You are on page 1of 51

Sirosis Hepatis

Kurniawan (05 120 001) Maudy O Ezeddin (05 923 023) Putri Magita Thurisia (05 120 051)

BAB I : Tinjauan Pustaka


Sirosis Hepatis : penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul dimulai dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul

penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut Distorsi arsitektur hati perubahan sirkulasi mikro dan makro

Pembagian SH secara klinis

Sirosis hepatis kompensata belum ada gejala klinis yang nyata


Sirosis hepatis dekompesata gejala gejala dan tanda klinis yang jelas

Epidemiologi
40% pasien SH asimptomatik Insidensi sirosis di amerika diperkirakan 36 / 1000 penduduk penyebab terbanyak penyakit hati alkoholik maupun infeksi virus kronik

Patofisiologi
Konsumsi minuman beralkohol dianggap sebagai faktor penyebab yang utama defisiensi gizi dengan penurunan asupan protein sirosis juga terjadi pada individu yang tidak memiliki kebiasan minum dan pada individu yang dietnya normal tapi dengan konsumsi alkohol yang tinggi.

pajanan dengan zat kimia (karbon tetraklorida, naftalen, terklorinasi, arsen atau fosfor) atau infeksi skistosomiastis

Etiologi
1. Sirosis portal laennec (alkoholik nutrisional) 2. Sirosis pascanekrotik 3. Sirosis bilier

Sirosis portal laennec

penyakit yang ditandai oleh nekrosis yang melibatkan sel-sel hati dan kadangkadang berulang selama perjalanan penyakit sel-sel hati yang dihancurkan itu secara berangsur-angsur digantikan oleh jaringan parut yang melampaui jumlah jaringan hati yang masih berfungsi

Pulau-pulau jaringan normal yang masih tersisa dan jaringan hati hasil regenerasi dapat menonjal dari bagian-bagian yang berkonstriksi sehingga hati yang sirotik memperlihatkan gambaran mirip paku sol sepatu berkepala besar (hobnail appearance) yang khas.

Manifestasi Klinis
Pembesaran hati Obstruksi Portal dan Asites Varises Gastrointestinal Edema Defisiensi Vitamin dan Anemia Kemunduran Mental

Stadium awal sirosis sering tanpa gejala Gejala awal sirosis (kompensata) meliputi perasaan mudah lelah dan lemas, selera makan berkurang, rasa perut kembung, mual, BB menurun pada laki-laki dapat timbul impotensi, testis mengecil, buah dada mengecil dan hilangnya dorongan seksualitas

Bila sudah lanjut ( sirosis dekompesata ) gejalagejala lebih menonjol terutama bila timbul komplikasi kegagalan hati dan hipertensi portal, meliputi hilangnya rambut badan, gangguan tidur, dan demam tidak begitu tinggi gangguan pembekuan darah, perdarahan gusi, epistaksis, gangguan siklus haid, ikterus dengan air kemih berwarna seperti teh pekat, hematemesis melena serta perubahan mental yang meliputi mudah lupa, sukar konsentrasi, bingung, agitasi, sampai koma.

Pemeriksaan Penunjang
SGOT dan SGPT meningkat tapi tidak terlalu meninggi Alkalifosfatase Gammna glutamil tranpeptidase (GGT) Bilirubin Albumin Globulin

PT memanjang Na serum Kelainan hematologi Pemeriksaan radiologis Ba meal USG

Tatalaksana
mengurangi progresi penyakit, menghindarkan bahan-bahan yang dapat menambah kerusakan hati pencegahan dan penanganan komplikasi

Terapi pasien ditujukan untuk menghilangkan etiologi

Alkohol dan bahan-bahan toksik yang dapat mencederai hati Hepatitis autoimun steroid atau imunosupresif Penyakit hati non alkoholik menurunkan BB akan mencegah terjadinya sirosis

Hepatitis virus B interferon alfa dan lamivudin Hepatitis virus C kronik kombinasi interferon dengan ribavirin

Ensefalopati hepatik
laktulosa

membantu pasien untuk mengeluarkan amonia Neomisin bisa digunakan untuk mengurangi bakteri usus penghasil amonia diet protein dikurangi sampai 0,5 gr / kg BB / hari

Varises esofagus

propanolol (sebelum berdarah dan sesudah berdarah ) perdarahan akut somatostatin atau oktreotid tindakan skleroterapi atau ligasi endoskopi.

