Professional Documents
Culture Documents
PRAKTIKUM 1
PENGENALAN DASAR PLC DAN WIRING
TUJUAN
Memahami komponen relay dan penggunaannya dalam system automasi sederhana Memahami dasar Input/Output (I/O) dari PLC dengan menggunakan ladder diagram Mampu merancang system automasi ON/OFF sederhana berbasis wiring relay Mampu mengimplementasikan rancangan ladder diagram dengan membuat wiring diagram dan implementasi fisiknya Peserta mampu memahami cara kerja dan pemasangan berbagai macam sensor Pelajari datasheet PLC OMRON CP1L-M30DR-A Pelajari petunjuk praktikum modul ini
PERSIAPAN
Salah satu keuntungan dari penggulaan PLC adalah pengguna tidak harus mengubah pengkabelan (wiring) jika program yang sudah tertanam ingin diubah.
RELAY
Relay adalah suatu komponen elektronik yang terdapat kontak (contact) dan lilitan (coil). Jika coil dialiri oleh arus, maka coil akan menghasilkan medan elektromagnetik yang akan mendorong contact sehingga bisa terhubung. Gambar di bawah mengilustrasikan keadaan relay pada saat belum terhubung dan pada saat terhubung (energized).
(NC). Relay jenis NO adalah relay yang posisi contact-nya tidak terhubung dalam keadaan
Secara umum, relay dibagi dua jenis yaitu Normally Open (NO) dan Normaly Closed
normal. Relay jenis NC adalah relay yang posisi contact-nya terhubung dalam keadaan
LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI
MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC normal. Biasanya relay jenis NO dan NC sudah terdapat dalam satu (1) kemasan. Gambar dari relay NC dan NO ditunjukkan pada gambar di bawah berikut.
Konversi dari logika relay (relay logic) ke logika PLC (ladder diagram) memakai simbol
Semua jenis input dapat kita gambarkan (generalisasikan) ke dalam bentuk contact pada relay dan untuk jenis output dapat kita gambarkan ke dalam bentuk coil. Gambar di bawah ini merepresentasikan lambang relay ke logika PLC dalam bahasa ladder diagram.
Simbol coil
LADDER DIAGRAM
PLC diprogram menggunakan representasi simbol dari komponen relay. Pada gambar di bawah ini, terdapat ladder diagram berikut komponen-komponen yang perlu diperhatikan.
Ladder diagram disusun secara bertingkat dimulai dari anak tangga (rung) pertama hingga rung terakhir. LD adalah load dimana power bermula dari sisi kiri mengalir ke sebalah kanan. Alur membaca ladder diagram adalah apabila tegangan sumber berasal dari sebelah
LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI
MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC kiri (contact) berlogika satu (1), maka bagian kanan (coil) akan terhubung. Lalu mulai lagi scan dari kiri ke kanan.
dengan menggunakan optocoupler untuk diproses di CPU. Setelah diproses, keluaran 5 volt
LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI
Tegangan diskrit yang dibaca pada input module dikonversikan menjadi 5 volt
MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC akan kembali menjadi 24 volt dengan menggunakan relay atau transistor atau triac (tergantung jenis PLC yang digunakan). Input module AC dan DC
menggunakan port COM tersebut secara bersamaan. Pengalamatan pada input module terdapat dua (2) buah channel, yaitu channel 0.xx dan 1.xx. Output module AC dan DC
Input module PLC hanya memiliki satu buah port COM. Jadi, untuk semua input device bisa
Output module PLC memiliki beberapa buah port COM. Setiap port COM hanya untuk alamat
tertentu. Masing-masing COM dibatasi oleh garis putih yang lebih tebal. Pengalamatan pada output module terdapat dua (2) channel, yaitu channel 100.xx dan 101.xx. Pengkabelan pada PLC menggunakan dua metode, yaitu sourcing dan sinking. Untuk input module, sourcing berarti memberikan arus kepada input device. Sedangkan sinking berarti input module menerima arus dari input device.
Input sourcing sinking berarti output module menerima arus dari beban.
Input sinking
Untuk output module, sourcing berarti memberikan arus kepada beban. Sedangkan
Output sourcing
Output sinking
diinginkan, misalnya tegangan. Sensor dan transduser menjadi alat yang sangat banyak digunakan Limit switch (sensor pembatas) adalah sensor mekanik yang didesain untuk mendeteksi gerakan dari suatu benda sehingga bisa membatasi atau memberhentikan gerakan dari mesin.
ataupun kanan sebesar 450 atau 900 (tergantung dari jenis dan tipe limit switch), maka aktuator akan bergerak ke bagian dalam limit switch sehingga menghubungkan kontakkontaknya. Pada limit switch terdapat kontak jenis NO dan NC yang digunakan sesuai dengan keperluan.
