You are on page 1of 3

LAPORAN PENDAHULUAN

SEPTUM DEVIASI

Nama NIM Tempat Praktik Tg% Praktik Nama * TT+ Pem,im,ing aran Pem,im,ing

: Ummu Muntamah : G6B 204 036 : Ruang Mata (A4) Rumah akit !r" #ar$a!i : 3& Mei ' ( )uni 2004 : -k. Purn.m./ #p : Baik 0ukup : :

+i%engkapi :

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2004

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SEPTUM DEVIASI Definisi : Suatu kelainan dari bentuk hidung yang tidak lurus sempurna digaris tengah. Bentuk septum normal ialah lurus di tengah rongga hidung. Deviasi septum yang ringan tidak akan mengganggu, akan tetapi bila deviasi itu cukup berat, menyebabkan penyempitan pada satu sisi hidung. Dengan demikian dapat mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi. Etio o!i Penyebab yang paling sering adalah trauma. Trauma dapat terjadi sesudah lahir, pada waktu partus atau bahkan pada masa janin intra uterin. Penyebab lainnya adalah ketidakseimbangan pertumbuhan. Tulang rawan septum nasi terus tumbuh, meskipun batas superior dan inferior telah menetap. Dengan demikian terjadilah deviasi pada septum nasi tersebut. "ent#$ Defo%&itos Bentuk deformitos septum ialah Berbentuk huruf ! atau S Dislokasi yaitu bagian bawah kartilago septum keluar dari krista maksila dan masuk ke dalam rongga hidung Penonjolan tulang atau tulang rawan septum, bila memanjang dari depan kebelakang disebut krista, dan bila sangat runcing dan pipih disebut spina Bila deviasi atau krista septum bertemu dan melekat dengan konka dihadapannya disebut sinekia. Ge'( ( K ini$

"eluhan yang paling sering pada deviasi septum aialh sumbatan hidung. Sumbatan bisa unilateral, dapat pula bilateral, sebab pada sisi deviasi terdapat konka hipotrofi, sebagai akibat mekanisme kompensasi. "eluhan lainnya ialah rasa nyeri dikepala dan disekitar mata. Selain dari itu penciuman bisa terganggun apabila terdapat deviasi pada bagian atas septum. Deviasi septum dapat menyumbat ostium sinus, sehingga merupakan faktor predisposisi terjadinya sinusitis. Te%()i Bila gejala tidak ada atau keluhan sangat ringan, tidak perlu dilakukan tindakan koreksi septum. #da $ jenis tindakan opertaif yang dapat dilakukan pada pasien dengan keluhan yang nyata yaitu reseksi submukosa dan septoplasti. %eseksi submukosa Pada operasi ini muko perikondrium dan mukoperiostium kedua sisi dilepaskan dari tulang rawan dan tulangs eptum. Bagian tulang atau tulang rawan dari eptum kemudian diangkat, sehingga muoperikondrium dan mukoperiostium sisi kiri kanan akan langsung bertemu digaris tengah. %eaksi submukosa dapat menyebabkan komplikasi seperti terjadninya hidung pelana &saddle nose' akibat turunnya puncak hidung. (leh karena bagian atas tulang rawan septum terlalu banyak diangkat. Septoplasti atau reposisi septum Pada operasi ini tulang rawan yang bengkok direposisi. )anya bagian yang berlebihan saja yang dikeluarkan. Dengan cara operasi ini dapat dicegah komplikasi yang mungkin timbul pada operasi reseksi submukosa, seperti terjadinya perforasi septum dan hidung pelana.

You might also like