Peritonitis bakterial spontan

antibiotika seperti sefotaksim IV atau aminoglikosida

Sindrom hepatorenal

mengatasi perubahan sirkulasi darah di hati mengatur keseimbangan garam dan air

Pengobatan untuk pasien sirosis dekompesata

Asites
tirah

baring diet rendah garam (5,2 gram atau 90 mmol / hari) dikombinasikan dengan obat obat diuretik

ILUSTRASI KASUS
Seorang pasien wanita berumur 69 tahun datang ke bangsal Interne Wanita Rumah Sakit Dr.M.Djamil Padang pada tanggal 21 September 2009 Keluhan Utama : BAB encer seperti aspal sejak 6 jam yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang :


BAB

encer seperti warna aspal sejak 6 jam yang lalu dua kali banyak kurang lebih setengah gelas Muntah (-) Demam (-) Batuk (-) Gangguan tidur (-)

Os menghabiskan 15 gelas air dalam sehari Os makan bubur 5 piring dalam sehari Kaki terasa panas, sering terjadi jika cuaca dingin atau terlalu banyak kena air sejak 1 tahun yang lalu

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat sakit gula lebih kurang 9 tahun yang lalu, control teratur ke poli RS. Dr. M Djamil setiap 20 hari sekali Riwayat sirosis hepatis lebih kurang 9 tahun yang lalu, control teratur ke poli RS Dr. M Djamil Riwayat TB disangkal riwayat anemia sejak tahun 2001

contd

pernah di rawat di RS. Dr. M. Djamil sebanyak 22 kali Pada tahun 2001 pasien pernah mengalami koma selama 1 minggu dan dirawat di RS. Dr. M. Djamil Riwayat obesitas, sejak tahun 2001 pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 22 kg riwayat minum jamu disangkal Riwayat KB pasien: pil, suntik dan tubektomi

Riwayat minum alkohol (-) Mata sering terasa kabur 1 tahun yang lalu Riwayat pola makan tinggi lemak Badan sering terasa capek sejak 2001

Riwayat gastritis (+) sejak 10 tahun yang lalu Pada tahun 2001 os pernah diendoskopi dan pada hasil pemeriksaan ditemukan adanya varises esophagus riwayat jantung bedebar debar sejak 8 tahun yang lalu Os makan makanan yang lunak sejak 7 tahun yang lalu Obat yang selalu diberikan kepada os sejak di rawat di RS. Dr. M. Djamil: spironolakton, curcuma, ranitidine, propanolol dan norodex

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat Pekerjaan : Pasien seorang ibu rumah tangga

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sedang Kesadaran : Compos mentis cooperative Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 70x/menit Frekuensi Napas : 17x/menit Suhu : 37,2 C Berat Badan : 58 kg Tinggi Badan : 152 cm

Keadaan gizi : sedang IMT : 58 : (1,52 x 1,52) = 25,78 (overweight) BBI : 90% x( 152-100) = 46,8 kg Status Gizi : (58 : 46,8) x 100% = 124 % >110% BBI (Berat Badan lebih)

Kulit : ikterik (-), gatal-gatal (-) Kelenjer Getah Bening : tidak membesar Kepala: tidak ada kelainan Rambut: tidak ada kelainan Mata: konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik Telinga: tidak ada kelainan Hidung: tidak ada kelainan Tenggorokan: tidak ada kelainan Gigi dan mulut: caries (+) Leher: JVP 5 2 cmH2O

Dada : Paru: Inspeksi: simetris Palpasi: fremitus normal Perkusi: sonor Auskultasi: vesikuler normal, ronkhi (-), wheezing (-) Jantung: inspeksi: iktus tidak terlihat Palpasi: iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V Perkusi: batas atas RIC II, batas kanan LSD, batas kiri 1 jari LMCS RIC V Auskultasi: Irama teratur, M1 > M2, P2 < A2

Perut: Inspeksi: membuncit Palpasi: hepar teraba tiga jari di bawah arkus kostarum dengan perabaan tumpul, kenyal, rata, tidak ada nyeri tekan, lien teraba di S1 2 Perkusi: shifting dullness (+) Auskultasi: Bising usus (+) normal

Anggota gerak: Reflex fisiologis +/+, reflex patologis -/-, udema -/ Pulsasi: arteri femoralis +/+, arteri poplitea +/+, arteri dorsalis pedis +/+ Sensibilitas: kasar +/+, halus +/+

Pemeriksaan laboratorium: Hb: 6,5 gr/dl Leukosit; 4800/mm3 Trombosit: 92.000 Na/ K / Cl: 133 / 3,5 / 107 GDS: 347 mg / dl