Ketika aktuator dari limit switch tertekan suatu benda baik dari samping kiri
PROXIMITY SENSOR Proximity sensor adalah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi ada atau tidaknya sebuah proximity sensor digunakan untuk: mekanik; benda pada jarak tertentu tanpa melakukan kontak fisik. Range (jarak) dari proximity sensor sendiri tergantung berdasarkan tipe dari proximity sensor tersebut. Pada umumnya a. Mendeteksi objek yang terlalu kecil, ringan, atau halus untuk dideteksi oleh sensor b. Plant yang memerlukan respon tinggi dan kemampuan mendeteksi yang cepat seperti pada proses perhitungan atau sortir;
MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC c. Objek yang dideteksi harus melewati sebuah penghalang dari benda-benda yang terbuat d. Lingkungan yang tidak bersahabat untuk penggunaan sensor mekanik; f. handal; dari bahan non logam seperti gelas, plastik, maupun kertas; e. Untuk sIstem dengan jangka waktu yang panjang dan membutuhkan layanan yang Untuk sistem kontrol elektronik yang membutuhkan perubahan sinyal input yang sangat cepat. Inductive Proximity Proximity sensor beroperasi dengan prinsip yang berbeda, tergantung dari jenis benda yang ingin dideteksi. Ketika benda yang dideteksi merupakan benda yang terbuat dari logam maka dapat menggunakan sensor tipe induktif. Sensor dengan tipe induktif mampu mendeteksi bahan yang terbuat dari besi maupun bahan yang bekerja berdasarkan prinsip dari induksi elektrik dimana arus induksi berfluktuasi berdasarkan electromotive force (emf). tidak mengandung besi misal tembaga dan alumunium. Induktif proximity sensor
a. Rangkaian osilator membangkitkan gelembong elektromagnetik dengan b. Ketika sebuah objek logam memasuki jangkauan sensor maka akan ada c. Permukaan objek yang terinduksi oleh arus eddy akan menyerap energi dari d. Sensor mendeteksi adanya perubahan energi pada osilator dan akan memicu solid-state output pada level tertentu;
LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI
frekuensi yang tinggi yang akan beradiasi dari ujung sensor; arus eddy yang akan menginduksi permukaan objek; radiasi gelombang elektromagnetik
dan
berakibat
pada
10
MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC e. Ketika objek logam melewati jangkauan sensor maka osilator akan kembali ke kondisi awal.
Capacitive Proximity Capacitive proximity sensor hampir sama dengan inductive proximity sensor. Perbedaan utamanya ialah capacitive proximity sensor menghasilkan medan elektrostatik sedangkan pada inductive proximity sensor yang dihasilkan merupakan objek konduktif atau non-konduktif. Capacitive proximity sensor mengandung osilator dengan frekuensi tinggi medan elektromagnetik. Selain itu capacitive proximity sensor dapat bekerja untuk
dengan permukaan sensor yang terdiri dari dua metal electrode. Ketika objek berada pada jarak jangkauan sensor maka objek tersebut akan memasuki medan elektrostatik dan merubah kapasitansi dari osilator. Sebagai hasilnya rangkaian osilator akan mulai berosilasi dan merubah kondisi output dari sensor ketika mencapai amplitudo tertentu. Ketika target bergerak menjauhi sensor maka kondisi awal. ampitudo dari osilator akan berkurang dan mengubah kondisi sensor kembali ke
MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC PHOTOELECTRIC SENSOR Photoelectric sensor adalah perangkat optik yang bekerja dengan mendeteksi ada atau tidaknya berkas cahaya dan merespon perubahan dari intesitas cahaya yang diterima. kerja secara umum dari sensor ini antara lain :
11
Photoelectric sensor terdiri dari dua komponen dasar yaitu transmitter dan receiver. Cara
a. Transmitter mengandung sebuah sumber cahaya, pada umumnya berupa LED b. Osilator memodulasi atau mengubah kondisi LED dari on ke off dengan c. Transimitter mengirim berkas cahaya yang termodulasi ini ke receiver; terhubung dengan beban; d. Receiver menerjemahkan berkas cahaya dan merubah kondisi dari output yang e. Receiver akan mengubah frekuensi modulasi pada bagian emitter dan akan f. memperkuat sinyal cahaya pada frekuensi tertentu; diterima sehingga kondisi output dapat berubah; Sebagian jenis sensor ini dapat diatur tingkat intensitas cahaya yang dapat akan menjadi sangat penting ketika menggunakan aplikasi untuk mendeteksi benda yang sangat kecil, benda bergerak pada kecepatan tinggi. kecepatan yang sangat tinggi; yang bersama dengan sebuah osilator;
g. Waktu respon berhubungan dengan frekuensi dari sinyal cahaya. Waktu respon Ada dua jenis photoelectric sensor, yaitu through-beam scan dan retroreflective scan. Through-Beam Scan
Pada through-beam scan, transmitter dan receiver ditempatkan secara berhadapscan memberikan jangkauan sensor yang jauh.
12
Retroreflective Scan Pada retroreflective scan, transmitter dan receiver di tempatkan pada tempat yang cahaya yang dihasilkan oleh transmitter. sama. Retroreflective scan menggunakan cermin (reflector) untuk memantulkan
cahaya dari transmitter. Ketika tidak ada benda, maka bagian receiver menerima cahaya dari transmitter yang merupakan hasil pantulan dari transmitter.
MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC WIRING SENSOR Kebanyakan penggunaan sensor ini bekerja pada tegangan 24 VDC atau 120 VAC. Untuk wiring dari proximity sensor bervariasi tergantung dari tipe dan aplikasi sensor tersebut. Untuk sensor tipe three-wire memiliki positive dan negative line yang terhubung langsung. maka rangakaian akan memutus hubungan dengan kabel sinyal dari bagian positive line. Ketika sensor bekerja, rangkaian akan menghubungkan kabel sinyal ke bagian positive line
13
jika beroperasi pada kondisi normally open. Jika beroperasi pada kondisi normally closed,
off, diperlukan arus mengalir agar melewati rangkaian agar sensor tetap aktif. Arus pada sesuai dengan spesifikasi dari sensor tersebut. dengan PLC CP1L.
Untuk tipe two-wire, sensor dihubungkan secara seri dengan beban. Dalam keadaan
kondisi off ini disebut sebagai arus jebol atau bocor dan besar arusnya bervariasi antara Gambar di bawah ini merupakan skema wiring dari sensor ketika dihubungkan
14
PRAKTIKUM
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
PLC OMRON CP1L-M30DR-A Kit PLC dan Kit Input Tool box Jumper secukupnya Ambil PLC, kit hardware praktikum, kit sensor, dan jumper yang sudah disediakan ke meja peserta praktikum Jalankan program CX-One pada komputer masing-masing kelompok
MENGAWALI PRAKTIKUM
PERINGATAN!
