You are on page 1of 50

Sirosis Hepatis

Sukma eka dewi (05 120 050) Milda iramaputri (05 120 087) Megawati noflia (05 120 100)

BAB I : Tinjauan Pustaka


Sirosis Hepatis : penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul dimulai dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul

penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut Distorsi arsitektur hati perubahan sirkulasi mikro dan makro

Pembagian SH secara klinis

Sirosis hepatis kompensata belum ada gejala klinis yang nyata


Sirosis hepatis dekompesata gejala gejala dan tanda klinis yang jelas

Epidemiologi

40% pasien SH asimptomatik Insidensi sirosis di amerika diperkirakan 36 / 1000 penduduk penyebab terbanyak penyakit hati alkoholik maupun infeksi virus kronik Insiden:

Cina & india 4-7 % Afrika timur 6-7% AS 2-4% Indonesia 3-7% M.djamil 5-6% Umur: 30-50%

Patofisiologi
Konsumsi minuman beralkohol dianggap sebagai faktor penyebab yang utama defisiensi gizi dengan penurunan asupan protein sirosis juga terjadi pada individu yang tidak memiliki kebiasan minum dan pada individu yang dietnya normal tapi dengan konsumsi alkohol yang tinggi.

pajanan dengan zat kimia (karbon tetraklorida, naftalen, terklorinasi, arsen atau fosfor) atau infeksi skistosomiastis

Etiologi
1. Sirosis portal laennec (alkoholik nutrisional) 2. Sirosis pascanekrotik 3. Sirosis bilier

Sirosis portal laennec

penyakit yang ditandai oleh nekrosis yang melibatkan sel-sel hati dan kadangkadang berulang selama perjalanan penyakit sel-sel hati yang dihancurkan itu secara berangsur-angsur digantikan oleh jaringan parut yang melampaui jumlah jaringan hati yang masih berfungsi

Pulau-pulau jaringan normal yang masih tersisa dan jaringan hati hasil regenerasi dapat menonjal dari bagian-bagian yang berkonstriksi sehingga hati yang sirotik memperlihatkan gambaran mirip paku sol sepatu berkepala besar (hobnail appearance) yang khas.

Manifestasi Klinis
Pembesaran hati Obstruksi Portal dan Asites Varises Gastrointestinal Edema Defisiensi Vitamin dan Anemia Kemunduran Mental

Stadium awal sirosis sering tanpa gejala Gejala awal sirosis (kompensata) meliputi perasaan mudah lelah dan lemas, selera makan berkurang, rasa perut kembung, mual, BB menurun pada laki-laki dapat timbul impotensi, testis mengecil, buah dada mengecil dan hilangnya dorongan seksualitas

Bila sudah lanjut ( sirosis dekompesata ) gejalagejala lebih menonjol terutama bila timbul komplikasi kegagalan hati dan hipertensi portal, meliputi hilangnya rambut badan, gangguan tidur, dan demam tidak begitu tinggi gangguan pembekuan darah, perdarahan gusi, epistaksis, gangguan siklus haid, ikterus dengan air kemih berwarna seperti teh pekat, hematemesis melena serta perubahan mental yang meliputi mudah lupa, sukar konsentrasi, bingung, agitasi, sampai koma.

Pemeriksaan Penunjang
SGOT dan SGPT meningkat tapi tidak terlalu meninggi Alkalifosfatase Gammna glutamil tranpeptidase (GGT) Bilirubin Albumin Globulin

PT memanjang Na serum Kelainan hematologi Pemeriksaan radiologis Ba meal USG

Tatalaksana
mengurangi progresi penyakit, menghindarkan bahan-bahan yang dapat menambah kerusakan hati pencegahan dan penanganan komplikasi

Terapi pasien ditujukan untuk menghilangkan etiologi

Alkohol dan bahan-bahan toksik yang dapat mencederai hati Hepatitis autoimun steroid atau imunosupresif Penyakit hati non alkoholik menurunkan BB akan mencegah terjadinya sirosis

Hepatitis virus B interferon alfa dan lamivudin Hepatitis virus C kronik kombinasi interferon dengan ribavirin

Pengobatan untuk pasien sirosis dekompesata

Asites
tirah

baring diet rendah garam (5,2 gram atau 90 mmol / hari) dikombinasikan dengan obat obat diuretik

Ensefalopati hepatik
laktulosa

membantu pasien untuk mengeluarkan amonia Neomisin bisa digunakan untuk mengurangi bakteri usus penghasil amonia diet protein dikurangi sampai 0,5 gr / kg BB / hari

Varises esofagus

propanolol (sebelum berdarah dan sesudah berdarah ) perdarahan akut somatostatin atau oktreotid tindakan skleroterapi atau ligasi endoskopi.

