Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
M. KHAIRUL BAHRI
I. Pendahuluan
Definisi Kemiskinan
BPS (Biro Pusat Statistik) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi seseorang yang pemenuhan
kebutuhannya kurang dari 2100 kalori per kapita per hari. Sedangkan menurut Bank Dunia adalah tidak
tercapainya kehidupan yang layak dengan penghasilan US$1 per hari.
Menurut Direktur Bank Dunia Indonesia, Andrew Steer. “Saat ini masyarakat miskin masih belum
mendapatkan cukup akses ke aset-aset yang memungkinkan mereka untuk berpartisipasi, dan 40 persen
kelompok masyarakat ini bahkan tidak bisa menyekolahkan anak mereka ke jenjang pendidikan
menengah, hal ini meneruskan kemiskinan dari satu generasi ke generasi berikutnya”.
Kebijakan Pemerintah
Dalam RPJM-nya pemerintah telah menyusun tujuan-tujuan pokok dalam pengentasan kemiskinan untuk
tahun 2009, termasuk target ambisius untuk mengurangi angka kemiskinan dari 18,2 persen pada tahun
2002 menjadi 8,2 persen pada tahun 2009. Hal ini ditunjang dengan peluang emas yang dimiliki oleh
pemerintah dalam memerangi kemiskinan, diantaranya adalah:
Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh positif dan pengurangan utang luar negeri;
Kedua, Proses desentralisasi pembangunan (otonomi daerah) harus digunakan untuk meningkatkan
efektivitas pembangunan.
.
2. Kemiskinan dari segi non-pendapatan (kemiskinan multidimensi);
Telah terjadi perbaikan nyata pencapaian pendidikan pada tingkat sekolah dasar; perbaikan dalam
cakupan pelayanan kesehatan dasar (khususnya dalam hal bantuan persalinan dan imunisasi); dan
pengurangan tingkat kematian bayi. Tapi masih ada bidang-bidang khusus yang harus diperhatikan.
Bidang-bidang khusus yang patut diwaspadai adalah:
a. Angka gizi buruk (malnutrisi) yang tinggi dan bahkan meningkat pada tahun-tahun terakhir;
Seperempat anak dibawah usia lima tahun menderita gizi buruk di Indonesia, dengan angka gizi
buruk tetap sama dalam tahun-tahun terakhir kendati telah terjadi penurunan angka kemiskinan.
b. Kesehatan ibu yang jauh lebih buruk dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia;
Angka kematian ibu di Indonesia adalah 307 (untuk 100.000 kelahiran hidup), tiga kali lebih
besar dari Vietnam dan enam kali lebih besar dari Cina dan Malaysia; hanya sekitar 72 persen
persalinan dibantu oleh bidan terlatih.
c. Rendahnya hasil pendidikan;
Angka melanjutkan dari sekolah dasar ke sekolah menengah masih rendah, khususnya di antara
penduduk miskin: di antara kelompok umur 16-18 tahun hanya 55 persen yang lulus SMP.
d. Rendahnya akses terhadap air bersih;
Hanya 48 persen penduduk miskin yang memiliki akses air bersih di daerah pedesaan dan untuk
perkotaan sebesar 78 persen.
e. Akses terhadap sanitasi merupakan masalah sangat penting
Delapan puluh persen penduduk miskin di pedesaan dan 59 persen penduduk miskin di
perkotaan tidak memiliki akses terhadap septic tank, sementara itu kurang dari satu persen dari
seluruh penduduk Indonesia yang terlayani oleh saluran pembuangan kotoran berpipa.
Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah, yakni walaupun tingkat kemiskinan jauh lebih tinggi di
Indonesia Bagian Timur dan di daerah-daerah terpencil, tetapi kebanyakan dari rakyat miskin hidup
di Indonesia Bagian Barat yang berpenduduk padat. Contohnya, walaupun angka kemiskinan di
Jawa/Bali relatif rendah, pulau-pulau tersebut dihuni oleh 57 persen dari jumlah total rakyat miskin
Indonesia, dibandingkan dengan Papua, yang hanya memiliki 3 % dari jumlah total rakyat miskin.
Dimensi Kemiskinan
Mengurangi kerentanan terhadap Mengurangi kemiskinan Mengurangi kesenjangan
kemiskinan dari segi pendapatan non pendapatan kemiskinan antar daerah
Pertumbuhan Ekonomi yang Menjaga tingkat inflasi dengan Perluas kebijakan Pembangunan infrastruktur
bermanfaat bagi masyarakat pengendalian harga sembako; pemberian modal kepada didaerah terpencil;
miskin usaha kecil dan menengah
Menjaga kestabilan nilai tukar Pembangunan yang
rupiah; Mendorong bank-bank berimbang antara Indonesia
memberikan pinjama bagi kota dan pedesaan
usaha kecil
Mekanisme pengeluaran Meningkatkan program Bantuan Tunai Membuat DAU & DAK
pemerintah pemberdayaan masyarakat Bersyarat; yang berpihak kpd
masyarakat miskin
Bantuan Tunai Bersyarat Meningkatkan program
pemberdayaan masyarakat
IV. Kesimpulan
1. Pemerintah berperan sebagai pendorong, pemberdaya dan fasilitator dalam upaya memampukan
masyarakat;
2. Masyarakat harus dikondisikan dan disiapkan sebagai pelaku utama pembangunan. Masyarakat yang
terorganisasi ini akan memiliki kemampuan yang lebih dalam mengelola sumberdayanya
dibandingkan secara individual. Masyarakat akan memiliki kemampuan untuk mengorganisasi
peluang dan sumber daya yang ada, selanjutnya dengan bantuan berupa stimulan dari pemerintah,
masyarakat dapat merencanakan dan merealisasikan rencananya;
3. Kebijakan sosial (pengurangan kemiskinan non pendapatan) bertujuan untuk mencegah masalah
sosial (preventif), mengatasi masalah kemiskinan (fungsi kuratif) dan mempromosikan kesejahteraan
(pembangunan kesejahteraan);
4. Pengentasan kemiskinan semestinya, TIDAK hanya bertumpu pada upaya peningkatan pendapatan
komunitas tersebut. Karena pendekatan masalah tersebut tidak mampu memecahkan masalah
kemiskinan. Masalah kemiskinan bukan hanya masalah ekonomi melainkan meliputi berbagai
masalah lainnya
This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.
This page will not be added after purchasing Win2PDF.