PERHATIKAN PADA BAGIAN POWER SUPPLY UNTUK PLC YANG MENGGUNAKAN TEGANGAN AC, JANGAN SAMPAI TERTUKAR POLARITAS TEGANGAN DAN PASTIKAN SEMUA JUMPER SUDAH TERHUBUNG DENGAN BAIK DENGAN MULTIMETER
PERHATIKAN PADA SAAT MENGHUBUNGKAN KABEL APABILA BAGIAN INPUT MODULE MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING, MAKA PADA OUTPUT MODULE HARUS MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING (JANGAN SAMPAI TERTUKAR!)
SELALU MATIKAN DAHULU PLC PADA SAAT AKAN MENGUBAH PENGKABELAN APABILA TERDENGAR BUNYI DARI PLC KETIKA POWER DIHUBUNGKAN, SEGERA MATIKAN POWER DAN CEK KEMBALI BAGIAN POWER SUPPLY
MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC Buka file soal 1 pada folder Modul 1 di Desktop;
15
Hubungkan kit input dan kit PLC sesuai dengan alamat yang tertera pada soal; Periksa kembali wiring yang telah dilakukan (baca tabel peringatan di atas!); indikator power dan run nyala seperti pada gambar di bawah ini; Nyalakan saklar untuk power PLC. PLC akan berfungsi secara normal apabila lampu
Download program dari komputer ke dalam PLC. (Baca cara mendownload di Appendix A);
Analisis, gambarkan ladder digramnya, buatlah flowchartnya, dan buat gambar wiringnya pada lembar jurnal yang telah disediakan.
16
MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC Rancanglah pengkabelan dengan metode sourcing-sinking; wiringnya pada lembar jurnal yang telah disediakan.
17
MENGAKHIRI PERCOBAAN
Matikan MCB dan saklar terlebih dahulu Lepas semua jumper dari kit praktikum disediakan dilakukan Pastikan tidak ada lagi sambungan catuan daya pada PLC Pisahkan jumper sesuai dengan warna dan ukurannya Letakkan kembali PLC, kit praktikum, jumper, dan tool box pada meja tempat yang Buku praktikum dikembalikan kembali kepada asisten untuk diperiksa Buku praktikum dapat diambil kembali maksimal tiga (3) hari setelah praktikum selesai
18
PRAKTIKUM 2
GERBANG LOGIKA DAN INSTRUKSI PEMROGRAMAN PLC
TUJUAN
Praktikan mampu memahami dan menerapkan sistem otomasi dengan menggunakan PLC CX-One Praktikan mampu memahami dan melakukan pengoperasian terhadap software Praktikan mampu merancang dan membangun sistem otomasi sederhana dengan memanfaatkan software PLC Praktikan mampu memahami dan menerapkan pengkomunikasian infornasi dari bahasa ladder diagram ke dalam PLC Mempelajari modul praktikum sebelum pelaksanaannya
PERSIAPAN
Gerbang logika AND adalah jenis gerbang logika yang memiliki input lebih dari dua (2) dan (1) hanya dan hanya jika semua input berlogika satu (1).
hanya memiliki satu (1) buah output. Output dari gerbang logika AND akan berlogika satu
20
Representasi gerbang logika AND dalam ladder diagram menggunakan contact (bisa
GERBANG LOGIKA OR
Gerbang logika OR adalah jenis gerbang logika yang memiliki input lebih dari dua (2) dan dan hanya jika semua input berlogika nol (0). hanya mimiliki satu (1) buat output. Output gerbang logika OR akan berlogika nol (0) hanya
Apabila input berlogika nol (0), maka outputnya akan berlogika satu (1), begitu pula
21
MENGGUNAKAN CX-PROGRAMMER
Jalankan CX-Programmer
22
program CX-Programmer
Klik New pada toolbar maka akan muncul window seperti di bawah ini
DeviceName hanya untuk memberikan nama pada program yang akan dibuat praktikum yaitu CP1L
Pada DeviceType ganti jenis PLC sesuai dengan PLC yang digunakan pada saat
23
LADDER DIAGRAM
Bahasa pemrograman yang dapat dipakai pada PLC beraneka ragam. Berdasarkan standar merupakan tiruan dari relaylogic. dari IEC 61131 terdapat lima (5) macam jenis pemrograman untuk PLC. Jenis pemrograman
yang paling banyak dipakai adalah LadderDiagram (LD) karena bentuk pemrogramannya
TIMER (TIM)
Timer adalah instruksi yang menghasilkan waktu jeda (delay) ON/OFF dalam waktu digunakan pada PLC OMRON CP1L beraneka ragam. Banyaknya jenis timer dapat dilihat pada gambar di bawah ini. tertentu. Lamanya delay Timer ditentukan oleh pengguna (user). Timer yang dapat
24
mengurangkan nilai Set Value (SV) yang bisa diatur oleh user dengan basis 0,1 detik (100ms).
Pada modul ini hanya akan dibahas timer dasar (TIM). TIM beroperasi dengan
yang diinginkan oleh user. Apabila input TIM berubah dari logika nol (0) ke logika satu (1), menghitung mundur selama input TIM berlogika satu (1). Apabila sudah mencapai waktu berlogika satu (1).
maka timer akan menghitung mundur dari nilai SV yang sudah diatur. Timer akan terus
Timernumber (N) adalah alamat untuk timer TIM. Setvalue (SV) adalah nilai delay
0000 detik, maka CompletionFlag(flag penanda penghitungan mundur sudah selesai) akan
nol.
