tabulating. Setelah itu data dianalisa dengan uji statistik korelasi

spearman rank. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang menjadi aksptor KB di BPS Ny. Riche Susanti. Jumlah populasinya yaitu 177 orang yang terdiri dari suntik 121 orang, pil 40 orang, IUD 10 orang, implant 6 orang. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 38 orang yang terdiri dari suntik 20 orang, pil 40 orang yang didapat dengan menggunakan teknik

Akseptor KB dengan Kemantapan dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian analitik korelational. Desain penelitian yang digunakan yaitu pendekatan Cross sectional dimana peneliti menekankan penelitian pada waktu observasi data variabel independent dan dependent hanya satu saat, jadi tidak ada follow up. Penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner. Setelah data Tabel 3.1

systematic sampling dimana teknik ini merupakan modifikasi dari sampel random sampling caranya adalah, membagi jumlah atau anggota populasi dengan interval sampel.

Penghitungan Jumlah Sampel Akseptor KB di BPS Riche Susanti Desa Kudu Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk Akseptor KB Suntik Pil IUD Implant Jumlah Jumlah 121 40 10 6 177 Perhitungan Sampel 121 : 20 = 6 40 : 20 = 4 10 : 10 = 2 6:3=2 Perkisaran Besar Sampel 20 10 5 3 38

HASIL PENELITIAN Gambar 4.1 Diagram Pie Pengetahuan Akseptor KB di BPS Riche Susanti Ds. Kudu Kec. Kertosono Kab. Nganjuk. 10,5%
15,8% 47,4%
Sangat Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

26,3%

Gambar 4.2 Diagram Pie Kemantapan Dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi di BPS Riche Susanti Ds. Kudu Kec. Kertosono Kab. Nganjuk

18,4%

31,6%
Sangat M antap Cukup Mantap Kurang M antap

21,1% 28,9%

Tidak Mantap

Tabel 4.1

Tabulasi silang pengetahuan akseptor KB dengan kemantapan dalam pemilihan alat kontrasepsi di BPS Riche Susanti Ds. Kudu Kec. Kertosono Kab. Nganjuk Kemantapan Sangat mantap 11 3 2 1 17 Cukup mantap 5 3 2 1 11 1 4 Kurang mantap 1 2 Tidak mantap 2 2 1 1 6 total 19 10 5 4 38

Pengetahuan Sangat baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik Total

Tabel 4.2

Hasil Korelasi Range Spearman Pengetahuan Akseptor KB dengan Kemantapan dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi di BPS Riche Susanti Desa Kudu Kec. Kertosono Kab. Nganjuk.
Correlations Skor pengetahuan akseptor KB (%) 1.000 Skor kemantapan dalam pemilihan alat kontrasepsi (%) .336* .039 38 .336* .039 38 38 38 1.000

Spearmans rho

Skor pengetahuan akseptor KB (%)

Correlation coefficient sig. (2-tailed) N Correlation coefficient sig. (2-tailed) N

Skor kemantapan dalam pemilihan alat kontrasepsi (%)

* Correlation is significant at the. 05 level (2-tailed)

Dari hasil penelitian diatas dapat PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Akseptor KB Penelitian yang telah dilakukan diperoleh gambaran bahwa pengetahuan akseptor KB di BPS Riche Susanti Ds. Kudu Kec. Kertosono Kab. Nganjuk dari 38 responden yang mempunyai pengetahuan sangat baik 19 responden (50,0%), pengetahuan cukup baik 10 responden (26,3%), pengetahuan kurang baik 5 responden (13,2%), dan disimpulkan bahwa umur seseorang memiliki pengetahuan seseorang. pengaruh yang Jadi terhadap oleh

dimiliki

semakin

bertambah

umur seseorang maka akan lebih dewasa dan lebih matang dalam berfikir. Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan didapatkan dari 38 responden pendidikan

tingkat

responden terbanyak yaitu pendidikan SMA 12 responden (31,6%).