Diagnosis kerja: Hematemesis melena et causa pecah varises esophagus et causa sirosis hepatis post nekrotik stadium dekompensasi Diabetes mellitus tipe 2 tidak terkontrol + Obesitas I

Terapi

Istirahat / NGT / puasa IVFD aminofusin : triofusin : NaCl 0,9% = 1 : 2 :1 = 6 jam / kolf Transamin 3 x 1 ampul Vitamin K 3 x 1 ampul RI 3 x 8 unit Ciprofloksasin 2 x 500 mg Constipen sirup 3 x 30 ml Klisma Transfusi sampai Hb > 10 gr / dl

Follow up
Tanggal Follow Up Rencana Pemeriksaan & Terapi

22-09-2009 Hb 6,2 Leukosit 3300 Trombosit 15.000 Ht 20% 23-09-2009 Hb 7,3 Leukosit 6000 Trombosit 91.000 Hematesis (-) Melena (+)

Transfusi PRC sampai Hb 8

Transfusi PRC 1 kantong

Tanggal

Follow Up

Rencana Pemeriksaan & Terapi

24-09-2009

HBsAg (-)Pemeriksaan UrinProtein (-)Glukosa (++)Bilirubin (-)Urobilinogen (+)Hb 8,4Leukosit 7100Trombosit 90.000Total kolesterol 85 mg / dlHDL kolesterol 27 mg / dLDL kolesterol 40 mg / dlTrigliserida 41 mg / dlUreum darah 44 mg /dlKreatinin darah 0,6 mg / dlAsam urat 1,3 mg / dlTotal protein 6,2 gr / dlAlbumin 2 gr / dlGlobulin 4,2 gr / dlBilirubin total 2 mg / dlBilirubin direk 1,2 mg / dlBilirubin indirek 0,8 mg / dlSGOT 35 U/ LSGPT 27 U /LAlkali phospatase 66 U /L

25 / 09 / 2009

Albumin 2 gr / dl

Transfuse albumin 20 % 100 cc Cek PT, APTT, transfuse albumin 20 % 100 cc

26 / 09 / 2009 Hb 8,4 Leukosit 6000 Trombosit 90000


28 / 09 / 2009 GD puasa 163 mg /dl GD 2 jam PP 296 mg / dl

Bab 3 Hasil dan pembahasan


Telah dilaporkan seorang pasien wanita, 69 tahun di bangsal penyakit dalam dengan diagnosa akhir: Melena et causa pecah varises esophagus et causa sirosis hepatis post nekrotik stadium dekompensasi Diabetes mellitus tipe 2 tidak terkontrol + Obesitas I Anemia sedang normositik normokrom et causa perdarahan kronik et causa melena et causa pecah varises esophagus et causa sirosis hepatis

Diagnosis Melena
Riwayat BAB hitam seperti aspal Os pernah dilakukan pemeriksaan esofagogastroskopi, dan dari hasil pemeriksaan di dapatkan adanya varises esophagus pada os Pada hasil pemeriksaan fisik ditemukan perut membuncit, shifting dullness (+), hepar teraba tiga jari di bawah arkus kostarum dengan perabaan tumpul, kenyal Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hipoalbumin

Diagnosa DM type 2 tidak terkontrol

Os sering merasa haus dan lapar Mata os sering terasa kabur Kaki os sering terasa panas Adanya riwayat DM pada keluarga os Pada pemeriksaan fisik ditemukan BMI = 25, 78 (overweight) Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan gula darah sewaktu pada saat pasien datang adalah 347 mg / dl

Diagnosa anemia sedang normositik normokrom et causa perdarahan kronik et causa pecah varises esophagus et causa sirosis hepatis

Kadar Hb pasien pada saat datang ke RS. Dr. M. Djamil adalah 6,5 gr / dl Os sering merasa lemas Os mengalami melena sejak tahun 2001 dan kejadian melena tersebut sering berulang. Dari hasil esofagogastroskopi pada os, ditemukan adanya varises esofagus

Faktor resiko terjadinya sirosis hepatis pada pasien ini

hepatitis

Faktor resiko terjadinya Diabetes Mellitus tipe 2:


Adanya riwayat DM pada keluarga os Adanya riwayat obesitas Adanya riwayat pola makan tinggi lemak

Faktor resiko terjadinya anemia:


Rendahnya kadar Hb pada pasien (6,5 gr / dl) Adanya riwayat melena yang berulang

Tata laksana
Transfusi PRC Albumin Transamin 3 x 1 ampul Vitamin 3 x 1 ampul RI 3 x 8 unit Constipen sirup 3 x 30 ml Ciprofloksasin 2 x 500 mg

Terim Kasih

You might also like