Untuk mereset timer dapat dilakukan dengan cara membuat input timer berlogika
COUNTER (CNT)
Counter adalah instruksi yang digunakan untuk mencacah (count) dalam jumlah yang sudah ditentukan. Input dari counter bisa sebuah sensor yang digunakan untuk menghitung banyaknya masukan. Maksimal jumlah bilangan yang dapat dicacah berkisar dari 0-9999.
25
dari counter diambil dari logika diskrit pada port PLC. bilangan yang diinginkan.
Secara umum, jenis counter dibagi dua (2), yaitu up-counter dan down-counter. Input Up-counter adalah counter yang menghitung naik dari nol (0) sampai kepada
Gambar di atas merupakan contoh dari up-counter. Setiap ada input berlogika sampai inputnya berlogika nol (0). kepada nol (0). Down-counter adalah counter yang menghitung turun dari bilangan sampai
satu (1) pada port PLC yang ditentukan oleh user, counterbertambah satu
26
Gambar di atas merupakan contoh dari down-counter. Setiap ada input berlogika pada Appendix A.
satu (1) pada port PLC yang ditentukan oleh user, counterberkurang satu sampai
LATCHING RELAY
ditekan lagi. Penggunaannya ialah dengan menghubungkan output (coil) dengan input (contact) seperti pada gambar di bawah ini. Penghubungannya dapat dilakukan dengan memberikan alamat yang sama.
Latching relay digunakan untuk membuat output terus berjalan walaupun input sudah tidak
27
PRAKTIKUM
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
PLC OMRON CP1L Tool box Kit hardware praktikum Jumper secukupnya peserta praktikum
MENGAWALI PERCOBAAN
Ambil PLC, kit hardware praktikum, toolbox, dan jumper yang sudah disediakan ke meja Pada kit praktikum sudah dihubungkan jumper dari input module dan output module ke terminal dan dari power supply ke PLC Jalankan program CX-One pada komputer masing-masing kelompok
28
PERINGATAN!
PERHATIKAN PADA BAGIAN POWER SUPPLY UNTUK PLC YANG MENGGUNAKAN TEGANGAN AC, JANGAN SAMPAI TERTUKAR POLARITAS TEGANGAN DAN PASTIKAN SEMUA JUMPER SUDAH TERHUBUNG DENGAN BAIK DENGAN MULTIMETER PERHATIKAN PADA SAAT MENGHUBUNGKAN KABEL APABILA BAGIAN INPUT MODULE MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING, MAKA PADA OUTPUT MODULE HARUS MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING (JANGAN SAMPAI TERTUKAR!) SELALU MATIKAN DAHULU PLC PADA SAAT AKAN MENGUBAH PENGKABELAN APABILA TERDENGAR BUNYI DARI PLC KETIKA POWER DIHUBUNGKAN, SEGERA MATIKAN POWER DAN CEK KEMBALI BAGIAN POWER SUPPLY
29
b. Program Counter
Aplikasikan program tersebut pada kit praktikum; Isi jurnal praktikum dengan lengkap.
30
Ketika Sensor dua (2) mendeteksi benda, konveyor akan mati selama sepuluh (10) detik lalu PLC menghitung banyaknya benda yang dideteksi Sensor dua (2).
TUGAS: Buatlah program sesuai dengan kasus di atas pada CX-Programmer; Aplikasikan program tersebut pada kit praktikum; Isi jurnal praktikum dengan lengkap; Jelaskan cara kerja program yang dibuat kepada Asisten.
31
Pada saat Sensor 3 ON maka Motor 2 akan ON sehingga copper plate dapat Pada saat Sensor 2 ON maka Motor 1 akan ON dan 3 detik kemudian Motor 2 akan Sensor 1 berguna untuk menghitung jumlah barang yang melewati sensor tersebut
TUGAS: Buatlah program sesuai dengan kasus di atas pada CX-Programmer; Aplikasikan program tersebut pada kit praktikum; Isi jurnal praktikum dengan lengkap; Jelaskan cara kerja program yang dibuat kepada Asisten.
LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI
32
MENGAKHIRI PERCOBAAN
Matikan MCB dan saklar power terlebih dahulu; Lepas semua jumper dari kit praktikum; disediakan; dilakukan. Pastikan tidak ada lagi sambungan catuan daya pada PLC; Pisahkan jumper sesuai dengan warna dan ukurannya; Letakkan kembali PLC, kit praktikum, jumper, dan tool box pada meja tempat yang Buku praktikum dikembalikan kembali kepada asisten untuk diperiksa; Buku praktikum dapat diambil kembali maksimal tiga (3) hari setelah praktikum selesai
PRAKTIKUM 3
PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC
TUJUAN
Praktikan mampu memahami dan melakukan pengoperasian terhadap hardware dan software yang digunakan PLC; Praktikan mampu mengenali beragam instruksi ladder diagram; bahasa ladder diagram ke dalam PLC. modul tiga (3); Praktikan mampu memahami dan menerapkan pengkomunikasian infornasi dari Pelajari kembali materi pada praktikum modul satu (1), modul dua (2), dan Pelajari ladder diagram beserta instruksi-instruksi dasarnya; Pelajari aplikasi PLC secara umum.