Peritonitis bakterial spontan

antibiotika seperti sefotaksim IV atau aminoglikosida

Sindrom hepatorenal

mengatasi perubahan sirkulasi darah di hati mengatur keseimbangan garam dan air

ILUSTRASI KASUS
Seorang pasien wanita berumur 85 tahun datang ke bangsal Interne Wanita Rumah Sakit Dr.M.Djamil Padang pada tanggal 20 September 2009 Keluhan Utama :Bengkak pada perut sejak 15 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Bengkak

pada perut sejak 15 hari yang lalu, bengkak dirasakan makin lama makin membesar Nyeri pada perut meningkat sejak 3 hari yang lalu, nyeri sebelumnya sudah dirasakan sejak 15 hari yang lalu Demam hilang timbul sejak 1 bulan yang lalu, demam tidak terlalu tinggi Batuk sekali-kali, sesak nafas tidak ada Riwayat keringat malam disangkal Riwayat sakit kuning disangkal BAK warna kuning pekat BAB biasa

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat

hipertensi sejak 1 tahun yang lalu, kontrol tidak teratur ke dokter puskesmas atau ke bidan Tidak pernah menderita penyakit jantung, diabetes, hepatitis sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga :tidak ada keluarga dengan penyakit seperti ini.
Riwayat Pekerjaan : Pasien seorang ibu rumah tangga

Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : Sedang Kesadaran : Compos mentis cooperative Tekanan Darah : 130/70 mmHg Nadi : 93x/menit Frekuensi Napas : 32x/menit Suhu : 37 C Berat Badan : 60 kg Tinggi Badan :160 cm Keadaan gizi : sedang

IMT : 60 : (1,6 x 1,6) = 23,43 (normoweight) BBI : 90% x( 160-100) = 54 kg Status Gizi : (60 : 54) x 100% = 111,1 % >110% BBI (Berat Badan Kurang) Kulit : tak ada kelainan Kelenjer Getah Bening : tidak membesar Kepala: tidak ada kelainan Rambut: beruban tidak mudah dicabut.

Mata:

konjungtiva tidak anemis, sclera ikterik Telinga: pendengaran mulai berkurang Hidung: tidak ada kelainan Tenggorokan: tidak ada kelainan Gigi dan mulut: caries (+) Leher: JVP 5 + 2 cmH2O

Dada : Paru: Inspeksi: simetris kiri=kanan, statis dan dinamis Palpasi: fremitus kanan menurun dari kiri Perkusi: kanan redup setinggi RIC VII Auskultasi: bronkovesikuler, ronkhi (+), basah halus nyaring , wheezing (-) Jantung: Inspeksi: iktus tidak terlihat Palpasi: iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V Perkusi: batas atas RIC II, batas kanan LSD, batas kiri 1 jari LMCS Auskultasi: Irama murni, tidak teratur, M1 > M2, P2 < A2

Perut: Inspeksi: tampak membuncit Palpasi: hepar teraba tiga jari di bawah arkus kostarum dengan perabaan tumpul, tidak rata, tidak ada nyeri tekan, Perkusi: shifting dullness (+) Auskultasi: Bising usus (+) normal

Anggota gerak: Reflex fisiologis +/+ Reflex patologis -/ Edema +/+ pitting

Pemeriksaan laboratorium: Hb: 11,4 gr/dl Leukosit: 6900/mm3 Trombosit: 195.000 Hematokrit : 33 % Na/ K / Cl: 138 / 4,7 / 108 GDP: 121 mg / dl Ureum darah : 37 mg/dl Kreatinin darah : 0,8 mg/dl SGOT : 238 IU/L SGPT : 74 IU/L

Diagnosis kerja: Asites ec Sirosis hepatic stadium dekompensata Efusi pleura dekstra ec sirosis hepatic

Terapi

Istirahat

/ DH II Ceftriaxon 1x 2 gr (IV) Spironalokton 1x 100 mg Curcuma 3x1 NTR 3x1

Pemeriksaan Anjuran

DUF Rutin Albumin/Globulin Faal hepar Faal ginjal HbsAg Profil lipid TTGO EKG perhari Analisa cairan asites Analisa cairan pleura Kultur sputum Exp Roentgen thorax USG Abdomen

Follow up:

Tanggal 21 September 2009 A/ - mual (+) PF/ - Kesadaran : CMC

TD : 120/80 Nadi : 86x/menit Nafas : 28x/menit Suhu : 37,3 C

Hasil Pemeriksaan Lab.Analisa cairan pleura dan ascites

Cairan Pleura : - volume : 10 cc


kekeruhan (-) warna : kemerahan jumlah sel : 125

PMN : (-) MN : (-) Protein : 0,7 g/dl Glukosa : 133 mg/dl LDH : 188 Rivalta (-)

Cairan Ascites : - volume : 12 cc


kekeruhan

: (-) warna : kuning jumlah sel : 150 PMN : (-) MN : (-) Protein : 0,7 Glukosa : 148 LDH : 84 Rivalta : (-)

Pengobatan : lanjut

Tanggal 22 September 2009 A/ - demam (-) - mual (-) - muntah (-) PF/ - keadaan umum : sedang
kesadaran

: CMC TD : 110/70 nadi : 88x/menit nafas : 20x/menit suhu : 37 C

Pengobatan : teruskan

Tanggal 23 September 2009 A/ - demam (-) - BAB (-) PF/ - TD : 130/90

nadi

: 90x/menit nafas : 22x/menit suhu : afebris

Pengobatan : - terapi lain lanjut


constipen

syrup 3x30 cc

Tanggal 24 September 2009 A/ - demam (-)

BAB

(+) 1x Tidur (+)

PF/
nadi

- TD : 130/80

: 74x/menit nafas : 22x/menit flappy tremor (-)

Pengobatan : tunggu hasil lab.NCT, EKG, konsul Gastroenterohepatologi

Tanggal 25 September 2009 A/ - perut membuncit

BAB (+) Tidur (+)

PF/ - 130/80

nadi : 67x/menit nafas : 24x/menit suhu : 36,9 C flappy tremor (-) konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik JVP 5-2 cmH2O Paru : kesan efusi pleura kanan Abdomen : Inspeksi : perut membuncit

Palpasi : Hepar dan lien sukar diraba Perkusi : Undulasi (+) Auskultasi : Bising Usus (+) Normal - Ekstremitas : edema : +/+

Pemeriksaan Lab :
Albumin:

2,3 g/dl Globulin : 5,2 g/dl Bilirubin I : 1,1 mg/dl Bilirubin II : 1,8 mg/dl SGOT : 219 IU/L SGPT : 63 IU/L

Kesan : Sirosis hepatis post nekrotik stadium dekompensata DD : Meigs Syndrome Pengobatan : - Lasix 1x1 - Spironolakton 1x100 Anjuran : USG Abdomen

Tanggal 26 September 2009 A/ - sesak nafas (+) PF/ - Keadaan umum : sedang

kesadaran

: CMC nadi : 67x/menit nafas : 24x/menit suhu : 36,5 C

Terapi: lanjut

Tanggal 28 September 2009 A/ - keluhan (-) PF/ - keadaan umum : sedang


kesadaran : CMC TD : 130/70 Nadi : 72x/menit Nafas : 28x/menit Suhu : 36,5 C Paru : dalam batas normal Jantung : dalam batas normal

Pemeriksaan penunjang : Hasil USG Abdomen : Sirosis hepatis dengan ascites Hati : membesar, permukaan tidak rata, pinggir kasar, vena tidak melebar, duktus biliaris tidak melebar, vena portal melebar.

Kandung empedu : dinding tebal Pankreas : normal Lien : membesar Ginjal : tidak membesar Anjuran : Cek elektrolit 2x seminggu Terapi: istirahat/ DH II lasix 1x Ceftriaxon 1x2 gr

Tanggal 29 September 2009 A/ - makan (+) PF/ - keadaan umum : sedang

kesadaran : CMC TD : 130/80 Nadi : 70x/menit Nafas : 28x/menit Suhu : 36,4 C Paru : dalam batas normal

- Jantung : dalam batas normal Anjuran : - gastroskopi

cek PT, APTT cek elektrolit ulang

terapi: lanjut

tanggal 30 september 2009 A/ - perut sebelah kanan sakit, terasa teregang dan seperti ditusuk-tusuk. - makan (+) PF/ - keadaan umum : sedang

kesadaran : CMC TD : 130/60 Nadi : 66x/menit, tidak teratur Nafas : 30x/menit Suhu : 36,8 C Paru : dalam batas normal Jantung : dalam batas normal

Sclera: ikteric Anjuran: transfusi albumin Therapy: lanjut

You might also like