pengetahuan tidak baik 4 responden (10,5%). Berdasarkan responden menurut usia didapatkan responden terbanyak pada usia 31 45 tahun sebanyak 19 responden (50%), pengetahuan sangat baik 8 responden (21,1%), pengetahuan cukup baik 4 responden (10,5%),

Pengetahuan sangat baik 5 responden (13,2%), pengetahuan cukup baik 4 responden (10,5%), pengetahuan kurang baik 2 responden (5,3%) dan

pengetahuan tidak baik 1 responden (2,6%). Nursalam, (2001) menyebutkan bahwa dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi seseorang. tingkat Dimana

pengetahuan kurang baik 4 responden (10,5%), dan pengetahuan tidak baik 3 responden (7,9%). Faktor faktor yang

pengetahuan

semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula

mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan, pengalaman, umur

pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan menghambat yang kurang akan sikap

(Nursalam dan Siti Pariani, 2001). Semakin cukup umur maka tingkat kemampuan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. masyarakat, Dari segi kepercayaan yang lebih

perkembangan

seseorang terhadap nilai-nilai atau halhal yang diperkenalkan. Berdasarkan karakteristik

seseorang

pekerjaan dari 38 responden yang paling banyak yaitu ibu rumah tangga (IRT) 19 responden (50%), pengetahuan sangat baik 8 responden (21,1%), pengetahuan

dewasa akan lebih dipercaya dan dalam hal ini juga berhubungan dengan

pengalaman dan kematangan jiwa.

cukup

baik

responden

(13,1%),

sangat mantap 7 responden (18,4%), cukup mantap 2 responden (5,3%), kurang mantap 3 responden (7,9%) dan tidak mantap 0 responden (0%).

pengetahuan kurang baik 3 responden (7,9%) dan pengetahuan tidak baik 3 responden (7,9%). Ibu banyak pekerja cenderung waktu lebih dan

Berdasarkan usia yang terbanyak 31 45 tahun 19 responden (50%), sangat mantap 8 responden (21,1%), cukup mantap 5 responden (13,1%), kurang mantap 2 responden (5,3%), dan tidak mantap 4 responden (10,5%). Dan berdasarkan pekerjaan yang terbanyak ibu rumah tangga (IRT) yaitu 19 responden (50%), sangat mantap 8

mencurahkan

perhatiannya pada pekerjaan sedangkan ibu rumah tangga (tidak bekerja)

cenderung lebih mempunyai banyak waktu luang. Dalam penelitian ini ibuibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga cenderung mempunyai

pengetahuan sangat baik. Dari disimpulkan uraian bahwa diatas dapat

responden (21,1%), cukup mantap 6 responden (15,8%), kurang mantap 1 responden (2,6%), dan tidak mantap 4 responden (10,5%). Menurut (Nursalam, 2001)

pengetahuan

dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan dan usia seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan, pekerjaan, dan usia seseorang pengetahuan maka semakin baik

pendidikan ibu yang menjadi akseptor KB diperlukan untuk mendapatkan

seseorang

sehingga

diharapkan pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kemantapan akseptor KB dalam memilih alat kontrasepsi. 2. Kemantapan Kontrasepsi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kemantapan menunjukkan dalam pemilihan bahwa alat dalam Pemilihan Alat

informasi yang dapat meningkatkan dan memotivasi ibu dalam memilih alat kontrasepsi, karena makin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pengetahuan tentang KB yang dimiliki. Sesuai dengan uraian diatas didapatkan sebagian besar responden sangat mantap dalam pemilihan alat kontrasepsi yaitu 17 responden (44,7%) yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, usia dan pekerjaan responden 3. Hubungan Pengetahuan Akseptor KB dengan Kemantapan dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi

kontrasepsi dari 38 responden, sangat mantap 17 responden (44,7%), cukup mantap 11 responden (28,9%), kurang mantap 4 responden (10,5%) dan tidak mantap 6 responden (18,8%). Dari tingkat pendidikan responden terbanyak yaitu SMA 12 responden (31,6%),