PERSIAPAN
PENDAHULUAN
Praktikum kali ini mengaplikasikan materi wiring dan ladder diagram yang telah dipelajari para peserta praktikum untuk mempelajari kembali materi pada dua (2) praktikum sebelumnya dan praktikum yang akan dilakukan. pada praktikum sebelumnya menggunakan program CX-Programmer. Diharapkan kepada
INSTRUKSI TAMBAHAN
COMPARISON INSTRUCTION
Comparison Instruction adalah membandingkan antara suatu nilai dengan nilai lain. Parameter perbandingannya bisa berupa sama dengan (=), tidak sama dengan (<>), lebih atau sama dengan (>=). Jenis-jenis Comparison Instruction seperti pada tabel di bawah ini. kecil dari (<), lebih kecil dari atau sama dengan (<=), lebih besar dari (>), lebih besar dari
34
Dari banyaknya jenis instruksi Comparison Instruction di atas, yang akan dijelaskan dalam modul ini hanya instruksi Input Comparison Instructions dan Compare saja. a. Input Comparison Instructions Instruksi ini membandingkan dua (2) buah masukan dan akan memberikan logika satu (1) apabila kondisi yang diinginkan terpenuhi. S1 dan S2 adalah input yang akan dibandingkan.
Instruksi ini dapat ditempatkan dengan koneksi LD, AND, dan OR. Untuk
di Appendix C.
35
Symbol & options dapat menggunakan enam (6) jenis perbandingan yang dapat dilihat di bawah ini.
b. Compare
Appendix A.
Instruksi compare ini membandingkan dua (2) buah masukan dan mengeluarkan hasilnya pada Arithmetic Flag. S1 dan S2 adalah input yang akan dibandingkan.
36
MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC Arithmetic Flag yang dapat digunakan pada CX-Programmer dapat dilihat
bawah ini.
Status flag pada saat instruksi CMP(020) ini dilakukan dapat dilihat di
salah.
Berikut ini adalah contoh penggunaan dari CMP(020) yang benar dan yang
Appendix A.
37
di bawah ini.
Area yang dapat ditulis pada source (S) dan destination (D) dapat dilihat pada tabel
bawah. Apabila contact 0.00 berlogika satu (1), maka data 1000 akan dipindahkan ke D100 (Data Memory).
Contoh penggunaan instruksi MOV dalam program dapat dilihat pada gambar di
38
PRAKTIKUM
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
PLC OMRON CP1L-M30DR-A Kit hardware praktikum Tool box Jumper secukupnya peserta praktikum
MENGAWALI PRAKTIKUM
Ambil PLC, kit hardware praktikum, toolbox, dan jumper yang sudah disediakan ke meja Pada kit praktikum sudah dihubungkan jumper dari input module dan output module ke terminal dan dari power supply ke PLC Jalankan program CX-One pada komputer masing-masing kelompok
PERINGATAN!
PERHATIKAN PADA BAGIAN POWER SUPPLY UNTUK PLC YANG MENGGUNAKAN TEGANGAN AC, JANGAN SAMPAI TERTUKAR POLARITAS TEGANGAN DAN PASTIKAN SEMUA JUMPER SUDAH TERHUBUNG DENGAN BAIK DENGAN MULTIMETER PERHATIKAN PADA SAAT MENGHUBUNGKAN KABEL APABILA BAGIAN INPUT MODULE MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING, MAKA PADA OUTPUT MODULE HARUS MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING (JANGAN SAMPAI TERTUKAR!) SELALU MATIKAN DAHULU PLC PADA SAAT AKAN MENGUBAH PENGKABELAN APABILA TERDENGAR BUNYI DARI PLC KETIKA POWER DIHUBUNGKAN, SEGERA MATIKAN POWER DAN CEK KEMBALI BAGIAN POWER SUPPLY
MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC Sistem ini berjalan otomatis dengan menempatkan botol minuman, yang sudah diisi air dan diberi tutup botol, pada kardus yang disediakan. Sistem akan bekerja sebagai berikut:
39
Ketika tombol Start dalam keadaan ON, maka konveyor akan bergerak;
Jika Sensor satu (1) mendeteksi adanya botol minuman, maka konveyor akan berhenti dan solenoid valve akan terbuka selama tiga (3) detik untuk mengisi air (filling water); Setelah selesai melakukan pengisian air, konveyor akan bergerak kembali; berhenti dan botol akan diberi penutup botol (capping); Setelah selesai memberi tutup botol, konveyor akan bergerak kembali; Jika Sensor dua (2) mendeteksi adanya botol minuman, maka konveyor akan kembali Sensor tiga (3) akan membaca jumlah botol yang sudah selesai diisi air ( filling) dan diberi tutup (capping). Setelah membaca sampai empat (4) kali, konveyor akan berhenti botol ke dalam box. dan Solenoid akan bergerak selama lima (5) detik untuk memindahkan empat (4) buah
40
EKSPERIMEN
2:
PENGECATAN
BARANG
(diambil
dari
www.lombaplc.tf.itb.ac.id)
Sistem pengecatan otomatis bekerja dengan menyemprotkan dua (2) buah warna pada akan OFF ketika mendeteksi tidak ada benda. Sistem bekerja sebagai berikut: objek untuk mendapatkan warna tertentu. Terdapat dua (2) buah sensor, LS1 dan LS2, yang
berfungsi untuk mendeteksi benda. Sensor akan ON ketika mendeteksi ada benda dan
Ketika tombol Start dalam keadaan ON, maka Lampu Indikator (Indicator Lamp) akan ON dan Motor Konveyor berjalan; Ketika sensor LS1 dalam keadaan ON, Motor Konveyor langsung OFF dan Green Spray langsung menyemprotkan warna Hijau sebanyak dua (2) kali. Lama setiap penyemprotan masing-masing warna Hijau ini adalah dua (2) dan tiga (3) detik dengan selang waktu antara penyemprotan pertama dan kedua adalah dua (2) detik;
Setelah warna Hijau disemprotkan sebanyak dua (2) kali dan diiringi dengan selang selang waktu penyemprotan pertama dan kedua adalah satu (1) detik;
waktunya, maka Red Spray langsung bekerja dan menyemprotkan warna Merah Setelah warna terakhir selesai disemprotkan dan diiringi dengan selang waktunya kembali bergerak.
sebanyak dua (2) kali. Lama setiap penyemprotan ini adalah tiga (3) detik dengan selanjutnya Motor Konveyor langsung ON lagi. Jika sensor LS2 dalam keadaan ON, maka Motor Konveyor berhenti. Dan jika LS2 dalam keadaan OFF, Motor Konveyor
41
Nilai analog ini akan dibandingkan dengan batasan-batasan warna sebagai berikut: Batas nilai analog untuk warna merah adalah #0-#200; Batas nilai analog untuk warna kuning adalah #201-#400; Batas nilai analog untuk warna hijau adalah #401-#600; *gunakan instruksi MOV untuk menyimpan data analog dalam format word *gunakan instruksi compare (bisa 300-328 atau 020) untuk memutuskan warna. Sistem akan bekerja sebagai berikut: konveyor; Terdapat switch start/stop yang berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan Pada saat benda menyentuh sensor satu (1), nilai analog dari warna benda tersebut akan dibaca dan akan dibandingkan untuk memutuskan apa warna benda tersebut; benda (merah, kuning, hijau); Warna benda yang dibaca akan menghidupkan lampu indikator sesuai dengan warna Saat benda berada pada sensor dua (2), solenoid akan bergerak untuk memisahkan benda berdasarkan warnanya masing-masing.
42
MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC Sistem ini bekerja untuk memproses daun teh menjadi serbuk teh yang siap kemas menjadi (1) mesin penggiling, dan satu (1) mesin oven.
teh celup kemasan. Sistem mengunakan enam (6) buah sensor, dua (2) buah konveyor, satu
Ketika tombol Start ditekan, maka sistem akan ON dengan konveyor 1 dalam Ketika Sensor 1 dalam keadaan ON maka Konveyor 1 akan mati dan mesin penggiling akan bekerja selama 20 menit; keadaan OFF; Sensor 6; Jika Sensor 3 dalam keadaan ON Setelah 20 menit Valve akan terbuka dan akan menutup kembali saat Sensor 2 dalam Konveyor 2 akan ON. Konveyor 2 akan mati ketika semua benda telah melewati atau oven masih dalam kondisi kerja, maka
Oven akan bekerja saat Sensor 4 mendeteksi benda dan akan mati saat benda telah melewati Sensor 5.
43
mobil yang berbeda-beda. Para pengguna dapat memilih jenis sabun dengan cara
Koin 3 Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya
memasukkan tiga (3) buah kombinasi koin sebelum menjalankan sistem. Kombinasi koin
Tidak
Pengguna memasukkan kombinasi koin yang sesuai lalu menekan tombol Start. indikator lampu berwarna merah;
Jika kombinasi koin benar, maka sistem akan bekerja dengan indikator lampu berwarna Ketika sistem ON, konveyor akan bergerak membawa mobil pengguna;
hijau. Jika kombinasi salah, maka sistem tidak akan bekerja dengan memberikan Jika mobil sampai pada sensor 1, maka konveyor akan mati dan melakukan penyemprotan air pada mobil selama 10 detik. Setelah itu, konveyor bergerak kembali;
44
MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC Jika mobil sampai pada sensor 2, maka konveyor akan mati dan melakukan penyemprotan sabun yang sudah dipilih sebelumnya pada mobil selama 7 detik. Setelah itu, konveyor bergerak kembali; kembali; penyemprotan air kembali pada mobil selama 15 detik. Setelah itu, konveyor bergerak pada mobil selama 20 detik. Setelah itu, konveyor bergerak kembali; Jika mobil sampai pada sensor 3, maka konveyor akan mati dan melakukan Jika mobil sampai pada sensor 4, maka konveyor akan mati dan melakukan pengeringan Jika mobil sampai pada sensor 5, maka konveyor akan mati dan sistem selesai.
45
MENGAKHIRI PERCOBAAN
Matikan MCB dan saklar terlebih dahulu Lepas semua jumper dari kit praktikum disediakan dilakukan Pastikan tidak ada lagi sambungan catuan daya pada PLC Pisahkan jumper sesuai dengan warna dan ukurannya Letakkan kembali PLC, kit praktikum, jumper, dan tool box pada meja tempat yang Buku praktikum dikembalikan kembali kepada asisten untuk diperiksa Buku praktikum dapat diambil kembali maksimal tiga (3) hari setelah praktikum selesai
46
PRAKTIKUM 4
APLIKASI PADA KIT CONVEYOR
TUJUAN
Peserta mampu memahami cara kerja konveyor secara sederhana; Peserta mampu mengaplikasikan program pada kit Conveyor pratikum.
KONVEYOR
Konveyor merupakan alat yang berfungsi untuk memindahkan benda dari suatu tempat ke tempat conveyor dan belt conveyor. Gravity Conveyor
lain. Kenveyor terdapat dua (2) jenis bergantung pada caranya benda dipindahkan yaitu gravity Gravity conveyor adalah jenis konveyor yang dapat bergerak melawan gravitasi bumi dan conveyor tidak menggunakan energi listrik untuk memindahkan barang.
memanfaatkan gravitasi bumi. Konveyor ini bergerak ke atas atau ke bawah. Gravity
Belt Conveyor Belt Conveyor adalah jenis konveyor yang terdapat sabuk (belt) yang digerakkan secara elektrik oleh sebuah motor. Motor yang dipakai dapat menggunakan motor DC atau motor AC sesuai dengan kebutuhan.
adalah tempat dimana barang ditaruh untuk dipindahkan. Katrol adalah bagian untuk memutar belt konveyor yang terdiri dari dua (2) buah. Bagian utama katrol terhubung
LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
Belt conveyor terdiri dari alas (bed), batang (shaft), katrol (pulley), dan motor. Bed
48
MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC langsung ke motor dan bagian lainnya sebagai tempat memutarnya konveyor. Motor adalah bagian untuk memutarkan katrol utama.
menit). Oleh karena itu, motor pada konveyor dihubungkan ke gear box yang berfungsi untuk menurunkan banyaknya putaran motor sekaligus meningkatkan torsi dari motor. Dengan torsi yang besar maka dapat menggerakkan benda yang jauh lebih berat.