Berdasarkan tabel 4.1 tabulasi silang pengetahuan akseptor KB dengan kemantapan dalam pemilihan alat

begitu

besar

manfaatnya

bagi

pelaksanaan KB dalam sebuah keluarga. KESIMPULAN 1. Pengetahuan akseptor KB sebagian besar berpengetahuan sangat baik yaitu 19 responden (50,0%) 2. Kemantapan dalam pemilihan alat

kontrasepsi di BPS Riche Susanti Desa Kudu Kec. Kertosono Kab. Nganjuk, didapatkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan sangat baik yaitu sebanyak 19 responden (50,0%) dan sebagian besar responden sangat mantap dalam pemilihan alat kontrasepsi yaitu sebanyak 17 responden (44,7%). Dari hasil asnalisa datadidapatkan korelasi yaitu 0,336 dan dengan uji

kontrasepsi sebagian besar adalah sangat mantap yaitu 17 responden (44,7%) 3. Terdapat hubungan pengetahuan

akseptor KB dengan kemantapan dalam pemilihan alat kontrasepsi dengan hasil korelasi 0,336 yaitu tingkat hubungan adalah rendah.

signifikan 0,039

dengan taraf

kesalahan menunjukkan bahwa korelasi yang terjadi adalah korelasi positif artinya semakin tinggi pengetahuan akseptor KB semakin mantap dalam SARAN 1. Bagi Tempat Penelitian Perlu adanya peningkatan pengetahuan akseptor KB mengadakan tentang KB KB dengan oleh

pemilihan alat kontrasepsi. Pendidikan diperlukan untuk akseptor

penyuluhan

mendapatkan

petugas kesehatan dan membagikan selebaran, menempelkan poster dan memasang spanduk di pinggir-pinggir jalan oleh petugas kesehatan dengan dibantu demikian perangkat diharapkan desa. Dengan

informasi yaitu untuk meningkatkan kemantapan dalam pemilihan alat

kontrasepsi, karena mudah menerima informasi sehingga makin banyak

pengetahaun yang dimiliki tentang KB (Nursalam, 2001). Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan memotivasi ibu dalam sehingga pemilihan alat kontrasepsi tentang

pengetahuan

akseptor tentang KB meningkat dan dapat menambah kemantapan dalam pemilihan alat kontrasepsi. 2. Bagi Institusi Pendidikan Bagi diharapkan institusi dapat pendidikan memperdalam

pengetahuan

kontrasepsi perlu ditingkatkan karena mempengaruhi pemilihan alat kemantapan kontrasepsi. dalam Karena

pemberian materi tentang KB sehingga dapat menjadi bekal bagi mahasiswa saat terjun di masyarakat.

3. Bagi Akseptor KB Diharapkan dapat

Mansjoer

Arief. (2001). Kapita Kedokteran. Jakarta : Aesculapius FK UI

Selekta Media

meningkatkan pengetahuan tentang KB yang dapat diperoleh dari selebaran, spanduk ataupun konseling KB dari petugas meningkatkan kesehatan kemantapan sehingga dalam

Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. ______________. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed. Revisi. Jakarta : Rineka Cipta. ______________. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta. ______________. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan). Surabaya : Salemba Medika. Nazrul, Effendy. (1998). Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

pemilihan alat kontrasepsi.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifudin. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Arikunto S. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta. Aswar, Saifudin. (2008). Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. BKKBN. (2010). Survey Demografi Kesehatan Indonesia. www.BKKBN.go.id. (download : 11 Januari 2012) Brahm U. Pendit. (2007). Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Budiono. (2005). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Karya Agung. Ditjen Binkesmas dan Binkesga. (1998). Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan KB. Jakarta : Depkes R.I. Hartanto, Hanafi. (2006).Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Cetakan keempat, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Sugiyono. 2010. Statistika Non Parametrik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Wiknjosastro, Hanifa. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Yuningsih Yuyun. (2006). Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

You might also like