Motor memiliki tingkat putaran yang cukup tinggi (bisa di atas 1700 putaran per
MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC Berikut ini adalah penampang belt konveyor.
49
PRAKTIKUM
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
PLC OMRON CP1L-M30DR-A Kit hardware praktikum Tool box Jumper secukupnya
MENGAWALI PRAKTIKUM
Ambil PLC, kit hardware praktikum, toolbox, dan jumper yang sudah disediakan ke meja peserta praktikum Pada kit praktikum sudah dihubungkan jumper dari input module dan output module ke terminal dan dari power supply ke PLC Jalankan program CX-One pada komputer masing-masing kelompok
PERINGATAN!
50
MODUL 3: PERANCANGAN LADDER DIAGRAM PLC PERHATIKAN PADA BAGIAN POWER SUPPLY UNTUK PLC YANG
MENGGUNAKAN TEGANGAN AC, JANGAN SAMPAI TERTUKAR POLARITAS TEGANGAN DAN PASTIKAN SEMUA JUMPER SUDAH TERHUBUNG DENGAN BAIK DENGAN MULTIMETER PERHATIKAN PADA SAAT MENGHUBUNGKAN KABEL APABILA BAGIAN INPUT MODULE MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING, MAKA PADA OUTPUT MODULE HARUS MENGGUNAKAN MODE SINKING-SOURCING (JANGAN SAMPAI TERTUKAR!) SELALU MATIKAN DAHULU PLC PADA SAAT AKAN MENGUBAH PENGKABELAN APABILA TERDENGAR BUNYI DARI PLC KETIKA POWER DIHUBUNGKAN, SEGERA MATIKAN POWER DAN CEK KEMBALI BAGIAN POWER SUPPLY
EKSPERIMEN
Buatlah sebuah program bebas dengan memanfaatkan Conveyor Simulator Unit CU-4001. Keterangan tentang Conveyor Simulator CU-4001 bisa dibaca di Appendix E. Ketentuan pembuatan program adalah sebagai berikut: Gunakan semua jenis sensor dan aktuator yang ada; Ketentuan eksperimen adalah sebagai berikut:
Gunakan instruksi yang sudah dipelajari pada modul dua (2) dan modul tiga (3). Simpan program yang telah dibuat ke dalam folder dengan nama sesuai dengan nomor kelompok masing-masing peserta; Isi jurnal praktikum; CU-4001. Terapkan hasil program yang telah dibuat pada Conveyor Simulator CU-4001;
Program harus berfungsi dengan baik sebelum diterapkan pada Conveyor Simulator
51
MENGAKHIRI PERCOBAAN
Matikan MCB dan saklar terlebih dahulu Lepas semua jumper dari kit praktikum disediakan dilakukan Pastikan tidak ada lagi sambungan catuan daya pada PLC Pisahkan jumper sesuai dengan warna dan ukurannya Letakkan kembali PLC, kit praktikum, jumper, dan tool box pada meja tempat yang Buku praktikum dikembalikan kembali kepada asisten untuk diperiksa Buku praktikum dapat diambil kembali maksimal tiga (3) hari setelah praktikum selesai
52
2. Kaitkan bagian belakang CP1L pada DIN track seperti gambar di bawah
3. Pastikan CP1L terpasang dengan baik, lalu dorong pengunci dudukan DIN track
54
DIMENSI CP1L
APPENDIX A: PLC OMRON CP1L-M30DR-A/D Gambar di bawah merupakan input module CP1L dan tempat sumber catuan tegangan AC.
55
Keterangan :
1) Input tegangan yang dibolehkan berkisar 100-240 VAC pada 2) Functional ground (LG) berguna sebagai ground yang bebas noise 3) Protective ground (GR) berguna untuk melindungi PLC dari 4) Jenis kepala kabel (skun) yang disarankan untuk menghindari kabel electrical shock yang dihubungkan dengan bumi; terlepas dari rangkaian untuk menghindari malfungsi dari PLC; frekuensi 50/60 Hz.
1) Wiring input. Lakukan wiring untuk input module seperti pada gambar di bawah ini. Sumber tegangan DC yang digunakan didapat dari tegangan output DC pada PLC
2) Wiring output. Lakukan wiring untuk output module seperti pada atau AC sesuai dengan kebutuhan beban yang digunakan.
56
1) Wiring input. Lakukan wiring untuk input module seperti pada unit DC input dari PLC
2) Wiring output. Lakukan wiring untuk output module seperti pada tegangan input PLC
APPENDIX B: CX-PROGRAMMER
PENDAHULUAN
CX-Programmer adalah software yang digunakan untuk memprogram PLC merek OMRON dengan produksi OMRON. WORK ONLINE menggunakan ladder diagram. CX-Programmer merupakan salah satu bagian dari program CX-One 1. Buka program pada CX-Programmer 2. Pilih [PLC]-[Work Online]
3. Klik Yes
5. Apabila terhubung antara contact dan coil, akan terlihat warna hijau
58
APPENDIX B: CX-PROGRAMMER DOWNLOAD KE PLC 1. Pada CX-Programmer, pilih [PLC]-[Transfer]-[To PLC] 2. Akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini, klik OK
4. Transfer selesai
APPENDIX B: CX-PROGRAMMER
59
INSTRUKSI DASAR
Contact Normally Open (NO) 1. Ketikkan [C] dari keyboard maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini
2. Klik OK, maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini
3. Setelah di klik OK, maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini
Contact Normally Closed (NC) 1. Ketikkan [/] dari keyboard, maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini
Klik OK, maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini
2. Setelah di klik OK, maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini
60
APPENDIX B: CX-PROGRAMMER Coil 1. Ketikkan [O] dari keyboard, maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini
3. Setelah di klik OK, maka akan muncul dialog seperti di bawah ini
Alamat dari coil ditentukan menyesuaikan dengan port PLC Ketik R untuk menormalisasi
TIMER COUNTER Timer (TIM) 1. Ketik [I] pada keyboard lalu ketikkan TIM_[alamat]_[lamanya delay dalam satuan ms]
2. TIM untuk memilih jenis timer yang ada. 0 untuk mengisi alamat timer. #30 adalah 3. Peletakkan pada ladder diagram bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
LABORATORIUM AUTOMASI INDUSTRI
APPENDIX B: CX-PROGRAMMER
61
Counter (CNT) 1. Tekan [I] pada keyboard lalu ketikkan CNT_[alamat]_[banyaknya counter] 2. Contoh penggunaan counter
4. Tampilan setelahnya
62
APPENDIX B: CX-PROGRAMMER
EDIT OF RUNGS
Copy & Paste 1. Pilih bagian yang akan disalin (copy) 2. Klik pada keyboard [Ctrl+C]
COMPARISON INSTRUCTION
Input Comparison Instruction 1. Ketikkan [I] pada keyboard untuk menampilkan jendela instruksi dipilih 2. Ketik angka 300-328 untuk memilih jenis Input Comparison Instruction yang akan
3. Dengan mengetikkan angkanya akan otomatis mengubah simbol Input Comparison Instruction yang akan digunakan
APPENDIX B: CX-PROGRAMMER
63
Compare 1. Ketikkan [I] pada keyboard untuk menampilkan jendela instruksi 2. Ketikkan angka 020 atau CMP
4. Ketikkan [C] atau [/] pada keyboard untuk memunculkan contact Normally Open 5. Arithmetic Flag dapat dimunculkan dengan format P_arithmetic logic (NO) atau Normally Closed (NC)
64
APPENDIX B: CX-PROGRAMMER
66
68
POWER SUPPLY
Kit ini menggunakan catuan AC 220V-230V dengan besar arus 0,5 A.
68
Setelah bagian catu daya terpasang, hidupkan sistem dengan menekan switch ke posisi ON.
Bagian input terdapat pada bagian kiri dari kit ini. Cara pemakaian dari bagian input adalah dari PLC.
dengan melakukan wiring yang sesuai. Bagian ini akan dihubungkan dengan input module
Limit switch terletak pada bagian awal dan akhir dari conveyor. Wiring dari limit switch adalah Normally Open (NO). Jika limit switch berlogika 1, maka lampu LED merah yang ada di samping limit switch akan menyala.
69
Proximity sensor yang ada pada kit ini terdapat dua (2) jenis berdasarkan fungsinya, yaitu benda dengan ketinggian tinggi. Pada bagian awal conveyor, terdapat dua (2) buah sensor
proximity sensor yang mendeteksi benda dengan ketinggian rendah dan yang mendeteksi proximity dengan nama PS-1 dan PS-2. PS-1 mendeteksi benda dengan ketinggian rendah, sensor terdapat PS-1 ADJ dan PS-2 ADJ yang berfungsi untuk mengubah jarak jangkau sensor dalam mendeteksi benda. sedangkan PS-2 mendeteksi bedan dengan ketinggian tinggi. Di bagian samping kanan dari
70
Proximity sensor yang terakhir adalah PS-3 yang terletak di bagian akhir dari conveyor. PS-3 3 juga terdapat PS-3 ADJ yang berfungsi untuk mengatur jarak jangkau dari PS-3. Pada kit ADJ. terjadi kesalahan dalam mencetak nomor yang tertulis seharusnya PS-3 ADJ, bukan PS-2
mendeteksi benda dengan ketinggian yang rendah, sama seperti PS-1. Di samping kanan PS-
APPENDIX C: DAFTAR FUNGSI 300-328 Output yang ada pada kit ini berupa tampilan counter dan solenoid. Tampilan counter akan menampilkan digit secara naik (dari 00-99).
71
Solenoid berfungsi untuk menyortir barang yang lewat. Solenoid yang ada di bagian awal solenoid ini dapat dikendalikan secara manual atau melalui PLC. Apabila ingin dicoba secara sesuai.
adalah soledoid SO-1. Solenoid yang ada di bagian akhir adalah solenoid SO-2. Kedua manual, maka dapat menekan push button yang terdapat di samping masing-masing solenoid. Apabila ingin dikendalikan melalui PLC, maka dapat melakukan wiring yang
72
Jika ingin conveyor dikendalikan secara otomatis, maka dapat menggunakan port output yang ada pada bagian kanan atas dari kit ini. Wiring pada port output harus dilakukan tinggi (HIGH SPEED) dengan baik, sesuai dengan jenis wiring yang digunakan (sinking atau sourcing). Kecepatan motor yang digunakan terdapat dua (2), yaitu kecepatan normal (MOTOR) dan kecepatan